Dion dan Sierra saling bertatapan kembali, karena sekarang mereka dipaksa oleh Rea dan Brenda untuk bermain berdua agar mendapatkan hadiah yang akan diberikan kepada mereka. Dalam permainan itu, hanya orang tua yang bisa bermain untuk mendapatkan hadiah karena perlombaan itu bertujuan untuk menguji kekompakan antara orang tua siswa.
Friiiiiit
Bunyi peluit telah dibunyikan pertanda perlombaan telah dimulai. Para orang tua siswa yang lain sudah bermain sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, tapi Dion dan Sierra masih berdiri diam saling menatap dengan tajam. Tidak ada di antara mereka yang ingin memulai permainan itu.
Wuhaaaa
Suara tangis Rea dan Brenda terdengar di telinga mereka, dan menyadarkan mereka dari bersikap diam saja.
"Ayo lakukan!" Sierra sedikit mengalah karena tidak ingin orang-orang akan menatap ke arah mereka karena terganggu dengan suara tangis Rea dan Brenda.
Sierra telah menggerakkan tubuhnya agar mereka bisa berjalan, tapi Dion masih sedikit keras kepala dan mempertahankan egonya. Saat ini mereka harus menyelesaikan itu, karena tubuh mereka saling terikat, dan untuk memenangkan pertandingan itu mereka harus melangkah bersama agar bisa sampai ke tujuan.
"Jika kamu masih keras kepala begini, kamu akan melihat tangisan dua anak itu tidak berhenti. Aku tidak mau jadi pusat perhatian orang-orang di sini." Sierra menekan suarannya karena marah.
Tanpa adanya aba-aba dari Dion, dia melangkah dan hampir membuat Sierra terjatuh karena tidak ada persiapan.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Kamu mengatakan kita harus melakukannya, aku sudah melakukannya."
"Tapi kamu juga harus beritahu aku kalau ingin bergerak." Sierra marah dengan Dion.
Mulai dari garis awal hingga ke garis finish, mereka berdua tidak berhenti saling menyerang dengan kata yang mereka ucapkan. Untuk kali ini, pertandingan itu tidak dapat mereka menangkan.
Brenda hanya bersikap biasa saja ketika mereka tidak bisa menang dalam pertandingan itu, tapi tidak dengan Rea. Dia masih menangis dan kecewa kepada mereka.
"Sayang, jangan menangis, Mom janji akan berusaha lagi supaya bisa menang."
Sierra sedikit merasa tidak tega melihat kesedihan Rea.
"Daddy jahat." Rea beralih menyalahkan Dion, selama ini Dion selalu bisa memenangkan setiap pertandingan yang dia ikuti di sekolahnya.
Pada akhirnya Dion kembali ikut pertandingan bersama Sierra untuk menenangkan gadis kecilnya itu. Kali ini mereka benar-benar bekerjasama untuk bermain. Sesekali mereka juga saling mentap karena permainan yang mereka ikuti benar-benar membuat mereka menjadi seperti sepasang suami istri yang terlihat bahagia, sedangkan mereka sebenarnya tidak dalam ikatan itu.
Dari kursinya Nancy melihat mereka dengan tatapan tajam penuh arti. Dia juga tahu kalau sejak tadi ada kamera yang menangkap gambarnya juga, tapi dia tidak peduli dengan itu karena dia tidak rela jika harus mengikuti permintaan Rea untuk bermain sampai mengotori pakaiannya. Selama ini Rea tidak masalah jika dia yang memilih pertandingan karena dari dulu dia yang selalu ikut menemani Rea dan Dion jika ada acara yang melibatkan keluarga di sekolah Rea. Mama Dion selalu memberitahu kepadanya, sementara dia akan memanfaatkan waktu itu untuk bisa dekat dengan Dion. Tapi kali ini, dia melihat Rea sangat keras kepala dan tidak ingin mengganti permainan yang dia inginkan.
"Lihat, Mom dan Dad memenangkannya." Rea berkata dengan senang dan sudah menghentikan tangisnya. Sementara Brenda hanya tersenyum kecil melihat itu.
Dion dan Sierra membawa beberapa hadiah karena mereka memenangkan beberapa pertandingan.
"Aku ingin bonekanya." Rea berkata setelah melihat Sierra membawa hadiah berupa boneka berukuran besar.
"Tidak! Itu untukku!" Brenda tidak ingin mengalah, karena dia juga menginginkan boneka itu.
Sierra sedikit bingung untuk memberikan boneka itu, karena ke dua putrinya sama-sama menginginkan boneka yang ada di tangannya.
"Biarkan ini untuk putri-ku!" Dion menarik boneka dari tangan Sierra dan memberikan beberapa hadiah kecil yang ada di tangannya kepada Sierra.
"Sayang...bagaimana kalau ini untukmu?" Sierra mencoba membujuk Brenda yang sudah berwajah masam melihat Dion menarik boneka itu dari tangannya.
"Aku juga ingin bonekanya, Mom."
"Tidak! Boneka itu untuknya, kamu boleh ambil yang lainnya." Dion menghentikan Brenda yang terus menatap tajam ke arahnya.
"Bonekanya sangat bagus." Nancy muncul di tengah-tengah ketegangan di antara mereka.
Sierra melihat ke arah Nancy yang sudah berdiri di samping Dion, kemudian dia kembali melihat Rea yang menampakkan wajah bahagianya karena mendapatkan hadiah yang dia inginkan.
"Ayo kita pergi!" Dion mengajak Rea dan Nancy untuk pergi, karena acara di sekolah Rea juga sudah selesai.
"Ayo, Sayang. Kita akan beritahu nenek kalau Daddy memenangkan pertandingannya." Nancy menggenggam tangan Rea. Sementara Dion berjalan sambil menyunggingkan senyum samar di bibirnya.
"Mom." Brenda masih berwajah kesal. Dia juga tidak menyangka Rea kembali mengacuhkannya setelah beberapa waktu mereka bekerjasama agar daddy dan mommy mereka bisa bermain bersama.
"Mom akan membelikan yang baru untukmu nanti, bagaimana?" Sierra mencoba membujuk Brenda agar tidak berlarut dalam kekesalnnya.
"Tapi a-," perkataan Brenda terhenti karena ponsel Sierra yang berbunyi.
"Apa?" wajah Sierra terlihat terkejut setelah mendengar apa yang dikatakan oleh seseorang yang menghubunginya saat ini.
"Ayo, Sayang. Kita pulang dulu! Mom janji akan membelikan boneka itu." Tangan Brenda sudah ditarik oleh Sierra dan bergegas membawanya menuju mobil.
Mobil Sierra berjalan sedikit kencang, karena dia ingin cepat sampai ke rumah. Saat tiba di halaman rumah mereka, dia melihat banyak sekali para wartawan dan orang-orang sedang berkerumun.
Sierra tidak berani turun dari mobil saat ini, karena dia tidak ingin diburu oleh para wartawan tersebut. Tapi dia juga belum menemukan cara bagaimana supaya dia bisa masuk ke dalam rumah itu.
"Ada apa, Mom?" Brenda juga heran melihat keadaan rumah itu yang ramai didatangi oleh orang-orang.
"Tidak, Sayang."
Sierra memutuskan untuk memundurkan mobilnya dan pergi dari situ, dia akan kembali jika keadaan rumah itu telah sepi. Dia juga memberanikan diri menghubungi papa nya kembali untuk memberi tahu bahwa dia akan datang ketika keadaan sudah sepi. Papanya terdengar begitu marah, tapi dia hanya diam dan tidak ingin melawan saat ini, dia akan menerima kemarahan papanya saat dia pulang nanti.
Dia pergi ke sebuah taman bersama Brenda agar gadis kecilnya itu tidak merasa bosan. Dia membuka ponselnya untuk melihat apa yang terjadi saat ini dengan rumahnya, karena dia yakin bahwa kejadian itu sudah tersebar di berbagai media saat ini.
Benar saja, karena berita teratas saat ini adalah tentang keluarganya yang dituntut oleh beberapa perusahaan dan para karyawan yang bekerja di SAHILA GROUP. Mereka menuntut hak mereka yang selama ini belum terbayarkan. Sierra mengepalkan tangannya karena dia tahu siapa yang menjadi pemicu dari semua keributan itu.
Dia juga dikejutkan dengan satu buah berita terhangat saat ini, gambarnya dengan Dion yang sedang ikut pertandingan di sekolah Rea dan Brenda sudah tersebar. Dia sudah melupakan hal itu saat dia menyetujui untuk ikut bermain atas permintaan anak-anak nya.
Huffff
Sierra menghembuskan nafasnya dengan kuat, dia harus menyiapkan diri untuk menghadapi papanya saat tiba di rumah nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Atikah ⭐
kasihan bgt tertekan ... relain aja deh perusahaan nya ... pergi jauh dah ...
2023-12-20
1
Uthie
Duhhh.. poor Sierra... terus tertekan dengan semua permasalahan nya 😟
2023-10-19
1