Sudah hampir setengah tahun aku dan Mas Bimo mendatangi setiap Paranormal, dukun, ataupun ustadz untuk mengobati penyakit ku. Namun semuanya sia-sia, tak ada satupun yang mampu mengobati penyakit ku.
Kadang aku sampai marah-marah jika sudah jauh-jauh tiba di tempat itu namun sang dukun atau Ustadz menyerah tak mau mengobati ku.
"Katanya orang pintar saya datang jauh-jauh dari Jakarta ke sini masa bapak gak bisa ngobatin saya. Padahal orang lain bisa kenapa saya tidak bisa!" ucapku saat kecewa atau menerima penolakan dari si dukun
"Ya Neng maaf, sabar aja ya neng karena suatu hari Neng sendiri yang bisa mengobati diri Neng," ujar sang dukun
"Kalau aku tahu cara ngobatin diri saya mah, gak perlu jauh-jauh saya datang ke sini, biar saya obatin sendiri saja!" seruku dengan penuh emosi suatu ketika
Hingga satu tahun lamanya aku menderita sakit yang tak bisa ditemukan obatnya. Tubuhku sampai kurus kering seperti tak punya daging. Setiap sandekala ( menjelang magrib) aku selalu menjerit-jerit kesakitan karena perutku yang begitu sakit seperti ditusuk-tusuk ribuan paku.
Bukan hanya menyerang perut tapi juga kepalaku. Aku bahkan sampai membenturkan kepala ku jika sakit ku sedang kumat.
Teror pun selalu datang setiap kali aku ingin mendatangi kediaman orang pintar dari ustadz, mulai dari aku yang selalu kesurupan saat perjalanan menuju lokasi. Kendaraan yang tiba-tiba mogok atau rem blong hingga nyaris merenggut nyawa kami.
Meskipun begitu tak menyurutkan semangat aku dan Mas Bimo untuk tetap berikhtiar untuk mendatangi setiap Paranormal yang disarankan kepada kami.
Pernah suatu hari aku yang sudah merasa lelah pun menyerah dan tak mau melanjutkan pengobatan lagi.
"Ya sudahlah Mas mungkin sudah takdir ku seperti ini, Neng ikhlas saja menerima apapun yang terjadi sama Neng. Mulai sekarang gak usah datang-datang ke paranormal lagi, Neng capek!"
"Gak bisa Neng, neng harus berobat, aku gak bisa lihat Neng terus menderita seperti ini. Dimana pun tempatnya, berapapun biayanya Insya Allah Mas akan datangi. Karena bagaimanapun yang membuat Neng Seperti ini kan Mas jadi Mas minta maaf kalau sudah membuat Neng seperti ini," Ku dengar isak tangis Mas Bimo yang menyesali tindakannya.
Memang tak bisa dipungkiri jika Mas Bimolah yang mengenalkan aku dengan Ki Wage, sehingga berakibat seperti ini. Tak heran jika ia kini menjadi orang yang paling bersalah dan selalu menyesali perbuatannya.
Kini sudah berjalan hampir setahun penyakit ku, namun tak ada perubahan meskipun harta benda kami sudah habis untuk biaya berobat ke dukun ataupun paranormal.
Hingga suatu hari seorang saudara menyarankan untuk pergi ke Garut. Di sana kami menemui seorang paranormal yang sangat terkenal hingga waktu tunggunya bahkan sampai satu Minggu untuk bisa bertemu dengannya.
Sebenarnya aku sudah enggan untuk datang ke tempat itu apalagi saat melihat daftar tunggunya yang begitu lama. Namun Mas Bimo tetap bersikeras untuk datang. Ia bahkan rela sampai menyewa sebuah rumah untuk menunggu bertemu sang dukun.
Berbeda dengan dukun lainnya Ki Jarot sanggup mengobati sakit ku, meskipun kami harus membayar mahar satu ekor domba hitam.
Seketika aku langsung mengkode Mas Bimo untuk tidak melanjutkan pengobatan saat sang dukun meminta mahar domba hitam.
Karena aku tahu domba hitam itu harganya mahal, dan hanya dukun tamak yang meminta imbalan besar dari pasiennya.
Namun Mas Bimo tak menggubris permintaanku, ia tetap bersikap untuk mengobati ku di tempat Ki Jarot.
"Berapapun biaya bagiku tidak masalah Neng, yang penting kamu selamat," bisik Mas Bimo membuat ku benar-benar kesal
Bola mata Ki Jarot seketika menatap nanar kearah kami yang masih berunding untuk melanjutkan pengobatan atau tidak.
"Jadi bagaimana A?" tanya pria berkumis tebal itu
"Kira-kira berapa harga satu domba hitam itu Ki?" tanya Mas Bimo
"Kurang lebih delapan jutaan A," jawab Ki Jarot
*Deg!
8 juta, uang darimana lagi, sedangkan kami sudah tidak punya apa-apa lagi. Semua harta benda kami sudah habis buat berobat.
"Ya sudah Aki, lanjut saja,"
Senyuman lebar tampak tersungging dari wajah Ki Jarot saat mendengar jawaban Mas Bimo.
Berbeda dengan aku yang tampak sesak saat mengetahui uang sebesar itu akan melayang begitu saja.
Ritual pun segera dilakukan setelah Mas Bimo membayar lunas mahat yang di minta.
Ki Jarot membawa kami ke sebuah tempat yang sudah dipersiapkan olehnya.
Aku disuruh menggunakan samping dan berendam di sebuah sendang buatan yang ada di sebelah rumah Ki Jarot.
Baki sesaji tampak tergeletak di setiap sudut tempat itu. Wangi dupa tercium di halaman belakang rumah yang memang sengaja di jadikan sebagai tempat ritual oleh Ki Jarot.
Rasa dingin mulai menusuk tulang rusukku saat ku celupkan kaki ke dalam sendang.
Seorang wanita tampak mendampingi ku masuk ke dalam sendang yang sudah di penuhi air kembang.
Sementara Ki Jarot tampak duduk bersila sambil membaca mantera.
Wanita itu mulai memandikan menyiram air kembang ke atas kepalaku. Ia memang bertugas memandikan aku.
Setelah siraman ke tujuh tiba-tiba mata batinku melihat sesosok pria hitam bertubuh besar berjalan mendekati sendang.
Aku hanya tersenyum sinis saat melihat lelaki itu dari dekat.
Jika orang awam yang melakukan ritual ini mungkin mereka tidak tahu jika ia sedang dinikahkan dengan sosok makhluk gaib. Sepertinya Ki Jarot ingin memanfaatkan aku seperti Ki Wage, tapi sayangnya kali ini aku tidak bisa di tipu lagi.
"Pergi dari sini!" seruku menatap nanar makhluk di depan ku
"Apa teh?" tanya wanita yang menemaniku
"Pergi dari sini!" seruku dengan nada tinggi
Wanita itu tampak panik apalagi saat melihat mataku yang berubah memutih semua.
"Aki!" serunya berlari menghampiri Ki Jarot
*Grep!!
Ku cekik lelaki di depanku dan ku lempar tubuhnya hingga terhempas di depan Ki Jarot.
Ki Jarot seketika membuka matanya dan membelalak menatap ke arahku.
"Sial!" gerutunya kemudian berdiri dan menyambar keris yang ada di depannya.
Aku segera keluar dari dalam sendang dan berjalan mendekatinya.
"Kalau kau tidak sanggup mengobati ku, jangan pula memanfaatkan aku dengan menikahkan aku dengan makhluk gaib lain, karena pemilik tubuh ini akan marah dan kau ... Bersiaplah untuk mati!"
Entah kenapa aku bisa seperti itu, antara setengah sadar aku menggerakkan tangan ku melawan Ki Jarot.
Aku bahkan berhasil mengalahkan pria itu hingga ia bersimpuh di kakiku dan meminta maaf.
"Maafkan aku Aki, aku mengaku salah sudah memanfaatkan mu, tapi tolong jangan bunuh aku!"
Aku tak sedikitpun bergeming mendengar ucapan lelaki biadab itu. Kini yang ada di benakku hanyalah menghancurkan tempat itu.
Ku lempar semua baki sesaji yang ada di tempat hingga semuanya acak-acakan.
Tak lama Mas Bimo tergopoh-gopoh menghampiri ku.
"Neng kita harus pergi dari sini," ucapnya sambil memegangi tanganku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Niat hati berobat malah ujung"nya di manfaatin orang lagi & lagi
2023-10-18
0
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Btw, bagaimana dg pekerjaan mereka y
2023-10-18
0
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Luar biasa jadi Bimo, sabarnya g ada tandingannya.
2023-10-18
0