Teror

Sebelum berangkat ke kantor, Arno menyempatkan melihat keadaan ibunya. Ia memperhatikan wajah ibunya yang sudah menua tapi masih terlihat segar. Tubuh ibunya itu bak tak bertulang, hanya tangan dan kaki kirinya yang mampu bergerak pelan. Arno optimis jika ia bisa kembali mendapatkan darah gadis Jawa, ibunya akan kembali sehat. Arno mengusap kepala sang ibu dan mengajaknya bicara, entah ibunya akan menyahutnya atau tidak.

“Arno sedang mengusahakan untuk segera menolong Ibu. Ibu tenang saja, setelah ini Ibu pasti akan kembali sehat,” ucap Arno sambil memandang lurus ke depan dengan tatapan tajam.

Arno bergegas berdiri untuk menuju ke kantornya. Setelah Arno keluar kamar dan terdengar suara pintu yang ditutup, ibunya membuka mata. Matanya terbelalak memandang ke atas.

###

Saat Vina tiba di kantor, Ogen sedang asyik berbincang dengan rekan kerja yang lain.

Vina bertanya pada Ogen karena penasaran melihat percakapan mereka terlihat seru. “Ada apa?”

“Itu, lagi heboh lantai mushola kayak abis dibongkar,” jawab Ogen antusias.

Ogen mendekatkan bibirnya ke telinga Vina kemudian membisikkan sesuatu. “Denger-denger, si OB sempat melihat Pak Arno dan temannya si Dimas itu membongkar dan mengambil tulang belulang dari sana lalu menguburkannya. Katanya, itu adalah jasad para korban tumbal ibunya yang sudah puluhan tahun hingga hanya tersisa tulang belulangnya.”

Vina merasa bahagia sekaligus duka mendengar berita ini. Di satu sisi ia menjadi paham arti mimpinya kala para tak kasat mata itu meminta tolong padanya dan mengatakan mereka sesak di dalam sana. Artinya, mereka sudah mendapat pertolongan dengan adanya pembongkaran itu. Namun, di sisi lain, ia merasa semakin tak nyaman beradi di kantor dengan masa lalu yang kelam. Padahal, seharusnya ia bisa merasa lebih tenang sekarang.

Beberapa hari ini, ia juga sudah tak mengalami kejadian aneh apa pun. Ia sudah tak pernah dihantui oleh ibu-ibu bermukena, lelaki berkemeja, dan anak-anak yang berjalan mundur yang terakhir kali ia temui di kosnya beberapa waktu lalu serta suara-suara aneh. “Jadi, yang dikubur di lantai mushola hingga menjadi tulang itu mereka? Para korban tumbal pesugihan?”

Ogen mengangguk.

###

Saat lembur, Vina juga tak merasa ada yang mengganggunya lagi. Ia sudah lebih lega sekarang, walaupun ia tetap merasa tak tenang di kantor. Hingga saat pekerjaannya selesai, Yusa yang tengah lembur pun mengajak Vina pulang bersama.

Yusa juga mengajak Vina makan malam bersama sambil menunggu kepadatan jalan malam hari sedikit berkurang. “Mampir makan sebentar yuk Vin, dari pada kelaparan di jalan karena macet.”

Vina pun menyetujui ajakan Yusa untuk mampir ke salah satu restoran cepat saji. Sambil makan, mereka juga mengobrol tentang kasus yang sedang heboh di kantor, tentang pembongkaran lantai mushola. Yusa berpendapat bahwa hidupnya bisa lebih tenang di kantor setelah tak ada gangguan lagi.

Selesai makan, Yusa kembali mengantar Vina pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, di mana kondisi jalan sudah tidak begitu ramai.

Tak lama, Vina sampai di kosnya dan mengucapkan terima kasih pada Yusa. Kemudian, Yusa berpamitan pada Vina. Vina yang masih berdiri di luar kosnya, tiba-tiba merasa ada yang sedang mengawasinya. Entah mengapa hidupnya seakan tak pernah aman. Ia menghela nafas panjang dan bergegas menuju tangga.

Melihat ada seseorang yang memakai jubah hitam di sudut kos, ia langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Sosok itu seperti ikut berlari mengikutinya. Syukurlah, Vina sudah berhasil masuk ke dalam kamarnya dan segera mengunci pintu.

Dengan nafas yang tak teratur, ia menyandarkan tubuhnya di balik pintu kemudian duduk di atas lantai dengan lemas. “Siapa dia? Bukan seperti hantu. Apa maksudnya?”

Vina menahan tangisnya agar tak terdengar suara dari dalam kamarnya. Ia pun berusaha menenangkan dirinya, sebelum merapikan barang-barangnya dalam 1 koper. Vina memutuskan ingin segera pindah kos.

“Di sini sudah tak aman.”

Vina juga mengirim pesan pada Ogen dan Yusa. Ia tak mau ketakutan sendiri. Bahkan ia pun tak tahu apakah sosok tadi masih berada di luar atau sudah pergi. Vina benar-benar ingin pergi dari kosnya.

Ogen dan Yusa membalas pesannya secara bersamaan. Mereka menenangkan Vina. Yusa  yang baru keluar dari jalan perumahan kos Vina, memutuskan untuk memutar balik mobilnya.

Yusa menemui satpam komplek yang sedang berjaga di pos. Yusa melaporkan kejadian yang menimpa temannya itu. Satpam pun bergerak bergegas menuju kos Vina untuk mencari tahu siapa manusia yang mereka duga maling itu.

“Vina, tenang ya, satpam sedang menuju kosmu. Kamu tetap di dalam kamar, jangan pernah buka pintu,” pesan Yusa.

...****************...

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

mungkin itu Arno karena Vina orang jawa dan ibu nya membutuhkan darah gadis jawa agar kondisi nya bisa pulih lagi .. jika benar itu arti nya Vina dlm bahaya.. hrs cepat pergi dari kantor nya maupun dari tempat kos nya aga Vina tak bisa ditemukan lagi

2024-02-08

1

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

siap siap Vina jadi tumbal

2024-02-05

1

Biah Kartika

Biah Kartika

masa arno yang pakai jubah hitam ini🤔

2024-01-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!