Sosok Berjubah Hitam

Keesokan harinya, pukul 05.30 Yusa sudah siap berada di depan kos Vina untuk menjemputnya. Vina segera masuk ke mobil Yusa dengan membawa 1 koper dan 1 tas besar. Yusa segera melajukan mobilnya.

Yusa memeluk Vina yang masih ketakutan dan terus menenangkannya.

“Kamu bisa menginap di rumahku untuk sementara waktu, di sana ada mamaku juga. Kamu aman di sana,” tawar Yusa.

Vina mengangguk. “Terima kasih ya Mbak Yusa, aku janji akan segera pergi jika situasi sudah membaik.”

Yusa tersenyum pada Vina. “Jangan khawatir, Vin. Aku senang kok rumahku jadi ramai. Karena semenjak papaku meninggal, rumah besar itu hanya dihuni oleh mama dan aku, juga art.”

20 menit kemudian, mereka sampai di rumah Yusa dan disambut baik oleh mama Yusa. Yusa dan mamanya berusaha menenangkan Vina yang masih terlihat pucat. Mama Yusa juga meminta Vina untuk tidak pergi ke kantor hari ini, agar jiwanya bisa tenang dahulu.

Vina yang masih memiliki banyak pekerjaan, menolak saran mama Yusa, apalagi Arno baru saja mengiriminya pesan jika hari ini ia harus lembur.

Selesai bersiap-siap, Vina dan Yusa berangkat ke kantor bersama.

“Nanti pulang kantor, kamu langsung ke rumahku ya, Vin. Anggap saja rumah sendiri,” tawar Yusa yang berbaik hati pada Vina.

Sampai kantor, Ogen segera menanyakan kondisi Vina. “Kamu tidak kenapa-napa ‘kan Vin? Tapi kenapa dia sampai bisa menerormu 2 kali?”

Vina menggeleng. Ia hanya menjelaskan bahwa teman-teman kosnya memang sudah banyak yang pindah bahkan sebelum Vina mengalami teror ini. Beberapa minggu terakhir, kosnya memang sudah mulai sepi penghuni. Ia baru menyadari bahwa kosnya sudah tak aman.

Sejak kejadian saat itu, Ogen meminta Vina untuk tak keluar sendirian saat malam hari. Ia juga meminta Vina agar langsung pulang setelah pulang kantor. Meskipun, ia sudah lebih tenang karena Vina tak tinggal di sana lagi. Dengan begitu, ia tak akan bertemu orang yang sudah 2 kali menerornya di kos.

###

Yusa yang tak ada jatah lembur, terpaksa meninggalkan Vina yang masih harus lembur. Sejujurnya, ia masih khawatir pada temannya itu. Namun, karena Vina meyakinkan bahwa dirinya akan baik-baik saja, dan juga ada karyawan lain yang sedang lembur, Yusa sedikit tenang dan akan pulang lebih dahulu.

Seperti biasa, Vina segera menyeleseikan pekerjaannya. Karena waktu sudah masuk magribh, ia segera melaksanakan ibadah agar bisa melanjutkan kembali pekerjaannya dan pulang ke rumah Yusa. Tak ada keanehan apa pun saat di mushola, karena memang semuanya sudah terungkap, jadi para tak kasat mata tidak meminta tolong lagi pada Vina dengan menunjukkan keberadaannya.

Selesai sholat, Vina yang sedang melipat mukena, samar-samar mendengar suara seseorang yang berbisik lirih padanya.

Cepat pulang.

Vina pun dibuat bingung mengapa kata-kata itu sering ia dengar. Ia tak bisa memahami apa maksudnya. Namun, ia merasa aneh karena kejadian aneh di kantor terjadi lagi, setelah akhir-akhir ini mereda.

Tanpa mempedulikan suara tersebut, ia bergegas kembali ke meja kerjanya. Dilihatnya, teman kerjanya yang sedang lembur sudah bersiap akan pulang dan berpamitan padanya. Vina pun mengangguk dan mulai melanjutkan pekerjaannya.

Entah mengapa, hari ini kantor terasa sangat sunyi senyap. Satu OB pun tak dilihatnya semenjak ia lembur hari ini. Vina tetap berusaha fokus menyeleseikan pekerjaannya, meski perasaannya sudah tak menentu.

Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang semakin terdengar jelas. Bulu kuduknya berdiri. Batinnya bergejolak, siapa lagi yang akan dilihatnya.

Kali ini, ia ingin menyudahi pekerjaannya dan mulai membereskan barang-barangnya. Tak peduli jika bosnya akan marah karena ia merasa tak nyaman lembur hari ini. Ia berniat akan melanjutkan pekerjaannya di rumah Yusa.

Saat berdiri meninggalkan meja kerjanya, sosok lelaki berjubah hitam kembali menampakkan dirinya. Sekian detik ia membeku, kemudian memilih berlari menghindarinya untuk segera meminta bantuan orang-orang di luar kantor. Dengan cepat sosok berjubah hitam itu mengejarnya dengan membawa sebuah parang tajam di tangan kirinya. Vina tanpa sadar berlari melangkahkah kakinya hingga melewati 3 anak tangga sekaligus.

Sini, Kak.

Vina mendengar suara anak kecil yang seperti mengarahkannya untuk bersembunyi di bawah meja dapur. Ia berlari dan bersembunyi di tempat itu. Vina terus membungkam mulutnya agar tak keluar suara darinya.

Sayangnya, lelaki itu berhasil mengejar Vina hingga ke dapur. Ia mencari-cari di mana gadis incarannya itu bersembunyi. Tiba-tiba, anak kecil yang pernah ia temui berlarian di ruang konsultasi dan di kosnya, muncul di hadapannya yang membuat ia terkejut. Anak itu tampak memberi kode pada Vina untuk mengikutinya.

Saat sosok berjubah itu berhasil melewati persembunyiannya, Vina segera berlari mengikuti anak kecil yang berlari di depannya. Sayangnya, saat akan menuju pintu belakang, lelaki itu berhasil memegang dan membuat sayatan di salah satu kaki Vina hingga darahnya mulai bercucuran keluar. Vina berteriak kesakitan dan dengan susah payah mencoba kembali berlari dengan pincang. Lelaki itu kembali mengejar Vina, namun pintu itu tiba-tiba tertutup saat Vina telah berhasil keluar.

Dengan berteriak meminta pertolongan, tiba-tiba mobil Yusa berhenti di depannya.

“Vina,” panggil Yusa yang panik melihat kaki Vina penuh dengan darah.

Yusa bergegas membantu Vina masuk ke dalam mobilnya dan segera menginjak gas ketika Arno sudah berhasil keluar dari pintu tersebut.

...****************...

Terpopuler

Comments

Sutarminah Sutarminah

Sutarminah Sutarminah

kan ibu nya biar sembuh trus bangun kali

2024-02-11

1

neng ade

neng ade

kan bener klo orang itu adalah Arno

2024-02-08

1

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

mantab Thor lanjutkan makin seru nih

2024-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!