Cinta Di Ujung Senja
"Ma, besok ada acara tour dari kantor. Kia ikut ya ma?" pinta gadis muda itu.
"Boleh, asal Syarifah ikut." ucap Fatimah ibunya Kiara.
"Males" bisik Kiara dengan kesal.
"Ko' gitu?, Biar ada yang jaga kamu disana."
"Ma.., bisa nggak sih, sehari saja tanpa Syarifah." Wajahnya di tekuk, dia malas mau kemana-mana harus ada Syarifah, Kiara merasa orang tua nya lebih menyayangi Syarifah ketimbang dirinya.
"Kasihan Syarifah sayang, dirumah sendirian. Besok Mama dan Papa mau keluar kota. Bibi juga tidak bisa kalau nginap." tutur Mama Fatimah
"Tapi, Ma?"
"Sudah.., Syarifah pasti bisa menjagamu, Kia."
"Mm, baiklah" jawabnya sedikit kesal.
Gadis itu malas jika membahas tentang Syarifah, dia benci dengan gadis itu.
Syarifah anak angkat Mama Fatimah dan Papa Husin, tanpa persetujuan Kiara, kedua Orang tuanya membawa gadis itu masuk kedalam rumah dan menjadikan Kakak angkat untuk Kiara.
Gadis pendiam, bermata hijau. Wajahnya teduh. Hijab panjangnya menambah keindahan pada wanita itu. Tetapi, bagi Kiara, Syarifah wanita sok cantik, sok lugu, munafik dan suka cari muka.
Gadis itu membenci Syarifah, dia benci karena orang tua nya sangat lembut kepada Syarifah.
Awalnya biasa saja, hanya benci kasih sayang orang tuanya terbagi. Tetapi, dia semakin benci karena Malik melirik Syarifah.
Menurut mereka Syarifah sangat cantik, tapi, menurut Kiara dia hanya suka cari muka dan sok lugu.
Malik lelaki yang sudah lama di idam-idamkan seorang Kiara ternyata terang-terangan memintanya menjadi Mak comblang.
Sebenarnya, sejak Syarifah dirumah, Kiara sudah melarang ketiga temannya itu datang kerumah, dia tidak mau Malik suka dengan Syarifah. Ternyata tanpa sepengetahuan Kiara, Malik ke rumahnya mengantar titipan dari orang tuanya, akhirnya Malik berjumpa dengan Syarifah, saat wanita itu membuka pintu.
Dari pertemuan itu, Malik sering kirim salam dan meminta Kiara jadi Mak comblang nya. Tetapi, Kiara tidak akan pernah menjodohkannya apalagi menyampaikan salam dari Malik.
***
"Syarifah, besok Mama dan Papa keluar kota, kamu sama Kiara ya Nak" ujar Mama Fatimah
"Iya ma."
"Lagi ngapain?" tanya mama heran, Syarifah terlihat sibuk di dapur.
"Ini ma, masak makanan kesukaan Kiara, mie goreng seafood." sembari menunjukkan masakan buatannya.
"Kayaknya enak, wangi banget" sambil mengambil sendok dan piring. Lalu, mengisi piring seraya mencicipinya.
"Bagaimana Ma, apa yang kurang" sambil menunggu Mama Fatimah mengunyah.
"Enak banget sayang. Mama bawa sedikit untuk Papa ya." sambil mengisi kembali piring ditangannya.
"Iya Ma, ambil saja. Tadi Syarifah masak banyak 'ko." ujarnya sambil tersenyum.
"Mm, wangi.., masak apa sih" tanya Kiara yang tiba-tiba nongol.
"Ini kakak Syarifah masak spesial untuk Kiara." sahut Mama Fatimah.
"Ooh" balasnya tidak seantusias tadi.
"Ayo, cobalah Nak, enak banget. Tadi Mama sudah mencicipinya." sambil mendekatkan piring ke hadapan Kiara.
"Enggak Ma, Kiara kenyang." menjauhkan piring dari hadapannya.
"Cobalah Nak, cicipi sedikit saja. Kakak tadi sudah masak spesial untuk Kiara, hargai Kak Syarifah, Nak" sambil mendekatkan piring kembali.
"Mm, baiklah. Jika mama memaksa."
Kiara mencicipi sedikit, ternyata enak, kembali gadis itu menyuapkan ke mulutnya hingga makanan itu habis.
"Ini lapar apa doyan" goda Mama Fatimah.
"Eh, Ma, enggak terasa soalnya" ujar Kiara menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Bilang saja enak." ledek Mama
"Ih, Mama" kesal, Kiara berlari memasuki kamarnya.
Mama dan Syarifah tersenyum melihat tingkah Kiara.
"Maafkan anak Mama ya sayang, walaupun sudah besar, Kiara masih kekanak-kanakan." ujar Mama Fatimah.
"Tidak apa-apa ma, Syarifah ngerti ko', mungkin Kiara cemburu saat kasih sayang Mama dan Papa terbagi." tutur gadis bermata hijau itu.
"Jangan bilang begitu sayang, Syarifah sudah menjadi bagian dari keluarga Husin, kalau bukan karena kamu , mungkin Papa dan Mama tidak akan disini." ucap Mama Fatimah.
"Ma.., jangan bilang begitu, itu sudah takdir Allah. Mama dan papa selamat itu semua karena Allah bukan karena Syarifah." Wanita itu tersenyum lembut, wajahnya yang teduh membuat orang lain yang melihatnya merasa nyaman.
"Iya sayang, Mama ingin sekali Syarifah membimbing Kiara, menjadi gadis baik, menutup rambutnya dan menjadi wanita solehah." ungkap Mama
"Semoga Allah menjadikan keinginan Mama menjadi kenyataan." Ucap Syarifah tulus
"Aamiin." balas Mama tulus.
Kiara yang hendak ke dapur, tanpa sengaja mendengar pembicaraan Mama dan Syarifah. Hatinya semakin panas, dan semakin memupuk benci.
Kiara kemudian berbalik, mengurungkan niatnya. Gadis itu kembali masuk kedalam kamar serta mengunci pintu kamarnya.
***
"Tok tok tok"
"Assalamu'alaikum" terdengar salam dari luar
"Wa'alaikum salam," buru-buru Syarifah berjalan dari dapur, ketika hendak membuka pintu, Kiara tiba-tiba datang dan menyuruhnya kembali ke dapur.
"Hai, masuk-masuk." Kiara membuka pintu sembari mempersilahkan tamunya masuk.
Malik, Rosi, Maura, teman sekantor Kiara. Mereka berkunjung untuk kegiatan besok. Mereka tampak asyik berbincang sesekali terdengar tawa canda.
Syarifah datang membawa minuman serta cemilan, Dia tersenyum pada teman-teman Kiara, sambil menuangkan minuman ke dalam gelas.
"Silahkan diminum" ucap Syarifah.
Tatapan Malik tidak lepas dari wanita berwajah teduh itu dan membalas senyum Syarifah, " terimakasih" ucapnya.
Syarifah mengangguk kemudian, beranjak dari ruang tamu.
"Ingin sekali rasanya punya teman" batin wanita itu.
Sementara Kiara tidak suka dengan keramahan Syarifah. bisik-bisik dari temannya membuat ia semakin kesal.
"Kiara, panggilan Syarifah dong." pinta Malik
" Untuk apa sih." sahut Kiara
"Ya untuk cerita, biar rame." balas Malik lagi.
"Enggak usah, dia itu banyak kerjaan, dia kan cuma pembantu." kesal Kiara.
"Kok gitu sih, Kia. dia itu kan saudaramu." sahut Rosi menimpali.
"Kalian sewot banget, dia itu banyak kerjaan, dia juga bukan saudari aku." suaranya sedikit meninggi.
"Mm, sudah, sudah. Kenapa jadi pada ribut. Kamu lagi Malik, Kiara kan, enggak suka, kenapa kamu memaksa." ujar Maura.
"Kita disini membicarakan acara tour besok, gimana jadi apa kagak?" ucap Maura lagi.
"Jadilah, Bokap dan Nyokap udah kasih izin, walaupun harus ikut si Syarifah." sahutnya dengan nada kesal.
Malik tersenyum mendengar Syarifah ikut,
"Jadi, kita kemana nih."
"Pak manager bilang kita ke ujung pulau S." jawab Rosi.
"Ada destinasi wisata disana, dekat perkampungan penduduk. Kemungkinan besar kita nginap di salah satu rumah warga." tutur Maura.
"Dan satu lagi, kita mesti pake ini." sembari menunjuk kepalanya.
"Ribet amat" ujar Kiara.
"Enggak kok, Kiara kan' belum biasa atau belum pernah kali ya" Maura tersenyum.
"Iya deh, entar aku coba pake gituan. di rumah kan ada Hajjah." balasnya, membuat mereka tertawa.
"Eh, ngomong-ngomong itu, siapa sih namanya." tunjuk Maura ke arah dapur
"Syarifah" sahut Malik
"Mm, iya Syarifah. Dia itu cantik banget, iya kan, Matanya itu lho, Apa dia keturunan Turki atau orang turki gitu?" tanya Maura kagum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
larasatiayu
smangattt menarik awal openingnya
2024-10-24
0
Umi Azzam
ceritanya bagus,,,
2023-10-02
0