"Grandma...." Panggil Brenda riang setelah mereka sampai di sebuah rumah mewah orang tua Sierra.
"Brenda...Jangan berlari!" Sierra berkata lantang karena sangat ngeri melihat Brenda yang berlari.
Seorang wanita dan lelaki paruh baya menyambut kedatangan mereka dengan bahagia.
"Hai, Sayang. Apa kamu baik-baik saja? Grandma sangat merindukanmu." Wanita paruh baya itu memeluk tubuh Brenda ketika sudah sampai didekatnya.
Brenda beralih kepada lelaki paruh baya yang berdiri di samping wanita yang dia panggil Grandma itu.
"Hemmmmm kamu tumbuh semakin cantik." Lelaki paruh baya itu juga memeluk Brenda sambil mencium pucuk kepalanya.
Sierra melirik kearah sang papa yang mencium putrinya. Dia tersenyum samar, karena dia tahu apa yang dilakukan oleh sang papa hanya pura-pura.
"Bagaimana perjalanan kalian, Sayang?" sang mama melihat Sierra dengan raut wajah prihatin nya.
"Yah, cukup melelahkan, Ma. Mama tahu, gadis kecil ini tidak akan pernah diam jika dia pergi ke suatu tempat."
Sierra sedikit mengeluh kepada sang Mama, karena sejak mereka di dalam pesawat terbang, Brenda tidak pernah bisa duduk dengan tenang. Dia berjalan mengitari seisi pesawat yang mereka naiki.
"Kalian istirahat dulu, pasti kalian lelah!"
Sierra akhirnya memilih untuk beristirahat, tapi Brenda tidak ingin ikut dengannya.
Belum sempat Sierra merebahkan tubuhnya di atas ranjang, tiba-tiba Brenda masuk ke dalam kamar.
"Mom, kapan aku bertemu daddy? Sekarang kita sudah sampai di kota nya mom."
Sierra memicingkan matanya sambil menarik nafas.
"Brenda, bagaimana kalau kita istirahat dulu!" ajak Sierra kepada sang gadis kecilnya.
"Mommy mengatakan daddy ada di kota ini. Sekarang kita sudah di sini Mom. Kenapa daddy tidak datang menyambut kita bersama Grandma dan Grandpa?"
Sierra terkejut mendengar pertanyaan Brenda. Dia tidak menyangka Brenda akan berharap seperti itu. Selama ini Brenda juga belum mengerti bagaimana sebenarnya hubungan dia dengan mantan suaminya. Dia hanya tetap menanyakan sang ayah karena semua teman seusianya mempunyai seorang ayah, sedangkan dia tidak memilikinya.
"Sayang... daddy sekarang sedang sibuk bekerja, dia juga tidak tinggal di sini."
Sierra tidak tahu harus memberi alasan yang bagaimana lagi.
"Apa Mommy membohongiku?" Brenda sudah mulai emosi.
"No, Mom tidak berbohong, Sayang."
Sierra menjawab dengan cepat, dia takut Brenda akan mengamuk.
"Ehmmmm, Mom ada satu ide." Sierra ingin mengalihkan pembicaraan sebentar agar Brenda tidak memaksanya menjawab pertanyaan yang dia belum bisa lagi merangkai jawabannya.
Brenda hanya melihat ke arah Sierra yang berkata dengan raut wajah yang seperti memiliki sesuatu hal yang menarik.
"Bagaimana kalau besok kamu akan Mom bawa untuk melihat kota di sini?"
Mata Brenda langsung bersinar mendengar perkataan Sierra.
"Apa di sini banyak hal yang menarik?" Brenda seolah ingin memastikan bahwa kota yang dia tinggali saat ini lebih menarik dari kota mereka tinggal sebelumnya.
"Hemmmm, di sini terlalu banyak hal yang menarik yang bisa kamu lihat nantinya."
"Baiklah, aku akan tunggu Mom membawaku." Brenda berjalan keluar dari kamar meninggalkan Sierra yang sudah merasa lega karena Brenda bisa diajak kompromi saat ini, dan dia tidak tahu apakah besok dia akan bisa mewujudkan itu, karena orang tuanya juga sudah memekasanya untuk langsung datang ke perusahaan mereka. Sekarang yang terpenting dia bisa terus bebas lebih dulu dari permintaan Brenda.
Ketika malam tiba, Sierra menemui papanya yang sedang duduk di ruang tamu bersama mamanya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Sierra mendudukkan tubuhnya di hadapan dua orang paruh baya itu.
"Sekarang sedang ada proyek besar dari luar negri sedang mencari beberapa perusahaan di sini untuk bekerjasama. Jika kamu bisa membuat perusahaan kita terpilih sebagai salah satunya, kemungkinan Sahila Group akan bisa bangkit kembali."
"Seburuk apa keadaan perusahaan itu sekarang?"
Sierra penasaran dengan keadaan perusahaan keluarganya itu sekarang.
"Para karyawan sudah banyak yang mogok bekerja karena gaji mereka selama beberapa bulan ini belum terbayarkan. Sekarang banyak para investor yang mengundurkan diri dan perusahaan-perusahaan memutuskan kontrak kerjasamanya."
"Bukankah mereka tahu jika Sahila Group juga bisa dipercaya, bahkan perusahaan itu pernah menduduki posisi pertama." Sierra hampir tidak percaya mendengar penjelasan papanya.
"Sekarang tidak ada yang ingin percaya lagi karena mantan suamimu itu menarik mereka semua, semua kerjasama, para investor beralih ke Barata Group yang dipimpin oleh mantan suami brengsekmu itu." Raut wajah papa Sierra telah berubah karena marah mengingat itu semua.
"Aku juga tidak berjanji bisa melakukan itu, Pa." Sierra meragu dengan kemampuan dirinya.
"Kamu harus bisa melakukannya, apa pun caranya, jangan sampai perusahaan yang telah aku bangun itu hancur sia-sia."
Dari tempat duduknya, sang mama hanya bisa memperhatikan putrinya tersebut. Dia tahu jika Sierra sedang tertekan dengan beban pekerjaan yang diberikan oleh papanya. Tapi dia juga tidak bisa membantu apa-apa.
Dug
Pintu kamar yang di tempati oleh Brenda saat ini terhempas karena dia baru saja masuk kembali kekamar itu.
Dia berlari menuju meja kecil mengambil ipad miliknya, lalu membawanya ke atas ranjang tidurnya. Tangannya mulai bergerak menyentuh layar ipad tersebut dan mengetik sesuatu di pencarian Barata Grup Matanya sedikit melebar melihat apa yang dia lihat saat ini di layar ipadnya.
"Dion Agara Barata seorang pimpinan perusahaan Barata Grup yang merupakan perusahaan nomor satu di kota x."
"Nancy Alia seorang model papan atas yang merupakan kekasih dari Dion, dan Rea Agara Barata, putri kecil Dion."
Brenda terus menggeser layar ipad nya, semakin ke bawah, dia semakin banyak menemukan informasi tentang pemimpin Barata Grup yang baru saja dia tidak sengaja dengar saat ingin turun ke bawah menemui mommynya. Dia mendengar sang kakek menyebut mantan suami dari mommynya dan sebuah nama perusahaan yaitu Barata Grup.
Sesuatu yang membuat dia lebih terkejut lagi adalah saat menemukan gambar seorang gadis kecil yang seumuran dengannya dan wajahnya sangat mirip dengannya.
Sekarang dia sedikit mengerti kenapa dia tidak pernah bertemu dengan daddynya, bahkan setelah mereka sampai di kota ini, sang ayah juga tidak datang menemuinya.
...----------------...
"Dad, apa aku punya Mommy?" tanya Rea di saat Dion datang ke kamarnya malam ini. Biasanya, Dion akan selalu melihat dia sebelum tidur.
"Kenapa, hem?" sambil memeluk kepala Rea.
"Ehmmm, teman-temanku di sekolah mereka punya Mommy."
Dion sedikit mengerutkan keningnya, baru kali ini Rea bertanya tentang mommy nya. Biasanya dia tidak pernah menanyakan perihal tentang ini.
"Kenapa, hem?" Dion ingin memastikan apa penyebab gadis kecilnya ini bertanya tentang mommynya.
"Temanku bertanya kemana momku, karena mereka semua sering diantar oleh mommy mereka pergi ke sekolah."
"Kenapa kamu tidak katakan kalau kamu diantar oleh Daddy, hem?"
Dion merasa iba kepada gadis kecilnya itu. Dia berfikir apa dia harus menikah untuk memberikan gadis kecilnya ini seorang mommy? Tapi sampai saat ini masih belum ada wanita yang bisa membuat dia tertarik. Meskipun sekarang dia tahu bahwa mamanya mencoba mendekatkan dia dia dengan Nancy. Sekarang Dion merasa marah mengingat siapa ibu dari anaknya yang dia tahu sekarang sudah kembali ke kota ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Tatik R
pas di revisi penyebab mereka bercerai gak diceritakan. yg heran sebenar nya kluarga siapa yg curang atau ada org lain yg ngadu domba. kmrn dion ma siera aja nikah gak direstui
2023-10-02
1
Bintang Ray234🌸🌸
Sungguh berat nya hidup mu Sierra, smoga brenda dapat mengerti perasaan ibunya smangat trus ya kak Author☺️☺️💪💪🌸🌸
2023-10-01
1
Retno Sulistyowati
belum nemu menariknya dimana... masih awal lanjut thor
2023-10-01
1