Virus Zombie : Kesempatan Kedua
Bab 1 Kembali Hidup
Tanggal 15, Bulan mei, Tahun 2243, tepat dua tahun setelah terjadinya hujan merah darah yang terjadi diseluruh dunia menyebabkan muculnya wabah virus yang menakutkan mengubah manusia menjadi zombie.
Begitu banyak keluarga yang hancur akibat wabah tersebut, entah itu dikorbankan untuk kelompok ataupun menjadi korban dalam peristiwa kelam itu.
Pada saat itu hanya mereka yang kemiliki kemampuan lah yang selamat, hanya mereka yang licik dan membuang hati nuraninya saja yang selamat.
Bagaimana tidak saat itu semua manusia hanya memikirkan keuntungan bagaimana agar mereka bertahan, bagaimana mereka menggunakan sesama mereka untuk tetap hidup dan bergantung pada mereka yang lebih kuat.
Terdengar sura lemah dari seorang wanita yang memiliki tubuh kurus ketika sebilah pisau menancap tepat di perutnya, dengan mata membelalak seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan dia dengar dengan telinganya sendiri.
"Mengapa? Apa salahku?"
suara itu terdengar begitu lirih, seolah dunia menertawainya yang begitu naif selalu berfikir masih ada orang baik di dunia yang kacau ini.
Dengan tatapan terbelalak seolah tidak percaya rena menatap orang yang berada di depannya dengan penuh tanya.
"kamu mau tau kenapa, tentu saja karna kebodohanmu sendiri Rena bagaimana bisa kamu begitu bodoh menghadapi dunia yang gila ini."
Suara dingin itulah yang didengar rena dari pria yang ada di depannya ini sekaligus menyadarkannya akan kebodohan dan harapan yang selalu dia percayai.
Namanya adalah Reno rekan seperjuangan yang selalu dipercayai Rena dan telah dianggap sebagai sosok pahlawan dalam hidupnya.
Ketika tidak ada kelompok yang mau menampungnya maka reno adalah orang yang mengulurkan tangannya untuk membantu rena saat itu seorang wanita dianggap beban jika berada dalam sebuah kelompok apa lagi kondisi rena yang lumayan kurus dalam dunia yang kacau ini.
"kamu tau kenapa aku menampungmu di sini, tentu saja saat itu kamu bisa menjadi umpan dalam kelompokku, kamu bisa menjadi mangsa yang cocok untuk mengalihkan perhatian para zombie."
Jika dipikirkan lagi kelompok yang menampungnya memanglah sekelompok pengecut licik yang mengorbankan orang lain untuk mencapai tujuan mereka kemudian ketika tujuan itu tercapai mereka akan menyingkirkan orang tersebut.
Persis seperti yang tengah Dia alami saat ini.
Mereka selalu meminta Rena untuk memeriksa zombie yang ada di sekitar tempat yang akan mereka jarah, membuat para zombie itu mengejarnya dan memudahkan kelompoknya untuk mencari perbekalan namun dengan resiko nyawa yang dimilikinya.
"kamu cukup tangguh selama ini berlarian dengan zombie yang selalu mengejarmu.
Aku kira kamu akan cepat mati namun lagi lagi kamu berhasil selamat."
Kata kata yang dilontarkan pria itu benar benar menusuk hatinya bagaimana tidak selama ini dia berjuang agar kelompoknya bisa tetap hidup ternyata perjuangannya dan kehadirannya tetap saja tidak dianggap.
"kamu tau? perbekalan yang terkumpul cukup untuk beberapa tahun mendatang dan kamu sudah tidak lagi di butuhkan dalam kelompok ini. Oh apa kamu tau Rena kamu itu benar benar merusak pandangan mataku."
Perbekalan yang mereka miliki memang cukup untuk beberapa tahun kedepan dan juka pun ada yang ingin merampok dari kelompok mereka hal itu akan sangat sulit karena ruang penyimpanan mereka ada dibawah tanah dengan pintu masuk yang tersembunyi.
Kelompok mereka tinggal dirumah berlantai satu yang memiliki ruang bawah tanah tersembunyi yang terletak dipinggiran kota.
Pria itu kemudian pergi meninggalkan rena yang sekarat akibat luka tusukan yang ada di perutnya.
Begitulah akhir kisah hidup Rena yang menggantungkan harapan pada kelompok yang beranggotakan lima orang tersebut dengan harapan bisa bertahan dalam dunia yang sudah kacau ini namun nyatanya semua tidaklah sesuai dengan apa yang di harapkannya.
Dalam rasa takutnya dia memberanikan diri menjadi umpan agar tidak dianggap beban dalam kelompok kecil yang mau menampungnya, mulai memberanikan dirinya bertarung dengan para zombie yang mengejarnya namun tetap saja dia tidak dianggap dalam kelompok tersebut.
Dengan sedikit sisa kesadarannya serta nafas yang sudah semakin melemah Dia memandangi langit malam yang bertabur bintang berharap agar dapat kembali mengulang waktu dan tidak lagi mengulangi kebodohan dan kenaifan yang sama agar tidak lagi ingin dimanfaatkan.
perlahan mata yang menatap bintang itu terpejam bersama nafas yang sudah tidak lagi ada lagi.
...
Butir keringat membanjiri kening seorang gadis cantik yang tengah gelisah dalam tidurnya, entah mimpi buruk apa yang tengah ia alami dalam mimpinya tersebut.
Tiba tiba saja mata gadis cantik itu terbuka dari tidurnya, entah apa yang ada dalam fikirannya saat itu.
'Apa yang terjadi? Bukankah aku sudah mati? Apakah ini hanya ilusi sebelum kematian? Tapi kenapa ini terasa nyata?'
Dengan raut kebingungan sambil memperhatikan seluruh ruangan kamar yang ditempatinya. Perlahan namun pasti dia menyadari dimana dia berada sekarang.
Ruangan ini adalah kamar yang telah ditempatinya selama delapan belas tahun hidupnya sebelum bencana melanda dunia dengan wabah yang perlahan menurunkan jumlah populasi manusia.
Dengan rasa yang bercampur aduk dalam hatinya, perlahan dia melihat kalender yang terpajang di dinding kamarnya yang tengah menunjukknan tahun 2241 pada tahun kalender tersebut dengan bulan mei tanggal 13, tepat dua hari sebelum bencana melanda.
Bagaimana rena tau bahwa itu adalah tanggal 13, bulan mei? Itu semua dikarenakan hobinya yang mencoret tanggal di kalender di setiap malam ketika akan tidur.
Dengan perasaan yang campur aduk, Rena seketika berlari ke arah pintu dengan tangannya yang bergetar menggenggam gagang pintu dan perlahan dia membuka pintu tersebut.
Rena seakan menemukan harapan ketika menemukan keluarganya sedang berada di meja makan menunggunya untuk sarapan pagi.
Benar!. Ini adalah rutinitas keluarganya setiap pagi yang akan sarapan bersama sebelum melakukan kegiatan disetiap hari.
Rena tertegun di depan pintu kamarnya dengan mata yang berkaca kaca berharap semua yang dia lihat saat ini benar benar nyata.
"putri cantik kita sudah bangun."
Suara ayah yang begitu dirindukan rena membuat air mata yang ditahannya mengalir deras membasahi pipinya.
Sapaan Ayahnya yang dulu biasa terdengar saat dia keluar dari kamarnya di pagi hari kini dapat kembali didengarnya.
Ibunya yang tengah membawa piring untuk saparan terkejut ketika melihat putri yang disayanginya itu tengah menatapnya dan suaminya dengan berderai air mata.
Sontak saja ayah dan ibu rena saling menatap dengan perasaan kawatir terhadap putri satu satunya itu.
Secara tidak terduga rena kemudian berlari kearah orang tuanya dan langsung memeluknya dengan erat sambil terisak, hal ini menyebabkan kekawatiran yang ada pada orangtuanya semakin bertambah.
"Rena kenapa, Nak? Mengapa menangis?"
Dengan nada cemas ibunya bertanya kepada rena yang masih memeluknya sambil terisak. Perlahan rena melepaskan pelukannya sambil melihat kedua orangtuanya.
"Re-Rena rindu, Ibu dan Ayah!" Dengan sesegukan rena menjawab pertanyaan sang ibu.
Rena berharap waktu berhenti saat ini juga agar halusinasi sebelum kematian ini tidak akan pernah musnah.
Rena masih belum menyadari bahwa dia benar benar telah kembali hidup pada waktu beberapa hari sebelum bencana yang mengubah dunia.
Ayah dan ibu rena saling tatap dengan bingung, kemudian tiba tiba saja ayah dan ibunya tertawa terbahak bahak karena tingkah aneh putri semata wayangnya tersebut.
Bagaimana tidak, tiba tiba saja Rena yang baru bangun pagi menangis dan mengatakan merindukannya seolah sudah lama tidak bertemu saja, padahal setiap hari mereka selalu bersama.
"sudah sayang, lebih baik kita sarapan, hari ini Ibu memasak masakan kesukaan Rena bukankah tadi malam kamu sangat menginginkannya?" Ibu rena mengusap punggung rena yang masih sesegukan, mencoba menenangkan putrinya yang tiba tiba bertingkah aneh pagi ini.
Pagi ini ibu rena memasakkan sup ayam kesukaan rena, karena tadi malam rena merengek meminta dibuatkan sup ayam mengingat dia akan pergi ke kota untuk menempuh pendidikan.
Rena kembali mengingat sebelum bencana dia memang pergi ke kota meninggalkan orang tuanya di kampung untuk melanjutkan pendidikannya namun semua itu harus pupus begitu virus zombie datang dan memisahkannya dengan orang tuanya.
Sambil melangkah ke meja makan rena kembali berfikir dengan semua yang terjadi dengannya saat ini.
'Benar!. Aku dulu memang meminta dimasakkan sup ayam pada ibu sebelum kepergianku ke kota, semua ini terasa persis sama seperti dulu. Tunggu! Jika ini bukan halusinasi sebelum kematian, apa aku benar benar kembali hidup?'
Air mata yang tadinya menghiasi wajah rena perlahan berhenti menetes digantikan dengan senyuman tipis yang jika tidak di perhatikan dengan benar maka tidak akan ada yang menyadari senyumannya itu.
Melihat Rena yang sudah berhenti menangis orang tua rena kemudian meberikan piring yang sudah diisi dengan nasi lengkap dengan lauk pauknya di hadapan rena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
xyflyn
koma diperhatikan
2024-06-09
1
ima wati
sangat bangus
2024-05-15
0
ima wati
sangat bagus
2024-05-15
0