Fakta Terungkap

Pagi ini, Arno dan Dimas juga 1 kerabat mereka akan membongkar lantai mushola. Hal ini dilakukan dengan tertutup agar tidak ada satu pun karyawan yang tahu. Perlahan, keramik itu pun terbongkar.

Hingga pada akhirnya mereka menemukan tulang belulang. Dimas dan Arno saling berpandangan. Tubuh beberapa manusia itu seolah hanya dibuang ke satu tempat dan tidak dikuburkan dengan layak. Sehingga, ketika tubuh mereka sudah habis dan tinggal tulang, tulang-tulang itu seperti berkumpul di satu tempat.

“Apa ini yang dimaksud dalam mimpi Vina? Mereka meminta tolong karena jasad mereka tidak dikuburkan secara layak,” ucap Dimas yang mengaitkan dengan mimpi Vina.

Mereka bertiga bergegas mengumpulkan semua tulang untuk dikuburkan dan didoakan selayaknya penguburan manusia pada umumnya.

Setelah selesai mengerjakan semua pekerjaan mereka, keramik itu kembali dipasang dan dirapikan seolah tak terjadi pembongkaran.

“Apa yang menghantui Vina hanya keluarga Danu?” tanya Dimas memastikan soal ini telah selesai.

Arno menggangguk. “Sepertinya begitu. Aku hanya tahu wajah istri dan anak kembar Danu dari foto, tapi tidak pernah melihat arwah mereka. Vina mungkin tahu wajah arwah mereka seperti apa tapi dia ‘kan tidak tahu wajah aslinya keluarga Danu bagaimana. Biarlah, aku anggap semuanya sudah selesai. Selanjutnya, kita tinggal mencari solusi untuk ibuku yang masih begini terus.”

Dimas mengernyikan dahinya. “Kalau benar dugaanku tentang susuk itu, kita mulai dari mana ya? Ibumu ‘kan sudah tidak bisa diajak berbicara, apalagi dia sudah pikun. Sedangkan masa lalu ini sudah sangat lama.”

Arno pasrah. “Kita lihat saja dulu, setelah kita kuburkan tulang-tulang tadi, apa mereka masih membayangi karyawan-karyawanku. Kalau sudah beres, kita mulai berpikir soal ibuku.”

Dimas seakan menyetujui pendapat Arno.

###

Malam hari, Vina yang baru saja membeli makan dari luar, menaiki tangga kosnya dengan perasaan tak tenang. Ia merasa seolah hanya dirinya lah penghuni satu-satunya. Kemudian, ia mempercepat langkah kakinya agar segera berada di lantai 2.

Setelah berada di lantai 2, entah mengapa ia merasa ada yang memintanya untuk melihat ke bawah. Vina pun menunduk ke bawah ke arah halaman depan lantai 1. Sontak Vina berteriak karena melihat dua orang anak kecil yang mendongakkan kepala mereka ke atas menyengir melihatnya sembari menunjuk ke arah kanan mereka seolah ingin memberi tahu sesuatu pada Vina. Vina reflek menoleh ke arah samping anak-anak itu, kemudian bergegas berlari menuju kamarnya.

Dengan nafas yang terengah-engah, Vina berusaha mengatur kestabilan keluar masuknya udara dalam pernafasannya. Belum selesai usahanya, ia mendengar suara pintunya diketuk sebanyak 3 kali. Dengan ketakutan, Vina pun menutup mulutnya dengan kedua tangan agar tak mengeluarkan suara apa pun.

“Kalau memang teman kos, pasti dia akan menyebut namaku, tapi ini diam saja, siapa dia?” ucapnya dalam hati.

Vina terus membaca doa-doa yang ia hafal. Hingga suara ketukan itu perlahan menghilang. Hatinya melega.

Masih dengan perasaan takut, ia menuju ke arah pintu untuk memastikan bahwa orang itu telah pergi, jika benar suara ketukan itu dilakukan oleh orang asing berjubah hitam yang ditunjuk oleh arwah anak-anak tadi. Ia berjalan sangat pelan agar langkah kakinya tak bersuara. Ia mendengar suara seseorang di balik pintu memanggilnya lirih. “Vina.”

Tak terasa air matanya menetes, ia benar-benar ketakutan.

###

Sementara itu, di rumah, Ogen tengah berbincang-bincang dengan omnya yang pernah menjadi investor kantor Arno saat masih dipimpin oleh ayahnya.

“Tadi pagi, Om baru saja ketemu sama Anita di acara resepsi anaknya salah satu kolega Om. Kebetulan Anita juga diundang. Terus kita ngobrol karena sudah lama dia tidak muncul ke permukaan, setelah kebangkrutan perusahaan Andi,” ungkap Om dari Ogen itu.

"Ternyata, setelah perusahaan Andi bangkrut dan dia meninggal tak lama setelah itu, si Anita ini masih bekerja menjadi asisten di sana. Karena kepemimpinan perusahaan digantikan oleh istrinya, jadi Anita menjadi asistennya Marta. Benar dugaan kita selama ini, Marta melakukan pesugihan untuk mengembalikan kejayaan perusahaan suaminya, dan tumbal pertamanya adalah Andi, suaminya sendiri. Hingga puluhan tahun Anita menjadi asisten Marta, ia mengetahui semua tentang bosnya itu, termasuk hubungan gelapnya dengan salah seorang karyawannya yang sudah berkeluarga. Anita pun tahu bahwa sudah banyak orang yang menjadi tumbalnya, bahkan beberapa adalah karyawannya sendiri. Hebatnya, dia bisa menutupi itu semua hingga tidak ada satu pun orang yang menyadarinya. Anita juga bercerita kalau dirinya juga akan menjadi tumbal berikutnya, namun beruntungnya dia bisa lolos. Ia meminta perlindungan pada seorang kyai sebelum akhirnya ia pergi dari perusahaan itu. Entah bagaimana cerita detailnya, dia akhirnya bisa menyelamatkan dirinya dari korban ibunya Arno,” lanjutnya membuat Ogen menelan ludah.

Ogen juga menanyakan perihal susuk pada omnya itu.

“Kalau soal itu, Om tidak tahu karena Anita hanya bercerita tentang pesugihan Marta. Ini nomernya kalau kamu mau tanya sendiri. Om hanya bisa mengingatkan, hati-hati dalam bekerja, perbanyak ibadah dan selalu minta perlindunganNya,” pesan omnya.

###

Pagi ini, Vina yang masih teringat akan kejadian semalam, berangkat kantor tanpa semangat.

“Vin, Vin,” panggil Ogen saat baru saja tiba di kantor.

Vina hanya merespon ulah teman kerjanya itu dengan mimik datar.

Ogen pun mengamati wajah Vina bak seorang profesor yang sedang meneliti dengan kaca pembesarnya. Melihat Ogen yang usil, Vina menjadi semakin tak berminat menceritakan kejadian semalam di kosnya. Seolah tak peduli dengan raut muka Vina, Ogen seperti biasa memaksanya untuk bercerita.

Vina menceritakan kejadian mengerikan semalam tanpa tenaga.

“Kok tidak bikin merinding tapi malah terkesan seperti teror yang membahayakan,” ucap Ogen lirih.

Tak ingin melupakan informasi yang telah di dapatnya, Ogen segera melanjutkan percakapannya. Ia menceritakan tentang hasil bincang-bincang santainya dengan omnya semalam. Mereka sempat membicarakan tentang sejarah kepemilikan kantor, hingga pesugihan yang dilakukan ibu Arno.

Ogen juga menceritakan tentang ayah Arno yang menjadi tumbal pesugihan istrinya, juga beberapa karyawannya sendiri. Bahkan, juga tentang hubungan gelap antara ibu Arno dengan salah satu karyawannya. Tak lupa, Ogen menceritakan pula tentang Anita, asisten ibu Arno yang masih hidup karena berhasil menyelamatkan diri dari tumbal pesugihan bosnya.

Mendengar penjelasan Ogen, Vina bergidik dan merasa tak nyaman berada di kantor.

“Para investor maupun kolega Bu Marta dulu lebih sering berinteraksi dengan asistennya ini dari pada dengan Bu Martanya langsung, jadi mereka saling mengenal, termasuk omku,” lanjut Ogen.

“Kamu tahu di mana tempat tinggalnya sekarang? Kalau tahu, aku mau mencari tahu melalui dia, apa bisa?” tanya Vina memastikan.

Ogen mengangguk dan menyetujui permintaan Vina. “Sabtu ini aku antar kamu ke sana.”

Selesai berdiskusi, mereka pun kembali bekerja.

Di balik tembok, terlihat Arno yang sedang menguping percakapan antara Ogen dan Vina, sembari mengingat sosok Anita.

“Mbak Anita.”

...****************...

Terpopuler

Comments

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

mulai terungkap titik terang

2024-02-05

1

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

hati" Vina

2023-12-19

1

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Si arno malah menguping....

2023-12-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!