My Ex
"Iya, Pa. Besok kami akan berangkat."
"Bagus, lebih cepat lebih baik. Keluarga mantan suamimu sudah sangat keterlaluan. Perusahaan kita sudah tidak bisa apa-apa lagi."
"Pa, kenapa tidak kalian sudahi saja permusuhan itu?" tanya Sierra memberanikan diri kepada papanya.
"Kamu tidak akan mengerti, sekarang kamu hanya perlu cepat kembali agar perusahaan kita tidak akan hancur untuk selamanya."
Trut
Sierra mematikan panggilan dari papa nya. Dia dipanggil oleh papanya untuk menyuruhnya kembali ke kota x untuk bekerja di perusahaan keluarga mereka, karena keluarga mantan suaminya telah menyerang perusahaan keluarganya dengan habis-habisan, dan dia tahu siapa yang melakukan itu. Ya, dia adalah Dion mantan suami Sierra yang sekarang menjadi pemimpin di perusahaan keluarganya.
Dulu dia menikah dengan Dion karena sama-sama ingin membalaskan dendam keluarga mereka masing-masing, dan ternyata Sierra kalah dalam hal itu, keluarga Dion mampu memporak porandakan perusahaan keluarganya, sampai akhirnya mereka merasa saling tidak membutuhkan lagi dan berpisah.
"Mom..." Suara gadis kecil berambut pirang karena sengaja dia waranai, memakai pakaian jacket kulit dan celana panjang berjalan memdekat ke arahnya.
"Iya, Sayang. Ada apa? Kenapa berlari seperti itu?" Sierra berkata sedikit khawatir melihat putrinya yang berlari sedikit cepat.
"Kapan aku akan bertemu Daddy, Mom?"
Sierra menarik nafas dalam lalu menghembuskannya dengan keras, karena lagi-lagi itu yang di pertanyakan putrinya kepadanya.
"Sayang, besok kita akan kembali ke kota tempat tinggal Mom, dan di sana ada Daddy."
"Benarkah, Mom?" mata sang putri berbinar mendengar apa yang dikatakan oleh Sierra.
"Ya, besok kita akan kembali bertemu Grandma dan Grandapa."
"Yes, aku senang, Mom. Aku akan tunjukkan kepada teman-teman-ku kalau aku punya Daddy."
Mendengar perkataan putrinya, Sierra sedikit khawatir, karena sang putri tidak tahu jika dia dulunya adalah anak yang tidak diinginkan oleh sang ayah. Sebelum dia bercerai dengan Dion, dia sedang hamil karena pada saat itu mereka berdua sedang mabuk dan tidak menyadari sudah tidur satu ranjang. Dia juga meminta pertanggungjawaban Dion, Dia berpikir dengan dia hamil, dia akan bisa menggunakan itu untuk menekan Dion kembali, dan ternyata dia salah. Dion mengatakan akan mengambil anak itu dan akan tetap bercerai dengannya. Tapi dia tidak mau, dan akhirnya mereka memutuskan untuk mengasuh bayi itu satu per satu, karena Sierra dinyatakan sedang hamil anak kembar.
"Aku tidak peduli dengan bayi yang bersamamu nantinya, dan aku hanya mempunyai satu orang bayi."
Kata itu terngiang di telinga Sierra di saat dia pergi membawa bayi yang dia asuh, dan dia tidak peduli dengan bayi yang di asuh oleh Sierra.
Sierra kembali menarik nafasnya dengan dalam ketika memikirkan ini semua. Dia sengaja bertahan tinggal di luar negri agar tidak bertemu dengan Dion lagi, dia ingin memulai hidup baru setelah bercerai dengan Dion. Tapi sekarang dia harus kembali lagi ke kota yang sama dengan mantan suaminya, dan memungkinkan dia akan bertemu kembali dengan mantan suaminya itu.
Dia juga berfikir mungkin jika Brenda nanti bertemu dengan sang ayah, dia merasa sedikit lega, dan dia bisa lebih tenang dan menerima keadaannya. Semakin lama dia akan semakin tumbuh menjadi besar, dan dia akan terus bertanya tentang sang ayah. Jika dia sudah bertemu dan mengenali ayahnya, mungkin dia juga bisa menerima nantinya. Tapi dia juga takut apa yang nantinya diinginkan oleh Brenda, tidak sesuai dengan yang diharapakannnya selama ini.
"Ayo bantu Mommy untuk bersiap!" perintah Sierra kepada putrinya.
"Baik, Mom. Aku akan mengemasi pakaianku."
Sierra tersenyum mendengar jawaban patuh dari putrinya Brenda. Meskipun anak itu masih berumur 8 tahun, tapi dia sudah seperti orang dewasa. Dia mempunyai kecerdasan yang di atas rata-rata daripada anak seumurnya. Meskipun Brenda anak yang patuh, dia juga anak yang harus dituruti keinginannya. Dia anak yang tidak boleh dikecewakan dalam keadaan apapun. Semua kemauannya harus dituruti oleh Sierra, jika tidak dia akan mengamuk sesukanya. Sierra juga memahami itu sehingga dia tidak pernah ingin mengecewakan putrinya ini.
...----------------...
Di kota lain, disebuah mansion yang sangat besar.
"Rea, kamu hari ini ada kelas belajar, kan?"
"Iya, Nek. "
"Ayo cepat bersiap, nanti kamu akan diantar oleh supir!"
"Baik, Nek."
Gadis kecil yang bernama Rea itu akhirnya menghentikan permainannya dan pergi bersiap ke dalam kamar yang dibantu oleh pelayan di mansion itu.
Setelah bersiap, dia kembali turun menjumpai sang nenek yang duduk di ruang tamu untuk berpamitan.
"Aku berangkat, Nek."
"Ya, kamu harus jadi anak pintar, karena kamu adalah anggota keluarga Barata." sang nenek memegang pucuk kepala gadis kecil itu.
"Tante!" terdengar suara seorang wanita bertubuh tinggi dan berparas cantik menyapa paruh baya itu sebelum si gadis kecil melangkahkan kaki untuk pergi.
"Nancy...kapan kamu kembali, Sayang." Wanita paruh baya itu menyambut dengan senang kedatangan seorang wanita cantik yang bernama Nancy itu.
"Aku baru saja tiba, Tante. Tapi aku sudah sangat merindukan Tante dan gadis kecil ini." Wanita itu berkata sambil memegang pipi mulus Rea si gadis kecil.
"Apa kabar, Sayang?" lanjut dia bertanya kepada Rea.
"Baik, Tante Nancy." Rea berkata sopan menjawab sapaan dari Nancy.
"Kamu ingin pergi ke mana, Sayang?" Nancy bertanya kerena melihat Rea yang sudah rapi dengan sebuah tas di punggungnya.
"Dia ada kelas belajar tambahan hari ini." Sang nenek Rea menjawab pertanyaan dari Nancy.
"Kalau begitu, biar Aunty Nancy menemani." Nancy menawarkan diri untuk menemani Rea pergi belajar tambahan.
"Nancy, nanti itu akan merepotkanmu!"
"Tidak, Tante. Biarkan aku mengantarnya."
"Baiklah, jika kamu tidak keberatan."
"Apa kami boleh pergi jika dia sudah selesai belajar?" tanya Nancy kepada sang nenek yang membuat mata Rea membulat mendengarnya. Dia tidak menyangka Nancy berani meminta itu kepada neneknya. Tapi jika sang nenek mengizinkan, dia juga sangat senang.
"Ehmmmm tidak masalah, tapi dia harus benar-benar selesai belajar dulu," kata sang nenek memastikan.
"Terima kasih, Tante." Nancy memeluk wanita yang dipanggil Rea nenek itu, lalu mengikuti Nancy keluar dari mantion karena Nancy yang akan memgantar dia pergi ke kelas belajar tambahannya.
"Apa kamu senang?" tanya Nancy saat dia dan Rea sudah berada di dalam mobil.
Rea mengangguk dengan cepat.
"Ehmmm Aunty sudah janji akan membawa kamu pergi bermain. Tapi kamu harus janji satu hal dulu." Nancy berkata memberi tahu.
"Janji apa, Aunty?" tanya Rea, dan dia juga mengetahui apa janji yang akan diminta Nancy kepadanya.
"Kamu harus mengajak Daddy untuk pergi bersama."
"Tapi Daddy sedang bekerja." Jawab Rea sedikit menolak, karena setiap syarat yang diajukan oleh Nancy, pasti berhubungan dengan daddynya. Meskipun dia anak kecil yang masih berumur delapan tahun, tapi dia bisa melihat bahwa Nancy menyukai Daddynya.
"Kalau begitu, kita tidak akan pergi!" ancam Nancy kepadanya.
Rea hanya pasrah dan menyetujui permintaan Nancy, karena dia juga tidak ingin cepat kembali ke rumah. Jika dia di rumah, pasti sang nenek akan terus menyuruhnya untuk selalu belajar dan hampir tidak ada waktu bermain untuknya, dengan adanya tawaran dari Nancy, maka itu adalah suatu kesempatan baginya untuk terlepas dari sang nenek untuk sementara waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
〈⎳ Say My Name Claudia 1288
Semoga Dion menyesal
2023-12-27
1
⧼⎳ Azqana_Rika
Aku suka konfliknya. ☺
2023-10-23
0
Teriablackwhite
Semangat thor, makasih ya udah mampir 🥰🥰
2023-10-04
1