Huffffft
Sierra mengembuskan nafas dengan kasar setelah dia menyelesaikan pekerjaannya, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan dia masih berada di perusahaan.
Dert dert dert
Ponsel Sierra terdengar berbunyi.
"Mom di mana? " suara Brenda terdengar di seberang ponsel sedang berbicara.
"Mom masih bekerja, Sayang. Sekarang Mom baru saja ingin pulang. "
"Aku menunggu, Mommy! "
"Ya, Sayang. Sebentar lagi Mom akan tiba di rumah."
Sierra terdiam sebentar setelah panggilan dari Brenda terputus, dia teringat akan pertemuan mereka saat di sekolah bersama mantan suaminya itu. Dion benar-benar tidak bisa menahan mulutnya ketika berbicara dengan Brenda. Dia tidak tahu bagaimana nantinya jika Brenda mengetahui bahwa pria yang telah menghardiknya itu adalah daddy yang selama ini sangat ingin dia temui.
Sierra juga teringat akan wajah kecil yang sangat mirip dengan Brenda tersebut. Berbeda dengan Dion, meski bagaimanapun dia adalah wanita yang telah melahirkan gadis kecil itu, dia tidak pernah membenci gadis kecil itu. Bahkan jika bisa, dia ingin sekali memeluk Rea, gadis itu memang terlihat sangat berbeda dengan Brenda, dia terlihat lebih patuh dan tenang.
...----------------...
Di kamarnya Rea sedang duduk di atas ranjangnya dan memegang sebuah ipad berukuran sedang, tangannya tidak berhenti bergerak di layar ipad tersebut.
Hingga lewat dari 10 menit, tangannya baru berhenti bergerak. Sekarang matanya yang bergerak ke kiri dan ke kanan membaca pelan setiap tulisan yang ada di layar ipad tersebut. Terkadang mata dan mulutnya sama-sama bergerak, matanya melebar dan mulutnya terbuka saat menemukan beberapa foto yang dia lihat di ipad itu.
Dia teringat akan wanita yang dia temui di sekolahnya tadi.
"Mom." Rea berkata pelan.
Klek
Rea dengan cepat menyentuh lambang keluar di ipadnya tersebut karena melihat Dion masuk ke dalam kamarnya.
"Sayang, kenapa belum tidur?" Dion melihat jam dinding di kamar gadis kecilnya itu, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Biasanya jika dia datang ke kamar Rea dijam begini, pasti Rea sudah tidur.
"Ehmmmm aku belum mengantuk, Dad."
Dion mengelus kepala Rea dan duduk di atas ranjang bersamanya.
"Apa kamu ingin Daddy temani tidur malam ini?"
Rea menganggukkan kepalanya dengan cepat, karena sudah jarang sekali dia bisa ditemani oleh daddynya tidur.
"Sekarang, letakkan ini dulu." Dion sudah mengambil ipad di tangan Rea dan meletakkannya di samping ranjang tidur Rea.
"Ayo kita berbaring!"
Rea mengikuti perintah Dion untuk berbaring, dan Dion juga ikut berbaring di sampingnya.
"Dad.....di mana mommyku sekarang?" Rea kembali bertanya tentang seorang wanita yang telah melahirkannya.
"Sayang, kamu sudah punya Daddy, nenek dan kakek. Jadi tidak perlu bertanya tentang mommy lagi." Dion ingin menghentikan Rea, karena akhir-akhir ini Rea sering sekali bertanya masalah itu.
"Aku hanya ingin melihat mommyku, Dad. Apa dia cantik?" Rea membayangkan wajah Sierra di fikirannya saat ini sambil tersenyum.
"Tidak, kamu lebih cantik daripadanya." Dion merasa Sierra tidak pantas menyandang seorang wanita yang cantik.
"Ehmmmm tapi di sekolah, ibu guru mengatakan kalau setiap wanita itu cantik, Dad. Berarti Momku juga orang yang cantik."
"Ayo kita tidur, besok kamu harus sekolah!" Dion memeluk Rea dan mengakhiri perbincangan mereka malam ini. Biasanya Dion akan senang menjawab setiap pertanyaan gadis kecil ini mengenai apa pun, dan mereka akan bercerita sampai Rea benar-benar tertidur. Tapi saat ini dia tidak ingin bercerita karena Rea bertanya tentang mommynya yang merupakan wanita paling dia benci.
...----------------...
Di pagi hari, Sierra sudah terlihat rapi dengan pakaian kerjanya, dia akan pergi untuk mengantarkan Brenda ke sekolah dulu karena sekarang masih belum ada yang bisa mengurus Brenda. Dia juga tidak yakin untuk menitipkan Brenda kepada orang baru karena melihat tempramen gadis kecilnya itu.
"Sayang, apa kamu sudah selesai?" Sierra masuk ke dalam kamar Brenda untuk melihat apakah dia sudah bersiap.
"Tinggal sedikit lagi, Mom." Brenda terlihat sedang merapikan celana sekolah yang dia pakai.
"Apa tidak ada masalah dengan seragamnya?" tanya Sierra dan membantu Brenda.
"No, Mom. Semuanya baik-baik saja." Brenda menjawab dengan pasti.
"Ya sudah, ayo kita berangkat, nanti kamu bisa terlambat!"
Sierra berjalan beriringan dengan Brenda turun ke bawah, lalu mereka berpamitan kepada papa dan mamanya Sierra.
Saat mereka tiba di sekolah, semua anak-anak menatap heran ke arah Brenda karena memakai model seragam yang berbeda dari mereka.
"Sayang, kamu tidak masalah dengan itu?" Sierra bertanya apakah Brenda tidak nyaman dengan tatapan heran para temannya di sekolah barunya.
"No, Mommy."
"Good, Sayang."
Sierra sedikit lega dengan jawaban dari Brenda, jika begini dia akan merasa aman untuk meninggalkan Brenda.
Bruk
Tiba-tiba Sierra ditabrak oleh seseorang saat dia berbalik ingin pergi karena Brenda sudah pergi menuju kelasnya.
"Maafkan saya, Aunty. " Suara gadis kecil terdengar di telinga Sierra. Dia melihat ke arah bawah untuk mengetahui siapa anak yang tidak sengaja menabraknya itu.
Sierra seketika menahan nafas saat mengetahui siapa anak yang telah menabraknya. Anak itu juga terlihat mengangkat wajahnya ke atas supaya bisa melihat Sierra.
"Apa kamu baik-baik saja?" Sierra sudah menurunkan badannya agar sejajar dengan tubuh Rea. Tangan Sierra bergerak pelan memegang tubuh Rea yang masih diam sambil melihat ke arahnya. Air mata Sierra hampir menitik karena bisa melihat Rea sedekat itu.
"Apa kamu baik-baik saja, Sayang?" Sierra mengelus pipi Rea dengan pelan.
"Aku baik-baik saja, Aunty. "
Sierra tersenyum mendengar jawaban dari Rea.
"Apa kakinya masih sakit?" Sierra teringat dengan kaki Rea yang sempat luka kemarin.
Rea terlihat menggelengkan kepalanya sehingga membuat rambutnya yang diikat dua ikut bergoyang mengikuti gerakan kepalanya.
"Maafkan anak Aunty, ya." Sierra kembali mengelus pipi mulus Rea.
"Iya, Aunty. Aku sudah memaafkannya."
"Sekarang kamu boleh masuk, nanti kamu bisa terlambat, Sayang." Sierra berdiri dari posisinya dan membiarkan Rea untuk pergi meskipun dia masih sangat ingin bicara lagi dengan Rea.
"Aku pergi dulu, Aunty. " Rea berkata dengan sopan.
"Tunggu!" Sierra menahan Rea yang ingin pergi gi. "apa Aunty boleh memelukmu?" lanjut Sierra berkata.
Rea mengangguk dengan cepat, lalu dia terlebih dahulu memeluk tubuh Sierra meski yang bisa dia peluk hanya sebatas paha.
Sierra kembali mensejajarkan tubuhnya dengan Rea dan membalas pelukan Rea dengan kuat. Dia juga mencium pipi Rea beberapa kali dan Rea juga tidak menolak sama sekali.Tapi, ternyata tanpa mereka sadari Brenda melihat semua itu dari jarak yang sedikit jauh karena dia sempat berbalik ingin melihat mommynya kembali sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan sekolahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Uthie
Maaf Thor .. sy coba menyambung menyimak kembali cerita ini yg sedari awal sdh baca beberapa diawalnya 🙏
2023-10-18
1