Seorang wanita menyambut kedatangan kami dengan begitu ramah. Ia kemudian mengantar kami menemui Ki Bayu yang duduk di ruangan pribadinya.
Lelaki itu tampak memejamkan matanya.
Raut wajah Ki Bayu seketika berubah dingin saat melihat kedatangan kami.
"Silakan duduk," ucap wanita itu mempersilakan kami duduk kemudian berlalu pergi
Ki Bayu menghela nafas panjang.
"Sudah berapa lama Neng sakitnya?"
"Sudah lima bulanan Aki,"
"Hmm," Ki Bayu kemudian memegang telapak tanganku.
"Duh maaf Neng, sepertinya Aki gak bisa menyembuhkan Neng. Jadi Neng cari orang lain saja yang bisa menyembuhkan Neng," ucap Ki Bayu membuat ku langsung emosi.
Entahlah saat di kediaman Aki Bayu tiba-tiba emosiku seketika naik, membuat aju sedikit-sedikit marah.
"Aduh kumaha Aki, kalau menyembuhkan orang lain bisa kenapa menyembuhkan aku tidak bisa. Katanya sakti!" ucapku dengan nada sinis
"Karena jin yang menguasai tubuh Neng terlalu banyak. Aki tidak mau ambil resiko. Aki gak mau mati konyol seperti empat ustadz yang mengobati Neng selama ini. Aki masih banyak tanggungan Neng, jadi hampura atuh," jawab Ki Bayu
"Meskipun Aki tidak bisa mengusir Jin dari tubuh Neng, tapi kalau untuk mengobati sakit di perut Neng Aki bisa,"
Ki Bayu kemudian memberikan sebotol air mineral yang sudah diberi doa kepada ku.
"Kalau Neng kesakitan minum saja air ini, Insya Allah sakitnya reda,"
Benar saja perutku yang mulai kumat saat magrib menjelang seketika hilang setelah aku meminum air pemberian Ki Bayu.
Namun tetap saja saat meninggalkan perbatasan kota Bandung, rasa sakit di perutku kembali menyerang.
Rasanya begitu sakit sampai-sampai rasanya aku hampir mati.
Tak kuat menahan sakit aku kembali kesurupan saat perjalanan pulang.
Mas Bimo dan Mas Arham begitu panik hingga meninggalkan ku sendirian di dalam mobil.
"Gimana ini Bimo, kalau begini terus kita gak bakal sampai-sampai ke Jakarta," ucap Arham
"Yaudah mending kita istirahat aja, nyari masjid. Aku yakin jika dia dibawa ke masjid pasti ada yang nolong dia," jawab Mas Bimo
"Yaudah, kalau begitu kamu pegangin dia jangan biarkan dia menggangguku supaya aku bisa fokus nyetir,"
"Siap Mas Arham,"
Tepat saat Adzan Isya berkumandang Mas Arham menghentikan mobilnya di depan sebuah Masjid. Saat itu aku langsung menjambaknya karena kesal ia berhenti di depan masjid.
Aku berkali-kali memintanya untuk pergi dari tempat itu namun Mas Arham justru turun dan lari meninggalkan aku.
Kini hanya ada aku dan Mas Bimo. Entah kenapa rasanya aku begitu benci saat melihat Mas Bimo. Bagaimanapun Mas Bimo lah yang memisahkan aku dengan Ki Wage hingga membuat ku seperti ini.
Saat amarah mulai menguasai diriku dan aku tak bisa mengontrolnya. Hanya tangan dan kakiku yang bicara.
Ku pukuli Mas Bimo yang terus berusaha melindungi wajahnya.
Tidak lama Mas Arham dan beberapa orang pria mendekati mobil kami.
"Astaghfirullah," ucap seorang pria tua saat melihat ku menganiaya Mas Bimo
"Istighfar teh," ucap Pria itu berusaha menyadarkan aku
"Hahahaha!!"
Suara tawaku menggema membuat semua orang ketakutan dan memilih melipir pergi.
"Teman-teman tolong bantu dengan membaca ayat kursi," ucap pria itu
Semua orang yang ada di tempat itu bersama-sama membaca ayat kursi membuat tubuhku terasa panas dan semuanya tiba-tiba berubah gelap.
Saat terbangun aku berada di sebuah rumah sederhana, di sana seorang wanita paruh baya menghampiri ku dengan senyuman ramah.
"Alhamdulillah akhirnya Neng sadar juga, silakan diminum dulu Neng biar enakan badannya," ucap wanita itu menyuguhkan segelas teh hangat
Alhamdulillah tubuhku yang sebelumnya terasa lemas tiba-tiba menjadi bertenaga lagi setelah minum teh itu.
"Terimakasih Bu,"
"Sama-sama Neng," tidak lama seorang lelaki tua menghampiri ku bersama dengan Mas Bimo
"Sepertinya kondisi istri kamu itu sudah parah. Jadi harus segera diobati,"
"Iya Pak, sekarang kami lagi ikhtiar. Tapi sampai sekarang belum ada yang bisa menyembuhkan istri saya. Dia masih suka kambuh sakitnya, sering kesurupan juga," jawab Mas Bimo
"Sebenarnya Bapak ada kenalan orang pintar di daerah Bogor, coba saja datang ke tempat Nyi Ranum Sari. Bapak tidak janji dia bisa menyembuhkan sakit istrimu, tapi semoga saja dia berjodoh dan bisa sembuh setelah berobat di sana,"
"Baik Bapak, terimakasih atas informasinya. Insya Allah besok saya akan ke sana," jawab Mas Bimo
Keesokan harinya pagi-pagi kami bersiap menuju ke Bogor. Kali ini sengaja menggunakan sepeda motor untuk menghindari macet.
Seperti biasa mobil kami tiba-tiba mogok dan tidak bisa di gunakan. Karena jarak Jakarta Bogor tidak terlalu jauh Mas Bimo memilih menggunakan sepeda motor. Alih-alih menghindari kemacetan sebenarnya kami juga sedang menghemat biaya.
Lumayan daripada sewa mobil di rental kan uangnya bisa dipakai untuk keperluan lain.
Pukul enam pagi kami meluncur menuju ke Bogor. Awalnya perjalanan kami berjalan lancar, namun entah kenapa di tengah perjalanan tiba-tiba rem motor mendadak blong.
Hampir saja motor kami masuk ke jurang karena tak bisa mengerem saat menuruni turunan yang lumayan curam.
Beruntung Mas Bimo bisa menahan laju sepeda motornya.. Meskipun ia harus terluka karena memilih membanting menabrakkan sepeda motor ke sebuah pohon daripada harus terjun ke jurang.
Entah kenapa setiap kami mencoba menemui orang pintar untuk mengobati sakit ku selalu saja ada rintangan yang menghalangi kami.
Mulai dari rem blong, mobil mogok, kesurupan dan masih banyak kejadian lain yang di luar nalar yang kami alami saat hendak menemui seorang paranormal.
Pukul sembilan pagi kami tiba di sebuah rumah rumah sederhana yang di depannya di penuhi dengan pepohonan besar.
Seorang wanita paruh baya keluar menyambut kedatangan kami.
Ia menanyakan tentang keluhan yang saya alami. Selesai mencatat semua informasi selesai di tulis wanita itu menyuruh kami menunggu bersama 2 lain yang sudah menunggu di sebuah ruangan besar yang dikhususkan untuk para pasien yang menunggu giliran di panggil.
Beberapa orang pasien bercerita jika penyakit mereka sembuh setelah berobat di tempat ini. Seorang pasien lain bahkan menunjukkan bekas santet yang sudah sembuh setelah berobat pada Nyai Ranum.
Kali ini aku yang sebelumnya merasa underestimate mulai merasa yakin jika Nyai Ranum bisa menyembuhkan penyakit ku.
"Siti Sarah,"
Aku langsung berdiri saat namaku di panggil. Ku langkahkan kakiku menuju ke sebuah ruangan khusus tempat Nyi Ranum mengobati pasiennya.
Hawa panas seketika menampar wajah ku saat memasuki ruangan itu.Nyu
Melihat Nyai Ranum yang hanya duduk tanpa menyambut ku tiba-tiba membuatku marah hingga membalikkan meja sesaji.
"Ampun Aki, Nyai tidak akan mengusir Aki dari wanita ini," ujar Nyi Ranum
Wanita itu langsung menelungkupkan tangannya dan bersimpuh di depanku.
"Maaf Mbak sepertinya Nyai tak bisa melanjutkan pengobatan ini karena Aku gaky sanggup melawan makhluk yang ada dalam diri Mbak. Kalau Mbak ingin sembuh datanglah ke Garut ke tempat guru saya yang bernama Aki Pandu,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Laila Arum
alah lempar sana lempar sini aja jadinya
2023-11-21
0
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Lhaaaa belum juga beraksi dah jinak dulu sama si Aki
2023-10-18
0
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
lempar sana lempar sini pada akhirnya
2023-10-17
0