"Dia bukan mommymu!!"
Dion menyannggah perkataan Rea. Dia juga tidak tahu siapa yang mengatakan kepada Rea tentang Sierra.
"Dia mommyku, Dad. Dan Brenda adalah saudara-ku!"
Sierra yang sangat terkejut, dia belum bisa berbicara apa-apa. Dia ingin mengakui bahwa dia benar mommynya Rea, tapi tatapan Dion kepadanya membuatnya dia mengurungkan niatnya.
"Ayo kita pulang!" Dion membawa Rea pergi meninggalkan Sierra dan Brenda.
Dug
Rea menghempaskan tubuhnya dengan kuat di kursi mobil.
"Jalan!" Perintah Dion kepada sang supir agar cepat meninggalkan sekolah Rea.
"Aunty itu mommy-ku, Dad."
"Tidak, siapa yang memberitahumu?"
"Kalau bukan dia, lalu di mana mommyku sekarang, Dad?"
"Apa dia sendiri yang memberitahu kamu kalau dia adalah mommymu?"
"Tidak, Dad. Aku mencarinya sendiri."
Dion menyatukan alisnya dan melihat ke arah Rea dengan lekat. Dia baru menyadari bahwa hadis kecilnya ini memang terlahir sangat pintar. Bisa jadi apa yang dia katakan itu adalah benar.
"Daddy boleh lihat ini." Rea mengambil ipad yang dia bawa dan menunjukkan kepada Dion.
Dion menarik nafas lalu menghembuskannya dengan kasar. Ternyata dia juga lupa menghapus semua berita masalalu saat dia hidup bersama dengan Sierra. Semua foto mereka di berita tahun-tahun yang lalu masih bisa dilihat oleh orang lain sampai sekarang.
"Aku benarkan, Dad?"
Dion tidak bisa menjawabnya lagi karena Rea sudah mempunyai buktinya. Meskipun demikian, dia akan mencari cara agar bisa menjauhkan Rea dari Sierra.
Dion mengambil ponselnya, lalu menghubungi seseorang.
"Besok anak itu harus sudah tidak terlihat lagi di sekolah itu, kalian urus secepatnya."
"Daddy jahat!" Rea marah kepada Dion saat mendengar apa yang dikatakan Dion dengan lawan bicaranya.
"Sayang, Daddy hanya ingin kamu nyaman di sekolah itu tanpa ada yang menganggu."
Rea tidak ingin membalas perkataan Dion lagi. Dia memilih diam dan memalingkan wajahnya ke arah samping. Hingga mereka tiba di mantion, dia masih mendiamkan Dion dan dia juga tidak ingin menyapa sang nenek yang sedang duduk di ruang tamu bersama Nancy.
"Kenapa dengan nya?" Mama Dion bertanya kepada Dion yang sedang berjalan menyusul Rea ke kamarnya.
"Tidak ada, Ma. Dia hanya sedikit marah kepadaku."
"Apa masalahnya?"
Dion tidak ingin mengatakan alasannya kepada sang mama, karena tidak ingin membuat kacau suasana saat ini. Apalagi mamanya sekarang sedang duduk bersama Nancy, bisa-bisa dia didesak oleh mamanya untuk menikahi Nancy dengan alasan supaya Rea bisa mempunyai seorang ibu meskipun bukan ibu kandungnya.
"Aku mau melihat dia dulu, Ma." Dion kembali berjalan untuk menemui Rea. Ternyata Rea sudah mengunci kamarnya dari dalam, sehingga Dion tidak bisa masuk.
"Sayang, buka pintunya, Daddy mau bicara!"
Dion terus memanggil Rea, tapi pintu kamar itu belum juga terbuka. Sudah hampir setengah jam Dion berdiri di depan pintu kamar Rea, tapi masih belum ada tanda-tanda Rea akan membuka kamarnya.
Akhirnya Dion menyerah dan membiarkan Rea, nanti dia akan kembali setelah Rea tidak marah lagi.
"Bagaimana?" tanya sang mama ketika melihat Dion sudah turun kembali ke lantai bawah.
"Dia mengunci pintu kamarnya, Ma."
"Ya sudah, nanti Mama akan coba melihatnya. Biarkan dia tenang dulu."
"Aku pergi, Ma." Dion melangkah pergi karena dia akan kembali ke perusahaannya.
"Apa aku boleh ikut denganmu?" tiba-tiba Nancy bicara sebelum Dion pergi.
Dion membalikkan badannya lalu melihat ke arah Nancy yang sudah berdiri dari tempat duduknya.
"Aku ke sini diantar oleh supirku, dan dia sudah pergi. Kebetulan aku baru saja dihubungi kalau ada pemotretan hari ini."
"Biarkan Nancy ikut, nanti dia bisa terlambat, pergilah!" Mama Dion seolah mendukung apa yang diminta oleh Nancy. Sedangkan Dion sudah memasang wajah malasnya. Dia sangat tidak suka jika Nancy selalu mencari kesempatan untuk dekat dengannya.
...----------------...
Sierra juga membawa Brenda pulang setelah Dion dan Rea pergi.
Berbeda dengan Dion, Sierra sekarang sedang merasa senang karena Rea mengetahui dia adalah mommynya. Dia tidak peduli dengan kemarahan Dion, karena bukan dia yang memberitahu kepada Rea tentang itu.
Di sampingnya Brenda duduk dengan wajah masamnya.
"Kamu masih marah, Sayang?" Sierra tetap fokus pada kemudinya.
"Aku tidak ingin mommy dekat dengan Rea."
Sierra hampir memberhentikan mobilnya di tengah jalan mendengar perkataan Brenda. Tapi dia tetap berusaha untuk tenang sekarang.
"Bukankah dia bisa menjadi teman kamu di sekolah?"
"Aku tidak suka berteman dengannya, Mom."
"Bukankah kita harus berteman dengan siapa pun, dan tidak boleh membeda-bedakan teman kita."
Sierra mencoba memberi penjelasan kepada Brenda.
"Aku tidak ingin berteman dengannya!" Brenda berkata dengan tegas, dan membuat Sierra tidak bisa memberi pengertian lagi sekarang. Jika Brenda sudah bersikap begitu, dia pasti tidak akan ingin mendengarkan pembicaraan Sierra lagi, dan jika Sierra terus memaksa maka Brenda akan mengamuk nantinya.
Dug
Brenda memghempaskan pintu mobil dengan kuat setelah mereka tiba di rumah. Dia terus berlari masuk ke dalam rumah.
"Kena-?" Mamanya Sierra belum sempat bertanya, tapi Brenda langsung pergi dan tidak mendengarkan. Sementara Sierra baru berjalan masuk ke dalam rumah.
"Kenapa, Sayang?"
"Dia marah lagi denganku, Ma."
"Anakmu itu memeng sangat keras kepala, sama seperti ayahnya. Keturunan mereka memang tidak ada yang bisa bersikap baik kepada orang lain." Papa Sierra berkata sambil melihat ponsel di tangannya.
"Pa..."
"Aku benar, anak itu memang sangat keras kepala sejak dulu. Selalu saja mengamuk jika keinginannya tidak dituruti."
"Aku pergi melihatnya dulu, Ma." Sierra pergi meninggalkan orang tuanya. Dia tidak ingin mendengarkan perkataan menyakitkan dari papanya lagi. Sejak dulu papanya juga selalu tidak suka jika Brenda bersikap begitu. Dia akan selalu menyamakan Brenda dengan keluarga mantan suaminya yang merupakan musuhnya.
prang
Sierra mendengar bunyi sesuatu dari dalam kamar Brenda. Dia mulai khawatir, karena Brenda benar-benar mengamuk saat ini.
Dug dug dug
"Sayang... buka pintunya! Jangan begitu."
Dug
Suara sesuatu terdengar lagi mengenai pintu kamar Brenda karena terdengar jelas oleh Sierra.
"Brenda... jangan begitu, buka pintunya, Sayang."
Sierra terus berusaha untuk membuat Brenda mau membuka pintunya. Jika terus dibiarkan, bisa-bisa semua barang yang ada di kamar dihancurkan olehnya.
"Mom janji, Mom tidak akan dekat dengannya. Mom janji, Sayang." Sierra mengatakan janjinya, karena ketika di mobil, dia belum memberikan jawaban yang pasti untuk Brenda karena dia juga tidak ingin menuruti permintaa Brenda. Tapi sekarang dia terpaksa melakukannya agar Brenda bisa tenang.
Klek
Akhirnya pintu kamar Brenda terbuka dan melihat Brenda yang berdiri di depannya.
"Mom janji?" Brenda memastikan perkataan yang diucapkan oleh Sierra.
"Ya, mom janji." Sierra juga menganggukkan kepalanya. Lalu melihat sekilas ke dalam kamar Brenda yang sudah berantakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Uthie
Wahhh.. kebalikan ngasuh anak nya itu. karakter Dion ada pada anak yg diasuh Sierra.... dan anak yg bersifat lebih lembut sama si Dion 😏
2023-10-18
3
Andira_Pena
lanjut thor
2023-10-04
1
Mama is
semangat thor
jangan kasih kendor
2023-10-04
1