"Mom, aku lapar!" Brenda menemui Sierra yang sejak tadi mengurung diri di kamarnya.
"Maaf, Sayang. Tunggu sebentar, Mommy akan memasak untuk kita."
Sierra merasa bersalah karena dia tidak melihat Brenda lagi sejak dia kembali ke rumah hingga putrinya itu merasa lapar.
Brenda duduk menunggu Sierra yang sedang memasak makanan. Saat itu, Sierra terlihat banyak melamun dan membuat makanan yang dia masak hampir saja gosong.
"Apa Mommy sakit?"
"Tidak, Sayang. Mom tidak apa-apa. Sekarang ayo makan makanannya!" Memberikan sepiring makanan kepada Brenda.
"Mommy mau kemana?"
Sierra menghentikan langkahnya karena dia ingin pergi dari ruang makan.
"Mom akan kembali. Kamu lanjutkan saja makannya!"
Sierra kembali berjalan dan menuju kamarnya. Beberapa saat kemudian dia kembali ke ruang makan dan bergabung bersama Brenda.
"Aku tidak melakukannya, bisakah aku kembali bicara dengan pimpinan itu?"
"Meskipun alamat yang terlihat adalah di perusahaan kami, tapi aku tidak pernah berlaku curang sehingga ingin meretas data dari perusahaan Barata Grup."
Brenda yang sedang makan, mendengar semua perkataan mommynya yang sedang bicara dengan seseorang di ponselnya. Dia bisa menebak bahwa mereka sekarang sedang membahas masalah yang dia lihat diberita utama hari ini.
"Aku sangat berharap jika diberi kesempatan lagi, karena itu adalah satu-satunya cara agar aku bisa kembali memperbaiki perusahaan kami." Itulah kata terakhir yang di dengar oleh Brenda sebelum mommynya mengakhiri panggilannya.
"Apa besok kamu tidak apa-apa jika Mommy tinggal?" Sierra bertanya kepada Brenda yang sedang mengunyah makanannya.
"Mommy ingin kemana?"
"Selama beberapa hari ini Mom mungkin tidak bisa pulang ke rumah dengan cepat, Mommy ada pekerjaan yang sangat mendesak."
"Ya, tidak masalah, Mom. Aku akan bermain sendiri di rumah."
Sierra sedikit merasa sedih mendengar jawaban Brenda. Sejak mereka kembali ke kota x, dia seperti tidak memiliki banyak waktu untuk bersama gadis kecilnya itu, dia sangat sibuk mengurus masalah di perusahaan.
"Besok Mommy akan mencari pengasuh untuk menemani kamu!"
*
*
*
Beberapa hari telah berlalu, Sierra sudah menemukan seorang pengasuh untuk menemani Brenda di rumah untuk sementara waktu, karena dia sibuk mengurus hal perusahaan. Dia masih memiliki sedikit uang untuk membayar pengasuh itu.
Setiap hari Brenda melihat mommynya sangat sibuk, dia selalu pulang diwaktu malam.
"Aku sedang berusaha sekarang, Pa."
"Tidak, Aku tidak akan melakukan hal yang curang, Aku akan berusaha dengan cara yang benar."
"Aku tidak ingin sama seperti mereka, biarkan saja mereka melakukan hal seperti itu, tapi aku akan tetap dengan caraku, aku tidak ingin mengotori diriku dengan cara yang licik."
Sierra sedang berbicara di ponselnya dengan papanya yang berada di luar ngeri.
Dia masih didesak oleh papanya agar cepat melakukan sesuatu untuk membalas perusahaan Barata Grup. Papanya marah kepadanya karena berita kerjasama yang sedang diperjuangkan oleh Sierra telah jatuh ke tangan Barata Grup tanpa adanya pemilihan lagi.
Sierra tampak frustasi menghadapi papanya. Dia tidak tahu sampai kapan dia bisa hidup dengan damai, jika dendamnya belum terbalaskan, maka sampai kapan pun dia akan jadi alat untuk membalaskan dendam itu, sementara dia sudah sangat lelah dengan semuanya.
Di balik pintu kamarnya, Sierra tidak menyadari bahwa Brenda telah mencuri dengar percakapannya dengan sang papa. Awalnya dia ingin bertemu mommynya, tapi dia berhenti ketika mendengar mommynya berbicara dengan nada sedikit marah bersama sang kakek di ponselnya.
Dia kembali masuk ke dalam kamarnya dan tidak jadi menghampiri Sierra.
"Apa kamu ingin bertemu mommy?"
"Ya, aku sangat ingin bertemu kalian." Rea terdengar sedih, karena beberapa minggu ini dia masih belajar di rumah. Sang nenek belum membolehkan dia untuk keluar rumah.
"Aku mempunyai sebuah ide agar kamu bisa bertemu dengan Mommy."
"Bagaimana?"
"Tapi kamu tidak boleh memberitahu kepada siapa pun tentang rencana kita ini."
"Ya, aku janji."
Brenda kembali menghubungi Rea setelah dia kembali ke kamarnya, mereka sedang merencanakan sesuatu tanpa ada siapa pun yang tahu.
*
*
*
Keesokan paginya
"Mom, aku akan mengubah warna dan gaya rambutku ketika pulang sekolah nanti."
Sierra heran mendengar permintaan Brenda saat mereka sedang sarapan pagi.
"Mom tidak masalah, tapi kenapa kamu ingin merubahnya?"
"Aku ingin rambutku seperti dulu lagi, karena di sekolah semua orang tidak ada yang berwarna rambut pirang sepertiku." Brenda memberitahu alasannya. Sierra mengerti dengan itu. Dulu sewaktu mereka tinggal di luar negri, Brenda juga ingin merubah warna rambutnya yang awalnya berwarna hitam menjadi pirang, karena dia ingin memiliki warna rambut yang sama dengan temannya. Sekarang dia ingin merubahnya kembali kewarna semula dengan alasan yang sama.
"Ya, kamu akan pergi dengan pengasuh, apa tidak masalah?"
"Ok, Mom."
Sementara di mansion Barata.
"Dad, apa aku boleh pergi ke taman bermain hari ini?" Rea memohon kepada Dion.
"Tapi Daddy sedang tidak bisa menemanimu."
"Apa aku selamanya tidak bisa keluar rumah lagi?" wajah Rea sudah sangat sedih dan matanya terlihat berkaca-kaca.
"Sayang...Daddy akan membawamu ke sana, tapi tidak untuk hari ini."
Rea sudah menitikkan air matanya, karena dia tidak bisa keluar hari ini. Dia tidak bicara lagi, lalu berbalik pergi meninggalkan Dion.
"Kita akan pergi diwaktu sore, setelah Daddy pulang dari bekerja!"
Rea yang awalnya sudah bersedih, menjadi senang karena mendengar perkataan Dion.
"Terima kasih, Dad." Rea kembali berbalik dan memeluk tubuh Dion.
Dion tersenyum melihat Rea yang senang, dia juga merasa kasihan melihat Rea yang selama beberapa minggu ini hanya berada di rumah.
"Daddy akan memberitahu nenek."
"Tapi, Dad-,"
"Jangan khawatir, nenek pasti akan mengizinkan. "
Dion harus memberitahu kepada mamanya, karena dia takut sang mama tidak mengizinkan Rea pergi.
"Kami hanya akan pergi ke taman bermain, Ma."
"Kamu sangat mudah luluh dengan putrimu, Mama tidak ingin dia bertemu dengan wanita itu lagi."
"Ma, aku janji tidak akan membawanya, kasihan dia, Ma, hanya di rumah saja beberapa minggu ini."
"Mama akan hubungi Nancy untuk pergi bersama kalian."
"Ma, apa hubungannya Nancy dengan Rea yang ingin pergi ke taman bermain?"
"Jika kamu menolak, Mama tidak akan izinkan Rea pergi keluar. Ingat, Mama yang sudah merawat dia sejak bayi, jadi Mama juga berhak menentukan dia bisa pergi atau tidak."
Dion tidak bisa membantah lagi. Dia kasihan kepada Rea, tapi dia juga tidak suka jika Nancy harus ikut pergi bersama mereka.
*
*
*
Dion memasang wajah dinginnya saat tiba di taman bermain sore harinya. Dia menepati janjinya kepada Rea, tapi di satu sisi dia merasa kesal karena Nancy juga ikut bersama mereka. Dia terpaksa menyetujui permintaan sang mama untuk mengajak Nancy pergi, karena tidak ingin mengecewakan Rea.
Seperti biasanya, saat mereka terlihat pergi bersama, pasti mereka akan menjadi topik utama di semua berita hari ini.
"Dad, aku akan bermain di sana, kalian tunggu di sini saja." Rea menunjuk permainan rumah balon yang terlihat besar.
"Apa kamu bisa sendiri?" Dion sedikit khawatir jika dia tidak ikut mendekat ke arah rumah balon itu.
"Tidak masalah, Dad."
"Baiklah, Daddy akan menunggu di sini." Dion memberikan kode kepada pengawal yang bersama mereka untuk mengikuti Rea. Dia tidak bisa membiarkan Rea begitu saja, dia khawatir karena melihat di rumah balon itu terlihat sedikit ramai anak-anak yang bermain.
Rea terlihat sangat senang karena bisa terbebas dari kurungannya beberapa minggu ini, dan tanpa ada yang menyadari, di tempat permainan rumah balon itu Brenda sudah menunggu kedatangan Rea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Uthie
Wahh.. kaya nya mereka akan bertukar tempat itu 😀
makin seru cerita nya 👍
2023-10-21
1
Rere Sativa
he he
k3 bisa aja... 😘😘
idenya udah kesitu.. ☺
2023-10-20
0
Retno Sulistyowati
pasti bertukar tempat... jangan thor... kyak novel2 yg lain donk... bikin beda donk
2023-10-20
1