Gunung Linshan adalah sebuah tempat yang ditinggali sang Dewa Obat, Lin Feng. Seorang pria yang telah melalui kultivasi tingkat tinggi dan memiliki kehidupan menegangkan. Suatu hari ia mengobati orang. Suatu hari ia dibunuh pasiennya sendiri. Bahkan orang terdekatnya pun turut memburunya untuk dibunuh.
"Ehehehe ... kali ini kamu akan mati, suamiku tercinta. Sebagai istrimu yang baik, izinkan diriku mengantarmu ke neraka."
Istri Lin Feng adalah seorang wanita cantik dan memiliki kultivasi rendah. Namun karena ia bekerja sama dengan pria lain yang menjadi selingkuhannya, merencanakan pembunuh sang Dewa Obat.
Lin Feng yang telah diberi racun oleh istrinya, memuntahkan darah hitam dari mulutnya. Wajahnya pucat dan pandangan kabur. Karena ia lalai sejenak, membuat musuh memiliki kesempatan.
Tak pernah diduga sebelumnya, yang membunuhnya adalah istrinya sendiri. Satu-satunya wanita yang ia cintai seumur hidupnya. Wanita itu bekerja sama dengan pasien Lin Feng.
"Shu Mei, mengapa kau melakukan ini? Kesalahan apa yang ku perbuat padamu, istriku? Kau berselingkuh dan ingin membunuhku?"
Tongkat bambu di tangan Lin Feng hanya bisa digunakan untuk membantunya berdiri. Tubuhnya sangat lemah karena racun telah masuk ke jantungnya. Bahkan tidak pernah curiga dirinya akan diracuni oleh orang tercinta.
"Kau begitu naif, Lin Feng. Lin Feng, Lin Feng. Betapa naifnya dirimu yang percaya begitu saja padaku. Ehehehe ... tahukah kamu, aku adalah orang yang paling membencimu di dunia ini!"
Tatapan Shu Mei sangat tajam dan penuh dengan amarah. Mata berubah menjadi warna merah darah. Seakan dendam kesumat yang ia bawa selama hidupnya. Ia sudah dikuasai oleh hati iblisnya. Penantiannya untuk membunuh Lin Feng akhirnya tiba.
"Sampai detik ini, aku tidak tahu kesalahanku padamu. Mengapa kau tega membunuhku? Shu Mei, bagaimana jika anak kita tahu, aku mati di tanganmu?"
Yah, anak. Demi anaknya, Lin Feng berharap dibebaskan dari kematian. Mengharap belas kasihan dengan mengandalkan darah dagingnya sendiri untuk mencoba melunakkan hati sang istri.
"Hahaha! Kau juga sangat bodoh. Apa kau pikir itu anakmu? Kita pun tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Namun kamu berharap untuk memiliki anak dariku? Mimpi saja kau!" kecam Shu Mei.
Lin Feng tidak mengerti. Mengapa ia tidak pernah melakukan hubungan suami-istri dengan istrinya. Padahal ia merasakan hampir setiap malam selalu tidur dengan sang istri. Dan sering melakukan hubungan itu. Namun Shu Mei tidak mengakuinya.
"Asal kau tahu, Lin Feng. Yang setiap malam melayanimu sebenarnya adalah pelayanmu sendiri. Hahaha! Sekarang kau tahu, bukan? Mengapa setiap malam aku selalu menyuruh untuk mematikan lampu? Aku juga tidak menyangka, pelayan rendahanmu itu malah mau melakukannya denganmu."
Perkataan Shu Mei membuat Lin Feng sakit hati. Ia tahu pelayannya yang selalu melayani pelanggan. Yang bekerja sangat keras demi membantunya. Ia tidak pernah tahu setiap malam, ia tidur dengan pelayannya sendiri. Sebagai seorang kultivator hebat pun tidak bisa membedakan orang dalam kegelapan. Karena sejak pertama kali, ia sudah merasakan kenyamanan atas pelayanannya.
"Sungguh ironis bukan? Hahaha. Dan kau juga harus tahu. Pelayan setiamu itu sudah kuserahkan pada pria rendahan di luar sana. Dia sudah melayani puluhan pria rendahan dan kotor. Tapi pelayanmu, rasanya sangat nikmat saat melayaniku. Pantas saja kau sangat mencintai pelayanmu itu, hahaha."
Pria selingkuhan Shu Mei tersenyum jahat. Pandangan mata juling dan mulutnya yang penuh sampah saat berbicara. Ia memeluk dan mencium tangan Shu Mei untuk memprovokasi Lin Feng.
"Pasangan bia-dab! Kalian berdua telah berbuat dosa besar! Aku mengutuk kalian! Kalian akan hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan."
"Diam! Apa hakmu mengutukku? Apa kau lupa, kau telah membuat hidupku menderita? Kau telah membunuh kedua orang tuaku waktu itu. Apa kau sekarang tahu, bagaimana rasanya saat nyawa di ujung tanduk?"
"Apa yang kau katakan? Orang tuamu? Aku tidak pernah membunuh orang tuamu. Uhukk!" Lin Feng muntah darah kembali. Darah berwarna hitam kemerahan itu membuat batuknya menjadi.
Pria malang itu tidak tahu menahu soal orang tua dari istrinya itu. Sebagai seorang Dewa Obat, ia baru mendengar kematian orang tua Shu Mei. Bahkan ia tidak pernah bertemu dengan mereka sama sekali. Yang ia dengar, orang tua Shu Mei mati di tempat yang tidak semua orang pernah ke sana.
"Bukankah kau telah membunuh mereka saat di Lembah Hantu? Kenapa kau berbohong padaku, kau tidak mengenal orang tuaku?"
"Lembah Hantu? Aku menghabiskan seumur hidupku di Gunung Linshan ini. Kapan aku pernah mendatangi tempat itu? Aku bahkan tidak tahu tempat apa itu, uhuk!"
Kali ini Lin Feng sudah tidak kuat menahannya. Ia terjatuh dengan posisi tertunduk. Ia masih berpegang dengan tongkat bambu. Ia sama sekali tidak tahu mengapa hidupnya menderita seperti ini.
Gunung Linshan adalah tempatnya dilahirkan dan dia terperangkap dalam formasi yang dibuat oleh seseorang sejak ia lahir. Ia tidak tahu dunia luar namun ia mendengar banyak tentang itu dari para pasiennya.
"Shu Mei. Apa kau tidak percaya padaku? Bahkan aku tidak bisa keluar dari Gunung Linshan ini. Bagaimana caranya aku pergi ke tempat lain?" Lin Feng berkata lirih dan pandangannya gelap. Ia menghembuskan nafasnya yang terakhir.
"Lin Feng? A-aku ... a-aku tidak. Mengapa bisa terjadi? Apa yang telah aku lakukan? Dia tidak pernah pergi dari gunung ini, bagaimana dia bisa membunuh orang tuaku di tempat yang jauh?"
Baru setelah Lin Feng menghembuskan nafas terakhirnya, barulah Shu Mei sadar. Ia seharusnya tahu itu. Ia seharusnya berpikir dari dulu soal berita yang mengatakan bahwa pembunuh orang tuanya adalah Lin Feng. Namun ia tidak menyangka, karena kebodohannya sendiri, ia telah membunuh orang tidak bersalah.
"Ada apa? Apa kau menyesal? Kita telah membunuhnya. Dan aku harus berterima kasih padamu untuk itu. Kita bisa menguasai Gunung Linshan ini bersama."
"Tidak! Mengapa ini bisa terjadi? Mengapa aku tidak berpikir sebelumnya? Bagaimana aku membunuhnya begitu saja? Tidak! Tidak! Tidak, Lin Feng, maafan aku!" jerit Shu Mei.
Bahkan penyesalannya tidak bisa menghidupkan Lin Feng kembali. Jadi selama ini ia telah bersalah dan telah menghianati kepercayaan Lin Feng. Bukan hanya tidak pernah melayani sebagai seorang istri, ia bahkan berselingkuh dengan pria lain di belakang.
"Menyesal tiada gunanya lagi. Lin Feng sudah mati. Kau yang memberinya racun. Dan kita sudah bisa berbahagia di kehidupan ini. Kenapa kau bersedih? Bukankah kau sudah membalaskan dendam mu?"
"Tidak! Aku bersalah padanya. Aku sangat bodoh. Aku ... aku. Aku menyesal, huhuhu ..." isak Shu Mei menyesal. "Di kehidupanku selanjutnya, aku harap bisa bertemu denganmu. Dan aku mau jadi budakmu selama seribu kehidupan," sumpahnya dengan linang air mata.
Karena rasa bersalahnya, Shu Mei menabrakan dirinya ke pohon. Ia mati dengan darah mengalir deras. Dengan mata melotot dan kesedihan yang mendalam. Mati dengan rasa bersalahnya yang sangat dalam.
***
"Di mana ini? Ah, rasanya pusing sekali. Dan tubuhmu sangat kesakitan." Lin Feng membuka matanya dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia berada di ruangan serba putih dan terbaring di atas ranjang.
Itu bukan tempat yang pernah dilihat Lin Feng selama hidupnya. Ia berpikir dirinya telah berada di alam lain. Tercium aroma mayat yang sangat pekat. Dan jumlahnya belasan mayat yang berada di sekitar.
'Apa ini adalah bauku? Dan lihat mayat-mayat yang tertutupi kain itu. Mereka juga sama sepertiku?' tanya Lin Feng di dalam hati.
Bukan hanya dirinya saja yang berada di tempat itu. Bahkan ia bersama dengan mayat-mayat lain. Di ruangan itu memiliki aura dingin dan kematian.
'Aura kematian ini sangat pekat. Apa yang terjadi dengan tubuhku? Mengapa sulit digerakkan? Dan tangan ini, ini bukan tanganku?'
Lin Feng melihat tangannya sendiri. Seluruh tubuhnya yang terlihat lemah dan seperti bukan tubuhnya. Kekuatan batinnya juga sangat lemah. Ia menyerap aura dingin yang dapat membantunya mengumpulkan kekuatan.
Meski sudah mati, ia merasa akan berguna nantinya. Beberapa saat kemudian, pintu ruangan terbuka dan seorang petugas pemeriksa mayat datang. Seorang wanita berusia tiga puluh tahunan. Melihat mayat yang duduk di atas ranjang, membuatnya terhenti sejenak.
"Ma-ma-yat. Mayatnya hidup? Han-tu? Hantu! Tolong ada hantu!" pekik si wanita itu dengan suara melengking. Saking takutnya, ia tidak bisa bergerak dan tertunduk di pinggiran pintu.
Awalnya petugas pemeriksa mayat itu hanya ingin memeriksa mayat-mayat di ruangan itu. Namun tidak disangka, dikejutkan oleh orang yang bangkit dari kematian.
Lin Feng berdiri dan turun dari ranjang dalam keadaan tanpa busana. Ia menyadari dirinya tak berpakaian dan menutupi bagian bawahnya dengan selimut. Lalu mendekati wanita yang sudah pingsan itu.
"Aneh. Bukannya aku sudah mati? Mengapa wanita ini memiliki aura kehidupan? Apakah wanita ini masih hidup di alam ini? Ahhh, kepalaku sakit!"
Lin Feng merasa kepalanya sangat sakit. Puing-puing ingatan muncul di kepalanya. Ia saat ini berada di tubuh seorang pemuda tidak berguna. Dari ingatan itu, dapat disimpulkan bahwa ia telah melewati ruang dan waktu. Dikirim ke tubuh seseorang di masa depan.
Identitasnya adalah seorang mahasiswa tanpa prestasi. Sebenarnya adalah seorang pewaris dari keluarga Lin. Namun setelah kedua orang tuanya meninggal, harta keluarganya diambil alih oleh seseorang yang tidak ada hubungan darah dengan keluarganya.
"Ah, ingatan ini. Apakah aku bereinkarnasi menjadi orang tidak berguna? Seorang istri yang cantik dan satu putri yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagaimana ini? Wanita itu, mengapa mirip dengan pelayanku di kehidupan sebelumnya?"
Setelah menelaah dan berpikir, akhirnya dapat disimpulkan bahwa dirinya telah hidup kembali dengan identitas lain. Ingatan pemilik tubuh sebelumnya telah menyatu dengan ingatannya.
'Di kehidupan sebelumnya, aku tidak bisa keluar dari Gunung Linshan. Bahkan dibunuh dan dituduh telah membunuh. Di kehidupanku sekarang, aku tidak boleh lengah.'
Identitas yang dimiliki oleh Lin Feng, membuatnya harus bekerja keras. Ia harus memperbaiki tubuhnya yang terlahir lemah. Mengambil kembali harta warisan orang tua pemilik tubuh. Mengubah hidup untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun ia harus mulai dari awal untuk mengembalikan kekuatannya.
'Saat ini kemampuanku sangat lemah. Aku telah menyerap energi dingin di kamar mayat ini. Aku harus mencari pakaian dan keluar dari sini. Dan masih banyak yang perlu ku lakukan.'
Meskipun kemampuannya sangat kecil, Lin Feng memiliki kekuatan di kehidupan yang lalu. Ia bisa mengidentifikasi sesuatu dan melihat tembus pandang. Dengan mata ketiganya yang disebut sebagai pupil ganda.
Kemampuan Lin Feng untuk menembus terlalu lemah saat ini. Kemampuan penyerapan energi spiritual juga terbatas. Tubuhnya juga kurang olahraga dan dalam keadaan buruk. Ada racun di dalam tubuhnya yang mengendap selama bertahun-tahun.
'Bahkan aku diracuni sejak lama. Ternyata pemilik tubuh ini juga memiliki musuh tersembunyi. Heh, kali ini aku harus membalas orang yang telah meracuni pemilik tubuh ini. Tidak akan ku biarkan aku mati untuk kedua kalinya.'
Lin Feng menggenggan tangannya dan diangkatnya. Lalu memukul tembok di depannya. Namun karena tubuhnya yang lemah, bukan temboknya yang hancur, melainkan tangannya berdarah.
"Sial! Aku lupa dengan kondisi tubuhku sekarang. Rasanya juga sangat sakit." Lin Feng menyobek lain putih dan membalut lukanya.
Wanita yang pingsan itu dibawa ke ranjang. Tempat di mana Lin Feng sebelumnya berada. Tidak ada pakaian yang bisa digunakan saat ini. Karena semua mayat juga tidak mengenakan apapun. Ia juga tidak mungkin mengambil pakaian seorang wanita begitu saja.
Jalan yang diambil adalah dengan mencari pakaian di tempat lain. Untuk sementara, ia menggunakan kain putih untuk menutupi tubuh bagian bawahnya dengan melilitkannya.
"Untuk sementara sudah selesai. Ini bisa menyembunyikan benda yang berukuran kecil ini. Nanti aku akan memperbesarnya sedikit agar bisa digunakan untuk istriku. Haha, tunggu saja nanti."
Sifat pemilik tubuh sebelumnya juga menyatu dengan jiwanya. Tentu saja masih tersisa sifat bawaan pemilik tubuh. Meskipun niatnya menjijikan, itu juga sah dimata hukum. Karena pemilik tubuh sudah menikah dengan wanita cantik. Hanya saja ia harus berusaha lebih giat lagi.
Sebelum membuat rencana besar, saat ini yang paling penting adalah mencari pakaian. Lin Feng membuka pintu dan keluar dari kamar mayat. Mencari tempat yang terdapat pakaian untuk ia kenakan. Malam hari di rumah sakit, membuat Lin Feng lebih mudah bersembunyi di sudut gelap. Juga tidak terdapat banyak orang berkeliaran.
Langkahnya terhenti saat melewati ruangan dokter pria. Ia pun bergegas masuk dan berharap bisa menemukan pakaian untuk bisa pergi dengan tenang. Keberuntungan menyertai dirinya karena ruangan kosong itu memiliki stelan jas, kaos dan celana panjang yang dapat ia kenakan.
Buru-buru Lin Feng merobek kain putih dan menyisakan sedikit untuk menutupi tubuh bagian bawahnya sebelum memakai celana panjang. Lalu ia kenakan kaos dan jas dokter itu.
Tak lupa ia melepaskan kain yang digunakan untuk menutupi luka di tangannya. Lalu memberi obat merah dan menggunakan perban baru untuk menutupi luka. Kini ia bisa bebas pergi ke manapun tanpa harus merasa malu.
Menyelinap keluar dan mencari jalan keluar dari rumah sakit. Namun baru saja berada di luar ruangan, seorang pria renta menghadangnya. Dengan memegang tangan Lin Feng yang dibalut kain.
"Dokter. Tolong cucu saya. Dia kejang-kejang dan aku tidak tahu harus berbuat apa," pinta pria lanjut usia memelas.
Karena keadaan darurat, Lin Feng terpaksa mengikuti pria tua itu. Pergi ke kamar perawatan dan di sana tergeletak seorang gadis belasan tahun yang sedang koma dan mengalami kejang-kejang.
'Sebelumnya aku adalah seorang tabib hebat. Bahkan disebut sebagai Dewa Obat di kehidupan yang lalu. Kini hanya bisa menggunakan kemampuanku yang terbatas. Dan anak ini menderita kejang akut. Karena mengalami tekanan di area arteri ....'
***
Duduk di posisi Direktur Utama, tidak membuat Alysa Lien mendapatkan kehormatan dari bawahannya. Bahkan ia kerap kali diserang oleh para pemegang saham dan bawahannya.
Perusahaan yang dibangun mendiang kakeknya sedang menurun drastis. Membuat para pemegang saham terus memprotes keras.
"Kenapa kalian terus saja memaksaku turun? Saya pemegang saham terbesar di perusahaan ini. Selama ini, saya sudah bekerja keras demi perusahaan ini." Kepala Alysa Lien pusing. Tekanan terus menerpanya setiap kali mengadakan rapat.
Tatapan dari para pemegang saham, menunjukan ketidak puasan. Mereka selalu mencari keuntungan dan berkolusi untuk merebut saham terbesar milik keluarga Lien. Meskipun usia mereka sudah tidak muda lagi, hasrat akan kekuasaan masih menggebu-gebu. Mereka hanya menginginkan keuntungan pribadi dengan terus-terusan menyerang Alysa Lien.
"Kamu hanya anak kemarin sore. Tidak berguna dan hanya seorang wanita. Apa hakmu memiliki kekuasaan dan saham terbesar di perusahaan? Cepat atau lambat, kau akan turun dari posisi Direktur Utama!" kecam seorang pria tua. Meski sudah banyak uban dan menderita rabun jauh, ia masih berambisi.
"Benar. Kamu hanya akan membuat perusahaan rugi lebih banyak jika kau yang memegang perusahaan. Atau kau serahkan tiga puluh persen
"Jangan bermimpi! Awalnya keluarga Lien memiliki tujuh puluh lima persen saham. Tapi kalian berkolusi untuk merebut dua puluh persen sebelumnya. Kini saya hanya memegang lima puluh lima persen saham. Kalian ingin memaksaku turun dari posisi Direktur Utama dan merebut sahamku? Jangan harap!"
Tatapan sinis dari para pemegang saham kepada Alysa Lien. Bahkan para petinggi perusahaan banyak yang membantu untuk menjatuhkan wanita itu. Karena iming-iming pembagian uang yang diterima nantinya. Tentu saja mereka berlomba-lomba untuk mengambil kesempatan sebelum perusahaan benar-benar bangkrut.
Meski Alysa Lien telah mencurahkan segalanya demi perusahaannya, orang-orang tidak berguna itu terus seperti vampir yang menghisap darahnya. Emosi Alysa Lien sudah sampai puncaknya.
"Kalau tidak mau menyerahkan saham pada kami, lebih baik kau mencari dana. Entah istri orang atau pria tua, asalkan banyak harta, kau bisa mengandalkan tubuhmu untuk mendapatkannya."
"Kalian!" Alysa Lien semakin muak dengan perkataan orang-orang itu. Apalagi ia selalu dituding telah menggoda pria di luaran sana untuk membantunya.
Bukan hanya satu dua kali, mereka sering mengungkit bahwa Alysa Lien adalah wanita simpanan pria kaya. Itu yang membuat perusahaan yang dipimpinnya tidak jadi gulung tikar empat tahun yang lalu.
Sebenarnya perkataan mereka tidak sepenuhnya salah. Alysa Lien adalah putri dari pemilik perusahaan sebelumnya. Ia telah dijodohkan dengan keluarga Lin. Lima tahun yang lalu menikah di keluarga tersebut. Bahkan ia memiliki bantuan dalam jumlah besar untuk perusahaannyaa. Sehingga perusahaannya dapat mengatasi masa sulit.
Pernikahan Alysa Lien dengan Lin Feng tidak ada yang tahu. Hanya beberapa orang saksi dan orang tua Lin Feng. Namun kecelakaan lalu lintas, membuat orang tua Lin Feng meninggal dunia. Selang beberapa hari, perusahaan milik keluarga Lin telah jatuh di tangan orang lain tanpa kejelasan. Lin Feng yang seharusnya mewarisi warisan pun tidak mendapatkan uang sepeserpun. Sehingga untuk biaya hidup, Alysa Lien yang menanggungnya.
"Rapat cukup sampai di sini! Kalian orang-orang bau tanah, jangan memaksa dan memancing emosiku! Bubar!" kecam Alysa Lien.
"Wanita arogan dan picik sepertimu, jangan harap bisa duduk di posisi Direktur Utama selamanya. Kamu pasti akan kami tendang dari perusahaan ini!" Wanita tua dengan pandangan hina, menatap Alysa Lien.
Karena rapat sudah dibubarkan, semua orang keluar dengan kemarahan. Beberapa orang ada yang mendebrak meja dan membanting kursi. Ada juga yang membanting map dan menendang pintu.
"Kenapa? Kenapa aku harus mengalami semua ini? Aku lelah, ayah, ibu. Mengapa kalian meninggalkanku sendiri, hiks." Wanita itu menangis dalam kesendirian. Meratapi nasibnya yang menyedihkan.
Saat ini yang dibutuhkan Alysa Lien adalah ketenangan. Seorang teman yang menghibur juga tidak masalah. Asalkan bisa mencurahkan isi hatinya yang malang.
Alysa Lien meninggalkan ruang rapat setelah lebih dari satu jam menangis. Ia pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya. Lalu pergi meninggalkan gedung perusahaannya. Mengendarai mobil keluaran lama. Ia bahkan tidak bisa membeli mobil baru saling sibuknya mengurus perusahaan.
Sampai di rumah, penderitaannya sudah menanti. Bibi, paman dan kerabat dekatnya sudah berkumpul di ruang keluarga. Dengan pakaian, perhiasan mewah, mereka benar-benar boros. Bahkan niat mereka adalah meminta uang pada Alysa Lien.
"Ini dia, Direktur Utama kita. Wanita yang tidak berguna di keluarga Lien. Pewaris tunggal yang kerjaannya merepotkan orang lain. Kami meminta hak harta keluarga Lien." Wanita paruh baya dengan perhiasan serba mewah. Anting besar, kalung seperti ular dan gelang emas yang memenuhi setengah tangannya.
"Hey, anak durhaka keluarga Lien. Kenapa kamu mengurangi jatah bulanan kami? Kami butuh uang sekarang! Serahkan!" pinta pria muda. Ia adalah sepupu Alysa Lien dan seorang yang hidup mewah. Dengan gaya kawula mudanya, ia terbiasa menghamburkan uang untuk para wanita.
"Kamu yah, anak tidak tahu diuntung. Setelah mendapatkan warisan, kamu melupakan keluargamu ini, hah?" Ada juga wanita tua, istri dari pamannya yang tidak tahu diri.
Hampir semua anggota keluarga yang datang. Bangku dan kursi pun tidak bisa menampung semuanya. Entah itu sepupu dekat dan jauh, para orang paman dan bibi, keponakan dari bibi dan paman pun ikut dalam perkumpulan itu.
Kejamnya dunia, meluluhlantakkan semuanya. Alysa Lien tidak tahu mengapa hidupnya seperti berada di neraka. Ia tidak memiliki kehidupan yang tenang. Bahkan semua orang menginginkan hartanya. Sebelum hartanya habis, mungkin mereka tidak akan berhenti.
Tanpa berbicara satu katapun, wanita itu meninggalkan rumah. Ia keluar dan masih mendapatkan kecaman. Sempat beberapa sepupu dan pamannya mencoba menghentikannya. Namun Alysa Lien berhasil lolos.
"Kenapa kalian semua memaksaku? Harta dan harta. Itu yang kalian inginkan? Aku tidak tahu harus apa lagi. Putriku, mama ingin bertemu denganmu, huhuhu ...."
Alysa Lien mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Satu-satunya keluarganya yang dapat menghibur dirinya hanyalah putri kecilnya. Namun ketika putrinya melihatnya sedih, itu akan membuat bebannya bertambah.
"Tidak. Tidak. Putriku tidak boleh melihatku seperti ini. Ahh! Kenapa hidupku seperti ini? Awas! Sialan! Kurang ajar! Hancur semua hidupku, Tuhan!"
Hampir saja wanita itu menabrak motor. Jika tidak segera menghindar, ia akan semakin emosi. Pasti masalah akan datang silih berganti. Ia sudah tidak punya tempat lagi untuk menghilangkan kecemasannya. Hanya asal membawa mobilnya, tahu-tahu sudah sampai di depan apartemen.
'Lin Feng. Pria tidak berguna itu, meski tidak berguna tapi dia tidak memikirkan harta. Sungguh, aku tidak ada tempat lain. Semoga aku datang di tempat yang tepat.'
Mobil Alsya pun sampai di parkiran. Ia menenteng tasnya, menaiki lift yang menuju lantai atas. Di mana Lin Feng tinggal. Berharap memiliki tempat untuk tinggal sementara.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!