Bab 9 Kejujuran Rena

Bab 9 Kejujuran Rena

Toni serta rekan yang lain yang mendengar teriakan Roni langsung mencoba menebas atau pun menusuk kepala zombie. Joko berhasil menebas bagian leher zombie namun tidak sampai putus.

Melihat leher zombie yang hampir putus namun ia masih tetap melawan membuat teror dalam mati setiap orang yang melihatnya hingga gemetar ketakutan.

"Apa-apaan ini! Bagaimana bisa Ia masih hidup dan menyerang setelah lehernya hampir putus?" ucap Joko ketakutan sambil menghindari serangan yang terus di lancarkan zombie yang kepalanya hampir putus itu.

Beberapa orang yang tadinya menyerang zombie mulai melarikan diri ketakutan. Tio dan Roni yang berada di atas pohon langsung membidik kepala zombie yang hampir putus itu agar memberi cela bagi Joko untuk kabur seperti yang lainnya.

Dorr!

Jleb!

Suara tembakan yang mengenai tepat di kepala zombie yang masih menyerang Joko. "Ayo cepat lari, kami akan mengulur waktu!" ucap Tio dari atas pohon melihat hanya tinggal beberapa orang yang belum berhasil melarikan diri.

Setelah semua rekan yang berhadapan langsung dengan zombi berhasil mencapai sepeda motor mereka, Tio dan dan Roni juga turun dari pohon jambu dan langsung saja tancap gas meninggalkan dua zombie yang tersisa, yang masih saja mengejar mereka. Ketika Tio melihat pada spion motor dia melihat Sani dan Anto yang sudah berubah menjadi zombie juga mulai mengejar mereka.

Flashback off

Setelah mendengar cerita Tio, Rena Dan Reni tertegun dengan wajah pucat tanpa berkomentar apa pun saking kagetnya.

Walau pun Rena dulu sempat kembali ke kampungnya, namun Ia hanya menemukan beberapa orang saja yang masih menjadi manusia normal, sedangkan orang tuanya sudah menjadi zombie. Rena berfikir mungkin saja ini adalah salah satu alasan dari banyaknya warga yang menjadi zombie di kampungnya dulu.

Rena dan Reni yang masih tertegun tersadar ketika Tio tiba-tiba "sebaiknya kita segera tidur, ini sudah tengah malam." Tio melirik Istri dan Anaknya yang masih terdiam dengan wajah pucat.

Tio dan Reni yang ingin memasuki pintu kamar terkejut ketika gumpalan air sebesar bola tenis melayang mengelilingi mereka kemudian gumpalan air itu melayang ke belakang mereka. Reflek mereka berbalik dan melihat Rena yang ada di belakang mereka sedang mengendalikan tiga bola air.

"Bagaimana bisa kamu mengendalikan air itu, Ren ?" Ucap Tio menyadarkan istrinya dari keterkejutan melihat Rena mengendalikan tiga bola air, padahal dia juga sama terkejutnya dengan sang istri.

"Apa Ayah dan Ibu juga ingin punya kekuatan seperti ku?" Rena menghilangkan air yang tadinya dia bentuk seukuran bola tenis.

"Tungu dulu Rena! Jelaskan bagaimana kamu bisa memiliki kekuatan air ini?" tatap Reni penuh tanya melihat Rena.

Ya! Rena memutuskan untuk memberitahu orang tuanya tentang kekuatan yang Dia miliki sekaligus berniat membangkitkan kekuatan orang tuanya setelah mendengar cerita Ayahnya tadi.

"Sebenarnya Rena juga terkena air hujan merah waktu itu Yah, Bu!" lirik Rena pada orang tuanya yang tadinya menunduk.

"Apa! Kenapa kamu tidak mengatakannya pada kami Rena?" Reni berjalan mendekati Rena dan memutar-mutar tubuh Putrinya itu dengan kawatir.

"Katakan pada Kami, apa kamu pusing? Atau Demam? Tidak enak badan?" tanya Tio melihat Reni memutar-mutar tubuh Rena. "Sudah Bu, nanti Rena malah bisa benaran pusing Ibu buat kayak gitu!" tambahnya karena istrinya itu belum juga berhenti memutar tubuh rena saking kawatirnya.

"Aa, Ayah benar! Apa kamu pusing Ren?" Reni berhenti memutar tubuh rena.

"Rena tidak apa-apa Yah, Bu! Rena akan menceritakannya tapi sebelum itu apa tidak seharunya kita duduk dulu?" ucap Rena.

"Tidak usah! Ceritakan saja sekarang." Ucap tio tidak sabaran.

"Ayah mu benar, tidak usah duduk, langsung saja sekarang kamu cerita." Ucap Reni yang sudah penasarannya dengan cerita Rena.

Mendengar nada tidak sabaran dari kedua orang tuanya langsung saja Rena menceritakannya. "Ibu dan Ayah ingat tidak saat hujah merah itu rena pergi kebelakang?" Rena melihat orang tuanya saling tatap lalu mengangguk.

"Nah saat itu lah karena penasaran Rena menampung air hujan merah itu. Tapi Rena pakai baju hujan kok Yah, Bu. Tidak sampai kena langsung hanya dalam bentuk embunnya saja kok. Awalnya Rena takut ikut kena flu seperti yang lain tapi sukurnya hingga keesokan harinya pun tidak kenapa-napa. Keesokan harinya rena tiba-tiba memiliki kemampuan air ini Yah,Bu." jujur Rena pada orang tuanya dan tentu saja tanpa mengatakan bahwa ini adalah kesempatan kedua hidupnya.

"Bagaimana kamu bisa seyakin itu jika kemampuanmu berasal dari embun dari hujan merah Ren?" tanya Ayahnya penuh selidik. Reni dan Tio menatap Rena dengan penuh tanya.

"Itu..." Rena berucap lirih sebab tengah sibuk memikirkan jawaban yang pas agar orang tuanya tidak curiga.

"Itu, apa Ren! Jangan digantung gitu ngomongnya bikin makin penasaran saja kamu ini." Ucap Reni yang mulai curiga karena Rena menggantung omongannya.

Melihat Ayah dan Ibunya yang mulai curiga Rena langsung saja mengatakan "Itu kemaren ada juga yang sama kayak Rena, Yah, Bu. Jadi ada beberapa senior yang berbagi ceritanya itu di forum campus Bu, makanya Rena jadi makin yakin jika memang embun hujan merah itu yang membuat Rena punya kekuatan." Rena bernafas lega setelah mengatakan itu, ya walau pun dengan sedikit bumbu kebohongan karena dalam forum campusnya tidak ada yang membahas hal tersebut.

"Apa Ayah dan Ibu sudah percaya pada Rena?" Tanya Rena melihat Ayah dan Ibunya Masih mencerna apa yang dia katakan setelah beberapa saat Rena melihat orang tuanya mengangguk tanda mereka telah percaya dengan apa yang barusan dia katakan.

"Kalau begitu apa Ayah dan Ibu juga mau punya kekuatan seperti ku?" Rena melihat orang tuanya dengan antusias.

Melihat betapa antusiasnya Rena bertanya Tio kemudian berbisik pada Istrinya. "Kita iya kan saja Bu. Apalagi mungkin ada lebih banyak zombie di luaran sana hingga dengan punya kekuatan kita bisa lebih maksimal dalam melindungi diri kita nanti."

Mendengar bisikan Suaminya yang memang ada benarnya Rena langsung meng iya kan.

"Jadi bagai mana, Bu, Yah?" tanya Rena lagi setelah melihat orang tuanya telah selesai berdiskusi.

"Baiklah, kami bersedia Ren." ucap Tio

"Kalau begitu Ayah dan Ibu tolong tunggu dulu sebentar disini. Rena mau ngambil air hujan yang sudang Rena simpan dulu." Rena berlari dengan gembira ke dalam kamarnya.

Beberapa saat kemudian Rena kembali dengan botol spay yang berisi air hujan merah di tangannya. Rena menatap ayah dan ibunya kemudian Dia mulai menyemprotkan ke atas orang tuanya agar terciptanya embun dari air hujan merah.

"Sudah, Yah, Bu!" ucap Rena melihat orang tuanya masih menutup mata mereka. Memang sebelum rena menyemprotkan air hujan merah dengan botol spray Ia meminta orang tuanya untuk menutup mata mereka.

Mendengar apa yang Rena katakan Tio dan Reni langsung membuka mata mereka. "Ini beneran udah selesai Ren?" tanya Reni yang mendapatkan anggukan dari Rena. "Kok gak berasa ya!" lanjutnya.

"Lah, gimana mau berasa Bu, cuman embunnya saja, kalau yang berasa itu ya diguyur Bu." Tio terkekeh mendengar pertanyaan konyol Istrinya itu.

"Yasudah sebaiknya sekarang kita tidur. Sudah tengah malam ini tu." Ucap Reni sewot pada Suaminya dan melangkah ke kamarnya meninggalkan Anak dan Suaminya.

Melihat Istrinya yang meninggalkannya, Tio pun segera menyusul Istrinya itu. Rena pun juga berjalan masuk kedalam kamarnya.

Episodes
1 Bab 1 Kembali Hidup
2 Bab 2 Persiapan
3 Bab 3 Hujan Merah
4 Bab 4 Dimulai
5 Bab 5 Awal Kekacauan
6 Bab 6 Kekeringan dan Ketakutan
7 Bab 7 Perburuan Pertama
8 Bab 8 Akibat Kecerobohan
9 Bab 9 Kejujuran Rena
10 Bab 10 Ikut Berburu
11 Bab 11 Pertarungan
12 Bab 12 Es Dan Api
13 Bab 13 Berlatih dan Informasi
14 Bab 14 Kemampuan Baru
15 Bab 15 Informasi
16 Bab 16 Tim Dua
17 Bab 17 Bangkitnya Kekuatan Tim Dua
18 Bab 18 Menjelajah
19 Bab 19 Dikepung Zombie
20 Bab 20 Datangnya Kelompok Asing
21 Bab 21 Diluar Prediksi
22 Bab 22 Pertarungan
23 Bab 23 Setelah Pertarungan
24 Bab 24 kamuflase dan latihan
25 Bab 25 Kembali Mencari Perbekalan
26 Bab 26 Perjalanan
27 Bab 27 Lantai Tiga
28 Bab 28 Tikus
29 Bab 29 Kembali
30 Bab 30 Cerita Rena
31 Bab 31 Membuat Tembok Desa
32 Bab 32 Serangan Hewan
33 Bab 33 Serangan Hewan II
34 Bab 34 Serangan Hewan III
35 Bab 35 Akhir dari Serangan Hewan
36 Bab 36 Berkah Setelah Kekacauan
37 Bab 37 Cherry Hitam
38 Bab 38 Pergi
39 Bab 39 Bertemu
40 Bab 40 Kembali Dikepung Zombie
41 Bab 41 Dirampok
42 Bab 42 Pulang
43 Bab 43 Marah
44 Bab 44 Bukan Kutub Utara
45 Bab 45 Akhirnya
46 Bab 46 Meningkatkan kemampuan
47 Bab 47 Meningkatnya Kemampuan Spesial
48 Bab 48 Pembersihan I
49 Bab 49 Pembersihan II
50 Bab 50 Pembersihan III
51 Bab 51 Misi Selesai
52 Bab 52 Kembali Dengan Muatan Penuh
53 Bab 53 Mereka Lagi
54 Bab 54 Tempat Yang Katanya Aman
55 Bab 55 Masih di Tempat Penampungan
56 Bab 56 Kembali
57 Bab 57 Tim Keluarga kecil
58 Bab 58 Rumah Kaca
59 Bab 59 Benih yang telah berkecambah
60 Bab 60 Orang dari tempat penampungan
61 Bab 61 kesepakatan
62 Bab 62 Penghianat?
63 Bab 63 Hujan
64 Bab 64 Tim Tujuh Orang
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 Kembali Hidup
2
Bab 2 Persiapan
3
Bab 3 Hujan Merah
4
Bab 4 Dimulai
5
Bab 5 Awal Kekacauan
6
Bab 6 Kekeringan dan Ketakutan
7
Bab 7 Perburuan Pertama
8
Bab 8 Akibat Kecerobohan
9
Bab 9 Kejujuran Rena
10
Bab 10 Ikut Berburu
11
Bab 11 Pertarungan
12
Bab 12 Es Dan Api
13
Bab 13 Berlatih dan Informasi
14
Bab 14 Kemampuan Baru
15
Bab 15 Informasi
16
Bab 16 Tim Dua
17
Bab 17 Bangkitnya Kekuatan Tim Dua
18
Bab 18 Menjelajah
19
Bab 19 Dikepung Zombie
20
Bab 20 Datangnya Kelompok Asing
21
Bab 21 Diluar Prediksi
22
Bab 22 Pertarungan
23
Bab 23 Setelah Pertarungan
24
Bab 24 kamuflase dan latihan
25
Bab 25 Kembali Mencari Perbekalan
26
Bab 26 Perjalanan
27
Bab 27 Lantai Tiga
28
Bab 28 Tikus
29
Bab 29 Kembali
30
Bab 30 Cerita Rena
31
Bab 31 Membuat Tembok Desa
32
Bab 32 Serangan Hewan
33
Bab 33 Serangan Hewan II
34
Bab 34 Serangan Hewan III
35
Bab 35 Akhir dari Serangan Hewan
36
Bab 36 Berkah Setelah Kekacauan
37
Bab 37 Cherry Hitam
38
Bab 38 Pergi
39
Bab 39 Bertemu
40
Bab 40 Kembali Dikepung Zombie
41
Bab 41 Dirampok
42
Bab 42 Pulang
43
Bab 43 Marah
44
Bab 44 Bukan Kutub Utara
45
Bab 45 Akhirnya
46
Bab 46 Meningkatkan kemampuan
47
Bab 47 Meningkatnya Kemampuan Spesial
48
Bab 48 Pembersihan I
49
Bab 49 Pembersihan II
50
Bab 50 Pembersihan III
51
Bab 51 Misi Selesai
52
Bab 52 Kembali Dengan Muatan Penuh
53
Bab 53 Mereka Lagi
54
Bab 54 Tempat Yang Katanya Aman
55
Bab 55 Masih di Tempat Penampungan
56
Bab 56 Kembali
57
Bab 57 Tim Keluarga kecil
58
Bab 58 Rumah Kaca
59
Bab 59 Benih yang telah berkecambah
60
Bab 60 Orang dari tempat penampungan
61
Bab 61 kesepakatan
62
Bab 62 Penghianat?
63
Bab 63 Hujan
64
Bab 64 Tim Tujuh Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!