Pesta Ulang Tahun - Part Akhir

Penglihatan Adeline mulai tidak fokus. Matanya terasa amat pedih dan mungkin saja memerah. Sekuat tenaga Adeline berusaha menahan genangan di matanya agar tidak tumpah.

Pertunangan.

Perjodohan.

"Maksud kamu apa, Dion?" tanya Adeline.

"Del, kamu kenapa?" Dion malah balik bertanya. "Mata kamu merah banget, kamu nangis?"

Adeline tertawa pelan. "Mana mungkin," gelengnya sambil menyeka bulir bening yang sialnya tidak dapat dikontrol. "Kelilipan, aku ke toilet dulu, ya."

Sedangkan Ben hanya mematung di tempatnya berdiri. Dia menatap Adeline yang menangis dengan perasaan bingung. Apa Adeline sekaget itu mendengar pertunangan yang ditanyakan oleh Dion?

"Dion, kamu jangan bertanya hal yang tidak penting," kata Ben. Pria itu lalu pergi menyusul Adeline tapi dari jalan yang berbeda.

"Hal yang tidak penting? Memang apa yang salah dengan pertanyaan itu?" gumam Dion.

Adeline secepatnya menghilangkan air mata yang tidak bisa berhenti mengalir. Kenapa? Dia sangat sedih sewaktu mendengar pertanyaan Dion. Jadi, pesta ulang tahun Ben ini bermaksud mengumumkan pertunangan juga?

Ben, kenapa kamu gak bilang kalau kamu mau tunangan, batin Adeline dengan perasaan kacau.

Padahal seharusnya Adeline tidak boleh gegabah dan dia sangat tidak profesional. "Maafkan aku, Daddy, aku tidak bisa mengontrol perasaan kaget ku ini."

Setelah ia cukup tenang, Adeline pun segera keluar. Kalau pun benar Ben bertunangan, seharusnya Adeline tidak boleh menunjukkan bahwa dia cemburu begitu.

"Tenanglah, Adeline, kamu lihat tadi daddy tidak suka melihatku yang berlebihan. Ini semua bisa berantakan. Gimana kalau Dion curiga?"

Dion menyusul Adeline ke toilet. Ben yang hendak menemui Adeline pun mengurungkan niatnya setelah melihat Dion di sana.

"Del, kamu gapapa?" tanya Dion cemas. "Mata kamu beneran kelilipan? Kok bisa sih kelilipan, kamu udah gak sakit kan?"

"Dion, aku gapapa kok. Maaf, ya, jadi ngerusak suasana. Aku juga gak tau, kenapa bisa kelilipan," jawab Adeline.

"Ya ampun, aku cemas banget kamu kenapa-napa."

"Aku gapapa, kamu kok malah di sini? Acaranya udah di mulai, kan?"

"Aku mau nyusulin kamu, takutnya kamu butuh sesuatu." Padahal sebenarnya Dion ingin memeriksa, apakah Ben menyusul Adeline ke toilet juga atau tidak. Entahlah, tapi Dion merasakan kecurigaan pada Ben. Apa mungkin Ben dan Adeline sudah saling kenal?

Tapi, tidak mungkin! Adeline mana mungkin mengenal pria seperti Ben. Batin Dion.

"Aku gapapa, yuk kita balik ke acara," ujar Adeline berjalan lebih dulu dari Dion.

Dion mengikuti Adeline dari belakang sambil melihat situasi di sekitar. Tidak ada Ben, mungkin saja firasatnya yang kurang tepat.

Ben memegang hadiah dari Adeline sambil merasakan perasaan yang aneh. Ini kedua kalinya Ben melihat Adeline menangis. Kenapa dia merasa sedih?

"Dion, tadi itu apa benar tentang pertunangan om kamu?" tanya Adeline penasaran.

Dion mengangguk. "Iya, Om Ben kan udah 39 tahun, masa belum nikah-nikah. Karena itu keluarga bikin perjodohan, kayaknya Om Ben gak keberatan," jawabnya.

Makin sakit hati Adeline ketika mendengarnya. Tapi dia tidak punya hak untuk cemburu. Dia hanya sugar baby yang bertugas sebagai penghibur hati Ben. Bukan kekasih, apalagi calon istri.

"Oh gitu. Kalau boleh tahu, siapa perempuan yang bakalan dijodohin sama om kamu?" Entahlah, tapi rasa penasaran Adeline mengalahkan segalanya. Dia ingin tahu siapa, bahkan melihat langsung bagaimana rupa perempuan itu.

"Nanti kamu juga tahu, tapi jangan kaget, ya."

Adeline makin bingung. "Kaget?"

"Iya, kamu bakalan gak percaya sama apa yang kamu lihat nanti, Del. Tapi yang jelas aku sih berharap banget perjodohan ini berjalan lancar. Om Ben udah terlalu lama bermain-main, udah saatnya dia serius. Apalagi orang tuanya lagi sakit, Om Ben pasti akan menjadi penerus perusahaan. Dia harus segera menikah."

Banyak hal yang tidak Adeline ketahui. Hatinya sangat kecewa, padahal dia tidak punya hak untuk itu. Menikah ataupun tidak, itu urusan Ben, sementara setelah dua tahun perjanjian antara dirinya dan Ben berakhir, itu tandanya hubungannya dengan Ben pun selesai.

"Kamu penasaran ya?" tanya Dion.

"Ah, nggak kok. Hanya ingin tahu, sebatas itu. Untuk apa aku penasaran, aneh aja kamu, Dion."

Dion tertawa. "Bener juga."

Ben muncul di tengah-tengah para tamu undangan. Saat itu Adeline hanya ingin segera pulang. Tidak disangka, hari itu dia akan merasakan suasana yang sangat menyiksa. Tak tahan jika harus melihat pertunangan sugar daddy-nya.

"Malam ini saya berterima kasih atas kehadiran para tamu undangan, juga ucapan selamatnya untuk saya. Semoga kalian semua bisa menikmati pesta ini dengan bahagia," ucap Ben memberi sambutan.

"Saya juga akan memperkenalkan seseorang kepada para tamu semua. Malam ini, sebenarnya saya akan bertunangan."

Hati Adeline benar-benar patah. Semudah itu Ben mengatakan bahwa ia akan bertunangan. Jadi itu semua bukan mimpi, itu benar adanya.

"Ini memang mengejutkan, saya pun terkejut. Tapi seperti yang semuanya tahu, saya sudah semakin tua dan harus menikah. Meskipun saya tidak terlalu yakin saya siap."

Ben tertawa renyah di tengah para tamu yang memberikan respect atas sambutannya.

"Dia adalah Kristina Febiola."

Tak lama muncullah wanita cantik yang mengenakan gaun mewah. Gaun itu sama seperti yang Adeline lihat di foto. Tepat sekali, rupanya Kristin lah yang membeli gaun itu tempo hari lalu di butik yang didatangi Adeline.

"Kristin?"

Dion tersenyum. "Kataku kamu akan kaget. Benar, dia Kris, teman sekampus kita, Del. Dia anak rekan bisnis Ben, dan mereka dijodohkan. Awalnya Om Ben menolak, tapi dia tidak punya pilihan, akhirnya mau tidak mau menerima perjodohan itu."

Tubuh Adeline mendadak lemas. Apalagi Kristin tersenyum ke arahnya saat berdiri sejajar dengan Ben. Senyum ramah Ben membuat Adeline sakit. Apalagi Ben menggandeng tangan Kristin.

Kenapa ini sangat menyakitkan. Adeline hanya bisa membatin.

Di tengah kebahagiaan yang ditunjukkan Ben dan Kristin, juga para tamu yang mendukung pertunangan itu. Adeline seolah menjadi satu-satunya yang terluka. Ia tak kuat menahan air matanya. Padahal sudah jelas dia tidak punya hak menangis. Apa benar dia mencintai sugar daddy-nya itu?

"Mohon izin sebentar, saya harus ke belakang." Ben kemudian meninggalkan Kristin di tengah keluarga. Ben melihat Adeline yang pergi keluar gedung. Sedangkan Dion berusaha mengejar Adeline.

"Dion kepalaku tiba-tiba sakit, aku pamit pulang, ya."

"Astaga, biar aku antar kamu, ya?"

"Gak perlu! Please, aku mau pulang sendiri, Dion!" tegas Adeline.

Dion terkejut karena Adeline marah. "Kamu gapapa kan Del?"

Tak lama taksi datang, Adeline pun segera masuk ke dalamnya. "Maaf ya Dion, kayaknya aku lagi sensitif karena biasalah, perempuan. Aku harus pulang sekarang."

Dion mengerti maksud Adeline. "Baiklah, kamu hati-hati ya. Kalau butuh sesuatu, jangan ragu kasih tahu aku ya."

"Makasih Dion, bye."

Taksi pun berjalan. Adeline meluapkan kesedihannya dengan menangis sendirian. Sewaktu Dion masuk kembali ke dalam gedung. Ben melihat taksi yang ditumpangi Adeline sudah berlalu.

Kristin : Del, kenapa kamu pergi. Aku tadi seneng banget lho liat kamu. Udah tahu kan siapa tunangan aku? Kamu pasti kaget, sama aku juga. Awalnya aku gak dikasih tahu kalau yang akan dijodohin denganku adalah dia, pria yang aku sukai dari dulu.

Hati Adeline sangat sakit, ditambah membaca pesan dari Kristin.

Terpopuler

Comments

Q.M.19

Q.M.19

sedih banget Adel ...

ko Aq liatnya Kristin kayak yg sengaja gt seh

2023-10-03

0

Luna Lulu

Luna Lulu

Tega sekali ben di dpn adel

2023-10-03

0

Attaya Zahro

Attaya Zahro

Kak othor bikin Q ikut mewek 😭😭😭 sedih n hancur berada diposisi Adeline 💔💔💔
Yang namanya perasaan ga bisa dipaksain,kita ga tau kapan kita akan jatuh cinta dan pada siapa hati kita akan berlabuh.Yang sabar ya Adeline,tetap semangat karena hidup butuh perjuangan

2023-09-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!