Bab 3 Hujan Merah

Bab 3 Hujan Merah

Langit mendung menghiasi pagi ini.

Suasana pagi yang biasanya disambut kicauan burung yang bersahut sahutan serta langit yang cerah berganti dengan awan mendung disertai angin yang makin lama makin kencang, pertanda akan datangnya hujan.

Rena yang tengah berdiri di dekat jendela kamarnya memandangi cuaca pagi yang sudah di prediksinya, langit pagi yang diselimuti awan gelap perta hujan namun bukan hujan yang akan mendatangkan berkah, namun hujan yang akan mendatangkan bencana yang akan merusak peradaban dunia, atau mungkin kita sebut saja seleksi alam namun dalam versi tersadisnya.

Dalam ingatannya orang yang berubah menjadi zombie kebanyakan adalah mereka yang terkena air hujan ini. Entah kandungan apa yang ada di air hujan ini yang akan mampu mengubah dan membuat orang orang kehilangan akal sehat yang mereka miliki.

Memikirkan ini tiba tiba saja sebuah ide terlintas dalam fikiran Rena 'bukankah semuanya berawal dari hujan ini! Bagai mana jika menampung sedikit air hujan ini, mungkin saja suatu hari nanti akan berguna'.

Rena kemudian pergi ke kedua orang tuanya yang tengah bersantai di teras depan ditemani teh dan roti.

Melihat itu timbul rasa hangat dalam hatinya, yahh beginilah seharusnya kehidupan berjalan, bukan dikejar zombie dan bertahan dengan orang yang dalam hatinya penuh akan kelicikan.

Ketika sampai diteras yang memang disediakan meja dan kursi untuk bersantai itu Rena langsung saja duduk serta mecomot roti yang ada diatas meja.

Orang tuanya sudah terbiasa dengan tingkah anaknya itu.

Rena memang sengaja duduk di dekat orang tuanya untuk meminta mereka masuk kedalam rumah di karenakan cuaca yang tidak bersahabat pagi ini, tidak mungkin Dia mengatakan hujan ini akan menjadi bencana bisa bisa Dia hanya akan ditertawakan dan dianggap terlalu banyak menghayal atau membaca cerita fiksi.

Rena sengaja bertingkah biasa saja dan tidak menunjukkan kepanikannya didepan orang tuanya atau mengatakan yang sesungguhnya pada orang tuanya, Dia menebak jika orang tuanya tau yang sesungguhnya maka mereka akan lebih panik dari dirinya sendiri atau jika pun tidak percaya mereka pasti hanya akan tertawa mendengar ceritanya.

Seperti di saat Dia sedang bersiap untuk membeli kebutuhan pada masa kekacauan nanti Dia sengaja menyembunyikan semua yang di rasanya sangat diperlukan nantinya.

Tidak seperti yang Dia baca di novel kesukaannya yang memiliki ruang penyimpanan atau apapun itu namanya ketika dihidupkan kembali, Rena hanya memiliki sedikit pengetahuan saja akan kehidupan gelap yang akan menimpa bumi kelak.

Ketika sedang asik memakan roti yang dicomotnya tiba tiba saja ayahnya bertanya padanya yang membuatnya sedikit terkejut karena dia yang memang sedang melamun "Rena, bukankah kamu akan berangkat ke Kota nanti sore?."

Mendengar pertanyaan Ayahnya yang tiba tiba itu Rena mengatakan kepada Ayahnya "Ayah bagaimana jika Rena berangkatnya ditunda saja lagi satu hari kan masih ada beberapa hari lagi sebelum mulai semester ini, melihat cuaca hari ini aku jadi malas ke Kota." Rena memberikan alasan yang sekenanya pada Ayahnya.

Mendengar itu ayahnya terlihat berfikir sebelum mengatakan "memang benar semester dimulai beberapa hari lagi, tapi apa kamu nanti tidak kelelahan setelah perjalanan jauh kesana?" tanya Ayahnya.

Mendengar nada kekawatiran ayahnya, Rena langsung saja mengatakan kepada Ayahnya "tidak ayah kan masih ada waktu dua hari lagi buat Rena istirahat kalau Rena perginya besok."

Melihat anaknya yang di matanya seakan enggan berpisah dan mengulur waktu keberangkatannya ke Kota itu Ayahnya tersenyum dan mengatakan "baiklah jika memang begitu terserah kamu saja."

Rena memang sengaja terus mengulur waktu keberangkatannya karna besok akan diumumkan jika semester akan ditunda sebab bencana zombie akan di mulai besok pagi yang akan menggemparkan dunia.

Rintik hujan mulai perlahan turun membasahi bumi dengan warna yang berbeda dari biasanya.

Dalam hatinya Rena berkata 'sudah dimulai kah! Sebuah awal baru yang sungguh mengerikan. Awal suatu kehancuran manusia.'

Melihat hujan yang mulai turun Rena meminta kedua orang tuanya untuk segera masuk kedalam rumah. "Ayah Ibu ayo kita masuk hujannya mulai turun nanti kita semua bisa kena flu, apalagi ini masih pagi dan suhu udara terasa semakin dingin."

Melihat kekawatiran putrinya mereka langsung saja bergegas masuk kedalam rumah. Apalagi besok putrinya itu akan berangkat ke Kota untuk mengejutkan pendidikannya, mereka tidak mau jika putrinya itu dalam kondisi yang buruk ketika berangkat nanti.

Melihat orangtuanya yang langsung masuk kedalam rumah setelah Dia meminta mereka masuk dengan alasan yang dirasa masuk akal Rena bernafas lega.

Menatap air hujan yang berwarna merah mulai menghujani bumi Rena teringat jika dia ingin menampung sedikit air hujan itu, dia pun bergegas mencari jas hujan yang dirasa aman dari cipratan hujan, kemudian dia bergegas mencari ember yang berukuran sedang untuk menampung air hujan. Setelah semua yang dibutuhkannya tersedia dia mulai memakai jas hujan dan membawa ember ke belakang rumahnya untuk menampung air hujan.

Setelah selesai menampung air Dia menyimpannya di dalam kamarnya tepatnya dikamar mandinya dia meletakkannya disudut ruangan dan menutupnya dengan koran bekas agar orangtuanya tidak mengetahuinya.

Setelah dirasa cukup aman Rena bergabung dengan orangtuanya yang sedang berada diruang keluarga sedang menonton televisi.

Ketika sedang asik menonton serial pagi tiba tiba saja Breaking News mengejutkan orang tuanya dengan berita yang mengatakan bahwa hujan merah darah telah terjadi di berbagai belahan dunia yang mengejutkan kedua orang tuanya. Seakan tak percaya dengan berita yang di dengarnya, kedua orang tua rena langsung saja berlalu kearah jendela kaca untuk melihat air hujan.

Melihat orang tuanya yang bergegas ke jendela membuat Rena panik dengan fikirannya, bagaimana jika orang tuanya nanti tiba tiba saja membuka jendela dan mereka terkena hujan bisa bisa nanti mereka berubah menjadi zombie dan akan sia sia saja kehidupan keduanya itu.

Melihat itu Rena segera berlari kearah kedua orang tuanya yang ternyata baru saja ingin membuka jendela. Dengan cepat Rena menutup jendela yang baru terbuka sejengkal itu membuat kedua orang tuanya terkejut.

Melihat putrinya yang terlihat panik ketika menutup jendela yang terbukti dengan wajah pucat Rena serta suara pintu jendela yang tertutup dengan suara yang terbilang nyaring, Ibunya langsung saja bertanya. "Rena kenapa kamu terlihat panik dan pucat begitu? Dan juga kenapa kamu menutup jendelanya begitu?" tanya ibunya curiga, seolah putrinya itu sedang menyembunyikan sesuatu dari mereka.

Menyadari kepanikan yang tengah melandanya Rena mencoba menenangkan dirinya, karena Dia baru menyadari tingkahnya yang tergesa gesa tadi membuat orang tuanya kaget. Melihat itu langsung saja Rena memutar otaknya untuk menjawab. "Rena hanya kawatir Ayah dan Ibu nanti kedinginan jika membuka jendela. Lagian kan air hujannya masih bisa di lihat dari jendela ini Bu, walaupun jendelanya tidak dibuka kan kacanya jernih."

Mendengar alasan itu Ayah dan Ibunya membenarkan apa yang dikatakan Rena, kemudian mereka kembali melihat kehalaman melalui jendela, untuk melihat genangan air yang terlihat memiliki warna yang berbeda dari biasanya ketika turun hujan.

Melihat pemandangan itu Ayah Rena tiba tiba saja berkata "Loh, beneran warna merah air hujannya, tapi tadi kan terlihat seperti air hujan biasanya?" dengan raut yang bertanya tanya ayah Rena melirik Istrinya dan Anaknya tersebut yang tampaknya juga sedang kebingungan.

Mendengar itu rena kemudian langsung saja mengatakan pendapatnya. "Ayah, mungkin saja tadi airnya memang sudah merah tapi kitanya saja yang kurang memperhatikan warnanya karena kan tadi baru mulai turun hujannya."

Mendengar apa yang dikatakan Rena masuk akal, ayahnya langsung mengatakan. "Benar, mungkin saja kita yang tidak begitu memperhatikannya tadi."

Sebenarnya dulu Rena juga terkena sedikit percikan air hujan secara tidak langsung yang mengembun, namun dia beruntung tidak berubah seperti mereka yang bermain air hujan secara langsung.

Mengingat itu Rena kemudian berfikir mungkin saja itu adalah alasan Dia dulu memiliki kemampuan air. Benar dia dulu memiliki kemampuan bisa mengendalikan air yang disadarinya sebulan sebelum kematiannya, karena sebelumnya dia hanya berfikir bahwa itu semua hanya ilusinya karena kehausan dan kelaparan semata.

Namun ada satu hal yang belum Dia ketahui tentang kemampuannya sesungguhnya pada masa lalu, sebab sebelum Dia mempelajari kemampuannya Dia terlebih dahulu tewas.

Kemampuan yang sebenarnya Dia miliki bukanlah air namun fikiran, yap! benar kemampuan fikiran langka yang jarang dimiliki bahkan tidak ada yang memilikinya selain dirinya, sebab dengan kemampuannya dia dapat memanipulasi apapun itu.

Dulu Dia mengira bahwa Ia hanya memiliki kemampuan air sebab Ia selalu berfikir dan berharap air yang digunakannya dapat berlipat ganda dan itu benar benar terjadi beberapa kali.

Dulu beberapa orang selamat yang beruntung memang memiliki kemampuan seperti petir, air, api dan beberapa kemampuan lainnya, dan bodohnya Dia dulu terlambat menyadari kemampuannya.

Seingatnya kemampuan ini akan meningkat seiring dengan seringnya kemampuan ini digunakan.

Jika memang benar dengan hanya sedikit cipratan yang berbentuk embuan itu yang membuat beberapa orang memiliki kekuatan super maka dia beruntung karena sempat terfikirkan untuk menampung sedikit air hujan ini.

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

3 like mendarat buatmu thor.
Semangat ya.

2024-04-14

0

Olivier Mira Armstrong

Olivier Mira Armstrong

Thor, update dong! penasaran banget nih 😍

2023-10-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali Hidup
2 Bab 2 Persiapan
3 Bab 3 Hujan Merah
4 Bab 4 Dimulai
5 Bab 5 Awal Kekacauan
6 Bab 6 Kekeringan dan Ketakutan
7 Bab 7 Perburuan Pertama
8 Bab 8 Akibat Kecerobohan
9 Bab 9 Kejujuran Rena
10 Bab 10 Ikut Berburu
11 Bab 11 Pertarungan
12 Bab 12 Es Dan Api
13 Bab 13 Berlatih dan Informasi
14 Bab 14 Kemampuan Baru
15 Bab 15 Informasi
16 Bab 16 Tim Dua
17 Bab 17 Bangkitnya Kekuatan Tim Dua
18 Bab 18 Menjelajah
19 Bab 19 Dikepung Zombie
20 Bab 20 Datangnya Kelompok Asing
21 Bab 21 Diluar Prediksi
22 Bab 22 Pertarungan
23 Bab 23 Setelah Pertarungan
24 Bab 24 kamuflase dan latihan
25 Bab 25 Kembali Mencari Perbekalan
26 Bab 26 Perjalanan
27 Bab 27 Lantai Tiga
28 Bab 28 Tikus
29 Bab 29 Kembali
30 Bab 30 Cerita Rena
31 Bab 31 Membuat Tembok Desa
32 Bab 32 Serangan Hewan
33 Bab 33 Serangan Hewan II
34 Bab 34 Serangan Hewan III
35 Bab 35 Akhir dari Serangan Hewan
36 Bab 36 Berkah Setelah Kekacauan
37 Bab 37 Cherry Hitam
38 Bab 38 Pergi
39 Bab 39 Bertemu
40 Bab 40 Kembali Dikepung Zombie
41 Bab 41 Dirampok
42 Bab 42 Pulang
43 Bab 43 Marah
44 Bab 44 Bukan Kutub Utara
45 Bab 45 Akhirnya
46 Bab 46 Meningkatkan kemampuan
47 Bab 47 Meningkatnya Kemampuan Spesial
48 Bab 48 Pembersihan I
49 Bab 49 Pembersihan II
50 Bab 50 Pembersihan III
51 Bab 51 Misi Selesai
52 Bab 52 Kembali Dengan Muatan Penuh
53 Bab 53 Mereka Lagi
54 Bab 54 Tempat Yang Katanya Aman
55 Bab 55 Masih di Tempat Penampungan
56 Bab 56 Kembali
57 Bab 57 Tim Keluarga kecil
58 Bab 58 Rumah Kaca
59 Bab 59 Benih yang telah berkecambah
60 Bab 60 Orang dari tempat penampungan
61 Bab 61 kesepakatan
62 Bab 62 Penghianat?
63 Bab 63 Hujan
64 Bab 64 Tim Tujuh Orang
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 Kembali Hidup
2
Bab 2 Persiapan
3
Bab 3 Hujan Merah
4
Bab 4 Dimulai
5
Bab 5 Awal Kekacauan
6
Bab 6 Kekeringan dan Ketakutan
7
Bab 7 Perburuan Pertama
8
Bab 8 Akibat Kecerobohan
9
Bab 9 Kejujuran Rena
10
Bab 10 Ikut Berburu
11
Bab 11 Pertarungan
12
Bab 12 Es Dan Api
13
Bab 13 Berlatih dan Informasi
14
Bab 14 Kemampuan Baru
15
Bab 15 Informasi
16
Bab 16 Tim Dua
17
Bab 17 Bangkitnya Kekuatan Tim Dua
18
Bab 18 Menjelajah
19
Bab 19 Dikepung Zombie
20
Bab 20 Datangnya Kelompok Asing
21
Bab 21 Diluar Prediksi
22
Bab 22 Pertarungan
23
Bab 23 Setelah Pertarungan
24
Bab 24 kamuflase dan latihan
25
Bab 25 Kembali Mencari Perbekalan
26
Bab 26 Perjalanan
27
Bab 27 Lantai Tiga
28
Bab 28 Tikus
29
Bab 29 Kembali
30
Bab 30 Cerita Rena
31
Bab 31 Membuat Tembok Desa
32
Bab 32 Serangan Hewan
33
Bab 33 Serangan Hewan II
34
Bab 34 Serangan Hewan III
35
Bab 35 Akhir dari Serangan Hewan
36
Bab 36 Berkah Setelah Kekacauan
37
Bab 37 Cherry Hitam
38
Bab 38 Pergi
39
Bab 39 Bertemu
40
Bab 40 Kembali Dikepung Zombie
41
Bab 41 Dirampok
42
Bab 42 Pulang
43
Bab 43 Marah
44
Bab 44 Bukan Kutub Utara
45
Bab 45 Akhirnya
46
Bab 46 Meningkatkan kemampuan
47
Bab 47 Meningkatnya Kemampuan Spesial
48
Bab 48 Pembersihan I
49
Bab 49 Pembersihan II
50
Bab 50 Pembersihan III
51
Bab 51 Misi Selesai
52
Bab 52 Kembali Dengan Muatan Penuh
53
Bab 53 Mereka Lagi
54
Bab 54 Tempat Yang Katanya Aman
55
Bab 55 Masih di Tempat Penampungan
56
Bab 56 Kembali
57
Bab 57 Tim Keluarga kecil
58
Bab 58 Rumah Kaca
59
Bab 59 Benih yang telah berkecambah
60
Bab 60 Orang dari tempat penampungan
61
Bab 61 kesepakatan
62
Bab 62 Penghianat?
63
Bab 63 Hujan
64
Bab 64 Tim Tujuh Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!