Saat melihat Nadira yang berjalan mendekat dengan penuh emosi yang menggebu-gebu, Evan merasa makin bersemangat. Instingnya mengatakan, sesuatu yang menarik akan terjadi.
Nadira tiba-tiba saja mendorong tubuh Keisya hingga punggungnya menabrak pohon. “Kamu ngapain berduaan sama Evan di sini? Kamu mau godain dia?!”
Evan bisa melihat gadis malang itu meringis kesakitan.
“Aku bakal kasih tau kamu sesuatu, ini semua untuk hidup kamu juga. Cowok ini, kemarin dia—“
Sial! Pertunjukan berakhir lebih cepat dari dugaannya. Sebelum ucapan Keisya yang akan membuat situasi ini lebih rumit, Evan segera menyelanya. “Kita pacaran, sejak kemarin.”
Lagi pula kan dia sudah terlalu lama bermain-main dengan Nadira. Inilah waktu yang tepat untuk mengakhiri hubungan tidak pentingnya. Karena mulai dari sekarang, ada pekerjaan yang akan membutuhkan perhatian lebihnya.
Evan meraih tangan Keisya dan menggenggamnya. “Aku udah cukup main-mainnya sama kamu. Sekarang aku maunya setia, sama Keisya,” jelas Evan dengan sangat-sangat tenang.
“Evan kamu gak usah bohong deh, kam—“
Ah iya, Nadira bukanlah gadis yang akan menyerah begitu saja. Jadi, Evan segera memotong ucapannya lagi. “Aku sama sekali gak bohong, kamu mau lihat buktinya?”
Evan perlahan meletakan kedua tangannya di kedua sisi kepala mungil Keisya. Dia melihat perbandingan tangannya dengan kepala gadis itu. Kenapa kepalanya sangat kecil? Dan bersamaan dengan itu Evan menyadari, ternyata Keisya lebih pendek dari Nadira, membuat Evan harus menundukkan badannya saat mereka berciuman.
Singkat saja, hanya dalam beberapa detik. Harga yang cukup untuk memutuskan hubungannya dengan Nadira. “Kita pacaran.” Evan menegaskan setelah menarik dirinya kembali.
Raut wajah Nadira terlihat lebih mengerikan dari sebelumnya. Nadira menatap Evan dengan tatapan tajam, sorot matanya terlihat berapi-api. Evan tahu apa yang akan dilakukannya saat melihat Nadira mengangkat tangannya, dia sudah bersiap untuk ditampar. Namun …
Dari sebelahnya terdengar suara tamparan keras. Evan seketika melihat Keisya yang kini wajahnya tertutup sebagian rambut. Lalu kembali melihat Nadira.
“Dasar cewek ******! Lihat aja apa yang bakal aku lakuin sama kamu sialan!” ancam Nadira dengan sorot mata yang berapi-api. “Aku bakalan bikin kamu pergi dari sekolah ini!”
Nadira langsung membalikan badannya dan pergi setelah meluapkan kemarahannya. Evan memperhatikan Keisya yang masih bergeming. Meskipun samar-samar, tapi Evan dapat melihat pipi Keisya yang sedikit memerah dan juga air mata di pelupuknya.
Saat Evan hendak melangkahkan kakinya lebih dekat, Keisya lebih dulu melangkahkan kakinya untuk peri dari sana tanpa berkata apa-apa. Evan mengikutinya dari arah belakang.
“Aku gak nyangka kalau Nadira itu bener-bener mengerikan,” kata Evan dengan tenang masih mengikuti Keisya.
Keisya sama sekali tidak menjawab dan terus melangkahkan kakinya.
“Apa ini untuk pertama kalinya kamu di tampar?” tanya Evan sambil berusaha mengimbangi langkah Keisya dari samping, tetapi Keisya malah terus melangkah lebih cepat. “Iya, kelihatan banget ini pertama kalinya di tampar. Kamu udah makan? Mau makan bareng aku, aku ramal kamu bakalan pingsan kalau gak sarapan pagi ini. Aku juga lihat Nadira gak main-main waktu dia nampar kamu.”
Keisya tiba-tiba menghentikan langkahnya lalu berbalik, menatap tajam Evan karena sama sekali tidak merasa bersalah membuat emosi Keisya memuncak. Layaknya gunung berapi yang akan memuntahkan laharnya sekarang juga.
“Memangnya kenapa kalau aku belum sarapan? Apa aku harus sarapan sama kamu gitu?” sumpah. Keisya benar-benar tidak mengerti mengapa Evan tidak merasa bersalah dan masih bisa meracau dengan santai, laki-laki itu benar-benar tidak punya hati! “Iya, ini pertama kalinya aku kena tampar, apa kamu pikir aku cewek brengsek yang sering kena tampar kayak kamu? Aku sama sekali gak tahu apa salah aku, tapi aku di tampar. Aku malu! Aku sakit hati dan ngerasa kalau ini gak adil. Ini semua gara-gara kamu dan aku harus sarapan sama kamu? Otak kamu dimana hah?!”
“Apa susahnya kamu tinggal bilang kalau gak mau,” jawab Evan dengan santainya. “Menurut kamu apa aku maksa?”
“Aku gak mau! Aku benci banget sama kamu! Jadi aku mohon sama kamu untuk berhenti ikutin aku dan pergi jauh-jauh sana!”
“Oke,” jawab Evan tenang lalu melangkahkan kakinya lebih dulu. Secara teknis, dia menuruti apa yang diminta Keisya. Tidak akan disebut mengikuti jika dia ada di depan bukan?
*****
Dua minggu setelah kejadian itu menjadi hari-hari terburuk Keisya. Nadira benar-benar mewujudkan apa yang dikatakannya untuk membuat Keisya pergi dari sekolah ini. Nadira menyebar rumor ke seluruh penjuru sekolah hingga semua orang yang melihat Keisya dengan penilaian yang sama: Siswa baru yang merebut pacar orang.
Kemana pun Keisya pergi di sekolah, selalu saja ada siswa-siswa yang melihatnya dengan tatapan mencemooh dan membicarakan hal buruk secara terang-terangan di depannya. Keisya berusaha keras bertahan dan mengatasinya. Dia selalu datang sepagi mungkin untuk menghindari orang-orang dan pulang palih akhir ketika sekolah sudah mulai sepi.
Waktu istirahat selalu dihabiskan di kelas atau di perpustakaan. Keisya benar-benar menghindar dari orang-orang sampai rumornya mereda. Meskipun semua orang di sekolah tidak menyukainya, beruntung sekali Keisya masih memiliki Nurul dan Keyla. Kedua gadis itu tetap berada di pihaknya ketika semua orang dengan mudahnya termakan rumor buruk tentangnya. Nurul selalu mengkhawatirkan Keisya yang melewatkan jam istirahat tanpa makan dan masih selalu mengajak Keisya untuk pergi ke kantin, meski pun Keisya selalu menolaknya.
Hari ini, setelah Nurul mendesak Keisya, akhirnya Keisya berhasil dibujuk untuk makan bersama di kantin.
Selagi mereka menunggu makanan yang dipesan datang ke meja, Keyla memasangkan air pods di telinga Keisya. "Coba dengerin deh, bagus gak lagunya kalau di diputar di kafenya k Alex?"
Keisya sangat tahu, alasan Keyla melakukan itu adalah untuk melindunginya. Keisya benar-benar berterima kasih.
Namun, tindakan Keyla menjadi sia-sia ketika Nadira dan ketiga temannya datang menghampiri ke meja mereka. Lalu dengan gerakan kasar, salah satu teman Nadira merampas air pods itu dari masing-masing telinga Keisya.
"Lihat deh siapa yang udah berani datang ke kantin?" kata Nadira sambil duduk di atas meja tepat di depan Keisya. "Kamu bangga banget ya setelah rebut pacar orang? Kamu mau pamerin muka di sini?" Nadira langsung mencengkram dagu Keisya dengan kuat membuat mau tak mau Keisya harus bertatapan dengannya.
"Aku sama sekali gak pernah rebut pacar siapapun!" tegas Keisya sambil menyingkirkan tangan Nadira dari wajahnya.
"Nadira, kamu udah keterlaluan banget. Kamu gak inget ini lagi di sekolah? Apa cuma urusan percintaan kamu yang paling penting disini?" Keyla akhirnya angkat bicara.
"Memangnya Kenapa hah?" Nadira malah membalasnya dengan nada suara yang meninggi dan menantang. "Kamu mau jadi pahlawan kesiangan untuk cewek ****** ini hmm?"
Dengan santainya, Nadira mengambil sebuah gelas berisi jus jeruk dari meja lain. Tanpa pikir panjang lagi, Nadira menuangkan jus jeruk itu ke atas kepala Keisya hingga semua siswa yang berada di kantin dan sedari tadi melihatnya terpekik kaget, tidak menyangka bahwa Nadira akan melakukan itu.
Baru setengah isi dari gelas itu tertuang, tiba-tiba saja seseorang yang baru datang merebut gelasnya lalu melemparkan dengan keras ke lantai hingga terdengar bunyi pecahan dan gelas itu hancur berkeping-keping.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Anawahyu Fajrin
semangat Up Thor,,ceritanya sangat sangat bagus😭😭
2023-11-15
1