Bab 15 Informasi
Sore ini terdapat banyak warga yang kembali berkumpul di depan aula desa menunggu kembalinya kelompok kedua yang bertugas mencari perbekalan sekaligus informasi mengenai kekacauan di luar sana.
Sudah hampir jam lima sore namun tidak kunjung juga mobil kelompok para bapak bapak terlihat memasuki kawasan aula desa.
Setelah kembali menunggu selama empat puluh lima menit kemudian, akhirnya terlihatlah mobil yang memang sudah di tunggu sedari tadi kedatangannya itu.
Semua anggota tim yang berangkat tadi pagi sudah kembali. Satu persatu anggota tim mulai keluar dari mobil yang di sambut dengan antusias oleh setiap anggota keluarganya masing masing.
Rena melihat ayahnya yang terlihat agak pucat keluar dari mobil kemudian Ia langsung saja menghampirinya. "Ayah! Apa Ayah baik baik saja? Apa ada yang terluka?" Tanya rena kawatir.
"Ayah baik baik saja, Ren." Ucap Tio melihat kekawatiran Rena.
"Syukurlah kalau begitu." Ucap Rena.
Bukannya tidak ingin menanyakan hal lainnya pada sang Ayah namun mengingat bahwa Ayahnya baru saja kembali dari perjalanan jauh hingga Rena tidak ingin terburu buru menanyakan banyak hal.
"Bagaimana paman?" Tanya Raka entah pada siapa, sebab begitu penasaran dengan informasi yang didapatkan tim yang baru datang ini.
"Di luar sana sangat kacau, pertokoan sudah banyak yang habis dirampok dan uang tidak lagi memiliki nilainya. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan di daerah perkotaan sudah di buat tempat penampungan bagi orang orang selamat." Terang Roni yang menjawab rasa penasaran semua orang yang ada di sana.
"Benarkah itu, Paman? Lalu apakah kita juga akan di terima jika kita pergi mengungsi disana?" tanya Raka lagi.
"Mungkin saja! Memangnya kamu mau meninggalkan desa, Ka?" Ucap Joko menatap Raka penasaran.
Mendapat tatapan penasaran yang tidak hanya dari Pak Joko melainkan juga dari semua orang yang ada disana Raka jadi sedikit gelagapan. "Bukan begitu paman! Hanya saja jika suatu saat nanti kita tidak lagi memungkinkan untuk tinggal di desa, kan kita semua sudah punya tujuan yang jelas kemana kita harus pergi." terang Raka.
"Benar juga yang kamu katakan itu, ka." Ucap Feri.
"Sudah, sudah! Sebaiknya kita segera membagi perbekalan agar dapat beristirahat setelah perjalanan jauh." Ucap Roni yang mulai membagi hasil jarahan mereka sebab sudah tidak ada lagi transaksi normal seperti biasanya.
Setelah membagi hasil jarahan mereka semua kembali kerumah masing masing.
"Ayah! Apa tadi kelompok pemilik kemampuan tamanan mengganggu pejalanan tim Ayah?" Tanya Rena yang begitu penasaran sambil membawa segelas air.
Tio mengambil gelas berisi air yang dibawa Rena kemudian meminum air tersebut hingga tandas guna membasahi tenggorokannya terlebih dahulu barulah setelah itu dia menjawab pertanyaan Rena.
Melihat Ayahnya yang langsung meminum air yang dibawanya, Rena menunggu dengan sabar takutnya jika ia terburu buru malah ayahnya akan tersedak nantinya.
"Tim Ayah memang bertemu dengan kelompok pemilik kemampuan tanaman itu, Ren." Ujar Tio.
"Lalu bagaimana, Yah?" Tanya Rena.
"Tentu saja pada akhirnya kami semua terlibat perkelahian dan untungnya tadi tim kami menang jika tidak mungkin saja perbekalan yang sudah susah payah kami cari bisa diambil mereka." Terang Tio.
"Apa tadi Ayah menggunakan kemampuan Es, Yah?" Ucap Reni yang datang dari dapur membawa sepiring goreng singkong sebagai cemilan malam ini.
"Ya, Tadi Ayah menggunakannya untuk mengalahkan kelompok itu." Ucap Tio sambil mencomot satu goreng singkong yang baru dibawa istrinya itu.
Mendengar itu Rena jadi terfikir mengapa tadi saat semuanya berkumpul di aula tidak ada yang membahas mengenai kelompok yang mencegat Ayahnya ataupun tentang Ayahnya yang memiliki kemampuan seperti pengguna kemampuan tanaman itu.
"Lalu bagaimana tanggapan anggota tim yang pergi bersama Ayah tadi?" Rena juga ikut mencomot satu gorengan yang tersaji di piring.
Reni yang mendengarnya pun ikut penasaran akan tanggapan anggota yang berangkat keluar bersama suaminya itu.
"Mereka semua sepakat untuk merahasiakan kemampuan yang Ayah miliki dan akan mendiskusikannya nanti." Rena dan Reni saling pandang mendengar apa yang dikatakan oleh Tio.
"Mendiskusikan bagaimana, Yah?" Tanya Reni mewakili Rena yang juga sebenarnya ingin bertanya.
"besok tim yang keluar mencari perbekalan bersama Ayah tadi merencanakan akan berkumpul disini untuk membahasnya." Tio melihat Istri dan putrinya yang mengangguk angukkan kepala tanda mengerti.
"Rena! Apa nanti kamu bisa membuat tim yang pergi bersama ayah tadi membangkitkan kekuatannya?" Tanya Tio. Yah, walaupun dia kepala keluarganya dia juga harus bertanya terlebih dahulu kepada anak atau pun istrinya mengenai hal ini. Apalagi Rena adalah orang yang mengetahui cara membangkitkan kemampuan tersebut.
Rena yang mendengarnya tertegun karena tidak terfikirkan olehnya sebelumnya untuk membantu orang lain dalam membangkitkan kemampuan.
melihat Rena yang terdiam Tio kemudian mengemukakan pemikirannya.
"Begini, Ren! Menurut Ayah jika ada lebih banyak orang memiliki kemampuan seperti kita di desa ini maka akan lebih mudah untuk mempertahankan desa ini nantinya. Ayah yakin suatu hari nanti pasti akan ada saja beberapa orang atau bahkan kelompok yang menemukan desa kita dan mencoba untuk menjarah di desa kita ini."
Reni yang mendengar apa yang dikatakan suaminya itu membulatkan matanya karna terkejut dengan pemikiran suaminya yang memikirkan bagaimana desa ini kedepannya.
"Ayah mu benar,Ren." Reni melirik putrinya itu yang juga sama terkejutnya dengannya.
"Baiklah, Ayah. Apa yang Ayah fikirkan itu memang masuk akal." Rena merutuki dirinya yang tidak memikirkan ini sebelumnya. Dasar Rena bodoh harusnya aku memikirkan ini juga.
"Baguslah kalau begitu. Ibu masih tetap ingin tinggal di desa ini. Disini walaupun agak terpencil tapi udaranya sangat segar tidak seperti di perkotaan" Rena mengangguk membenarkan apa yang diktakan Ibunya.
Memang di zaman yang semakin maju ini desanya masih memikirkan lingkungan dengan menanam pohon di sepanjang jalan desa hingga udara terasa begitu segar berbeda dengan perkotaan yang penuh polusi dan asap kendaraan.
"Apa Ayah sudah mengatakan ini juga pada tim yang pergi bersama Ayah tadi, Yah?" Tanya Rena penasaran.
"Belum, Ren. Ayah sengaja meminta mereka untuk tidak membahas tentang kemampuan apapun itu. Ayah meminta kepada mereka untuk berkumpul di sini dan akan menjawab semua pertanyaan mereka, dan untungnya mereka mau mengikuti keinginan Ayah." Terang Tio.
Tadinya Rena mengira Ayahnya sudah mengiming imingi tim kedua itu dengan membangkitkan kekuatan mereka, namun ternyata apa yang dia fikirkan itu salah.
"Apa Ayah memusnahkan kelompok mencegat Ayah itu?" Tanya Rena yang tiba tiba saja teringat dengan kelompok yang memiliki kemampuan tanaman itu.
"Tidak! Ayah hanya melukainya."Rena mengerutkan keningnya mendengar jawaban Ayahnya. "Apa cederanya serius?" Lanjut rena.
"Sepertinya tidak, saat Ayah balas menyerangnya dengan beberapa serangan dan melukainya, orang itu tidak lama kemudian melarikan diri." Ucap tio.
Reni yang menyimak menganggukkan kepala tanda mengerti. "Sudah, sebaiknya kita sekarang pergi tidur apa lagi Ayah pasti butuh istirahat."
"Baik, Bu!." Ucap Rena yang perlahan berdiri dan bergegas ke kamarnya.
Yah, mereka mengobrol mamang setelah makan malam jadi wajar saja ibunya meminta mereka untuk segera tidur apa lagi ayahnya yang memang butuh istirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments