Bab 2 Persiapan
Setelah sarapan dengan orang tuanya Rena kembali memasuki kamarnya untuk memikirkan langkah apa yang akan diambilnya kedepan.
Memikirkan kehidupannya yang menyedihkan setelah baru beberapa hari pindah ke Kota untuk melanjutkan pendidikannya serta berpisah dengan kedua orang tuanya membuat hatinya terasa begitu sakit.
Berharap dapat membanggakan orang tuanya dengan pendidikan yang tinggi namun malah dunia tidak mengizinkannya dengan datangnya bencana virus zombie yang menghancurkan harapannya dan memisahkannya dengan kedua orangtuanya hingga akhir hidupnya di kehidupan sebelumnya.
Rena bertekad kali ini di kehidupan keduanya Dia tidak akan lagi pergi ke Kota.
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
Rena kemudian membuka pintu kamarnya menemukan Ibunya di depan pintu yang ingin berpamitan pergi ke kebun untuk bekerja.
"Rena, Ibu akan pergi ke kebun. Apa kamu telah selesai mempersiapkan barang bawaan yang akan kamu bawa ke kota?" tanya sang Ibu.
Mendengar pertanyaan Ibunya Rena kemudian menjawab, "Belum Bu, aku akan berangkat empat hari lagi saja, lagian awal masuk semester kan dimulai satu minggu lagi."
Mendengar jawaban rena ibunya jadi bingung, bukankah kemaren anaknya itu bersikeras ingin pergi cepat yang katanya ingin beradaptasi dengan lingkungan baru.
Meskipun begitu Ibunya tetap berfikir positif, mungkin saja anaknya itu masih ingin menghabiskan beberapa hari dengan mereka. "Baiklah kalau begitu. Apa kamu mau ikut ibu ke kebun? Hari ini ayah dan ibu akan memanen semua ubi dan jagung yang ditanam benerapa bulan lalu."
Mendengar ajakan ibunya, Rena dengan gembira langsung menjawab. "Tentu aku akan ikut Bu, tunggu sebentar aku ganti baju dulu bu."
Ibunya hanya mengangguk sebagai jawaban disertai dengan senyuman melihat tingkah putrinya itu.
Rena buru buru mengganti pakaian daster rumahannya dengan pakaian yang cocok digunaka untuk kekebun, setelah itu mereka segera berangkat kekebun.
Melihat ayahnya yang tidak berangkat bersama mereka rena kemudian bertanya kepada ibunya "Ayah mana Bu? Kenapa tidak berangkat dengan kita kekebun?"
Mendengar pertanyaan putrinya sang ibu langsung menjawab "Ayahmu sudah berangkat sehabis sarapan."
Rena hanya menanggapinya dengan anggukan kepala, karena dia pun tau jika ketika panen butuh beberapa gerobak untuk mengangkut hasil panen, dan untungnya kebun memiliki lokasi yang tidak begitu jauh dari rumahnya.
Setelah sampai dikebun, hamparan pohon jangung dan singkong melambai tertiup angin yang seolah memanggilnya untuk segera memetik semuanya.
Ketika seseorang kembali mendapat kesempatan kedua mereka mungkin akan segera menjual habis harta bendanya untuk membeli makanan dan perlengkapan yang nanti akan dibutuhkan.
Namun tidak dengan Rena, Dia yang seorang anak petani tentu saja akan memanfaatkan hasil kebunnya sendiri apalagi di rumahnya terdapat ruang bawah tanah yang digunakan menyimpan hasil panen serta peralatan berkebun dan bibit bibit tanaman.
Tentu saja dia bisa sedikit bersantai mengenai makanan, sedangkan untuk senjata dia perlu membelinya dipasar nanti malam.
Rena dan kedua orangtuanya mulai memanen hasil kebun yang dirawatnya selama beberapa bulan ini. Biasanya hasil panen sebagian akan dijual dan sebagian lagi akan disimpan untuk dikonsumsi keluarga kecil mereka.
Setelah semua jagung dan singkong dipanen, Rena dan orang tuanya segera membawa hasil panen pulang untuk kembali diolah.
Melihat hasil panen yang melimpah pada panen kali ini memberikan kebahagiaan tersendiri pada kedua orang tua Rena. Seperti pada petani pada umumnya yang juga akan merasa puas jika tanaman yang dirawat dengan sepenuh hati memberikan hasil panen yang melimpah.
Sebelum hasil panen dijual, biasanya akan diolah terlebih dahulu supaya memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Biasanya jagung dan singkong diolah dalam bentuk tepung dan untungnya di zaman yang semakin canggih ini semua petani memiliki mesin yang dapat mengolah hasil panen dengan mudah serta lebih hemat waktu yang hanya akan membutuhkan beberapa jam saja dalam setiap pemprosesan.
Mesin pertanian ini berada di tempat kusus dibelakang rumah Rena. Mesin tidak begitu banyak menghabiskan lahan sebab memiliki ukuran mesin yang kecil.
Selain agar memiliki nilai jual yang tinggi, pengolahan hasil panen menjadi tepung juga memungkinkan usia penyimpanan akan bertahan lebih lama.
Pada malam harinya Rena berpamitan kepasar pada kedua orangtuanya.
Dengan berbekalkan uang tabungannya rena kemudian segera memborong semua yang dia rasa sangat diperlukan pada saat bencana nanti. Rena memulainya dengan membeli berbagai bumbu masakan dalam jumlah banyak seperti garam, gula, merica dan bumbu lainnya.
Setelah puas berbelanja bumbu masakan Rena kemudian berpindah membeli senjata.
Senjata yang dibeli Rena adalah sebuah Panah sekaligus anak panahnya dalam jumlah yang banyak. Rena membeli senjata ini mengingat dia pernah mengikuti kelas memanah di sekolahnya dulu.
Pada kehidupan pertamanya Rena juga menggunakan panah sebagai salah satu senjatanya ketika melawan zombie, namun Dia jarang menggunakannya sebab Dia lebih sering diminta untuk mengalihkan perhatian zombie.
Senjata berikutnya adalah samurai yang jika dilihat sekilas maka akan terlihat seperti mainan karna sarungnya yang memiliki motif yang indah namun memiliki bilah yang tajam, sebab samurai tersebut terbuat dari tamahage.
Tidak ada pedang samurai tanpa Tamahagane. Sebuah bahan nan kuat yang membuat samurai jadi pedang mematikan. Tamahagane adalah jenis baja yang berasal dari Jepang untuk memproduksi pedang klasik. Logam ini tersusun dari karbon dan bijih baja. Bijih baja berasal dari pasir besi, sedangkan karbon dari arang.
Samurai sudah seperti sahabatnya, dulu di saat para zombie mengejarnya untuk mengalihkan perhatian kelompoknya yang tengah menjarah entah itu rumah atau toko, namun Dia malah berakhir ditangan kelompoknya tersebut.
Melihat tabungan yang telah dikumpulkannya sejak sekolah dasar masih tersisa setelah membeli bumbu dan senjata kemudian Rena bergegas kearah toko yang menjual makanan instan.
Rena tidak membeli banyak makanan instan sebab uangnya yang hampir habis dan hanya menyisakan untuk ongkos pulangnya saja.
Rena yang membeli dalam jumlah yang banyak memilih layanan pengantaran langsung ke rumahnya dan untungnya setiap toko yang dikunjunginya memberikan layanan ini secara gratis.
Setelah puas berbelanja Rena kemudian bergegas pulang kerumahnya.
Melihat putrinya yang membawa tiga bungkus bakso setelah pulang dari pasar membuat Ibunya tersenyum kemudian bertaya. "kamu kepasar cuman kepengen bakso, Ren?"
Rena yang sedang menuangkan bakso dimasing masing mangkok yang telah diambilnya dari dapur mendengar pertanyaan Ibunya lantas meberikan satu mangkok bakso kepada Ibunya Sebelum menjawab pertanyaan Ibunya tersebut.
"Tidak Bu, Rena tadi juga beli beberapa bumbu buat dibawa ke Kota sekalian untuk stok di rumah." Jawab rena kepada ibunya, kemudian dia memanggil ayahnya yang tengah menonton televisi di ruang keluarga untuk menyantap bakso bersama sama.
keesokan harinya barang barang yang dibeli rena telah sampai di rumahnya bertepatan dengan kepergian orang tua Rena ke sawah untuk memanen padi.
Dengan tidak adanya orang tuanya di rumah memudahkan Rena menghindar dari berbagai pertanyaan yang tentu saja akan dilontarkan oleh orangtuanya mengingat banyaknya barang belanjaannya.
Sebagian bumbu Rena simpan dikamarnya dan sebagian lagi disimpannya di dalam gudang bawah tanah, tentu saja ini untuk menghindari pertanyaan orang tuanya jika nanti dia melihat tumpukan bumbu masakan di gudang ketika menyimpan hasil panen. sedangkan senjata tentu saja dipajangnya didalam kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
☠zephir atrophos☠
sebutan katana lebih bagus sih
2024-02-20
3
Gohan
Thor, jangan bikin pembaca gatal gatel nunggu update ya!
2023-09-27
3