#POV BIMO
Perlahan aku membuka mata saat mendengar suara Mas Bimo yang lumayan kencang sedang berdebat dengan para pria. Samar-samar ku lihat seorang pria sedang menasihatinya.
Sebagai seorang Indigo aku tahu jika pria itu bukan orang biasa. Terbukti dari adanya tiga makhluk tak kasat mata yang berdiri mendampinginya.
Aku segera bangun dan berjalan menghampiri lelaki itu. Entah kenapa rasanya aku kesal dan marah saat melihat lelaki itu berusaha membujuk Mas Bimo agar diizinkan untuk mengobati ku.
Seolah ada yang menggerakkan, tanganku tiba-tiba reflek ingin memukulnya.
Namun saat hendak melayangkan tinju kearahnya tiba-tiba perutku terasa sakit hingga aku menjerit kesakitan.
"Sakit, tolong aku Mas Bimo, tolong!" Ku lihat Mas Bimo langsung panik saat melihat ku meraung-raung kesakitan sambil memegangi perutku.
Ia buru-buru mengambil sebotol air putih pemberian ustadz Syafaat dan membantuku meminum air tersebut.
"Minum airnya Neng," ucapnya sambil memegangi kepalaku.
Namun entah kenapa aku malah membuang air itu hingga membuat Mas Bimo langsung marah.
"Kenapa di buang Neng, kamu tahu kan kalau air itu obat untuk menyembuhkan penyakitmu!" serunya dengan nada kesal
Ia kemudian bergegas mengambil botol itu berharap masih ada air yang tersisa.
Namun ia langsung menggerutu saat tahu semua air dalam botol itu tumpah ke tanah.
Lelaki itu kemudian mendekati Mas Bimo dan menenangkannya.
"Air yang tumpah sudah tidak bisa kembali lagi Mas. Tapi Mas jangan sedih Insya Allah saya akan berusaha membantu menyembuhkan istri anda," ucap lelaki itu menepuk-nepuk bahu Mas Bimo
"Sombong!" seruku sinis
Entah kenapa aku begitu benci saat melihat pria itu hingga ingin menyerangnya.
Saat aku kembali hendak melepaskan tinju kearahnya, lagi-lagi kurasakan ribuan paku menusuk-nusuk perutku hingga aku jatuh terkulai di tanah.
Wajahku sampai memucat karena berusaha menahan sakit yang seolah membawaku menuju sakaratul maut.
Apa ini aku mau mati, apa ini yang namanya sakaratul maut??
Ku lihat lelaki itu datang menghampiri ku. Ia duduk berjongkok di sampingku kemudian menempelkan telapak tangannya di perutku.
Rasanya begitu sejuk saat telapak tangan itu menempel di perutku. Rasa sakit ku sejenak menghilang. Namun tidak berapa lama rasa sakit itu berpindah di kepalaku.
Rasanya kepalaku seperti hendak pecah hingga aku berusaha mencari benda apapun disekitar ku untuk aku pukulkan di kepalaku.
Lelaki itu langsung memindahkan telapak tangannya ke kepalaku. Namun rasanya berbeda dengan saat ia menyentuh perutku. Jika tangannya berubah dingin saat menyentuh perutku, namun kali ini justru hawa panas yang mengalir saat telapak tangan itu menyentuh kepala ku.
Seketika aku memberontak berusaha melepaskan tangan pria itu dari kepala ku.
"Sekarang saya persilakan kamu masuk ke tubuh wanita ini, silakan kamu masuk!" ucap lelaki itu seolah memerintahkan seseorang untuk memasuki tubuhku
Benar saja, ku lihat sosok pria tinggi besar mendekat kearahku.
Mulutku membeku, aku tak bisa berteriak. Ingin ku lari saat makhluk gaib itu berusaha merasuki tubuhku.
Aku tak mau makhluk itu menguasai diriku. Meski aku berusaha melawan namun tetap saja aku tak memiliki kekuatan supranatural untuk melepaskan makhluk itu agar menjauh dariku.
Tiba-tiba kurasakan tubuhku terasa berat, dadaku mendadak sesak hingga aku kesulitan bernafas.
"Tolong!!"
Ingin aku berteriak dan meminta tolong, sayangnya lidahku kelu. Bahkan suaraku tak keluar meskipun aku sudah menjerit mengeluarkan semua kekuatanku.
Antara sadar dan tidak aku kini bisa melihat semua makhluk gaib yang ada dalam tubuhku.
Saat itu juga emosiku langsung meledak, aku berusaha menghalau para lelembut itu agar tidak menguasai tubuh ku dengan sekuat tenaga.
Jika di alam sadar ku aku merasa sedang melawan para lelembut yang menguasai tubuhku.
Namun bagi orang lain aku terlihat sedang mengamuk tidak jelas hingga membuat Mas Bimo langsung memegangi tanganku agar tak menyakiti diriku sendiri.
Begitupun dengan kedua pemuda yang langsung membantu memegangi kakiku.
"Lepaskan saja dia, biarkan dia seperti itu!" ucap pria itu membuat Mas Bimo dan yang lainnya langsung melepaskan aku.
Kembali aku mengamuk sejadi-jadinya.
Lelaki itu kemudian memegangi kepalaku. Rasanya tubuhku semakin panas hingga aku berusaha menendangi lelaki itu.
Bukan hanya menendang aku juga terus mencakar-cakar tubuhnya hingga kemeja pria itu robek terkena sayatan kuku-kukuku yang panjang.
Darah segar menetes dari tubuh lelaki itu namun ia tak bergeming dan tetap menempelkan tangannya di atas kepalaku.
"Wah ini mah sudah parah Mas, memangnya sudah berapa lama dia dinikahkan secara batinnya?" tanya pria itu membuat Mas Bimo melongo mendengarnya
"Dinikahkan secara batin, memangnya kapan istri saya menikah lagi. Terus siapa yang menikahinya?" tanya Mas Bimo dengan wajah bingung
Tentu saja Mas Bimo bingung, selama ini dia tidak tahu apapun, apalagi aku merahasiakan apa yang aku lakukan bersama mbah wage.
Melihat kebingungan di wajah Mas Bimo membuat lelaki itu segera mengalihkan pembicaraan.
Kini mereka berhenti membicarakan hubungan ku dengan makhluk gaib yang merasuki ku.
Lelaki itu kembali menatap lekat kearah ku dan mulai menanyai makhluk gaib yang bersemayam dalam tubuh ku.
"Sudah berapa lama kalian menikahi wanita ini?"
Tiba-tiba satu persatu makhluk yang ada di dalam tubuhku menjawab pertanyaan pria itu.
Suasana tegang tampak terlihat saat para lelembut itu menjawab pertanyaan dari Ki Lingga.
"Anak ini tidak bisa lepas dari saya, kamu gak bisa misahin saya dari anak ini. Anak ini sudah jadi milik saya, jiwanya sudah saya ikat. Pokoknya anak ini harus jadi istri saya di alam baka,"
"Gimana caranya bro?" goda salah satu makhluk gaib yang bersama pria itu
"Aku harus membunuhnya agar bisa menjadi kan dia sebagai ratuku di alam Danyang nanti,"
"Kalau kamu mau membunuh anak ini maka kamu harus melangkahi dulu mayat kami bertiga," jawab Lelaki itu
Ku lihat Makhluk itu begitu marah saat mendengar tantangan dari pria di hadapan ku itu. Kembali makhluk itu memberitahukan kepadanya jika ia akan melakukan apapun demi menjadikan aku sebagai istrinya.
"Kalau kamu bisa membunuh anak ini maka saya akan izinkan kamu menikahinya, bahkan saya yang akan jadi penghulunya," ucap lelaki yang dipanggil Rangga itu balik mengancamnya
"Sok aja kamu matiin dia sekarang, bisa tidak?" tantang lelaki itu membuat aku reflek langsung mencekik leherku.
Semakin aku merasa kesakitan maka hal serupa di rasakan makhluk gaib itu. Saat salah satu dari mereka berusaha membunuh ku maka makhluk lain akan menghalanginya.
Tentu saja, karena jika mereka membunuhku maka mereka juga akan mati. Jadi apa yang aku rasakan mereka juga merasakan. Itulah alasannya Kenapa mereka tak bisa membunuh ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
FiaNasa
yaellaaahh.,.lagi tegang²nya trio somplak malah bercanda Mulu,,perlu kopi ama gorengan gak nih 😀😀😀
2023-11-02
0
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Lho lho lhoooo Om Bara nyampe juga di mari.
2023-10-18
0
❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT
wah keren nih.. kolaborasi antara trio somplak san lingga juga anas dan fikri.. semoga sigi bisa terselamatkan ya..
2023-10-17
0