Rachel tak bisa lagi menahan emosi yang semalaman ini sudah ia pendam, tangannya bahkan tak segan-segan melayangkan tamparan pada dua pengawal yang hanya bisa menunduk karena tak berhasil menemukan Jema. Semua rencana yang sudah ia susun selama ini tidak boleh hancur hanya karena tindakan bodoh anak perempuannya! "Apa kalian benar-benar bisa bekerja? menemukan Jema saja tidak bisa! Cepat cari kembali dan jika kalian datang dengan tangan kosong, aku pastikan kalian tidak akan selamat!" ancam Rachel yang langsung membanting kan tubuhnya pada sofa nyaman yang ada dibelakangnya. Tetapi, senyaman apapun sofa yang ia duduki sekarang tetap saja tak berhasil membuat amarah Rachel menurun.
Saat suasana mulai hening karena tak ada satu orang pun yang berani untuk membuka mulut, terdengar suara pintu yang dibuka dengan cukup perlahan. Pandangan Rachel pun tertuju pada Jeslyn, jika dilihat-lihat gadis itu tidak terlalu buruk dari segi penampilan, warna rambut cukup mirip dengan Jema. Seketika amarahnya mulai mereda, ia mengangguk dengan perlahan. "Ya, hanya cara ini agar aku bisa selamat," gumam Rachel disaat pikirannya tiba-tiba saja merencanakan sesuatu yang brilian. Rachel terlihat menyunggingkan senyumnya dengan perlahan karena bebannya sedikit berkurang karena ide ini. 'Selagi anaknya yang bodoh itu belum ditemukan, lebih baik ia gunakan saja anak John yang tidak berguna itu, lagi pula Jeslyn tidak akan berani menolak perintahnya bukan?' pikir Rachel dengan licik.
Rachel menarik nafasnya panjang lalu mengeluarkannya dengan perlahan, Jema benar-benar bodoh memutuskan untuk melarikan diri padahal ia akan dinikahkan dengan seorang pria tampan dan kaya raya dari pada kekasihnya yang sekarang. Senyum kecil Rachel seketika menghilang saat menyadari pengawal-pengawal tidak berguna itu masih ada di hadapannya. Dengan mata yang membulat penuh kesal, Rachel berdecak dan melipat kedua tangannya dengan angkuh. "Sekarang apa yang kalian lakukan? cepat pergi dan cari Jema kembali!" teriak Rachel dengan kencang, berhasil membuat semuanya langsung terkesiap dan membubarkan diri dengan degup jantung yang berdebar kencang.
"Ah benar-benar menyebalkan," gumam Rachel. Ia merapikan sedikit rambutnya dan berdiri dengan tegap. Matanya berputar malas saat ingin bersiap pergi menuju tempat dimana Jeslyn berada. "Jika dia sampai berani menolak, hukuman berat apa yang akan aku berikan ya?"
***
Jeslyn terdiam. Apa yang ia dengar tadi? Apa ia tidak salah mendengar? 'Jema belum ditemukan sampai saat ini, kau mau kan menggantikannya untuk makan malam ini saja sayang?'
Perkataan Rachel membuat Jeslyn langsung mengerjapkan matanya beberapa kali. Apa maksudnya? bagaimana bisa jadi seperti ini? Baru saja Jeslyn akan membuka mulutnya untuk menolak, Rachel dengan cepat menghentikan Jeslyn. "Untuk acara makan malam ini saja, Jema pasti akan ditemukan besok."
"Tapi Mom—" Seakan tak ingin memberikan kesempatannya untuk Jeslyn menolak, Rachel dengan cepat memutuskan ucapan Jeslyn.
Senyuman menyebalkan dari wajah Rachel mulai terlihat dan sangat tak membuat Jeslyn nyaman. "Tenang saja sayang, kau hanya duduk manis dan perlu melakukan apapun, kau akan mengenakan penutup wajah agar Marteen dan anaknya tak mengingat wajah mu karena yang akan menikah nanti adalah Jema." Tangan Rachel mulai terulur menyentuh rambut Jeslyn dan mengusapnya dengan lembut. "Kau tidak ingin kan ayahmu kembali meledak malam ini? kau juga pasti membutuhkan ketenangan untuk malam ini tanpa harus mendengarkan amukan Ayahmu," ucap Rachel dengan halus namun penuh penekanan. Jeslyn tahu ini adalah perintah yang tidak bisa ditolak, semua penekanan ini membuat keberaniannya semakin hilang.
Ini yang Jeslyn benci dari dirinya sendiri, ia tak bisa memberontak dan terlalu banyak ketakutan dalam dirinya. "Apa ini perintah Daddy? Atau Daddy belum tahu?" tanya Jeslyn dengan penuh keraguan jika pertanyaan akan menimbulkan amukan Rachel yang seperti dulu.
Dengan penuh semangat Rachel menganggukkan kepalanya, matanya tampak berbinar dengan senang. "Tentu saja Ayahmu belum mengetahui rencana ini, tapi kau bisa meyakinkan dirinya jika kau bersedia dengan suka rela menggantikan Jema untuk malam ini bukan? Kau hanya perlu mengatakan rencana ku tadi, tentang penutup wajah yang akan membuat Marteen serta anaknya tidak akan mengenalimu sayang," jelas Rachel.
Cengkraman tangan Rachel yang salah satunya masih memegang tangan Jeslyn terasa sangat kuat, sorot mata dan senyuman penuh kelicikan itu membuat Jeslyn merasa tak memiliki pilihan lain. Apakah tidak ada ketulusan sedikitpun yang bisa Jeslyn rasakan dirumah ini? Hanya banyaknya tekanan dan kehampaan yang ia rasakan. Pada akhirnya Jeslyn hanya bisa menundukkan kepalanya. "Baik mom, aku akan mencoba untuk membujuk Daddy," ucap Jeslyn dengan begitu pelan. Sungguh, ia sangat takut membangkitkan amarah Rachel, wanita itu tidak akan pernah segan-segan mengatakan hal-hal buruk tentang Ibunya yang menjadi simpanan Daddy, padahal Jeslyn sangat yakin Ibunya bukanlah wanita seperti itu.
Senyum Rachel lagi-lagi mengembang, namun kali ini bukan senyum yang menyeramkan seperti tadi. Senyuman kali ini cukup tulus dan terlihat Rachel tampak lega mendengarnya. "Terima kasih, kau memang anak yang penurut," ucap Rachel. Ia mulai melepaskan cengkraman pada tangan Jeslyn lalu berdiri dari duduknya. "Kalau begitu lanjutkan lah kegiatan mu, sore nanti aku akan memilihkan pakaian yang cocok untuk mu. Ah, dan kau tidak boleh menghancurkan makan malam ini ya, aku akan membuat daftar semua tentang Jema."
Jeslyn mengerutkan keningnya pelan. "Daftar tentang Jema?"
"Ya, kau harus menghafal semua hal tentang Jema, tidak mungkin bukan jika keluarga Marteen hanya berbicara padaku dan Suamiku? Dia pasti akan menanyakan beberapa hal mengenai dirimu, kau harus mengingat semuanya." Rachel kembali duduk dan menggenggam tangan Jeslyn. "Aku tahu bakat mu mudah mengingat, jadi jangan mengecewakan aku ya."
Jeslyn terdiam sejenak, ada perasaan berdebar ketika ia mengingat jika malam nanti akan ada orang asing yang berbincang dengannya. Selain Robert, ia tak pernah berbincang santai, bagaimana jika ia gugup dan melupakan semua tentang Jema yang harus ia ingat? Apakah hukuman yang diberikan Rachel akan begitu berat? "A-aku takut mengecewakan mu, Mom. Bagaimana jika kau mencari orang lain saja?" tanya Jeslyn dengan jantung berdebar.
Sebelah Alis Rachel terangkat, ia tertawa kecil seakan merendahkan ide Jeslyn. "Kau menyuruhku? Apa kau baru saja menolak perintah ku?" tanya Rachel dengan raut wajah datar yang menandakan jika ia tak sudah dengan apa yang baru saja keluar dari mulut Jeslyn.
Dengan cepat Jeslyn menggelengkan kepalanya. "T-tidak begitu mom, maksudku, aku, um—"
"Baguslah, aku anggap kau sudah menyetujui semuanya. Bersiap-siaplah sore ini, aku tidak memiliki banyak waktu untuk mencari pengganti Jema selain dirimu," putus Rachel dengan nada ramah.
--
Bahkan di dalam dongeng pun pemeran utama selalu mendapatkan rintangan, apalagi aku yang berada di dalam dunia nyata ini? -Jeslyn-
Cinderella menemukan pangeran dan hidup bahagia, apakah aku bisa bertemu pangeran dan hidup bahagia? -Jeslyn-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
jeslyn terlalu lemah ma rachel jd rachel selalu menindas jeslyn coba jeslyn sedikit brani membantah dan berontak pasti gak akan tertindas d rmh itu 🤭😁😁
2023-09-26
2