Bab 12 Es Dan Api

Bab 12 Es dan Api

Ceklek!

Reni mendengar suara pintu depan yang dibuka menandakan Sang Suami dan Anaknya yang sudah pulang dari berburu zombie. Reni melangkah ke ruang depan dan melihat keheningan antara Ayah dan Anak itu yang membuat Reni bertanya-tanya.

"Apa semuanya baik baik saja?" Reni melirik Ayah dan Anak yang sedang duduk di sofa depan dalam hening itu.

Tio menghela nafas dan melirik Rena yang menunduk sebelum mulai menceritakan apa yang tadi terjadi saat perburuan zombie berlangsung.

"Selama proses perburuan zombie tadi ada satu zombie yang lolos atau memang bersembunyi hingga kami yang sedang bertarung tidak menyadari keberadaannya mencoba menyerang Rena yang menunggu di motor yang kami parkir." Ucap Tio melirik Rena.

"APA!" Reni panik kemudian bergegas pada Rena yang masih terus menunduk berada di sofa depannya untuk memeriksa Anaknya itu. "Apa ini, Rena? Apa ini darah mu, Nak?" tanya Reni panik ketika Ia menemukan darah yang berwarna hitam di dekat pergelangan tangan Rena.

Rena melihat cipratan darah zombie yang ada di pergelangan tangannya. "Bukan Bu, ini bukan darah Rena. Sepertinya ini darah zombie yang nyiprat di pergelangan tangan Rena." Ucap Rena lirih menenangkan Ibunya.

Mendengar apa yang dikatakan Rena, Reni bernafas nafas lega. Dia kemudian beralih pada suaminya. "Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Reni akhirnya pada Suaminya kemudian Dia duduk di antara Anak dan Suaminya itu.

Tidak mungkin Dia bertanya pada Rena yang mungkin saja saat ini tengah ketakutan dan trauma atas apa yang terjadi padanya.

"Aku meminta Rena memperhatikan saja pertarungan kami dari jauh tapi saat semua zombie berhasil kami tumbangkan tiba tiba saja ada satu zombie yang berlari kearah Rena dari belakang. Untung saja saat itu aku berbalik melihat zombie itu yang hampir menggapai Rena dengan kukunya." Tio menghentikan ceritanya mengingat dia yang tidak bisa menembak kepala zombie itu.

"Lalu apa yang terjadi? Siapa yang menyelamatkan Rena?" Tanya Reni pada Suaminya.

"Dia sendiri dengan samurai yang katanya pajangannya itu yang menyelamatkannya." Tio melirik Rena yang masih menunduk di sampingnya itu. Amarahnya kembali lagi mengingat apa yang terjadi.

"HA! APA? Apa maksudnya?" Reni melirik Tio dan Rena secara bergantian.

Rena yang menunduk tiba tiba merasakan suhu rumah yang semakin menjadi dingin. Dia melirik kesampingnya dan melihat lantai yang diinjak Ayahnya perlahan membeku menjadi Es.

"Ayah! Hentikan, Ayah bisa membuat ibu membeku." Ucap Rena kawatir pada Ibunya yang berada tepat di sampingnya. Namun yang anehnya Sang Ibu terlihat biasa biasa saja.

"Ha? Apa? Membeku apa? Memangnya Ayahmu itu kulkas." Sahut Reni yang belum menyadari bahwa Suaminya telah membangkitkan kemampuan Es.

Tio yang masih dalam komdisi marah masih belum menyadari apa yang sedang terjadi. "Apa sih, Rena! Jangan mengalihkan pembicaraan."

Rena sekarang benar benar keheranan. Ayahnya yang tidak menyadari bangkitnya kemampuannya dan Ibunya yang terlihat baik baik saja di dekat Ayahnya yang sepertinya belum menyadari kemampuannya. Rena menatap mereka aneh, atau jangan jangan Ibunya punya kemampuan api hingga Ia tidak menyadari betapa dinginnya suhu rumah ini akibat Ayahnya.

"Sekarang jelaskan dari mana kamu belajar menggunakan samurai itu dan kenapa berbohong kalau itu hanya tiruan?" Tegas Tio melihat Rena yang tadinya menunduk sekarang malah terlihat kebingungan.

Ya, Rena tadi memang menunduk tapi bukan karena dia trauma, namun karena Dia sedang memikirkan jawaban apa yang akan Dia berikan nanti saat orang tuanya menginterogasinya.

"Sebenarnya semua pajangan yang di kamar Rena itu asli semua, Yah, Bu. Rena belinya pakai uang tabungan Rena. Rena juga belajar otodidak dari internet cara menggunakan semua yang Rena jadikan pajangan itu." Jawab Rena cepat mengingat suhu yang semakin dingin akibat ulah Ayahnya yang tidak menyadari kemampuannya itu.

"Tapi, Yah! tarik dulu kemampuan Ayah, suhu rumah kita sudah seperti di kutub utara." Ucap Rena akhirnya karena Dia yang memang tidak tahan dengan suhu dingin yang tiba tiba ini.

Tio melihat ke sekelilingnya begitu mendengar apa yang dikatakan Rena dan benar saja di sekitar tempat yang Dia duduki telah berubah membeku menjadi Es.

"Ibu kok gak kedinginan ya, Ren?" tanya Reni melihat suaminya yang seperti kebingungan dan anaknya yang mulai menggigil.

"Rena! ini bagai mana mengendalikannya?" panik Tio karena Dia yang memang belum bisa mengendalikan kemampuannya itu. Apalagi Ia melihat Rena yang mulai menggigil. Semarah dan sekecewanya Dia pada Rena, Dia tidak akan tega dan akan panik juga jika melihat anaknya sampai menggigil begitu.

Rena tidak membalas ucapan Ibunya karena dia sedang terfokus pada ayahnya yang sedang kebingungan itu. "Ayah sekarang coba berkonsentrasi dan jangan panik lagi itulah yang menyebabkan kemampuan ayah tidak terkontrol."

Tio yang mendengar apa yang dikatakan Rena langsung saja melakukan apa yang diperintahkan Anaknya itu dan benar saja suhu rumah yang tadinya terasa seperti di kutub utara itu perlahan kembali normal.

Rena yang melihat Ayahnya sudah berhasil mengendalikan sedikit kemampuannya bernafas lega. "Ibu coba sekarang Ibu berkonsentrasi dan rasakan kekuatan yang ibu miliki." ucap Rena yang akhirnya menjawab pertanyaan Ibunya tadi.

Reni mencoba mulai berkonsentrasi sesuai dengan apa yang dikarakan Rena. "Hangat! Ibu seperti berada di dekat api unggun, Ren." Ucap Reni melihat Rena.

"sekarang coba Ibu kembali berkonsentrasi dan bayangkan rasa hangat itu ada di depan Ibu." Ucap rena mengarahkan Ibunya.

"Baiklah akan Ibu coba." Ucap Reni penuh tekad. setelah beberapa saat muncul lah api seperti Api lilin di depan Ibu Rena. "Ibu berhasil, Ren." Girang Reni melihat api yang menari nari di depannya.

Seperti yang sudah Rena duga memang kemampuan Api lah yang dimiliki Ibunya itu hingga Dia tidak merasakan kedinginan seperti yang Rena rasakan tadi.

Tio yang takjub dengan Istrinya pun ikut mencoba berkonsenterasi seperti yang tadi rena katakan dan muncullah gumpalan es sebesar bola tenis di depannya. "Ren, Bu! lihat Ayah juga berhasil. tapi kenapa ini tidak sedingin yang tadi, Ren?" tanya Tio menatap Rena meminta penjelasan.

"Itu semua karena tadi Ayah sedang marah dan panik hingga kemampuan yang Ayah miliki keluar tanpa bisa dikendalikan sesikit pun." Jawab Rena.

"Rena, mulai sekarang jangan pernah buat Ibumu marah bisa jadi abu rumah kita." Bisik Tio pada Rena yang masih bisa didengar oleh Reni.

Reni mengerutkan keningnya jengkel dengan apa yang dibisikkan Suaminya itu pada Anaknya.

Ehemm!

mendengar deheman Reni Tio memasang muka tidak bersalahnya takut kena amuk Istrinya itu. Rena yang melihat itu tersenyum hangat dan lagi, Dia tidak lagi harus menjelaskan panjang kali lebarnya mengenai setiap senjata koleksinya karena sekarang mereka terfokus dengan bangkitnya kekuatan orang tuanya.

Reni tiba tiba saja terfikir akan seperti apa jika Dia bersin nanti jika tiba tiba Dia tidak bisa mengontrol kemampuannya. Apa Dia akan seperti naga yang menyemburkan api?

"Kenapa, Bu?" tanya Rena melihat Ibunya seperti sedang berfikir.

"Mungkin Ibu mu lagi mikir bersin seperti naga kali, Ren." Ucap Tio tiba tiba yang membuat Reni kesal. Melihat kekesalan Istrinya Tio kemudian mengatakan, "sebaiknya sekarang kita tidur sudah mau tengah malam ini." Lanjut Tio langsung kabur menyadari kekesalan Istrinya.

"Ayah mu itu!" Ucap Reni masih kesal kemudian beranjak ke kamarnya untuk tidur.

Reni tersenyum hangat melihat kelakuan orang tuanya itu kemudian Dia juga beranjak ke kamarnya.

___

Jangan lupa tinggalkan komentar dan likenya.

Episodes
1 Bab 1 Kembali Hidup
2 Bab 2 Persiapan
3 Bab 3 Hujan Merah
4 Bab 4 Dimulai
5 Bab 5 Awal Kekacauan
6 Bab 6 Kekeringan dan Ketakutan
7 Bab 7 Perburuan Pertama
8 Bab 8 Akibat Kecerobohan
9 Bab 9 Kejujuran Rena
10 Bab 10 Ikut Berburu
11 Bab 11 Pertarungan
12 Bab 12 Es Dan Api
13 Bab 13 Berlatih dan Informasi
14 Bab 14 Kemampuan Baru
15 Bab 15 Informasi
16 Bab 16 Tim Dua
17 Bab 17 Bangkitnya Kekuatan Tim Dua
18 Bab 18 Menjelajah
19 Bab 19 Dikepung Zombie
20 Bab 20 Datangnya Kelompok Asing
21 Bab 21 Diluar Prediksi
22 Bab 22 Pertarungan
23 Bab 23 Setelah Pertarungan
24 Bab 24 kamuflase dan latihan
25 Bab 25 Kembali Mencari Perbekalan
26 Bab 26 Perjalanan
27 Bab 27 Lantai Tiga
28 Bab 28 Tikus
29 Bab 29 Kembali
30 Bab 30 Cerita Rena
31 Bab 31 Membuat Tembok Desa
32 Bab 32 Serangan Hewan
33 Bab 33 Serangan Hewan II
34 Bab 34 Serangan Hewan III
35 Bab 35 Akhir dari Serangan Hewan
36 Bab 36 Berkah Setelah Kekacauan
37 Bab 37 Cherry Hitam
38 Bab 38 Pergi
39 Bab 39 Bertemu
40 Bab 40 Kembali Dikepung Zombie
41 Bab 41 Dirampok
42 Bab 42 Pulang
43 Bab 43 Marah
44 Bab 44 Bukan Kutub Utara
45 Bab 45 Akhirnya
46 Bab 46 Meningkatkan kemampuan
47 Bab 47 Meningkatnya Kemampuan Spesial
48 Bab 48 Pembersihan I
49 Bab 49 Pembersihan II
50 Bab 50 Pembersihan III
51 Bab 51 Misi Selesai
52 Bab 52 Kembali Dengan Muatan Penuh
53 Bab 53 Mereka Lagi
54 Bab 54 Tempat Yang Katanya Aman
55 Bab 55 Masih di Tempat Penampungan
56 Bab 56 Kembali
57 Bab 57 Tim Keluarga kecil
58 Bab 58 Rumah Kaca
59 Bab 59 Benih yang telah berkecambah
60 Bab 60 Orang dari tempat penampungan
61 Bab 61 kesepakatan
62 Bab 62 Penghianat?
63 Bab 63 Hujan
64 Bab 64 Tim Tujuh Orang
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 Kembali Hidup
2
Bab 2 Persiapan
3
Bab 3 Hujan Merah
4
Bab 4 Dimulai
5
Bab 5 Awal Kekacauan
6
Bab 6 Kekeringan dan Ketakutan
7
Bab 7 Perburuan Pertama
8
Bab 8 Akibat Kecerobohan
9
Bab 9 Kejujuran Rena
10
Bab 10 Ikut Berburu
11
Bab 11 Pertarungan
12
Bab 12 Es Dan Api
13
Bab 13 Berlatih dan Informasi
14
Bab 14 Kemampuan Baru
15
Bab 15 Informasi
16
Bab 16 Tim Dua
17
Bab 17 Bangkitnya Kekuatan Tim Dua
18
Bab 18 Menjelajah
19
Bab 19 Dikepung Zombie
20
Bab 20 Datangnya Kelompok Asing
21
Bab 21 Diluar Prediksi
22
Bab 22 Pertarungan
23
Bab 23 Setelah Pertarungan
24
Bab 24 kamuflase dan latihan
25
Bab 25 Kembali Mencari Perbekalan
26
Bab 26 Perjalanan
27
Bab 27 Lantai Tiga
28
Bab 28 Tikus
29
Bab 29 Kembali
30
Bab 30 Cerita Rena
31
Bab 31 Membuat Tembok Desa
32
Bab 32 Serangan Hewan
33
Bab 33 Serangan Hewan II
34
Bab 34 Serangan Hewan III
35
Bab 35 Akhir dari Serangan Hewan
36
Bab 36 Berkah Setelah Kekacauan
37
Bab 37 Cherry Hitam
38
Bab 38 Pergi
39
Bab 39 Bertemu
40
Bab 40 Kembali Dikepung Zombie
41
Bab 41 Dirampok
42
Bab 42 Pulang
43
Bab 43 Marah
44
Bab 44 Bukan Kutub Utara
45
Bab 45 Akhirnya
46
Bab 46 Meningkatkan kemampuan
47
Bab 47 Meningkatnya Kemampuan Spesial
48
Bab 48 Pembersihan I
49
Bab 49 Pembersihan II
50
Bab 50 Pembersihan III
51
Bab 51 Misi Selesai
52
Bab 52 Kembali Dengan Muatan Penuh
53
Bab 53 Mereka Lagi
54
Bab 54 Tempat Yang Katanya Aman
55
Bab 55 Masih di Tempat Penampungan
56
Bab 56 Kembali
57
Bab 57 Tim Keluarga kecil
58
Bab 58 Rumah Kaca
59
Bab 59 Benih yang telah berkecambah
60
Bab 60 Orang dari tempat penampungan
61
Bab 61 kesepakatan
62
Bab 62 Penghianat?
63
Bab 63 Hujan
64
Bab 64 Tim Tujuh Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!