Beautiful Mistake

Beautiful Mistake

Prolog

"Aku mencintaimu Nick," bisik seorang wanita cantik disampingnya dengan  nada yang begitu lemah, bunyi Elektrokardiogram atau alat rekam jantung yang semakin berisik membuat kepanikan Nick semakin tak terkendali. Rasa takut akan kehilangan seketika membayang dalam pikiran Nick, genggaman tangan yang semakin melemah membuat jantung Nick berdebar tak menentu.

"Aku tahu, dan aku pun mencintaimu. Bertahanlah."

"Maaf, aku sudah tidak bisa menemanimu lagi Nick, aku sudah tidak sanggup lagi," lanjutnya. Tidak, bukan ucapan itu yang ingin dia dengar sekarang, kata-kata yang membuat ketakutan Nick seakan menjadi kenyataan.

Nick menggelengkan kepalanya dengan kencang, air mata sudah membasahi pipinya, beberapa kali Nick menekan tombol untuk memanggil perawat. Nick menoleh pada wajah cantik yang semakin pucat itu. "Tidak sayang, kau harus bertahan, kau pasti bisa." Nick yang sudah habis kesabarannya dengan berat hati melepaskan genggaman tangannya pada tangan Laura yang sudah terasa semakin lemas.

Tanpa pikir panjang, Nick berlari menuju pintu keluar untuk berteriak memanggil perawat dan Dokter. "Apa kalian bisa cepat!" bentak Nick tak sabaran saat membuka pintu yang bertepatan dengan seorang perawat yang baru saja tiba dengan nafas terengah. Perawat itu terlihat sama paniknya seperti Nick saat menyadari Elektrokardiogram menunjukkan detak jantung Laura yang tidak stabil.

"Apa sesuatu terjadi? Dokter sedang menuju kemari," jelas perawat itu sambil berjalan masuk ke dalam ruangan dengan tergesa, ia memeriksa Laura dengan begitu hati-hati dan memberikan penanganan yang jujur saja Nick tidak begitu paham

Sekitar lima menit kemudian, seorang Dokter baru saja muncul dengan stetoskop di lehernya, ia berjalan dengan wajah serius mendekati Laura. "Bagaimana?" tanya Dokter tersebut pada perawat tadi.

Perawat tadi hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Semakin melemah," jawabnya pelan namun masih terdengar oleh Nick.

Dokter pun melakukan tindakan namun  Elektrokardiogram justru berubah menjadi garis panjang tanpa gelombang. Pandangan Nick seketika berubah menjadi gelap, pendengaran yang hanya menangkap samar panggilan beberapa orang mulai hilang. Hanya rasa penyesalan dan bersalah yang akan menemaninya kemanapun ia pergi.

***

"HA!" pekik Nick saat membuka mata. Yang ia lihat kini langit-langit kamar berwarna putih bersih, sebuah pemandangan yang tidak asing baginya yaitu kamar miliknya sendiri, bukan kamar rumah sakit yang sangat ia benci. Huh, nafasnya masih terengah dengan keringat bercucuran. Mimpi itu lagi-lagi datang, membuat Nick tidak pernah merasakan tidur nyenyak untuk beberapa hari terakhir ini. Selalu seperti ini setiap kali ia ‘bermain’ dengan wanita lain.

Nick mulai mengulurkan tangannya dan menggapai sisi nakas untuk mengambil ponsel. Matanya seketika membulat saat melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit. "Apa? Astaga! aku pasti terlambat rapat," gerutu Nick sambil turun dari atas ranjang secepat kilat dan berlari menuju kamar mandi.

Usai membersihkan tubuhnya, Nick mulai mengenakan pakaian yang untungnya sudah ia siapkan semalam, Nick mulai menghubungi asistennya yang bernama Chloe untuk menunda sebentar rapat tersebut. "Halo, Chloe? aku memiliki kendala, bisa kau tangani sebentar rapat nanti?" Nick melihat kearah cermin dan memperhatikan sejenak pakaian yang ia kenakan. Sudah rapi. Kini Nick mengambil dengan cepat dasi yang berada di dekat lemari.

"Baik Sir," jawab Chloe seperti biasa yang selalu mengikuti perintah Nick dengan baik tanpa pernah menentangnya. "Apa kau perlu bantuan untuk membantu kendala mu?" tanya Chloe.

"Tidak, aku bisa mengatasinya sendiri, aku akan tiba mungkin tiga puluh menit lagi, kau tangani saja dulu dan mengulur waktu sebaik mungkin sampai aku tiba," perintah Nick.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat lima puluh menit, jika ia menghabiskan waktu di perjalanan tiga puluh menit seperti biasanya itu artinya Nick akan terlambat kurang lebih dua puluh menit. Dalam hatinya berharap jika klien penting yang akan ia temui semoga saja memiliki kebiasaan buruk dalam management waktu. John, banyak rumor tentang pria itu, ada yang mengatakan jika pria itu adalah seorang Mafia yang bersembunyi dalam bisnis raksasa, ada pula yang mengatakan jika pria itu terlalu misterius dan dianggap bersekutu dengan organisasi penyembah iblis. Tapi semua itu hanyalah sebatas rumor, yang Nick tahu pria itu sebenarnya memiliki 2 anak perempuan dan 1 laki-laki, namun sayang dua diantaranya terlahir dari wanita simpanan John, sedangkan gadis yang baru saja menginjak usia 25 tahun menjadi satu-satunya anak John yang secara resmi akan meneruskan kekayaan John Aaron. Dilihat dari profilnya saja Nick sangat yakin jika pria itu tidak terlalu gila kerja dan pastinya John akan lebih terlambat dari Nick. "Baiklah, ini sudah cukup sempurna," ucap Nick memuji dirinya sendiri yang ada di depan cermin.

Ketika sedang menatap cermin itulah Nick mulai ingat jika ia tidak sendirian di kamar ini, seorang wanita tampak baru saja bangun dari tidurnya dan mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap cermin di mana Nick berada. “Hai Olive, maaf aku sudah terlambat untuk rapat, tidak masalah bukan jika kau memesan taxi online nanti?” tanya Nick dengan ekspresi yang tak merasa bersalah sedikitpun.

Wanita itu mendengus pelan, lalu mengambil selimut lebih banyak untuk menutupi tubuhnya dan saat ia akan beranjak menuju kamar mandi, ia menatap kembali kearah Nick. “Sebenarnya ada berapa banyak kekasih mu Nick? Olive, Rose, Selena, Laura. Huh, setidaknya kau harus mengingat namaku dulu sebelum mengajakku ke kamar ini untuk yang ke-3 kalinya!”

Nick yang mendengarnya hanya meringis pelan, namun kata-kata seperti itu tak pernah membuat Nick tersinggung sedikitpun. “Maafkan aku Elisa, sepertinya aku benar-benar masih mengantuk, aku tidak bermaksud-“

“Elisa? Aku ELSA!” pekik wanita itu yang sudah tak tahan lagi dengan sikap Nick, rasanya ia tidak pernah dianggap sedikit saja berarti dalam hidup Nick. Elsa pun kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi dengan cukup keras.

Ketika Nick akan menjawab, matanya langsung terfokus pada jam dinding yang terus berjalan. “Astaga aku sudah sangat terlambat,” gumam Nick. Dengan cepat Nick mengambil tas kerja dan kunci mobil yang ada di atas meja, tak lupa ia pun membawa mantel coklat kesayangannya –pemberian Laura sebelum insiden tragis itu terjadi-. Setelah keluar dari dalam kamar, ia menoleh pada foto dirinya bersama Laura yang ada di ruang tengah, atau lebih tepatnya diatas meja dekat TV. "Aku tahu kau merindukanku sayang, tapi kau membuatku terlambat di hari penting ini," gumam Nick pelan, berharap wanita yang ada di kamarnya tidak mendengar.

Jangan terlalu bingung dengan sikap Nick, ini sudah biasa ia lakukan dan ia pun sudah mencoba konsultasi dengan dokter jiwa, namun Nick masih merasa sosok Laura ada bersama dirinya, ia tidak pernah meninggalkan Nick seorang diri dan selalu menginginkan Nick untuk mengingatnya disaat Nick bersama orang lain.

**

Guys jangan lupa like ya, aku udah selesai beresin masalah hidup wkwk kita lanjut cerita ini yaa 🥰

Terpopuler

Comments

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

udah masuk fav sejak dapet notif tapi baru sempet baca

2023-09-25

0

🤩😘wiexelsvan😘🤩

🤩😘wiexelsvan😘🤩

mampir hadir absen donk thorrr😁😘

2023-09-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!