Berita Viral

Dion sangat beruntung hari itu karena Adeline tidak menolak ajakannya untuk berangkat kuliah bersamanya. Padahal biasanya Adeline selalu menolak ajakannya tanpa berpikir panjang.

"Dion maaf ya, aku lama," kata Adeline.

"Gak kok, gak masalah, Del. Yuk masuk," ajak Dion.

Adeline hendak masuk ke mobil Dion. Tapi dia merasa aneh karena seperti ada orang yang sedang mengintainya dari jauh.

"Del, kok gak masuk?" tanya Dion melihat Adeline seperti ragu-ragu.

"Eh iya." Mungkin itu hanya perasaannya saja, batin Adeline.

Ben bilang untuk tidak terlalu cemas memikirkan tentang Kristin. Wanita itu biar menjadi urusan Ben. Adeline percaya pada Ben karna itu dia tetap kuliah hari itu sebab ada ujian yang menunggunya.

"Del, makasih banget ya, kamu mau bareng sama aku hari ini," kata Dion dengan senyum sumringah.

"Aku yang terima kasih sama kamu, Dion. Makasih, ya."

"Serius aku yang makasih, Del, karena aku gak enak sama kamu waktu itu. Kamu nyempetin datang ke acara ultah om Ben padahal kamu lagi kurang enak badan. Kamu sekarang udah gapapa, kan?"

Adeline tersenyum. "Gapapa kok Dion."

Pria seperti Dion yang baik dan perhatian sama sekali tidak cocok dengannya. Karna itu dia berharap tebakan Ben tentang Dion yang menyukainya itu tidak tepat.

"Dion, kamu kenapa gak coba cari pacar?" Adeline tidak tahu ada angin apa yang mendorongnya untuk bertanya begitu pada Dion.

Sontak Dion langsung menatap Adeline dengan pandangan kaget. "Eh, kok tumben kamu nanya begitu, Del?"

Adeline menyengir polos. "Gak boleh, ya? Cuman iseng aja sih," jawabnya.

"Bukan gitu. Em, sebenarnya udah ada orang yang aku suka."

"Oh, ya?" Adeline kelihatan antusias. "Wah, kamu harus kejar dia, Dion. Semangat, ya."

Dion langsung memerah begitu Adeline berkata demikian padanya. "Hem, menurut kamu aku harus kejar ya?"

"Iya dong!" angguk Adeline tanpa ragu. Syukurlah, batinnya. Rupanya Dion sudah menyukai orang lain.

"Kalau dia nolak gimana, ya, Del?" tanya Dion ingin tahu jawaban Adeline. Dia senang karena Adeline mau mendukungnya.

"Kamu gak boleh pesimis dong. Dion, kamu itu baik dan perhatian. Mana ada cewek yang nolak kamu, sih."

Tujuan Adeline berkata begitu tulus dari hatinya dan untuk mendukung Dion. Tapi dia memang merasa Dion baik. Perempuan manapun akan beruntung jika bisa memiliki kekasih seperti Dion.

Jantung Dion berdegup kencang mendengar jawaban Adeline. "Beneran, Del?"

Adeline mengangkat dua ibu jarinya ke hadapan Dion. "Seriusan, kamu kan paling top!"

Makin berbunga-bunga. Dion tidak menyangka jika Adeline akan segitunya menanggapi curahan hatinya. Kalau saja benar, Dion pasti bahagia. Ya, kalau benar takkan ada perempuan yang bakal menolak pernyataan cintanya. Dion tak berharap disukai banyak wanita. Dia hanya berharap wanita yang disukainya membalas perasaannya.

"Makasih ya, Del, aku akan coba ungkapkan perasaanku sama dia."

Adeline menghela napas lega. "Iya, Dion, aku dukung kamu pokoknya."

Mereka akhirnya sampai di kampus. Begitu keluar dari mobil Dion, Adeline langsung disambut oleh tatapan sinis para penghuni kampus tersebut.

"Wah kacau! Lihat tuh, sekarang udah ngegoda cowok lain. Lo tahu, kan, Dion? Gila sih Adel, gak nyangka jadi dia beneran sugar baby?"

Deg.

Adeline melotot begitu mendengar perkataan salah seorang mahasiswi yang dia tidak terlalu kenal siapa namanya. Tapi pendengarannya jelas menangkap perkataan orang itu yang sedang membicarakan tentang dirinya.

"Del kamu kenapa?" Dion heran melihat ekspresi Adeline.

"Dion, aku ke kelas dulu, ya." Adeline pergi begitu saja.

"Del, tunggu—"

"Eh, Dion!"

Temannya yang bernama Rizki muncul.

"Ki," sapa Dion.

"Eh, Di, lo mau ngapain ngejar tuh cewek!"

"Maksud lo apa, Ki? Emang kenapa?"

"Jadi, lo beneran ada hubungan sama Adeline?"

Dion tidak mengerti kenapa Rizki kelihatan heran begitu. "Ya emang kalau gue bareng Adel kenapa? Kok lo kayak heran gitu."

"Di, lo tau gak seisi kampus dibuat geger sama berita yang lagi viral."

"Berita viral?"

"Gue kirimin link nya deh. Udah muncul di hotline website kampus."

Dion buru-buru mengecek yang dikirimkan oleh Rizki. Dia kaget karena melihat berita tentang gadis berinisial AE di sana.

"AE?" ucap Dion.

"Adeline Eleanor." Rizki memperjelas.

"Siapa yang bikin berita sampah ginian Anjing!" umpat Dion tak percaya dengan apa yang ditulis di sana.

"Sabar Di, lo tau kan, siapa tau aja berita ini memang bener!" tegas Rizki. "Dia emang belakangan sering pakai barang branded, lo pikir aja darimana coba? Dia baru dua puluh tahun kali."

Dion langsung meremas kerah baju Rizki. "Jaga ucapan lo, Ki! Gue percaya Adeline gak mungkin gitu!"

"Dion, Dion, lo tuh naif ya. Zaman sekarang itu emang biasa lah, sugar baby itu mulai trend." Rizki berdecih lalu melepaskan cengkeraman Dion. "Yang pasti lo mending jangan deket-deket deh. Kecuali lo siap jadi sugar dad—"

Bugh!

Dion menghajar tepat di wajah Rizki. "Bangsat tutup mulut lo sialan!"

"Anjing lo santai aja dong!" Rizki balik menghajar Dion.

Adeline yang sudah sampai di kelasnya langsung duduk di kursinya. Begitu duduk dia langsung dipanggil oleh salah satu mahasiswa.

"Del, lo dipanggil sama Budi."

"Budi?" Budi adalah komting di angkatannya. Tidak biasanya komandan tinggi memanggilnya. "Oke."

Adeline merasa tidak enak. Apalagi melihat tatapan teman-teman yang tidak seperti biasanya. Beberapa dari mereka keliatan sinis, agak mencibir, ini membuatnya heran dan penasaran. Belum lagi perkataan salah satu mahasiswa tentang sugar baby tadi. Apa ada berita tentang dirinya?

"Del, duduk," ujar Budi.

Adeline pun duduk. "Ada apa, ya?"

"Gini, Del, kamu udah lihat berita yang beredar pagi ini?"

Adeline kaget. "Berita apa ya?"

"Sebentar, coba kamu baca dulu deh." Budi memberikan ponselnya pada Adeline.

Berita itu sangat membuat Adeline terkejut. Inisial AE yang ditulis di sana benar-benar menjurus kepadanya. Apalagi ada siluet yang mirip dirinya. Tapi siapa yang membuat berita itu sampai viral?

Kristin.

Adeline meneguk ludah, dia mulai gugup dan takut.

"Del, memang di sana gak tertulis jelas itu kamu. Tapi teman-teman mengira itu kamu. Saya mau tanya sama kamu, apa benar itu kamu?"

Adeline menggelengkan kepalanya ragu.

"Del, lebih baik sampai berita ini di verifikasi lebih lanjut, kamu gak usah ke kampus dulu deh."

Dia mengira Budi akan langsung percaya dengan berita itu dan menjudge dirinya. Tapi Budi lebih bijak dari dugaannya.

"Makasih ya, aku beneran syok banget baca beritanya. Kenapa ada yang bisa bikin berita menyudutkan gitu."

"Kenapa memangnya?" Tiba-tiba Kristin muncul mengejutkan Budi dan Adeline.

"Itu emang kamu, kan, Del? Kamu beneran sugar baby. Apa perlu aku kasih banyak lagi bukti."

"Kristin." Adeline menatap tajam wanita itu.

"Kenapa? Emang aku yang buat beritanya, tapi itu fakta. Asal kamu tahu ya Del, sebentar lagi kamu akan di DO dari kampus!"

"Kris, mendingan jangan memperkeruh suasana," kata Budi.

"Aku gak ada urusan sama kamu. Mau bela Adeline karena kamu juga salah satu pengagum nya ya? Budi, Budi, kamu tuh sampah!"

Kristin kemudian keluar dari ruangan itu membiarkan Adeline yang sedang terkejut diposisi yang sekarang.

Tak lama kemudian, Dion yang sedikit babak belur menyusul Adeline yang baru saja keluar dari ruangan Budi. Dion langsung menarik tangan Adeline, mengajaknya pergi keluar.

"Dion kamu mau bawa aku kemana?"

"Ikut aja dulu, Del, di sini lagi kurang kondusif."

Adeline yakin Dion sudah tahu berita yang sedang viral tentangnya. "Dion cukup!"

Dion menatap Adeline. "Del, sebentar lagi sampai ke parkiran. Kita keluar kampus aja dulu."

Adeline melepaskan tangan Dion. "Kamu udah tahu beritanya, kan?"

"Gak Del, itu jelas berita sampah! Aku gak percaya!" tegas Dion.

Adeline menghela napas panjang. "Dion, kalau berita itu benar?"

"Hah? Del mana mungkin lah." Dion menggeleng tak percaya. "Kamu jangan takut, aku akan buktikan itu fitnah keji terhadap kamu."

Melihat tatapan tulus Dion membuat Adeline miris terhadap dirinya. "Dion, aku bisa pulang sendiri. Kamu gak perlu antar aku, ya."

"Del, tapi aku harus antar kamu."

"Dion cukup. Aku lagi pengen sendiri."

Lebih baik dia menjauh dari semuanya untuk sementara waktu. Yang bisa mengerti kondisinya hanya diri sendiri. Semua orang pasti sudah memandang dirinya sangat rendah. Ya, dia memang rendahan.

"Del tunggu!" Dion menarik tangan Adeline sewaktu wanita itu hendak pergi.

"Adeline, aku gak peduli berita itu benar sekalipun. Aku akan tetap melindungi kamu."

Terpopuler

Comments

Q.M.19

Q.M.19

aaaahhh gedek Ama Kristin dr awal ni cwe emang gg baik

2023-10-04

0

JianXu_Gege

JianXu_Gege

😀😀😀 dion cinta emang buta

2023-10-02

0

JianXu_Gege

JianXu_Gege

dion asli cinta bgt keknya sama adelin

2023-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!