Pelaku yang sama?

"Aku udah cukup bersabar sama kamu!" Evan akhirnya turun tangan.

Selama itu, Evan tetap diam karena menurutnya semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu. Namun, saat melihat Nadira semakin menggila, ia tidak bisa hanya berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa.

"Apa? Kamu mau belain selingkuhan kamu yang murahan ini hmm?" Nadira menatap Evan dengan tatapan tajam.

"Apa kamu bilang? Selingkuh? Murahan?" tanya Evan dengan nada sinis.

Sebelum Nadira sempat berbicara, tiba-tiba Evan mengeluarkan beberapa foto dari sakunya, melemparkannya ke udara dan berhamburan di lantai.

Evan mendekati Nadira, lalu berbisik di telinganya. "Kalau kamu memutuskan untuk menyerang, kamu harus tahu lebih dulu kartu apa yang dipegang lawan kamu."

Setelah mengatakan itu, Evan membuka seragam sekolahnya, hingga memperlihatkan kaos hitam polos yang dipakainya di dalam seragam. Evan meninggalkan seragamnya di kepala Keisya yang basah kuyup akibat guyuran jus, lalu pergi dari kantin yang kini keadaannya lebih kacau. Karena siswa-siswi yang ada di kantin langsung berebut untuk melihat foto yang disebarnya barusan.

Foto itu menunjukan Nadira saat sedang bersama laki-laki di luar sekolah. Lengkap dengan keterangan tempat dan waktu kapan foto itu diambil. Dan tidak ada hanya satu laki-laki difoto itu, melainkan ada beberapa. Artinya Nadira sering bermain dengan laki-laki lain jika di luar sekolah.

*****

"Waktu dia ngeluarin foto-fotonya, byarr, kalian lihat gak sih itu keren banget sumpah!" Nurul terlihat sangat bersemangat terus mengulang ceritanya mengenai kejadian di sekolah yang menurutnya hebat hari ini.

Nurul, Keyla dan Keisya kini berada di kamar Keisya. Tadinya mereka memutuskan untuk menghibur Keisya, kejadian itu pasti cukup mengguncangnya. Namun, entah bagaimana awalnya, Nurul terus menerus mengungkapkan kekagumannya pada tindakan yang dilakukan Evan.

"Kamu udah berapa kali sih bilang begitu? Sekeren-kerennya itu, tetap aja dia biang masalahnya. Kalau mau putus ya putus aja, gak ada yang larang. Kenapa harus nyeret Keisya?" Berbanding terbalik dengan Nurul, Keyla terlihat masih belum menerima hal itu.

"Ya ... Iya juga sih." Nurul sangat setuju dengan Keyla tentang hal itu. "Ya udah sih, mereka di hukum juga akhirnya sama kesiswaan."

Akibat kejadian itu Evan dan Nadira mendapat hukuman. Setiap hari selama seminggu. Sepulang sekolah mereka harus berlari mengelilingi lapangan sekolah sebanyak 300×. Keisya juga sempat dipanggil, tetapi karena posisinya adalah korban, akhirnya dia dibebaskan dari hukumannya.

"Keiysa," Nurul memanggil Keisya terdengar hati-hati.

"Sebenarnya ada yang buat aku penasaran. Tapi aku ragu untuk nanya karena ya situasinya kemarin gak mendukung."

"Apaan sih? Tanya aja gak apa-apa kok," kata Keisya dengan santai. Dia sudah merasa jauh lebih baik saat ini karena merasa Nadira mungkin tidak akan mengusiknya lagi.

"Alasan Nadira ... bilang kamu selingkuh sama Evan bukan hanya karena kalian sebangku di kelas kan?" Nurul menggigit bibir bawahnya, lalu menatap Keisya mencoba melihat ekspresinya. Gadis itu terlihat sedikit terkejut. "Sebenarnya sampai ada kejadian apa antara kamu, Evan sama Nadira?"

Keisya terdiam sesaat. Nurul benar, ada yang terjadi. Selama ini Keisya tidak pernah menceritakan kejadian hari itu pada siapapun. Bagaimana pagi itu Keisya berada di belakang sekolah dengan Evan, Nadira datang, dan Evan melakukan sesuatu yang memancing Nadira.

Mengingat kejadian itu, Keisya selalu diliputi rasa penyesalan. Andai saja dia tidak bertindak tolol dengan asal menuduh Evan sebagai seorang pembunuh tanpa bukti apa-apa. Maka semua itu tidak akan terjadi.

"Nur, kenapa kamu nanyain itu?" melihat Keisya yang terdiam, Keyla langsung memelototi Nurul lalu mencubit pinggangnya. "Euh, kita pulang sekarang deh, aku mau bantu ibu di resto. Nurul, kamu juga ada jadwal les kan hari ini? Ayo pulang!"

Dengan terburu-buru Keyla langsung menyeret temannya. Keisya hanya mengangguk, lalu mengantarkan mereka sampai keluar rumah.

Saat hendak masuk kembali ke rumah, ada suara notifikasi pesan masuk dari ponselnya membuat Keisya menghentikan langkahnya untuk membuka ponsel terlebih dahulu.

1 pesan dari nomor tidak dikenal

[Bukannya kamu punya janji untuk traktir aku?]

Keisya mengernyit saat membacanya. Keisya mencoba mengingat pada siapa dia pernah memberikan janji seperti itu?

Kemudian, sebuah pesan baru datang lagi membuat Keisya langsung membacanya.

[2 kali aku buka baju karena kamu, udah kewajiban kamu ngasih aku sesuatu.]

Orang yang pernah membuka bajunya dua kali untuknya? Siapa?

Keisya tahu. Tepat saat dia menengadah dan melihat 2 baju seragam dengan ukuran yang berbeda di jemurannya.

Dia teringat pernah mengatakan itu pada Evan saat laki-laki itu meminjaminya jaket. Tidak, lebih tepatnya saat Evan mengungkapkan bahwa dia merasa baik-baik saja meskipun ayahnya dibunuh, dan ibunya pergi entah kemana.

Keisya merasa kasihan, jadi dia mengatakan itu.

Lalu Keisya mengotak-atik ponselnya untuk menyimpan nomor laki-laki itu. Sekarang, pesan itu memiliki nama si pengirim. Evan Mahendra, dengan tambahan emoticon kepala setan dan tai di akhir nama.

"Kamu udah pulang sekolah?"

Keisya terkesiap saat mendengar suara dari belakangnya. Dia segera berbalik dan melihat Alvian ada di luar pagarnya. Keisya buru-buru kembali dan membuka pintu pagarnya.

"Oh, pak detektif. Lagi periksa TKP lagi?" tanya Keisya basa-basi.

Keisya lalu teringat saat Alvian pergi terburu-buru waktu itu. Apa mungkin Alvian juga menanggapi kasus pembunuhan yang dilihatnya di TV? "Mm ... dua minggu lalu, waktu bapak--"

"Bapak?" Alvian tiba-tiba saja merasa geli saat mendengar Keisya memanggilnya seperti itu. "Berapa umur kamu?"

"Tujuh belas tahun," kata Keisya yang merasa sedikit aneh saat Alvian menanyakan umurnya.

"Oh, cuman beda lima tahun. Bisa panggil kakak aja?"

"Hah?" Keisya terkejut. Bukan karena mengetahui usia Alvian. Keisya sudah menduga usia Alvian sekitar itu. Keisya terkejut karena Alvian tiba-tiba saja memintanya memanggil kakak.

"Mm ... Iya."

Alvian tersenyum lagi, senyumannya cukup membuat jantung Keisya berdebar. Setelah melihat senyum barusan, Keisya tiba-tiba saja menyadari alasan kenapa ibu-ibu komplek menjuluki Alvian sebagai si detektif tampan.

"Tadi kamu mau nanya apa?"

"Oh, waktu itu. Kak Alvian, pergi tiba-tiba. Aku lihat di berita soal pembunuhan," Keisya menyadari kata-katanya berantakan karena masih belum terbiasa memanggil Alvian seperti itu. Keisya harap Alvian mengerti.

"Iya. Malam itu ada kejadian pembunuhan lagi," Alvian membenarkan.

"Apa pelakunya orang yang sama?" Alvian terkejut saat mendengar Keisya bertanya seperti itu. Masalahnya hal yang baru saja Keisya tanyakan masih menjadi pembahasan timnya. Tidak ada yang membocorkan ini ke media karena hal itu pasti akan membuat masyarakat resah.

Keisya menyesal saat melihat Alvian terdiam. Dia langsung menyadari bahwa ia baru saja menanyakan hal yang salah.

"Aku cuma nebak aja," kata Keisya lalu tersenyum kaku. "Aku lihat di berita, korbannya di tusuk di punggung. Jadi aku penasaran, maaf kalau itu ternyata rahasia kak."

Terpopuler

Comments

Ramlah Usman

Ramlah Usman

seram pembunuhan berantai 😱

2024-11-13

0

lihat semua
Episodes
1 Keisya Amora
2 Teman Baru
3 Tertarik
4 Baik-baik Saja
5 Evan Mahendra
6 Balas Dendam
7 Kanker Otak
8 Bocil SMP
9 Detektif
10 Evan Pembunuhnya???
11 Ketahuan
12 First Time
13 Pelaku yang sama?
14 Alasan
15 Pasangan Model
16 Alasan yang aneh
17 Couple
18 Tamu Tak Diundang
19 Melukai Diri Sendiri
20 Pria Tato Naga
21 Serangan
22 Haruskah Membunuh Keisya?
23 Hanya Percaya
24 Ketegasan Tidak Tertarik
25 Kambuh
26 Kenapa?
27 Semua yang Aneh
28 Rasa Bibir Evan Mahendra
29 Bibble Cafe
30 Keributan
31 Bunuh Diri
32 Tindakan Alex
33 Alasan dan Alasan
34 Memanipulasi Pikiran
35 Cara Lain untuk Membayar
36 Makan Malam Pertama
37 Cari Evan
38 Sekelumit Kerumitan
39 P A C A R
40 Posisi Mendebarkan
41 Sikap Peduli?
42 Radar Kesadaran
43 Pengalihan Pikiran
44 Mulai Tidak Waras
45 Pacar Baru Evan
46 Membuat Evan Gila
47 BRENGSEK!
48 Hal Menyedihkan Dari Sendirian
49 Meminta Tolong Evan
50 Pulang Bersama
51 Rumor Putra Pertama
52 Hari Penjelasan
53 Ancaman dengan Ci*man
54 Pengawas Evan
55 Yang Terjadi Semalam
56 Pesan dari Arka
57 Ingatan Fotografis
58 Hubungan Seperti Apa?
59 Mati Rasa
60 Untuk Pertama Kalinya
61 Jauhi Evan!
62 Alasan Liana Melakukan
63 Berakhir Bertemu Lagi
64 Pulang ke Rumah
65 Untuk Melindungi
66 Kejanggalan Kematian Dari Diki
67 Berarti dan Tidak Berarti
68 Orang yang Berharga
69 Luka di Leher
70 Salah Menuduh
71 Kedatangan Tengah Malam
72 Menjaga Sepanjang Malam
73 Kartu As
74 Fakta Tersembunyi
75 Tidak Bisa Pergi
76 Saling Khawatir
77 Evan dan 3 Pemb*n*h*n
78 Satu Alasan untuk Menyangkal
79 Merajuk
80 Rahasia Arka
81 Penculikan
82 Balas Dendam Roy King
83 Tidur aja, Keisya
84 Tanpa Ikatan
85 Bersikap Jahat
86 Lebih Dari Sakit
87 Melakukan Hal yang Gila
88 Tidak Ingin Merasa Sakit
89 Liana dan Maksudnya
90 Sebentar Aja
91 Pertemuan Keisya dan Liana
92 Seharusnya, Keisya bukan dengan Evan
93 Hanya Karena itu Evan
94 Sulit Memupuskan Harapan
95 Mau Tidur di Sini?
96 Adrian
97 Balasan Setimpal dari Adrian
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Keisya Amora
2
Teman Baru
3
Tertarik
4
Baik-baik Saja
5
Evan Mahendra
6
Balas Dendam
7
Kanker Otak
8
Bocil SMP
9
Detektif
10
Evan Pembunuhnya???
11
Ketahuan
12
First Time
13
Pelaku yang sama?
14
Alasan
15
Pasangan Model
16
Alasan yang aneh
17
Couple
18
Tamu Tak Diundang
19
Melukai Diri Sendiri
20
Pria Tato Naga
21
Serangan
22
Haruskah Membunuh Keisya?
23
Hanya Percaya
24
Ketegasan Tidak Tertarik
25
Kambuh
26
Kenapa?
27
Semua yang Aneh
28
Rasa Bibir Evan Mahendra
29
Bibble Cafe
30
Keributan
31
Bunuh Diri
32
Tindakan Alex
33
Alasan dan Alasan
34
Memanipulasi Pikiran
35
Cara Lain untuk Membayar
36
Makan Malam Pertama
37
Cari Evan
38
Sekelumit Kerumitan
39
P A C A R
40
Posisi Mendebarkan
41
Sikap Peduli?
42
Radar Kesadaran
43
Pengalihan Pikiran
44
Mulai Tidak Waras
45
Pacar Baru Evan
46
Membuat Evan Gila
47
BRENGSEK!
48
Hal Menyedihkan Dari Sendirian
49
Meminta Tolong Evan
50
Pulang Bersama
51
Rumor Putra Pertama
52
Hari Penjelasan
53
Ancaman dengan Ci*man
54
Pengawas Evan
55
Yang Terjadi Semalam
56
Pesan dari Arka
57
Ingatan Fotografis
58
Hubungan Seperti Apa?
59
Mati Rasa
60
Untuk Pertama Kalinya
61
Jauhi Evan!
62
Alasan Liana Melakukan
63
Berakhir Bertemu Lagi
64
Pulang ke Rumah
65
Untuk Melindungi
66
Kejanggalan Kematian Dari Diki
67
Berarti dan Tidak Berarti
68
Orang yang Berharga
69
Luka di Leher
70
Salah Menuduh
71
Kedatangan Tengah Malam
72
Menjaga Sepanjang Malam
73
Kartu As
74
Fakta Tersembunyi
75
Tidak Bisa Pergi
76
Saling Khawatir
77
Evan dan 3 Pemb*n*h*n
78
Satu Alasan untuk Menyangkal
79
Merajuk
80
Rahasia Arka
81
Penculikan
82
Balas Dendam Roy King
83
Tidur aja, Keisya
84
Tanpa Ikatan
85
Bersikap Jahat
86
Lebih Dari Sakit
87
Melakukan Hal yang Gila
88
Tidak Ingin Merasa Sakit
89
Liana dan Maksudnya
90
Sebentar Aja
91
Pertemuan Keisya dan Liana
92
Seharusnya, Keisya bukan dengan Evan
93
Hanya Karena itu Evan
94
Sulit Memupuskan Harapan
95
Mau Tidur di Sini?
96
Adrian
97
Balasan Setimpal dari Adrian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!