Bab 19 Dikepung Zombie
Pada saat menunggu anggota lain yang mengambil sisa makanan yang berada di gudang salah satu tokoh yang berada dilantai dua Rena bersama Ayahnya dan paman Ivan dikejutkan dengan kedatangan sepuluh zombie yang tiba tiba mengepung mobil yang mereka jaga saat ini.
Sontak saja Rena bersama Ayahnya dan paman Ivan mengambil senjata milik mereka masing masing.
Mereka saling memunggungi dengan menggenggam senjata masing masing.
"Ayah, paman! Jika ada kesempatan cobalah menggunakan kekuatan yang kalian miliki untuk melawan zombie ini." Ucap Rena.
"Tentu saja, Ren! Ayah juga tidak sabar mencoba menggunakan kemampuan Ayah untuk melawan zombie ini. Ayah penasaran apakah dengan kemampuan yang sekarang ini Ayah dapat membunuh zombie." Ucap Tio antusias.
Mendengar pembicaraan ayah dan anak itu Paman Ivan yang memang belum terlalu bisa mengendalikan kemampuannya yang baru terbangkit kemaren itu berkata. "Tapi paman belum bisa mengendalikannya dengan sempurna, Ren."
Mendengar itu Rena jadi teringat bahwa Paman Ivan memang baru kemaren membangkitkan kemampuan yang dimikinya saat ini dan pastinya belum begitu bisa mengendalikannya.
"Kalu begitu sebisanya saja paman." Ujar Rena.
"Baiklah, Ren. Paman akan melakukan sebisanya saja."
Tio yang sedang menyimak pembicaraan putrinya dan Ivan perlahan membuat satu anak panah yang terbuat dari Es dan tidak lama setelah itu anak panah itu langsung melesat kearah salah satu kepala zombie yang mulai mendekati mereka.
Jleb!
Bruk!
Suara anak panah Es yang tertancap tepat mengenai mata zombie, yahh walaupun sedikit meleset dari target yang dia inginkan yaitu di kening namun untuk percobaan pertama Tio merasa cukup puas dan tentunya zombie tersebut juga langsung tumbang.
Tidak sia sia latihan yang dilakukannya selama ini.
Mendengar sura zombie yang jatuh dan tewas setelah terkena panah Es dari ayahnya Rena merasa begitu bangga pada ayahnya sedangkan Ivan yang melihat itu membulatkan tekatnya untuk berlatih dengan sungguh sungguh kedepannya agar kekuatannya dapat digunakan semaksimal mungkin.
Para zombie yang tadinya berjalan dengan lambat perlahan mulai berlari menerjang mereka bertiga, entah itu karena insting mereka merasa terancam yang padahal mereka sedang berada didepan mangsanya.
Yahh! Entah siapa yang akan bertahan masih belum dapat dipastikan entah itu kumpulan zombie ini ataukah tiga orang manusia ini.
Melihat zombie yang berlarian menerjang mereka Rena menggenggam erat samurai yang ada ditangannya.
Satu Zombie berlari dengan cepat kearah Rena dan dengan sigap dia langsung mengayunkan samurainya menebas tangan zombie yang berusaha meraihnya.
Pluk! Suara tangan zombie yang berhasil ditebas Rena jatuh.
Zombie yang tangannya tertebas terdiam sejenak dan itu dimanfaat kan Rena dengan menendang zombie itu dengan kuat.
Brukk!
Zombie yang mendapat tendangan tersebut mundur sebanyak dua langkah. Rena yang melihat itu tidak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung mengayunkan samurainya menerjang kepala zombie yang ada didepannya.
Plukk!
Kepala zombie itu jatuh dan menggelinding setelah mendapatkan tebasan Rena.
Setelah berhasil membunuh satu zombie itu Rena melirik ayahnya dan paman Ivan yang juga sedang bertarung.
Disaat Rena melirik Ayahnya dan Paman Ivan Rena mendengar langkah kaki zombie yang mengarah padanya. Sontak saja Rena langsung bersiap menghadapi zombie yang mengarah pada dirinya tersebut.
"Tetap Fokus Rena!" Seru Tio melihat anaknya yang tadi sempat lengah apalagi sekarang ada dua zombie yang berlari kearah putrinya itu.
Yah! Tio memang menyadari saat Rena meliriknya barusan hingga sedikit mengendurkan kewaspadaan yang dimiliki Rena.
Ingin Rasanya Tio menerjang zombie yang sedang menerjang anaknya itu namun dia tidak dapat melakukannya sebab dia pun sedang melawan tiga zombie yang mengincar dirinya.
Rena yang posisinya memang sudah agak berjauhan dengan Ayahnya dan paman Ivan langsung menundukkan tubuhnya menghindari tangan zombie yang hampir meraihnya dan mundur beberapa langkah untuk mengatur jarak antara dirinya dengan zombie yang mengincarnya.
Rena yang kesal dengan kedua zombie itu akhirnya menggunakan kemampuannya dalam melawan kedua zombie itu. Rena membuat genangan air pada jalan yang akan dilalui zombie untuk menerkamnya kemudian dia membekukan air itu hingga jika diinjak jalan akan menjadi begitu licin.
Zombie yang kembali menerjang mengejar Rena pun akhirnya tergelincir dan jatuh namun ada satu yang tidak terjebak oleh kemampuannya itu dan tetap menerjang kedepan. Melihat itu Rena menyunggingkan senyum puas.
Yap benar! tujuannya memang untuk menghambat pergerakan salah satu zombie yang mengincarnya.
Rena menggenggam kuat samurainya dan berlari menerjang kedepan zombie yang juga sedang berlari kearahnya seolah sedang menyambut kedatangan zombie itu, ketika hampir mencapai zombie itu Rena mengubah arah larinya sedikit kesamping ia mengangkat samurainya dan begitu berpapasan langsung saja Rena menebas leher zombie itu sekuat tenaga hingga kepala zombie itu terpisah dengan tubuhnya.
Rena yang melihat zombie itu perlahan ambruk kembali memfokuskan dirinya pada satu zombie lagi yang tadi terjatuh akibat jebakan yang dibuatnya.
Melihat zombie yang tadinya terjatuh itu sudah mulai kembali berlari menerjang dirinya maka ia pun juga ikut berlari dengan strategi yang sama dan yap Rena kembali berhasil memenggal kepala zombie itu.
Melihat Ayahnya yang juga beru selesai menghabisi tiga zombie Rena bernafas lega, ia kemudia melihat paman Ivan yang masih bertarung dengan satu zombie dan hampir berhasil mengalahkan zombie itu.
Rena teringat dengan Es yang tadinya ia buat sebagai jebakan untuk zombie yang dilawannya dan segera ia menguapkan Es itu hingga tidak bersisa, ia masih berencana untuk menyembunyikan kemampuan yang dimilikinya.
Tak berapa lama setelah itu paman Ivan pun mengalahkan zombie terakhir yang dilawannya.
Dengan nafas terengah engah paman ivan dan Ayahnya berjalan mendekati dirinya.
"Rena! Apa semuanya baik baik saja? Tidak ada yang terluka kan?" Tanya Tio kawatir pada putri semata wayangnya itu.
"Tidak apa apa Ayah Rena baik baik saja dan tidak ada yang terluka. Lalu bagai mana dengan Ayah dan paman, Apa ada yang terluka?" Tanya Rena kawatir.
"Ayah baik baik saja, Ren. Hanya tersisa capeknya saja." Ucap Tio sambil tersenyum melihat kekawatiran anaknya.
"Paman pun juga baik baik saja, Ren." Ujar Ivan.
"bagus lah kalau begitu Paman, Yah." Ucap Rena penuh syukur.
Tak lama kemudian setelah mereka berhasil mengalahkan zombie yang tadi mengepung mereka terlihatlah tim yang mengambil sisa makanan kembali dengan karung yang terisi penuh.
"Apa yang terjadi? Apa kalian baik baik saja? Apa kalian terluka?" Tanya Roni yang mengangkut satu karung berisi penuh bahan makanan melihat mayat zombie yang sudah tergeletak disekitar teman temannya yang menunggu dimobil.
"Kami tidak apa apa paman, semuanya aman kok." Ucap Rena.
"Syukurlah kalu begitu."
"Sebaiknya kita segera mengikat semua ini pada atap mobil dan segera pulang." Ucap paman Joko.
Mendengar itu mereka pun segera mengikatkan karung berisi bahan makanan itu pada kedua atap mobil yang mereka bawa dan segera setelah itu mereka langsung pulang meninggalkan pasar tradisional tersebut.
____
Terimakasih telah membaca ☺
Jangan lupa tingalkan like dan komentarnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments