Wanita Simpanan Om-om

Sudah beberapa hari ini Adeline tidak memeriksa ponsel. Ia terkejut begitu melihat ponselnya, banyak sekali chat yang masuk menandainya di obrolan grup.

Tak lama panggilan masuk dari Dion membuatnya mengerut kening. Padahal dia baru akan memeriksa pesan yang menandainya itu.

"Halo Dion ada apa?"

Dion bersyukur karena sepertinya Adeline belum melihat chat yang masuk di grup obrolan kampus.

"Adel, kamu belum left dari grup kampus, ya?" tanya Dion.

"Oh iya Dion, aku belum sempat left. Ini ada apa ya? Kok banyak yang nandai aku di grup," balas Adeline pada Dion.

Dion lama tidak menjawab sehingga membuat Adeline agak curiga. "Dion kamu masih di sana?"

"Adel maaf, iya aku akan jelaskan ke kamu. Tapi bisa nggak kalau kita ketemu?"

Adeline tidak yakin apalagi dengan kondisi perasaannya yang masih belum stabil. Ben juga melarangnya untuk keluar dari rumahnya. Padahal Ben sendiri tidak ada di rumah karena ada keperluan yang berkenaan dengan bisnis.

"Maaf Dion, kayaknya kamu kasih tau di telepon aja deh. Soalnya aku lagi gak bisa keluar."

Dion mengembuskan napas berat. "Kenapa, Del? Ben gak izinkan kamu ya?"

Adeline terkaget mendengar Dion menyebut Ben. Apa mungkin Dion sudah tahu siapa orang yang digosipkan dengannya.

"Di ... kamu, maksudnya?"

"Aku udah tahu, Del. Karena itu aku pengen ketemu sama kamu."

Gak mungkin. Batin Adeline. Ia pun terdiam beberapa saat karena masih syok dengan kenyataan itu.

"Del, kita harus ketemu. Aku mau ngomong sama kamu. Please, ini penting banget."

Kalau Dion sudah tahu hubungannya dengan Ben, kenapa Dion tidak marah dengannya. Atau jangan-jangan Dion mengajak bertemu karena ingin memakinya lebih puas lagi.

"Del, aku gak marah sama kamu. Aku cuman mau ngomong aja sama kamu." Dion menjelaskan sebelum Adel salah paham padanya.

"Dion, tapi kenapa? Kamu berhak marah. Karena gimanapun Ben itu om kamu. Aku ngerti kamu pasti kecewa."

Memang Dion kecewa. Tapi dia lebih dari sekedar kecewa. Dia cemburu, dia patah hatinya.

"Del, kamu tahu aku pasti ngertiin apa pun yang kamu lakukan. Aku gak akan marah," jelas Dion.

***

Ben memang sedang berada di tengah rekan bisnisnya. Pertemuan itu membicarakan tentang projek terbaru perusahaan miliknya. Tapi hati dan pikirannya hanya tertuju pada Adeline. Raut sedih Adeline tak dapat hilang dari benaknya sama sekali. Belum lagi tatkala teringat dengan perkataannya sendiri. Apa dia begitu jahat pada Adeline. Ben sangat menyesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Kemudian asistennya muncul memberikan sebuah Tab pada Ben. Dengan sikap tenang Ben memeriksa apa yang hendak ditunjukkan sang asisten padanya.

"Apa saya perlu mengurusnya, Tuan?" tanya asistennya itu.

"Tidak perlu." Ben lalu kembali fokus pada meeting yang sedang berjalan.

Asisten Ben kemudian mundur kembali ke tempatnya.

Menghela napas panjang. Ben sejujurnya kepikiran dengan apa yang asistennya tunjukkan tadi.

**

Di cafe biasa, Adeline akhirnya muncul menemui Dion. Setelah fakta terungkap, tentang kedekatannya dengan Ben yang sudah diketahui oleh Dion. Ia tak bisa menolak ajakan Dion yang ingin bertemu dengannya.

"Adeline, akhirnya kamu sampai."

Adeline tersenyum canggung. "Maaf lama ya."

"Nggak kok, duduk Del."

Adeline pun duduk di tempat yang telah tersedia.

Suasananya tak seperti biasa. Sebab menurut Adeline semua jadi serba canggung setelah Dion mengetahui tentang hubungannya bersama Ben.

"Del, kamu apa kabar?" tanya Dion dengan lembut.

Adeline menatap Dion agak ragu. "Em, baik, Dion. Kamu gimana?"

Dion menghela napas. "Kurang bagus," jawabnya.

Adeline terhenyak beberapa detik. "Kenapa? Kamu lagi sakit?"

Dion menyentuh dadanya. "Hatiku yang sakit, Del."

Adeline diam mendengar jawaban Dion yang tidak tahu apa maksudnya.

"Maafin aku ya. Kamu pasti gak nyaman setelah tahu bahwa aku sudah mengetahui fakta bahwa kamu dekat dengan om ku."

Tidak tahu harus berkata apa sebab terkuaknya rahasia yang selama ini telah Adeline berusaha sembunyikan.

"Maaf," ucap Adeline. Hanya satu kata itu saja yang dapat keluar dari mulutnya sekarang. Tak ada penjelasan apa pun yang dapat dia berikan pada Dion.

"Kamu gak salah, kok. Om ku dia single, dan kamu juga. Kalian boleh saja memiliki hubungan. Tapi, Del, aku dengar hubungan kamu dengan Om Ben berbeda," ujar Dion.

Adeline mengerti arah pembicaraan Dion.

"Ya, Dion, aku dan om kamu memang berbeda. Hubunganku dengannya tak lumrah," jelas Adeline.

Meski itu memalukan, sekuat tenaga Adeline tak ingin lagi menyembunyikan. Toh itu memang jalan yang telah dia putuskan.

Dion menatap Adeline dalam. "Kenapa, Del? Kenapa harus om Ben?"

Adeline membalas tatapan Dion. "Maksud kamu?"

"Kenapa kamu harus sama om Ben. Del, aku bisa beri apa yang kamu mau, yang kamu butuhkan. Yang terpenting aku gak akan memanfaatkan situasi. Melakukan hal yang merugikan kamu, mengambil keuntungan pribadi."

Tidak tahu harus menjawab apa. Adeline terkejut dengan ucapan Dion. Kenapa Dion berkata begitu.

"Del, kamu pasti tahu, kan? Aku suka sama kamu."

"Dion." Adeline menggeleng dengan wajah syok.

"Del, aku janji akan bahagiakan kamu. Hidup kamu akan aku jamin, daripada kamu bersama laki-laki seperti om Ben."

"Dion, bukan itu maksudku."

"Del, aku tahu kamu butuh ada orang yang bisa menjaga kamu, kan? Tapi, Del, om Ben hanya memanfaatkan kamu."

Adeline menunduk pilu. "Aku yang memanfaatkan dia, Dion. Aku yang setuju menjalin hubungan ini. Jadi, bukan salahnya."

"Enggak, Del, aku tahu kamu terpaksa."

Adeline tidak tahu jika Dion menyukainya sampai segitunya. Tapi dia rasa pria seperti Dion mungkin saja hanya penasaran dengannya.

"Dion, aku sama sekali gak pantes kamu sukai sampai begini. Makasih kamu udah suka sama aku, Dion. Aku jujur sangat tersanjung, pria sebaik kamu menyukai aku," ujar Adeline.

Dion memegang tangan Adeline tiba-tiba. "Del, tapi aku beneran serius sama kamu. Kita nikah, Del. Aku janji akan bikin kamu bahagia."

"Dion, kamu gak ngerti. Ini bukan tentang kebahagiaanku."

"Terus, kamu gak mungkin, kan, Del, bersama dengan om Ben dengan status yang jelas. Kamu pasti tahu, dia hanya ingin bersenang-senang," ungkap Dion.

"Dion, aku tahu kamu peduli. Tapi tolong cukup sampai sini aja ya. Aku bisa jaga diriku. Ini semua adalah pilihanku tanpa paksaan." Adeline tersenyum sendu.

"Gak, Del, aku tetap akan berusaha dapatkan kamu bagaimanapun caranya," kata Dion tidak menyerah.

Adeline merasa amat menyedihkan. Ini semua sama sekali tidak berhak ia rasakan. Pria seperti Dion, terlalu baik untuknya.

"Dion, aku harus pergi. Aku gak bisa jadi seperti yang kamu mau. Ini jalan hidupku."

"Del, tapi aku udah bilang sama teman-teman kampus kalau kita tunangan!" tegas Dion berterus-terang.

Adeline membulatkan mata terkejut. "Maksud kamu apa, Dion?"

"Maaf, Del, tapi aku gak mau mereka mikir bahwa kamu benar sugar baby."

Adeline mematung dengan mata yang mulai terasa pedih.

"Kamu wanita baik yang kukenal." Dion menatap Adeline dengan ketulusannya.

"Kamu gak pantas dipandang rendah, Adeline."

Adeline meneteskan air mata saking tak menyangka dengan semua yang dia dengar barusan. Urusannya akan bertambah rumit sekarang. Kalau semua orang percaya dia dan Dion bertunangan.

Dion lalu mendekati Adeline. Melihat Adeline bersedih dan menangis membuatnya refleks memeluk wanita itu.

"Kamu wanita yang baik, Del, aku gak mau mereka anggap kamu hanya wanita simpanan om-om."

Tangan pria itu mengepal kuat. Tepat dari jarak beberapa meter. Pemandangan yang sangat menyakiti matanya. Tapi hatinya tak kalah sakit sewaktu melihat wanita miliknya dipeluk oleh laki-laki lain.

"Tuan Ben, apa saya perlu turun tangan?" Sang asisten kembali menawarkan diri menjalankan tugasnya.

"Kita pergi." Ben kemudian meninggalkan tempat tersebut begitu saja.

Terpopuler

Comments

Q.M.19

Q.M.19

giliran di peluk cwo lain marah

2023-10-11

0

JianXu_Gege

JianXu_Gege

lanjutttt plissss thor 😰

2023-10-10

0

sayapuputsin

sayapuputsin

tidak suka di gantung apa lagi gantung diri 😄😀😂

2023-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!