BARATA GRUP
"Maaf, Tuan. Ini adalah berita terbaru hari ini." Seorang pengawal Dion memperlihatkan kepada Dion sebuah berita terbaru melalui ponsel yang dia pegang.
Dion mengambil ponsel itu dari tangan sang pengawal, lalu membaca berita itu dengan cepat.
"Nyalakan televisinya?" suruh Dion kepada sang pengawal.
Tidak lama kemudian televisi yang menempel di dinding ruangannya sudah menampilkan gambar seorang wanita sedang diwawancarai oleh banyak para reporter yang baru saja tiba di bandara kota x.
"Apa tujuan dari pewaris Sahila Group muncul kembali ke kota x setelah berapa tahun lamanya? "
"Aku ingin merebut kembali apa yang menjadi milik Sahila Group dari tangan orang lain."
Dion menatap tajam wanita yang sedang diwawancarai oleh para reporter di layar televisi tersebut.
"Berita tidak penting. Kenapa para reporter bodoh itu masih ingin mengetahui perusahaan yang sudah diambang kehancuran." Dion mengumpat sendiri.
"Matikan!" perintah Dion kepada pengawalnya.
"Tunggu." Dion menghentikan pergerakan pengawalnya untuk mematikan televisi tersebut. Sang pengawal menjadi sedikit bingung, karena Dion sendiri yang menyuruhnya untuk mematikan televisinya, tapi sekarang dia juga yang ingin menghentikannya.
Dion kembali menatap tajam televisi itu ketika kamera para wartawan mengarah kepada seorang anak perempuan yang sangat mirip dengan anaknya Rea dalam versi yang berbeda.
anak itu terlihat sedang bermain dengan sebuah permen karet di mulutnya.
"Aku sudah menduganya," kata Dion sambil menyunggingkan senyum mengejek di bibirnya.
Klek
Pintu ruangan Dion terbuka.
"Daddy." Seorang anak perempuan berjalan ke arah Dion dan di belakangnya diikuti oleh seorang wanita yang berpenampilan menarik berjalan sambil melenggokkan tubuhnya.
"Kenapa kamu bawa dia ke sini?" Dion bertanya kepada wanita itu sambil memberikan kode kepada sang pengawal untuk mematikan televisinya.
"Rea mengatakan dia ingin bertemu Daddy nya, benarkan Rea?" kata wanita itu sambil melihat ke arah Rea dengan tatapan penuh maksud.
"Daddy, aku ingin mengunjungi taman bermain di kota x, temanku mengatakan di sana banyak sekali permainannya." Rea berkata kepada Dion.
"Siapkan mobilnya!" perintah Dion kepada pengawal, karena dia tidak ingin membuat putrinya kecewa.
"Terima kasih, Dad." Rea berkata senang sambil memberikan ciuman di pipi Dion.
Wanita yang datang bersama Rea itu pun ikut tersenyum mendengar bahwa Dion setuju untuk diajak oleh Rea anaknya pergi menemaninya ke taman bermain.
"Aunty Nancy juga ikut bersama kita, Dad." Rea kembali berkata yang membuat raut wajah Dion sedikit berubah.
"Aunty Nancy ada pekerjaan, Sayang."
"Tidak, Aku hari ini sedang tidak ada jadwal syuting," potong Nancy langsung, karena dia tidak ingin melewatkan kesempatan yang sudah ada.
"Mobilnya sudah siap, Tuan." Sang pengawal telah kembali untuk memberitahu bahwa mereka sudah bisa berangkat sekarang.
Dion berdiri dari tempat duduknya lalu menggandeng tangan putrinya untuk pergi berjalan keluar dan diikuti oleh Nancy yang berjalan di samping mereka.
Di saat mereka berjalan beriringan begitu, mereka terlihat seperti keluarga yang sempurna, karena Dion dan Nancy terlihat sangat cocok jika disandingkan. Dion yang tampan dan Nancy yang cantik, apalagi dilengkapi dengan seorang gadis kecil berusia 8 tahun yaitu Rea yang terlihat mirip dengan sang ayah.
...----------------...
"Mom, kapan aku bisa bertemu dengan Daddy?" seorang gadis kecil yang sedang mengunyah permen karet di mulutnya bertanya kepada sang ibu karena dia merasa mereka telah sampai di kota sang ibu.
"Sabar, Sayang. Akan ada waktunya kamu bertemu dengan daddy. Sekarang kita harus bertemu Grandma dan Grandpa dulu." Sierra berkata kepada putrinya.
Hari ini dia dan putrinya Brenda sudah menginjakkan kaki di kota x kembali. Sesuai dengan permintaan sang papa yang menyuruhnya kembali untuk menyelamatkan perusahaan keluarga mereka dari kehancuran. Dia juga tidak tahu apakah dia bisa melakukan itu, tapi tidak ada lagi orang yang bisa melakukan itu selain dirinya, karena dia adalah satu-satunya pewaris dari Sahila Grop milik keluarganya.
Di saat mereka di bandara, mereka langsung dikerumumi oleh beberapa wartawan dan reporter, karena berita kepulangannya sudah tersebar di mana-mana. Dulu keluarga mereka sering masuk ke dalam topik berita utama karena perusahaan milik keluarganya merupakan perusahaan besar yang ada di kota x ini bersama dengan perusahaan keluarga mantan suaminya. Keluarga mereka tidak pernah lepas dari incaran para wartawan karena orang-orang sudah mengetahui bahwa dia perusahaan itu sudah saling bermusuhan sejak dulu dan saling bersaing. Apalagi melihat keadaan sekarang yang perusahaan keluarganya diambang kehancuran.
Chiiiiiiit
Suara rem mendadak dari mobil yang mereka naiki tiba-tiba berhenti.
"Kenapa berhenti?" Sierra berkata dengan sedikit marah karena kepalanya hampir terbentur.
"Maaf, Nyonya. Di depan tiba-tiba saja ramai para wartawan.
Sierra mengerutkan keningnya, lalu melihat ke arah depan. Dia tidak menyadari karena sebelum kejadian, dia melihat ke arah Brenda yang duduk di sampingnya.
Sierra melihat banyak sekali para wartawan berlari ke sebuah tempat. Dia mengarahkan matanya untuk melihat tempat itu, ternyata itu adalah sebuah tempat taman bermain yang sangat besar.
"Siapa yang ada di taman itu?" Sierra bertanya kepada dirinya sendiri. Dia sudah mengerti jika ada banyak para wartawan disekitar sebuah area, itu berarti ada seseorang yang mereka ikuti untuk mendapatkan sebuah berita.
"Sepertinya itu tadi adalah Tuan Dion pemilik perusahaan yang terbesar di kota ini, Dia datang bersama putri dan kekasihnya." Sajg supir menjawab, meskipun Sierra tidak menanyakan hal itu kepadanya.
Deg
Jantung Sierra berdetak saat mendengar nama Dion disebut oleh sang supir. Setelah itu wajahnya berubah menjadi marah, sampai dia mengepalkan tangannya.
"Cepat jalankan mobilnya!" perintah Sierra kepada sang supir.
"Jalannya macet, Nyonya." Jawab sang supir karena di depan mereka orang-orang semakin bertambah banyak dan membuat jalan menjadi macet.
"Putar arah saja!" Sierra berkata kembali.
"Maaf, Nyonya. Sepertinya kita terjebak di sini dan tidak bisa berputar arah lagi.
Sierra melihat ke sekeliling mereka, ternyata benar kata sang supir bahwa mereka terjebak di tengah.
Huffffff
"Mom, ayo kita ke taman itu saja!" tiba-tiba Brenda bersuara karena mendengar mereka akan terjebak macet.
Mata Sierra melotot mendengar permintaan putrinya. Mereka tidak mungkin masuk ke dalam taman itu, karena dia tahu sekarang Dion ada di sana.
"Sayang, di sana sedang banyak orang, mungkin sangat berdesakan, dan itu tidak baik untuk kamu."
"Tapi aku ingin ke sana, Mom. Sepertinya taman bermain itu menarik."
"Tidak, kita tunggu di sini dulu. Mom janji, akan membawamu ke sana, tapi tidak sekarang!"
Sierra berkeras tidak akan mengizinkan Brenda untuk pergi ke taman itu, dia membiarkan Brenda yang kebosanan menunggu di dalam mobil, tidak seperti biasanya yang selalu menuruti keinginan Brenda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Bintang Ray234🌸🌸
Haish kasihan Sierra, pasti hatiny sakit mendengar nma mantan banj*ngan itu apalagi bersama putri serta cwe jalmuh
2023-10-01
0
Uthie
menarik.. lagi dong 😁🤗🤗🤗
2023-10-01
1
Andira_Pena
ditunggu Thor kelanjutannya
2023-09-30
1