Bab 13 Berlatih dan Informasi
Hari ini akan di bentuk kelompok yang akan melakukan ekspedisi perjalanan ke pusat perbelanjaan untuk melihat apakah masih ada orang yang berjualan air di sana.
Benar! kelompok yang akan keluar dari desa ini akan mencari persediaan air mengingat sumur yang masih tetap mengering serta pasokan yang beberapa hari lalu mereka beli sudah hampir habis tak bersisa.
"Ayah! Apa ayah akan ikut ke pasar terdekat mencari persediaan?" tanya Rena melihat Ayahnya yang baru pulang.
"Tidak, Ren! Ayah dapat kelompok kedua dan itu akan berangkat besok." Jawab Tio.
"Baguslah kalau begitu, Yah! jadi Ibu tidak akan senam jantung di rumah menunggu Ayah pulang, kan di luar sana pasti lebih banyak atau malah sangat banyak zombinya." Ucap Reni setelah mendengar apa yang dikatakan Suaminya itu.
Tio dan Rena yang mendengarkan apa yang dikatakan Reni mengangguk tanda setuju dengan apa yang barusan mereka dengar. Memang tidak menutup kemungkinan di luar sana ancaman bahaya akan berlipat ganda mengingat bertapa padatnya penduduk di sana.
"Bagai mana jika kita berlatih bersama saja, Yah, Bu!" Ajak Rena pada Ayah dan Ibunya yang baru saja membangkitkan kekuatannya itu.
"Bagus! Ayo kita berlatih bersama." Ucap Tio semangat mendengar ajakan Rena.
Sepanjang hari keluarga kecil itu berlatih bersama dalam mengendalikan kekuatan mereka, entah itu membentuk kemampuan mereka menjadi senjata atau menjadi tameng sebagai alat perlindungan bagi diri mereka sendiri.
Pada malam harinya kelompok yang tadi pagi berangkat kepasar terdekat telah kembali dengan membawa lima galon air dan beberapa kardus makanan instan. Banyak warga menyambut kedatangan mereka sebab semua zombie yang ada di Desa ini telah dimusnahkan hingga tiada lagi kekawatiran untuk keluar dari rumah.
Rena beserta kedua orang tuanya pun ikut dalam penyambutan tim ekspedisi itu.
"Raka! Apa yang terjadi?" Tanya Tio melihat tim yang di ketuai Raka pulang dengan keadaan yang memprihatinkan.
"Tidak hanya zombie, tapi juga manusia menjadi sangat kejam di luar sana." Ucap Raka frustasi melirik seorang kelompoknya yang terluka.
"Apa maksudmu, Raka?" Tanya Roni mendengar apa yang dikatakan Raka.
"Saat kami sudah sampai di pasar harga semua bahan sudah sangat melambung tinggi hingga kami hanya bisa membeli sedikit saja persediaan. Dalam perjalanan pulang pun kami di hadang sekelompok orang yang ingin merampas persediaan yang susah paya kami beli hingga tangan Feri mendapatkan luka itu." Raka melirik semua orang yang terkejut dengan apa yang dikatakannya.
"Lalu bagaimana dengan zombie, Bang? Apa mereka ada banyak di luar sana?" Tanya Rena penasaran karena Raka yang selaku ketua pemuda Desa tidak mengatakan tentang zombie yang ada di luaran sana.
"Zombie yang ada di luar sana sangat banyak, Ren. Untung saja senjata yang kami membawa Panah dan senapan yang bisa langsung melumpuhkan dalam jarak jauh. Entah kenapa zombie itu terlihat kurang agresif di siang hari, sangat berbeda ketika di malam kita melakukan perburuan." Raka menatap Rena yang bertanya padanya kemudian mengingat lagi saat perburuan malam itu.
"Aa! Ada satu lagi yang belum aku katakan." Raka menatap orang orang yang menunggu kepulangan kelompoknya itu.
"Ada satu orang yang mempunyai kemampuan aneh saat kami melawan kelompok tadi." Raka kembali menggantung ucapannya karena Ia pun seolah tidak percaya dengan apa yang Ia lihat itu.
Rena dan orang tuanya saling berpandangan karena penasaran dengan apa yang selanjutnya akan dikatakan Raka.
"Aneh bagaimana, Bang?" Tanya Rena penasaran.
"Ada satu orang yang bisa mengeluarkan tanaman dari tangannya." Ujar Raka.
Rena dan orang tuanya saling pandang mendengar adanya pemilik kekuatan lain di luar sana. "Ayah, Ibu! Jangan katakan apa pun tentang kita yang juga punya kekuatan." Bisik Rena pada kedua orang tuanya mengingatkan yang takutnya nanti malah keceplosan.
Mendengar apa yang dikatakan Rena Tio dan Reni mengangguk tanda mengerti.
Orang yang mendengar apa yang dikatakan Raka tertegun. Melihat orang orang yang tertegun Feri pun juga mengatakan sesuatu yang membuat mereka lebih percaya dengan apa yang barusan Raka katakan.
"Benar, kelompok itu lah yang menyerang kami. Aku pun terkejut saat pertama kali orang itu menggunakan kemampuannya." Ucap Feri. Dari yang tertegun sekarang mereka yang mendengar berubah menjadi ketakutan.
"Kami juga mendengar dari penjual galon yang mengatakan bahwa ada beberapa orang yang tiba tiba saja memiliki kemampuan spesial. Aku rasa orang yang bisa mengeluarkan tumbuhan itu adalah salah satunya." Ujar Raka.
"Tapi bagaimana caranya mereka punya kemampuan itu, maksudku bagaimana cara membangkitkannya?" Tanya Pak Joko penasaran.
"Benar. Bukankah jika kita bisa memiliki kemampuan seperti itu desa kita ini akan aman. Coba kalian bayangkan, tidak mungkin orang orang itu akan menetap di satu tempat kan bisa saja Desa kita ini di temukan dan mereka merampok kita semua." Ucap Pak Roni memberi pandangan kepada penduduk yang berkumpul.
Ya walaupun desa mereka terbilang terpencil tidak mungkin kan jika tidak ada yang akan menemukan Desa mereka, apalagi ada pemuda desa yang telah keluar dari Desa demi menempuh pendidikan atau pun bekerja.
"Kalau begitu sebaiknya saat keluar nanti kita harus mencari informasi sebanyak banyaknya tentang orang yang memiliki kemampuan itu. mana tau kita juga punya kesempatan memiliki hal yang sama." Ucap pak Joko.
"Apa yang dikatakan Pak Joko ada benarnya. Kalau begitu tim yang berangkat besok juga akan memiliki misi lain." Ucap Roni melirik rekan yang akan berangkat besok. Tim dua yang bertugas ke luar Desa untuk ke esokan harinya dengan kompak mengangguk tanda setuju dengan apa yang dikatakan Roni.
"Sekuat apa orang itu, Raka? Lalu bagaimana kalian meloloskan diri dari sekelompok orang itu?" Tanya Tio penasaran sebab dari tadi mereka belum mengatakannya.
"Orang itu bisa mengeluarkan tanaman berupa akar yang bisa membelit kaki atau tangan kami dan itu lumayan kuat untung saja kami juga membawa beberapa golok dan pedang." Ucap Feri.
"Setelah orang itu berhasil melukai lengan Feri, Aku ingat bubuk cabai yang kebetulan juga kami beli, kami menggunakan bubuk cabai itu dan akhirnya berhasil melarikan diri." Tambah Raka mengingat perjuangan mereka dengan bubuk cabai.
Semua orang yang mendengarnya bersyukur dengan apa yang telah mereka lakukan, meskipun harus kehabisan bubuk cabai. Ya, lebih baik kehilangan bubuk cabai itu dari pada kehilangan nyawa.
"Kalau begitu sebaiknya kita semua segera pulang. Apalagi kelompok pemuda yang di pimpin Raka sudah kembali." Ucap Roni setelah mendapatkan informasi dunia di luar sana.
Apalagi perbekalan yang mereka dapatkan tadi juga sudah di bagikan secara merata pada setiap keluarga. Ya, mereka memang keluar mencari perbekalan menggunakan uang kas Desa bertujuan agar semua orang juga dapat memiliki sedikit perbekalan untuk menyambut hari esok.
Semua orang yang tadinya berkumpul berangsur angsur pulang ke rumah mereka masing masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments