Bab 7 Perburuan Pertama

Bab 7 Perburuan Pertama

Berita tergigitnya dua dari lima orang keamanan desa yang mencoba mengamankan anak yang telah menjadi zombie menyebar dengan cepat hingga menimbulkan kepanikan warga.

Setiap rumah mulai melakukan isolasi dengan mengunci rumah mereka, terkadang terdengar beberapa orang yang berubah menjadi zombie berlarian secara bergerombol di sekitar rumah dan jalanan desa.

Sudah terhitung tiga hari semenjak dilakukannya isolasi mandiri di desa tempat tinggal Rena dan selama itu pula Rena terus melatih kemampuannya.

Pada tengah malam Rena terbangun mendengar suara langkah kaki di sekitar rumahnya. Rena segera bergegas ke jendela kamarnya, mengintip melalui kaca jendelanya yang terpasang terali dan melihat enam zombie yang sedang berkeliaran di sekitar rumahnya.

'Haruskah aku mulai berburu malam ini sebelum semakin banyak orang yang berubah menjadi zombie.' ucapnya dalam hati melihat para zombie. 'Ah... sepertinya memang harus. Bukannya ingin menjadi pahlawan, hanya saja aku tidak mau ayah dan ibu juga tertular dan berubah menjadi zombie.'

Melihat kumpulan zombie itu Rena mengambil busur yang dia pajang di dinding kamarnya serta beberapa anak panak dan akan memulai perburuannya malam ini.

Rena berjalan mengendap endap keluar dari rumah agar tidak membangunkan orangtuanya. Rena mencari posisi yang pas untuk memanah para zombie. Rena melihat pohon jambu yang lumayan tinggi disebelah rumahnya kemudian memanjat pohon tersebut.

Beruntungnya saat ini para zombie sudah berada di jalan depan rumah Rena hingga memudahkannya membidik para zombie tersebut.

Rena mulai mengangkat busur dan mengambil anak panah bersiap membidik sasaran yang sudah tersaji di depan matanya itu.

Wuzzz...

Jleb!

Satu anak panah berhasil mengenai kepala salah satu zombie dan menumbangkannya.

Benar!

Kepala adalah bagian yang harus di serang untuk memusnahkan mereka. Rena kemudian kembali menembakkan anak panahnya dan satu lagi zombie berhasil dia habisi.

Kumpulan zombie yang melihat dua rekan mereka tewas seperti memiliki insting sendiri dan mencoba kabur. Dari empat zombie yang kabur itu, Rena berhasil memanah satu lagi zombie sehingga menyisakan tiga lagi zombie yang tersisa.

Tidak ada raut penyesalan di wajah Rena setelah berhasil membunuh ketiga zombie yang dulunya tetangganya itu. Dalam dunia yang telah kacau ini dia harus menjadi orang yang tegaan untuk bertahan.

Melihat tiga zombie yang berhasil melarikan diri itu Rena pun turun dari pohon jambu yang dia panjat kemudian dia kembali kedalam rumahnya.

Setelah sampai di dalam kamarnya Rena kembali melanjutkan tidurnya seolah tidak pernah terjadi perburuan yang barusan dia lakukan.

Pagi harinya mereka di kejutkan dengan pekikan tetangganya yang melihat mayat zombie dengan sebuah anak panah yang tertancap tepat di kepalanya. Kejadian ini berhasil mengagetkan para tetangga di sekitarnya.

"AAAAAAAAA!!"

"Tolong! Tolong!"

"Ada mayat!"

"Ada mayat!"

Teriak Bu Sari ketakutan melihat tiga mayat yang berada di jalanan ketika dia kebetulan pagi itu berniat memastikan keadaan di sekitar rumahnya.

Rena dan keluarganya yang baru selesai sarapan bergegas keluar rumah setelah mendengar pekikan bu saru tersebut.

Beberapa tetangga yang mendengar teriakan itu langsung saja mulai berdatangan. Setelah mendatangi sumber suara tersebut, mereka menemukan tiga mayat zombie yang terkena anak panah tepat di bagian kepala.

"Sebaiknya kita segera menguburkan ketiga mayat ini sebelum mulai membusuk" ucap pak Joko yang ikut datang setelah mendengar pekikan bu Sari.

"Tapi bagaimana jika nanti orang yang terkena virus datang dan malah menyerang kita?" tanya pak Roni kawatir.

"Bagaimana kalau kita laporkan saja dulu temuan mayat ini kepada pihak Desa, apalagi sepertinya mereka ini di bunuh" Ucap Tio mengusulkan melihat anak panah yang bersarang dikepala ketiga mayat.

"Kamu benar, Tio! Sebaiknya kita laporkan saja dulu." Ucap joko membenarkan perkataan Tio barusan.

Ada beberapa ibu-ibu yang muntah melihat pemandangan zombie yang berlumuran darah kering mangsanya itu, ada juga yang menyayangkan mereka terbunuh apalagi bisa saja nanti ada vaksin yang akan mengembalikan mereka dalam kondisi sehat seperti sebelumnya.

Ya... Jika Rena tau apa yang sebagian orang itu fikirkan dia mungkin saja akan tertawa terbahak bahak hingga mengeluarkan air mata.

Setelah diskusi singkat itu mereka memutuskan akan melaporkan kejadian ini pada pihak desa agar segera di tindak lanjuti, orang yang terpilih melaporkannya adalah Tio karena rumahnya yang memang dekat dengan lokasi kejadian.

Setelah kembali ke rumah Tio segera menghubungi pihak Desa, namun sebelum tersambung dengan pihak desa suara pengeras suara tanda adanya pengumunan terdengar.

"Di beritahukan kepada seluruh warga Desa kampung Kenanga, bahwasanya tidak di temukan vaksin untuk mengatasi virus zombie dan satu-satunya cara adalah dengan membunuh mereka sebab setelah diteliti virus ini memakan otak manusia dan virus ini jugalah yang mengendalikan tubuh dan fikiran mereka yang terjangkit virus. Oleh sebab itu mulai saat ini di perbolehkan membunuh orang yang terjangkit virus zombie agar virus ini tidak semakin meluas."

Para warga yang berkerumunan terkejut mendengar peguman tersebut.

"Jika begitu sebaiknya sekarang juga kita kuburkan mayat-mayat ini, sebab tidak mungkin pihak Desa akan mau mengurusnya." Ucap Joko menyadarkan orang-orang dari keterkejutan akibat pemberitahuan barusan.

"Apa yang dikatakan Pak Joko memang benar, namun sebelum itu sebaiknya kita pulang dan mengambil benda tajam entah itu parang, kapak, panah, atau apapun yang bisa di gunakan untuk keselamatan diri kita apabila nanti tiba-tiba ada zombie yang hendak menyerang ketika kita mengurus mayat ini." Sambung Pak Roni setelah mendengar apa yang dikatakan Joko.

Setelah mendengar apa yang di katakan Roni semua warga yang tadinya berkerumunan segera pulang dan mencari benda yang dapat mereka gunakan untuk keselamatan mereka, kemudian mereka kembali berkumpul lagi untuk menguburkan ketiga mayat tersebut.

Setelah ikut membantu proses penguburan ketiga mayat zombie Tio dan warga lainnya langsung pulang kerumah masing-masing.

"Ayah! Apa tadi ada zombie yang menganggu proses pemakaman?" tanya Rena kawatir pada ayahnya yang baru pulang.

"Tidak ada Ren! Untungnya tadi tidak ada zombie yang muncul." Ucap Tio melihat kekawatiran Putrinya itu.

"Ngomong-ngomong soal zombie, kira-kira siapa ya yang memanah ketiga zombie yang tadi itu?" ucap Reni penasaran dari dapur membawa nampan makanan untuk makan siang keluarga kecil mereka.

"Entahlah Bu, yang pasti kemampuan memanah orang itu luar biasa." Ucap Tio mengambil alih nampan di tangan istrinya.

Rena yang sedang menata piring di meja hanya menyimak saja obrolan orang tuanya itu.

Setelah makan siang mereka lanjut mengobrol di ruang keluarga.

"Lalu bagaimana dengan beberapa zombie yang tersisa, Yah?" tanya Reni cemas.

"Rencananya nanti malam akan ada beberapa orang yang akan memusnahkan sisa zombie Bu!" ucap Tio.

"Apa Ayah juga ikut?" tanya Rena menatap cemas pada ayahnya.

"Tentu saja Ayah ikut, Ren! Tapi Ibu dan Rena tidak usah cemas, Ayah kan jago pake senapan pasti Ayah baik-baik saja nanti." Ucap tio tegas melihat kecemasan yang ada pada Istri dan putrinya.

"Tapi, Yah" Ucap Reni yang masih enggan membiarkan suaminya ikut serta dalam pemusnahan sisa zombie di lingkungan mereka.

"Tidak mungkin Ayah tidak ikut Bu. Setiap rumah mengirimkan satu orang perwakilan untuk ikut serta kecuali jika penghuni rumah itu isinya perempuan semua Bu. Doa kan saja kami yang pergi nanti semuanya pulang dengan selamat ya Bu" Tio menggengam tangan Reni meyakinkan sang istri bahwa dia nanti akan baik-baik saja.

"Ayah, Ibu! Rena boleh ikut gak nanti nyari zombie nya?" Rengek Rena dengan muka polosnya itu.

"TIDAK!" jawab Tio dan Reni serempak.

Mendengar jawaban bernada sedikit tinggi yang begitu kompak dari orang tuanya itu membuat rena terkejut.

Reni dan Tio menatap Rena dingin. Melihat tatapan itu Rena tau orang tuanya akan marah bila Dia tetap ngeyel.

"Tapi kan nanti ada Ayah juga." Ucap Rena mulai ciut melihat tatapan Ayah dan Ibunya.

"Kalau tidak ya tidak, Rena! Kamu itu jangan aneh-aneh, kamu itu perempuan." Tegas Reni pada putrinya itu.

Seperti yang sudah Rena duga orangtuanya pasti tidak akan mengizinkannya.

Episodes
1 Bab 1 Kembali Hidup
2 Bab 2 Persiapan
3 Bab 3 Hujan Merah
4 Bab 4 Dimulai
5 Bab 5 Awal Kekacauan
6 Bab 6 Kekeringan dan Ketakutan
7 Bab 7 Perburuan Pertama
8 Bab 8 Akibat Kecerobohan
9 Bab 9 Kejujuran Rena
10 Bab 10 Ikut Berburu
11 Bab 11 Pertarungan
12 Bab 12 Es Dan Api
13 Bab 13 Berlatih dan Informasi
14 Bab 14 Kemampuan Baru
15 Bab 15 Informasi
16 Bab 16 Tim Dua
17 Bab 17 Bangkitnya Kekuatan Tim Dua
18 Bab 18 Menjelajah
19 Bab 19 Dikepung Zombie
20 Bab 20 Datangnya Kelompok Asing
21 Bab 21 Diluar Prediksi
22 Bab 22 Pertarungan
23 Bab 23 Setelah Pertarungan
24 Bab 24 kamuflase dan latihan
25 Bab 25 Kembali Mencari Perbekalan
26 Bab 26 Perjalanan
27 Bab 27 Lantai Tiga
28 Bab 28 Tikus
29 Bab 29 Kembali
30 Bab 30 Cerita Rena
31 Bab 31 Membuat Tembok Desa
32 Bab 32 Serangan Hewan
33 Bab 33 Serangan Hewan II
34 Bab 34 Serangan Hewan III
35 Bab 35 Akhir dari Serangan Hewan
36 Bab 36 Berkah Setelah Kekacauan
37 Bab 37 Cherry Hitam
38 Bab 38 Pergi
39 Bab 39 Bertemu
40 Bab 40 Kembali Dikepung Zombie
41 Bab 41 Dirampok
42 Bab 42 Pulang
43 Bab 43 Marah
44 Bab 44 Bukan Kutub Utara
45 Bab 45 Akhirnya
46 Bab 46 Meningkatkan kemampuan
47 Bab 47 Meningkatnya Kemampuan Spesial
48 Bab 48 Pembersihan I
49 Bab 49 Pembersihan II
50 Bab 50 Pembersihan III
51 Bab 51 Misi Selesai
52 Bab 52 Kembali Dengan Muatan Penuh
53 Bab 53 Mereka Lagi
54 Bab 54 Tempat Yang Katanya Aman
55 Bab 55 Masih di Tempat Penampungan
56 Bab 56 Kembali
57 Bab 57 Tim Keluarga kecil
58 Bab 58 Rumah Kaca
59 Bab 59 Benih yang telah berkecambah
60 Bab 60 Orang dari tempat penampungan
61 Bab 61 kesepakatan
62 Bab 62 Penghianat?
63 Bab 63 Hujan
64 Bab 64 Tim Tujuh Orang
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 Kembali Hidup
2
Bab 2 Persiapan
3
Bab 3 Hujan Merah
4
Bab 4 Dimulai
5
Bab 5 Awal Kekacauan
6
Bab 6 Kekeringan dan Ketakutan
7
Bab 7 Perburuan Pertama
8
Bab 8 Akibat Kecerobohan
9
Bab 9 Kejujuran Rena
10
Bab 10 Ikut Berburu
11
Bab 11 Pertarungan
12
Bab 12 Es Dan Api
13
Bab 13 Berlatih dan Informasi
14
Bab 14 Kemampuan Baru
15
Bab 15 Informasi
16
Bab 16 Tim Dua
17
Bab 17 Bangkitnya Kekuatan Tim Dua
18
Bab 18 Menjelajah
19
Bab 19 Dikepung Zombie
20
Bab 20 Datangnya Kelompok Asing
21
Bab 21 Diluar Prediksi
22
Bab 22 Pertarungan
23
Bab 23 Setelah Pertarungan
24
Bab 24 kamuflase dan latihan
25
Bab 25 Kembali Mencari Perbekalan
26
Bab 26 Perjalanan
27
Bab 27 Lantai Tiga
28
Bab 28 Tikus
29
Bab 29 Kembali
30
Bab 30 Cerita Rena
31
Bab 31 Membuat Tembok Desa
32
Bab 32 Serangan Hewan
33
Bab 33 Serangan Hewan II
34
Bab 34 Serangan Hewan III
35
Bab 35 Akhir dari Serangan Hewan
36
Bab 36 Berkah Setelah Kekacauan
37
Bab 37 Cherry Hitam
38
Bab 38 Pergi
39
Bab 39 Bertemu
40
Bab 40 Kembali Dikepung Zombie
41
Bab 41 Dirampok
42
Bab 42 Pulang
43
Bab 43 Marah
44
Bab 44 Bukan Kutub Utara
45
Bab 45 Akhirnya
46
Bab 46 Meningkatkan kemampuan
47
Bab 47 Meningkatnya Kemampuan Spesial
48
Bab 48 Pembersihan I
49
Bab 49 Pembersihan II
50
Bab 50 Pembersihan III
51
Bab 51 Misi Selesai
52
Bab 52 Kembali Dengan Muatan Penuh
53
Bab 53 Mereka Lagi
54
Bab 54 Tempat Yang Katanya Aman
55
Bab 55 Masih di Tempat Penampungan
56
Bab 56 Kembali
57
Bab 57 Tim Keluarga kecil
58
Bab 58 Rumah Kaca
59
Bab 59 Benih yang telah berkecambah
60
Bab 60 Orang dari tempat penampungan
61
Bab 61 kesepakatan
62
Bab 62 Penghianat?
63
Bab 63 Hujan
64
Bab 64 Tim Tujuh Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!