Kondisi Ibu

“Aku memang merasa rumah kamu masih panas, No. Aku menghimbau kamu agar jangan ada yang ke sini dulu, takut mereka kenapa-napa,” ucap Dimas, teman kuliah Arno.

Arno menceritakan bahwa selama ini memang hanya ada beberapa karyawannya yang pernah ke rumah, tetapi sejauh ini tak pernah ada masalah, namun, ada 1 atau 2 orang yang memang langsung sakit setelah berkunjung, Vina salah satunya.

“Aku bingung, Dim. Kenapa ibu masih saja begini, rumahku juga jadi terkesan angker,” ujar Arno semakin pesimis.

“Sepertinya masih ada benda-benda yang luput dari pandangan kita saat itu, yang belum kita hancurkan,” jawab Dimas yang dulu pernah membantu Arno menghancurkan tempat pemujaan dan persembahan pesugihan yang dilakukan oleh ibu Arno, Bu Marta.

“Apa mbak Wati dan si Iman pernah melihat hal yang aneh selama mereka bekerja di rumah kamu?” tanya Dimas lagi.

Arno mengangguk. “Mereka sudah kebal dengan hal-hal seperti itu, jadi sudah terbiasa, beda dengan ARTku sebelum-sebelumnya yang tidak kuat lalu mengundurkan diri. Mbak Wati juga sering melihat ibu berjalan-jalan di ruang tamu setiap magribh, padahal ibu masih terbaring lumpuh di kamar. Kalau si Iman, kadang suka melihat ada makhluk tinggi besar di taman belakang, juga perempuan berambut panjang di dapur.”

Dimas tampak berpikir. “Kalau karyawan kamu?”

“Aku kurang tau, tapi pernah mendengar cerita beberapa dari mereka saat lembur ada yang melihat anak kecil berjalan mundur, ada ibu-ibu memakai mukena putih, ada juga yang melihat laki-laki berkemeja masuk ke dalam kantor padahal sudah tutup. Memang tidak semuanya melihat, hanya beberapa saja yang mungkin memiliki kemampuan untuk melihat. Mungkin itu semua adalah arwah korban tumbal pesugihan ibu,” jelas Arno.

“Coba tanyakan pada salah seorang karyawanmu yang mungkin pernah atau sampai sekarang merasa melihat atau merasakan teror mereka, siapa tahu kita bisa menemukan jawabannya dari sana.” Dimas memberikan usulan untuk menyelidiki masalah ini.

Arno mengangguk dan tampak berpikir siapa yang bisa ia mintai tolong.

Dimas pun juga menyarankan agar Arno tak mengadakan jam lembur, agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan. Namun apa daya Arno belum bisa jika meniadakan jadwal lembur. Apalagi sejauh ini belum ada kasus yang membahayakan karyawannya seperti kesurupan dan lain-lain. Untuk itu, Arno membatasi jam lembur berakhir maksimal pukul 7 malam.

“Kalau begitu sering adakan pengajian di rumah dan di kantor, sambil kita terus menemukan pangkal dari masalah ini. Aku rasa semua ini masih ada hubungannya dengan pesugihan ibumu. Mungkin ada perjanjian yang belum lunas,” ujar Dimas mengemukakan opininya.

Arno mulai mengingat kembali bahwa dulu sebelum ibunya sakit, beliau pernah bercerita kalau perjanjiannya sudah selesai, orang-orang yang menjadi tumbal pun sudah sesuai jumlah yang diminta si dukun setiap tahunnya. Ibunya kini sudah berusia 85 tahun, sedangkan pesugihan itu dilakukan sejak ibunya berumur 44 tahun, dan berlangsung 20 tahun hingga beliau berumur 64 tahun. Pesugihan tersebut berakhir 21 tahun lalu saat Arno dan Dimas mengetahui dan menghancurkan tempat persembahan juga semua benda-benda pesugihan milik ibunya.

Sesuai dengan perjanjian, ibunya akan menumbalkan orang-orang di sekitarnya, kecuali anaknya sendiri, Arno. Sementara sesuai perjanjian, pesugihan itu seharusnya memang belum selesai, namun karena persembahan mereka sudah dihancurkan, dukun dan jin yang bekerja sama dengan ibunya pun marah. Akhirnya, ketika ibu Arno sudah tidak dapat melakukan pemujaan dan mencari tumbal, dirinya sendiri lah yang menanggung kelumpuhan seperti yang ia sanggupi saat perjanjian di awal. Seharusnya, perjanjian itu sudah selesai jika melihat semua pengorbanan ibunya yang sudah dipenuhi, namun ternyata kondisinya pun masih sama seperti 21 tahun yang lalu.

Arno sudah membawa ibunya berobat dan memanggil orang pintar dari penjuru kota, tetapi tidak ada satu pun yang sanggup menyembuhkannya. Hingga waktu terus berjalan tak terasa sudah hampir seperempat abad ibunya terbaring lemah. Kini, Arno hanya pasrah menunggu maut menjemput ibunya.

“Iblis itu licik. Perjanjian di awal tak selalu sesuai dengan kenyataannya. Tapi bisa jadi juga ibumu pernah melakukan perjanjian lainnya dengan iblis yang tidak kamu tahu. Hanya Sang Pencipta yang berhak mengatur usia seseorang, tidak ada yang bisa mempercepat atau melambatkannya. Bisa jadi, jiwa ibumu sudah direnggut sebagai tumbal, namun raganya belum waktunya. Atau ada sebab lain yang membuatnya seperti mayat hidup, hidup tapi seperti mati, mati namun masih hidup,” ungkap Dimas.

###

Vina yang masih teringat akan ucapan Yusa, semakin ingin tahu apa sebenarnya tujuan para makhluk tak kasat mata ini menunjukkan dirinya. Kalau benar mereka sedang meminta tolong, apa yang mereka inginkan. Vina pun mencoba menelusuri sejarah kantor Arno.

Vina menggunakan jam makan siangnya untuk menjelajahi dunia maya. Selang 30 menit ia berkutat dengan tetikus dan layar laptop, ia menemukan 1 berita tentang kantor Arno. PT Andi Prima Interior diberitakan pernah mengalami kebangkrutan puluhan tahun lalu. Perusahaan Arno adalah salah satu perusahaan desain interior terkemuka pada masanya, namun karena terlilit hutang, perusahaan itu bangkrut dan Pak Andi, pemiliknya, tak lama meninggal secara tiba-tiba.

Banyak yang berasumsi beliau meninggal karena serangan jantung, ada juga yang berpendapat karena dibunuh oleh salah satu koleganya yang merasa dirugikan dengan adanya kebangkrutan ini. Tak sedikit pula yang mengatakan beliau meninggal karena ditumbalkan oleh keluarganya sendiri. Alasannya, karena tak sampai 1 tahun, perusahaan ini kembali berdiri dan menarik minat banyak investor. Hutang pun telah terlunasi.

Vina mulai menduga-duga dan menghubungkan kejadian-kejadian yang ia alami selama ini. “Apa lelaki berkemeja yang aku temui masuk kantor di malam hari itu adalah arwah ayahnya Pak Arno?”

###

Hari ini, Vina tengah mendapat jatah lembur. Namun, tidak banyak pekerjaan yang harus ia seleseikan. Hingga hanya sampai pukul 17.45 ia sudah bersiap untuk pulang.

Saat akan berpamitan pada rekannya yang lain, salah seorang karyawan senior memintanya untuk meletakkan berkas ke dalam ruangan Arno.

Vina pun bergegas mengambil berkas tersebut dan membawanya masuk ke ruangan bosnya. Saat memasuki ruangan dan meletakkan berkas tersebut di atas meja, ia tampak sekilas melihat seorang perempuan duduk di sofa dekat pintu. Vina yang membelakangi sofa tersebut berdiri membeku.

Antara benar dan salah yang ia lihat karena ia tak sadar saat melewatinya. Vina kemudian memberanikan diri membalikkan badannya untuk segera ke luar dari ruangan Arno. Saat membalikkan tubuhnya, ia lega karena tak melihat siapa pun.

Selesai Vina ke luar ruangan, perempuan itu tampak kembali duduk di sofa ruang kerja Arno.

...****************...

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

itu pasti ibu nya Arno..

2024-02-08

1

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

waduh

2024-02-04

1

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

berarti Arno gak jahat donk 🤔🤔🤔 tp msh jadi misteri ini mah

2023-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!