Bab 17 Bangkitnya Kekuatan Tim Dua
Pagi ini penjaga gerbang desa dikejutkan dengan kedatangan lima orang pemuda yang berjalan kaki dengan tas Ransel dipunggung mereka.
Semenjak adanya zombie gerbang desa memang dijaga setiap hari secara bergantian oleh warga. Tiga orang yang berjaga itu mengambil senjatanya guna keselamatannya masing masing.
Tiga penjaga yang bertiga itu tetap berada di tempatnya sedangkan lima orang yang sedang berjalan kaki itu terkejut melihat adanya pos penjagaan di gerbang desa mereka. Setelah sampai di depan pos tersebut keluarlah tiga orang dari dalam yang membawa senjata tajam ditangan mereka masing masing hingga mengejutkan kelima pemuda yang baru datang itu.
Tiga orang penjaga keluar dari persembunyiannya namun alangkah terkejutnya mereka begitu melihat lima orang pejalan kaki tersebut pasalnya mereka adalah anak anak yang melanjutkan pendidikan mereka di kota sana.
"Aku kira siapa, rupanya kalian. Ya sudah sekarang segeralah kerumah kalian masing masing." Ucap Raka melihat muka kelelahan kelima anak anak tersebut.
Yap salah satu penjaga yang bertugas itu adalah Raka.
"Baiklah, bang." Ucap Abi mewakili teman temannya yang lain.
Kemudian Raka beserta dua orang lainnya kembali menjaga pos, Abi dan kelompoknya pun mulai kembali berjalan kerumahnya masing masing dengan senyum mengembang.
kabar kepulangan kelima anak anak yang melanjutkan pendidikan di kota itu pun akhirnya tersebar keseluruh desa.
Pada malam harinya Tio melihat putrinya duduk di ruang tamu mengernyitkan keningnya seperti tengah berfikir keras.
"Rena! Ada apa sepertinya ada sesuatu yang kamu fikirkan?" Tanya tio duduk di salah satu kursi.
"Tidak ada, Ayah. Hanya saja aku penasaran, kira kira kemampuan apa nanti yang akan terbangkit dari tim ayah kemarin itu." Ucap Rena.
"Kamu benar, Ren. Ayah harap akan ada juga yang memiliki kemampuan air selain kamu, yang nantinya akan sangat berguna bagi desa ini."
"Ayah benar, jika ada beberapa orang yang memiliki kemampuan air di desa kita ini maka kita tidak akan kesulitan lagi mencari air bersih di luar sana." Ucap Reni yang baru datang dan langsung duduk disamping suaminya itu.
mendengar itu Rena menganggukan kepalanya tanda setuju dengan apa yang baru dikatakan ibunya itu.
Selang dua hari setelah kepulangan anak anak yang melanjutkan pendidikannya di kota. Rumah Tio kembali di kunjungi oleh tim dua alias tim bapak bapak.
Tio yang memang sedang bersantai sore bersama istri dan anaknya dibangku yang berada diteras depan dikejutkan dengan kedatangan tim dua.
setelah dipersilahkan masuk tim dua mulai berbicara mengenai kemampuan yang mereka bangkitkan setelah diberi embun air hujan merah darah oleh Rena, ya itu pun tanpa sepengetahuan mereka.
"Tio, kami semua sudah memiliki kemampuan seperti yang kamu punya itu loh." Ucap Pak Roni cengengesan dengan bangga.
"Benarkah?" Tanya Tio membulatkan matanya penasaran menatap semua orang yang ada disana.
Melihat tatapan penasaran dari Tio semua anggota tim yang sedang berkumpul pun dengan kompak menganggukkan kepalanya.
"Benarkah itu paman?" Tanya rena dengan mata berbinar membawakan minuman untuk mereka.
Melihat Rena yang menunggu jawabannya dengan mata berbinar membuat mereka merasa hebat dan bangga dengan diri mereka sendiri.
"Lalu kemampuan apa yang paman bangkitkan?" tanya Rena lagi.
Bukannya menjawab secara langsung namun tiba tiba beberapa kemampuan bermunculan di ruang tamu Rena itu.
Roni dengan bangga membentuk pusaran angin ditelapak tangannya dan dengan bangga menunjukkannya didepan Rena.
Melihat apa yang dilakulan Roni yang lainnya pun ikut dengan bangga menunjukkan kemampuannya masing masing.
Rena dan Tio yang melihat itu pun begitu antusias, bagaimana tidak terdapat tiga orang yang juga memiliki kemampuan air seperti Rena hingga membuat Tio bernafas lega. Jika saja nanti kemampuan mereka semua sudah diketahui orang banyak maka tidak hanya anaknya itu saja yang akan dianggap sumber air berjalan oleh orang orang nantinya.
Jika saja Rena tau apa yang difikirkan ayahnya itu entah dia akan menangis atau tertawa.
"Wah paman semua hebat." Ucap Rena antusias.
"Rena, apa kamu juga punya kemampuan seperti ini?" Tanya Pak Juki tiba tiba.
Mendengar itu langsung saja rena mengatakan bahwa dia tidak memilikinya sebab dia masih ingin menyembunyikan kemampuannya serta ibunya dari semua tamu ayahnya ini.
Rena menggelang dan berkata. "Tidak paman dirumah ini hanya Ayah saja yang punya kemampuan seperti itu." Ucapnya lesu guna meyakinkan mereka.
Dan yah! seperti yang diharapakan mereka pun percaya.
"Tidak apa apa, Ren. Mungkin saja kemampuanmu itu bisa saja bangkit nantinya. Jadi kamu tidak usah bersedih apa lagi di keluarga paman pun sama hanya paman juga lah yang seorang yang memiliki kemampuan seperti ini." Bujuk Roni melihat betapa lesunya Rena tadi.
Mendengar itu Rena kembali bersemangat. "Paman benar, aku tidak boleh berkecil hati. Suatu hari aku pasti juga bisa seperti paman."
Melihat kelakuan putrinya itu Tio menyunggingkan senyuman di bibirnya.
"Paman, apa keluarga paman juga sudah tau tentang kekuatan yang paman miliki?" Tanya Rena penasaran.
mendengar itu Roni menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal serta tersenyum canggung pada yang lainnya. "Ya mereka tau, Ren. Saat kekuatan paman terbangkit seluruh barang barang isi kamar paman berhamburan yang menyebabkan sura gaduh dah yahh akhirnya mereka tau."
Mendengar itu Rena dapat memakluminya, persis seperti saat ayahnya yang hampir membekukan ruang tamu dulu.
Lain halnya dengan yang lainnya yang langsung tertawa mendengar cerita pak Roni tersebut.
"Apa tidak sebaiknya kita kembali melakukan perjalanan mencari perbekalan besok mengingat beberapa bahan makanan sudah mulai menipis." Ucap Pak Joko mengatakan tujuan yang sebenarnya dari berkumpulnya mereka kali ini dirumah Tio selain mengatakan kekuatan yang dibangkitkan.
"Paman benar, beberapa bumbu dirumah pun juga mulai menipis." Ucapnya antusias "aku nanti mau ikut boleh kan, Yah?" Tanya Rena pada akhirnya.
Tio yang mendengarnya pun menatap putrinya itu untuk beberapa saat sebelum menjawabnya. "Baiklah kamu boleh ikut." Ucapnya pada akhirnya memperbolehkan Rena.
"Saya rasa juga tidak apa apa untuk membawa Rena apalagi kita semua sekarang sudah memiliki kekuatan yang bisa menjadi pertahanan bagi kita." Kata pak Juki.
mendengar itu semuanya sontak mengangguk.
"Yeyy! Terimakasih Ayah dan paman paman yang sudah meperbolehkan Rena ikut." Ucapnya dengan antusias.
"Kalau begitu kami semua pamit pulang dulu." Ucap pak Roni mewakili yang lain, Kemudian mereka pun beranjak pulang.
Rena yang antusias menunggu hari esok pun mengatakan kepada Ibunya bahwa dia akan ikut dengan tim Ayahnya untuk mencari perbekalan keesokan harinya. Untung saja sang ibu mengizinkannya mengikuti ayahnya itu mengingat tim yang akan pergi besok semuanya memiliki kemampuan yang telah dibangkitkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments