Mengincar Korban

“Ar, aku masih ingin bicara,” cegah Dimas saat Arno ingin segera pergi meninggalkannya.

“Aku ada urusan, Dim,” jawab Arno bergegas pergi.

“Ada urusan apa sih, Ar, mau aku bantu?” tahan Dimas agar Arno tak segera mencari Tika.

Arno tak mengindahkan panggilan Dimas dan segera menuju ke kantornya.

Seperti dugaan Anita, Arno akan segera mencari Tika saat tak melihatnya di kantor. Arno panik dan bingung karena pekerjaan yang ia berikan pada Tika cukup banyak, sehingga tak mungkin ia sudah pulang. Arno kemudian bertanya pada salah satu karyawannya yang masih lembur.

“Tadi Tika dijemput oleh ibu-ibu, saya tidak tahu siapa, Pak,” lapor karyawannya.

“Bagaimana ciri-cirinya?” tanya Arno penasaran.

Karyawan itu pun menjabarkan ciri-ciri Anita. Arno seketika langsung paham jika ibu-ibu yang dimaksud adalah Anita. “Sial!”

Tak menunggu lama, Arno bergegas menuju kos Tika. Ia tak ingin targetnya lepas lagi kali ini. Arno melajukan mobilnya cukup kencang. Amarahnya meluap karena tak suka urusannya dicampuri orang lain. Arno kemudian mengingat Dimas yang tiba-tiba ingin ditemui, padahal kemarin ia sangat marah padanya.

“Pengkhianat! Jadi kamu bekerja sama dengan wanita durjana itu!”

Tepat seperti prediksi Anita, begitu mobilnya mulai jalan, mobil Arno terlihat di ujung jalan gang kos Tika. Sampai di depan kos, Arno segera berlari menuju kamar Tika yang sudah diketahuinya. Ia mencoba membuka pintu kamar yang telah terkunci.

“Cari siapa, Mas?” tegur penjaga kos.

“Saya mencari adik saya, si Tika. Dia tidak ada di kantor, saya khawatir, saya hanya ingin memastikan apakah ia sudah sampai kos atau belum,” jawa Arno berbohong.

“Lho, kok kamu masih di sini, ibumu ‘kan meninggal, katanya kamu kakaknya Tika?” tanya penjaga kos pada Arno.

Ia memberitahu Arno bahwa Tika sudah tidak kos di sana lagi, dia sedang pulang kampung. Ia baru saja dikabari kalau ibunya meninggal. Sudah setengah jam yang lalu dia pergi dan memberikan kunci kamarnya.

Mendengar penjelasan penjaga kos, amarah Arno semakin meluap. Ia juga kebingungan harus menjawap apa. Ia segera berlari menuju ke dalam mobilnya agar tidak ketahuan berbohong.

“Ini tidak mungkin. Tidak mungkin secepat itu dia mengemasi barang-barangnya dan memutuskan untuk tidak tinggal di sini lagi, dia sudah ada kontrak denganku. Mereka pasti sudah bekerja sama. Aku harus menyusulnya, pasti belum jauh.” Arno pun mengemudikan mobilnya berharap masih bisa menyusul Tika.

Sementara itu, Anita yang tengah membawa mobilnya dengan kencang, mengantar Tika ke rumah tantenya. Ia sedikit panik saat Dimas memberitahunya bahwa Arno sudah sedari tadi pergi meninggalkannya. “Semoga penjaga kos tadi bisa meyakinkan Arno,” ucapnya dalam hati.

“Ibu, saya takut,” ucap Tika gemetar.

Anita menenangkan Tika dan meyakinkannya bahwa Arno tak akan menemukan mereka. Anita juga memberikan nomer ponselnya pada Tika bila terjadi apa-apa pada dirinya. Tak lupa, Anita memberikan alamat pesantren yang ditinggali Vina saat ini, tujuannya jika Arno menyerang secara halus, Tika bisa meminta tolong saudaranya untuk diantarkan ke pesantren tersebut.

###

Sampai di rumah, Arno benar-benar marah. Ia gagal lagi kali ini. Tangannya mengepal dan melempar benda yang ada di sekitarnya. Lalu, ia terkejut mendengar sang ibu yang berteriak dari dalam kamarnya.

Arno menghampiri ibunya. “Ada apa, Bu, ada apa?”

“Dia marah, dia marah,” ucap ibu Arno terbata-bata sembari menunjuk ke atas.

Arno pun berteriak mengamuk. Ia tak bisa melakukan apa pun untuk menolong sang ibu. Amarahnya meluap, ia kemudian menuju ruang persembahannya. Arno mencoba kembali menyerang Vina secara halus, namun gagal. Ia mencoba sekali lagi, namun gagal lagi. Vina telah memiliki perlindungan terhadap gangguan Arno saat ini.

Arno kemudian menyerang Tika.

Tika yang baru saja turun dari mobil Anita, mulai merasakan mual dan pusing yang luar biasa, dengan sempoyongan ia berjalan menuju rumah saudaranya dengan menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri.

Anita yang memperhatikan keanehan Tika, segera menarik tubuhnya saat sebuah bis besar melaju kencang siap menabrak tubuh Tika. Anita segera membawa Tika kembali ke mobil. Anita mencoba menyadarkan Tika dengan membacakan doa-doa yang pernah diajarkan padanya saat di pesantren dulu, kemudian memberikannya minum.

Tika mulai melega, ia sudah sadar.

“Arno benar-benar keterlaluan!” umpat Anita dalam hati.

Tika kemudian bertanya pada Anita apa yang terjadi. Anita pun menjelaskan bahwa ketika Arno tidak bisa menyeret korbannya ke dalam rumahnya, Arno bisa menyerang mereka tanpa bertemu. Ia akan melemahkan calon korbannya dengan membuatnya pusing dan mual yang luar biasa. Mereka akan berjalan sempoyongan tanpa sadar ke arah yang dikehendaki Arno. Setelah itu, Arno akan menghampirinya dan mulai menyayat tubuh mereka untuk mengambil seluruh darah dengan parang tajamnya, kemudian meninggalkan jasad itu tergeletak.

“Andai tadi kamu tidak segera saya ajak pergi dari kantor, mungkin malam ini kamu sudah tidak bernyawa. Arno akan menghabisi nyawa kamu dengan sadis dan menadahkan darahmu,” ungkap Anita.

Anita kemudian memutuskan membawa Tika ke pesantren yang sama dengan Vina, agar Arno tak bisa menyerang mereka.

Sementara itu, Arno semakin murka karena ritualnya gagal malam ini, harapannya pupus sudah ingin menyembuhkan sang ibu. Dari dalam ruangannya yang tak tertutup sempurna, ia sekilas melihat bayangan hitam melintasi ruangan. Ada sosok bayangan hitam yang mengintipnya. Arno yang sudah terbiasa mendapati hal ini pun kembali fokus pada apa yang diusahakannya.

Tiba-tiba, Wati kembali teriak memanggil Arno. Arno bergegas keluar ruangan menghampiri Wati yang terus berteriak dari dalam kamar ibunya. Ia mendapati ARTnya itu berteriak kesakitan karena tangan kirinya dicengkeram kuat oleh sang ibu.

Arno dengan cepat melepaskan tangan Wati. Ia tahu bahwa saat ini, makhluk lain sedang berada dalam tubuh ibunya. Amarahnya semakin meluap pada Anita dan Dimas karena telah menggagalkan rencananya.

“Ibu sabar ya, sebentar lagi Arno akan mendapatkannya,” ucap Arno meyakinkan ibunya.

...****************...

Sebelum ke bab selanjutnya, aku mau promo karya bagus nih.

Terpopuler

Comments

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

syukurin Lo Arno gagal terus tar Lo yang jadi tumbal

2024-02-05

1

Keynan Milky

Keynan Milky

ya Allah arnoooooo

2024-01-10

1

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

Arno jahat banget jadinya 😠😠😠

2023-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!