Baby Sugar Daddy

Baby Sugar Daddy

Om?

"Kenapa?"

Adeline terus bertanya alasan daddy-nya muncul bersama seorang wanita. Pertama kalinya Adeline melihat daddy-nya itu tersenyum ramah pada orang-orang sambil menggandeng tangan wanita lain.

"Pemilik kampus, ya, jadi apa hubungan mereka?" gumam Adeline dengan perasaan tak karuan.

Adeline teringat lagi dengan perkataan Kristin, bahwa wanita itu merupakan pemilik kampus yang terkenal sering berganti pasangan. Jadi, apa hubungan daddy-nya dengan wanita itu. Lagi-lagi sialnya Kristin pun tidak tahu siapa nama pria itu. Daddy benar-benar misterius.

"Baby."

Daddy muncul membuat Adeline terkejut. Apartemen mewah yang ditempati Adeline menjadi tujuan utama bagi daddy setelah dia menyelesaikan urusannya hari itu.

"Daddy, apa tadi Daddy pergi ke suatu tempat?" tanya Adeline penasaran.

"Hem, apa kau melihat sesuatu, Baby?" Sambil tersenyum kecil, daddy mendekati Adeline, merangkul pinggulnya, menarik Adeline hingga berada di pelukannya sekarang.

Adeline mengigit bibir sambil menatap daddy-nya. "Kau punya istri? Istrimu pemilik kampus tempatku kuliah?"

Bahkan Adeline tidak pernah diberitahu siapa nama Daddy selama ini. Tiga bulan sudah Adeline bersama dengan Daddy, dan lebih parahnya lagi, Adeline terpesona dengan sosok daddy itu sehingga membuatnya tak senang jika daddy yang dia kenal misterius itu rupanya memiliki affair dengan wanita selain dirinya.

"Tidak. Aku tidak menikah, Baby."

Kini Adeline berada dibawah kekuasaan pria itu. Dalam keadaan pasrah, dia hanya bisa menerima setiap sentuhan yang diberikan padanya tanpa perlawanan.

"Setelah ini, aku akan beritahu siapa namaku padamu."

"Benarkah, Daddy?"

"Ya, Baby, anggap saja perayaan tiga bulan kita bersama."

Satu hal itu memang benar-benar Adeline inginkan, mengetahui nama pria pujaan hatinya. Ya, Adeline Eleanor merasakan sesuatu pada sugar daddy-nya. Adeline yakin, ini bukan sekedar perasaan saling menguntungkan semata. Adeline telah jatuh cinta.

"Ini kartu namaku." Daddy duduk di samping Adeline setelah memberikan benda pipih tersebut.

Adeline mengeja dengan seksama nama yang tertulis di kartu nama itu.

Benedict Gevariel.

"Panggil aku Ben, maaf selama ini menyembunyikan namaku darimu, Adeline."

Untuk pertama kalinya pria itu menyebut nama Adeline. Sorot mata Adeline terus menunjukkan keterkejutannya setelah mendengar nama itu. Benedict Gevariel, jadi selama ini pria itu—Ben—yang namanya tersohor sebagai Casanova. Adeline tahu itu dari rumor yang beredar tentang pengusaha ternama yang disebut-sebut sebagai penakluk wanita.

"Kau kaget, Baby?" tanya Ben sambil mengelus sebelah pipi Adeline dengan lembut. "Apa kau mengenal namaku?"

Adeline meneguk ludah. "Baby, ingat perjanjian kita, kan?"

Ben mengecup punggung tangan Adeline kemudian dia bangun dari duduknya. "Aku tidak suka kau banyak bertanya-tanya, dan aku tidak suka jika ada orang lain yang menyentuh milikku."

"Ya, aku tahu, Ben." Adeline menunduk.

"Panggil aku daddy ketika kita hanya berdua saja, mengerti?"

"Baik, Daddy."

"Jangan kaku begitu, Baby. Jika kita hanya berdua, kita saling memiliki."

Tatapan Ben membuat Adeline mabuk untuk kesekian kali. "Tapi, di luar sana kau dikelilingi banyak wanita, Daddy," ujarnya pada Ben.

"Hem? Apa kau ada rasa yang terlarang padaku, Baby?"

Rasa yang terlarang bagi Ben adalah ketika urusan bersenang-senang mendadak berubah jadi rasa yang disebut—Cinta.

"Ingat, Baby." Ben mengangkat lembut dagu Adeline. "Jika ada rasa terlarang diantara kita, itu tandanya kita harus berpisah."

***

Satu minggu semenjak pertemuannya dengan Ben, Adeline belum bertemu lagi dengan daddy tersayangnya itu. Adeline terus terngiang dengan perkataan Ben padanya, tentang rasa terlarang yang kemungkinan ada di hatinya. Bagaimana jika Ben akhirnya tahu bahwa dia memang memiliki rasa terlarang itu.

"Berpisah? Apa aku bisa hidup tanpa kamu, Ben."

"Adel, kamu ngapain sendirian?"

Adeline menoleh. "D-Dion?"

Dion, teman sekampus Adeline yang selalu ramah pada Adeline. Dia memiliki banyak penggemar dikalangan para mahasiswi. Terutama para mahasiswi baru. Wajahnya yang ramah dan pastinya tampan membuat Dion kelihatan sangat friendly diajak berteman oleh siapa saja. Tidak terkecuali Adeline.

"Hai, apa kabar Adeline?"

"Kapan kamu sampai?" tanya Adeline pada teman satu kampusnya yang belum lama ini sedang liburan ke luar negeri.

"Kemarin, maaf ya aku gak ngabarin kamu," ujar Dion kemudian duduk disamping Adeline.

"Oh, gapapa kok Dion. Maaf juga karena aku gak pernah hubungin kamu selama kamu di luar negeri," ujar Adeline.

"Aku ngerti kok kamu sibuk, Del, tapi aku seneng selama sebulan aku pergi, kamu masih inget sama aku." Dion memegang tangan Adeline secara mendadak membuat Adeline terkejut lalu menarik tangannya cepat.

"Ah, sorry." Dion merasa tidak enak. "Kalau boleh, malam ini aku mau ajak kamu makan malam. Kamu mau?"

"Makan malam?"

"Ya, di rumahku, aku mau kenalin kamu sama keluargaku," kata Dion.

"Ah, itu kayaknya aku—"

"Sebagai temanku, Del, mau ya?"

Adeline jadi tidak enak kalau menolak ajakan Dion. Selama dia kuliah di tempat itu, Dion banyak membantunya juga.

"Em, tapi aku gak enak, Dion." Adeline dan Dion berteman pun tidak begitu dekat. Apalagi yang Adeline dengar, Dion merupakan salah satu dari cucu orang terkaya di ibukota.

"Di enakin aja dong, Del, kamu nih lucu." Dion mengacak rambut Adeline pelan. "Mau, ya, please?"

Adeline merapikan rambutnya yang tadi diusap oleh Dion. "Ya udah, tapi sebentar aja ya."

"Siap! Makasih, Adeline." Dion kelihatan sangat senang karena Adeline mau ikut ke rumahnya.

"Iya." Adeline harap dia bisa melupakan Ben sejenak karena beberapa hari ke depan, Ben bilang dia akan sangat sibuk dan tak punya waktu untuk bertemu dengannya.

**

Pergi makan malam ke rumah Dion membuat Adeline sedikit gugup. Apalagi Dion bukan orang sembarangan. Tapi Adeline tidak perlu bersikap terlalu gugup juga, karena dirinya dan Dion tidak punya hubungan yang lebih dari sekedar teman.

"Ini hanya makan malam biasa, Adeline. Jadi, kamu gak perlu merasa gugup."

Setelah memilih pakaian yang akan dikenakan, Adeline kemudian sedikit berdandan. Bahkan tanpa menggunakan makeup sekalipun sejujurnya Adeline sudah cantik alami. Apalagi jika diberi sedikit sapuan riasan, maka Adeline langsung menjelma menjadi sosok gadis tercantik di hadapan orang-orang.

"Del, kamu mau kemana?" tanya Kristin yang baru saja muncul di depan apartemen Adeline.

"Kris, kamu kok ada di sini?" sahut Adeline.

"Tadinya aku mau nginep di apartemen kamu, Del, malam ini aja," kata Kristin.

"Wah, maafin aku, Kris, aku harus pergi malam ini," kata Adeline merasa tak enak. Adeline agak menyesal memberitahu tempat tinggalnya pada Kristin. Padahal kadang-kadang Ben berkunjung ke apartemennya. Untung saja beberapa hari ini Ben tidak akan datang.

"Kamu mau kencan, ya?"

Adeline menggaruk tengkuk. "Bukan kok, cuman mau makan malam ke rumah teman," jawabnya.

"Cowok?"

"Em, iya."

Kristin mengekeh. "Itu mah namanya kamu mau dikenalin ke orang tuanya, Del, masa gitu aja gak tau?"

Perkataan Kristin itu terus membuat Adeline kepikiran. Mana mungkin Dion ingin memperkenalkan dirinya ke orang tuanya lebih dari sekedar teman. Hubungan mereka juga tidak spesial, pikirnya.

"Adel, kamu cantik banget malam ini."

Adeline dan Dion janjian di jalan, sengaja, karena Adeline tidak ingin Dion tahu tempat tinggalnya.

"Makasih, Dion."

"Yuk masuk," ajak Dion sambil membukakan pintu mobilnya, lalu Adeline pun masuk ke dalamnya.

Sesampainya di rumah Dion, Adeline langsung disambut oleh beberapa pelayan. Benar saja, Dion bukan orang sembarangan, rumahnya saja sangat megah.

"Silakan masuk, Del, di dalam orang tuaku sudah menunggu."

Awalnya Adeline agak ragu. Tapi dia tidak enak dengan Dion. Akhirnya Adeline masuk bersama Dion. Begitu dia sampai di ruang keluarga, Adeline langsung dikejutkan dengan sosok pria tinggi yang ada di antara keluarga Dion.

"Adeline, kenalin ini mama papaku, dan yang ini adalah omku, Om Ben," ujar Dion.

"Om?" ulang Adeline dengan mata membulat menatap Ben, pria itu benar-benar Ben, daddy yang dia kenal.

Terpopuler

Comments

mamah teby

mamah teby

wowww 😱

2023-10-05

0

Luna Lulu

Luna Lulu

Next

2023-10-03

0

Q.M.19

Q.M.19

si Daddy bakalan marah gg nij

2023-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!