Menikah Itu... B3---Babak Belur Bersama!

Tak lama kemudian, kedua pengawal Tianyu kembali bersama seorang tabib.

Tianyu duduk terpuruk dengan kepala terkulai di tepi tempat tidur. Tidak sadarkan diri.

"Pangeran! Permaisuri!" Kedua pengawal itu tersentak dan menghambur ke arah mereka. Memeriksa keduanya dengan raut wajah cemas.

"Apa yang terjadi?" pekik mereka bersamaan. "Kenapa bisa dua-duanya?"

"Biar kulihat!" Tabib yang mereka bawa bergegas mendekat dengan tergopoh-gopoh.

Shi Yi berinisiatif untuk memberitahu Pangeran Ketiga sementara Shi Mo berjaga di kamar Tianyu bersama tabib itu.

Anzu dan Yueyan berebut menghampiri Shi Yi. "Apa yang terjadi?" tanya mereka bersamaan.

"Jangan sekarang!" sergah Shi Yi cepat-cepat. "Aku harus memberitahu Pangeran Ketiga."

Anzu dan Yueyan serentak bertukar pandang.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" gumam Yueyan dengan gusar.

Tak lama berselang, Shi Yi sudah kembali lagi bersama Pangeran Ketiga.

Tianyu sudah diangkat ke tempat tidur dan dibaringkan berdampingan dengan Lu Xi.

"Mereka keracunan," tabib itu melaporkan pada Li Qian.

Li Qian mengawasi kedua pengantin itu dengan raut wajah datar. Kemudian menoleh ke arah tabib. "Sembuhkan Permaisuri dulu," katanya.

Seisi ruangan serentak tergagap.

"Bagaimana dengan Pangeran?" tanya tabib ragu-ragu.

"Untuk sementara tak akan mati," jawab Li Qian tanpa ekspresi.

Si kembar spontan bertukar pandang.

Li Qian berbalik dan mengedar pandang, meneliti sekeliling ruangan sementara sang tabib mulai menuliskan resep dan memberikannya pada Li Qian.

"Saya sudah menyumbat penyebaran racunnya dengan akupuntur," kata tabib itu. "Tapi takkan bertahan lama. Obatnya harus segera didapatkan."

Li Qian meraih kertas resep itu dan mempelajarinya beberapa saat, kemudian memberikannya pada si kembar.

Shi Mo menerimanya.

Li Qian menggerakkan kepalanya sedikit, mengisyaratkan Shi Mo untuk bergegas.

Kedua pengawal itu serentak beranjak meninggalkan ruangan, diikuti tabib di belakang mereka. Shi Yi bergabung dengan pelayan dan pengawal Lu Xi di teras, sementara Shi Mo berangkat ke toko obat.

Li Qian tertunduk mengawasi kotak pipih persegi panjang di lantai yang tampak familier.

Hu Li Na! pikirnya.

Ia ingat beberapa saat lalu ia dan Jiao berpapasan dengan gadis itu di pekarangan.

Hu Li Na membawa kotak itu.

Hu Li Na adalah teman kecil Tianyu, salah satu dari orang yang tidak menginginkan perjodohan ini terjadi. Gadis itu diam-diam mencintai Tian Yu.

Untuk apa dia harus repot-repot memberikan hadiah pernikahan?

Li Qian membungkuk memungut kotak itu, dan menemukan setangkai tusuk sanggul tertindih di bawahnya.

Tusuk rambut wanita? pikir Li Qian. Sekarang ia sudah bisa menyimpulkan bahwa hadiah itu ditujukan untuk Han Lu Xi. Dan itu menjadi terasa semakin janggal mengingat obsesi Hu Li Na pada Tianyu.

Li Qian kemudian meneliti kotak itu dan menemukan berkas darah di dasar kotak. Ia menyipitkan matanya untuk mempertajam penglihatannya.

Permukaan kotak itu tampak tak rata seperti kurang polesan, serpihan kayu mencuat seperti jarum.

Sungguh berniat! batin Li Qian, kemudian mengamankan barang bukti itu.

Setelah Shi Mo kembali, Li Qian memberi perintah pada Yue Yan untuk merebus obat.

Yue Yan bergegas ke dapur dengan tergopoh-gopoh.

Tatapan Li Qian sekarang berpaling ke arah An Zu. "Kau, ikut aku!"

Anzu membungkuk dengan hormat tentara, kemudian mengikuti Li Qian ke ruang baca Tianyu.

"Kau orang asli Han'An?" Li Qian bertanya setelah mereka berada di ruang baca. Ia duduk bersila di depan meja rendah lesehan sambil menuang secangkir teh.

"Benar, Yang Mulia!" jawab Anzu sambil membungkuk.

"Kau tahu sesuatu tentang… Kutukan Darah?"

Anzu mengerjap dan menatap Li Qian dengan sorot gelisah. "Itu hanya mitos," katanya sambil tertunduk.

Li Qian mengerutkan keningnya.

"Selama hidup hamba, hamba belum pernah menemukan pasangan yang benar-benar terikat sumpah sehidup-semati," jelas Anzu.

"Pasangan?" Li Qian menaikkan sebelah alisnya. "Sumpah sehidup-semati?"

"Kutukan Darah adalah legenda cinta sejati seperti Sampek-Engtay."

"Cinta sejati," gumam Li Qian, lebih ditujukan pada dirinya sendiri. Lalu terkekeh dan menggeleng-geleng.

Anzu serentak mengerling ke arah Li Qian dengan mata terpicing.

Li Qian menyesap tehnya, kemudian menurunkan cangkirnya dan tercenung. Lalu mendongak menatap Anzu dengan ketertarikan baru. "Menurutmu… kutukan ini bukan berasal dari darah Han?"

"Konon seorang pengembara jatuh cinta pada gadis Han," Anzu mencoba menjelaskannya dengan cerita. "Untuk membuktikan cintanya, pria itu menjalankan ritual Sumpah Sehidup-semati. Dengan darahnya, ia bersumpah bahwa jika setetes saja darah gadis itu tertumpah olehnya, maka ia akan membayar dengan darahnya. Ia berhasil meyakinkan gadis Han itu dan menikahinya. Setelah malam pertama, pria itu terikat sumpah sehidup-semati. Jika istrinya terluka, maka dia terluka. Jika istrinya menangis, ia juga menangis. Dan saat istrinya mati, dia juga mati."

Li Qian terkekeh dengan ekspresi geli dan getir. Malam pertama, pikirnya merasa tergelitik. Ritual sumpah yang konyol!

Bukankah sudah cukup jelas malam pertama selalu menjadi momen pertumpahan darah?

Masih saja melakukan sumpah!

"Bagaimana?" Anzu balas bertanya. "Menurut Anda, apakah kutukan itu berasal dari darah Han?"

Li Qian menggeleng. Seulas senyuman getir masih tersungging samar di sudut bibirnya. "Bisa ya, bisa tidak," jawabnya tak yakin. "Apakah ritual Sumpah Sehidup-semati merupakan bagian dari tradisi Han?"

"Selama berabad-abad, bangsa Han melakukan ritual Sumpah Sehidup-semati pada setiap pria yang menginginkan perempuan Han," cerita Anzu. "Tapi bicara soal tradisi, jelas pria itu yang membawa tradisi ini. Mungkin tradisi dari bangsanya. Entahlah! Bagian itu tak pernah diceritakan. Bahkan negara asal si tokoh pria. Barangkali Penulis Keparat malas berpikir!"

"Jadi, ritual Sumpah Sehidup-semati benar-benar ada?"

"Ya, itu sudah menjadi tradisi bangsa Han sampai sekarang," jawab Anzu. "Tapi tidak satu pun pernah terbukti!"

Li Qian terkekeh getir sekali lagi. "Meski begitu, ritual tetap menjadi tradisi?"

"Sebagian orang masih percaya ritual itu teramat sakral, hanya ketulusan setiap pelaku yang diragukan. Itulah sebabnya kenapa Kutukan Darah dikategorikan sebagai legenda cinta sejati. Pada akhirnya, kebenaran cinta sejati juga diragukan!"

"Bagaimana dengan pria yang menikahi perempuan Han tanpa melakukan ritual Sumpah Sehidup-semati?"

"Yang melakukan ritual saja tidak berhasil, bagaimana dengan yang tidak melakukannya?" Anzu balas tersenyum getir.

"Menurutmu, apakah Raja Yu pernah melakukan ritual ini?"

"Bagaimana mungkin?" tukas Anzu. "Pertama, pernikahan digelar di sini dengan adat Zhujia. Kedua, Tuan Putri kami baru mengetahui kebenaran tentang Pangeran Keempat setelah upacara pernikahan. Lebih dari itu, mereka tak pernah akur!"

"Tak pernah akur?" Li Qian mengerutkan keningnya. "Bukankah kau bilang Tuan Putri kalian baru mengetahui kebenaran tentang Pangeran Keempat setelah upacara pernikahan?"

"Mereka sudah saling mengenal satu sama lain, jauh waktu sebelum kesepakatan antara kedua negara terjalin," cerita Anzu. "Hanya saja, Tuan Putri kami tak tahu siapa Pangeran Keempat."

Li Qian berdesis menahan tawa.

Terpopuler

Comments

Sry Handayani

Sry Handayani

emang jodohnya itu

2024-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Dua Negara Menjalin Hubungan Diplomatik
3 Entah Yang Mana Yang Sial?
4 Yang Mana Yang Harus Dilindungi?
5 Kalah-menang Tetap Angkat Tangan! Angkat Kaki!
6 Lupakan Saja! Tuan Putri Yang Satu Ini Tak Butuh Perlindungan!
7 Yang Namanya Jodoh Memang Tak Akan Ke Mana. Hanya Saja Kenapa?
8 Tuan Putri Kalahnya Sama Tuan Putri!
9 Eh, Ketemu Lagi!
10 Apa Lagi Sekarang Ulahnya?
11 Tian Yu Bisa Membaca Pikiran?
12 Ini Jelas Bencana Sungguhan!
13 Akhirnya...
14 Malam Pertama
15 Bagaimana Rasanya Menikah?
16 Menikah Itu... B3---Babak Belur Bersama!
17 Menikah Itu... Membuat Kekacauan Bersama!
18 Tidak, Tidak! Ini Bukan Cinta!
19 Ada Lagi Saja Ulahnya!
20 Mulai Bermain Hati?
21 Gawat! Permaisuri Bisa Menghancurkan Seluruh Kediaman!
22 Isi Kepalanya Mulai Ramai Lagi
23 Masih Tidak Mengaku?
24 Saat Putri Sedang Serius
25 Memulai Aksi Bahaya
26 Membuat Cemas Saja!
27 Misi Penyelamatan
28 Persekongkolan Macam Apa Ini?
29 Kelap-kelip
30 Kena!
31 Menunjukkan Ketulusan
32 Di Istana...
33 Perang Internal
34 Pangeran Kenapa?
35 Di Pengadilan...
36 Malam Ke Pagi...
37 Di Mingmey...
38 Celoteh Pengemis Kecil
39 Cari Gara-gara, Masuk Penjara!
40 Akhirnya... Dipenjara!
41 Sekarang Bagaimana?
42 Kembali Ke Istana...
43 Akhir Dari Sebuah Ketulusan
44 Hasil Investigasi
45 Ketika Keduanya Kebakaran Jenggot
46 Jaringan Antagonis
47 Yang Mana Yang Dalam Bahaya?
48 Ibu Kota, Di Luar Istana...
49 Cinta Sejati Yang Sesungguhnya
50 Alur Cepat
51 Menjelang Pelantikan Putra Mahkota
52 Kecil Namun Berarti
53 Ketika Permaisuri Emosional
54 Miris!
55 Membuat Tegang Saja!
56 Siapa Paling Berpengaruh?
57 Tidak Ada Habisnya
58 Masih Ada Lagi?
59 Menyerahkan Diri Sebagai Tumbal?
60 Permainan Baru Jaksa Qiu
61 Terjebak
62 Selintas Tentang Figuran
63 Kabar Baik Atau Kabar Buruk?
64 Dalam Perjalanan Menuju Maut
65 Di Ambang Kematian
66 Tidak Jadi Mati
67 Sementara Lu Xi Tertidur...
68 Menebus Malam Pertama
69 Efek Arak Pengantin
70 Kutukan Darah Han Kembali Lagi?
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prologue
2
Dua Negara Menjalin Hubungan Diplomatik
3
Entah Yang Mana Yang Sial?
4
Yang Mana Yang Harus Dilindungi?
5
Kalah-menang Tetap Angkat Tangan! Angkat Kaki!
6
Lupakan Saja! Tuan Putri Yang Satu Ini Tak Butuh Perlindungan!
7
Yang Namanya Jodoh Memang Tak Akan Ke Mana. Hanya Saja Kenapa?
8
Tuan Putri Kalahnya Sama Tuan Putri!
9
Eh, Ketemu Lagi!
10
Apa Lagi Sekarang Ulahnya?
11
Tian Yu Bisa Membaca Pikiran?
12
Ini Jelas Bencana Sungguhan!
13
Akhirnya...
14
Malam Pertama
15
Bagaimana Rasanya Menikah?
16
Menikah Itu... B3---Babak Belur Bersama!
17
Menikah Itu... Membuat Kekacauan Bersama!
18
Tidak, Tidak! Ini Bukan Cinta!
19
Ada Lagi Saja Ulahnya!
20
Mulai Bermain Hati?
21
Gawat! Permaisuri Bisa Menghancurkan Seluruh Kediaman!
22
Isi Kepalanya Mulai Ramai Lagi
23
Masih Tidak Mengaku?
24
Saat Putri Sedang Serius
25
Memulai Aksi Bahaya
26
Membuat Cemas Saja!
27
Misi Penyelamatan
28
Persekongkolan Macam Apa Ini?
29
Kelap-kelip
30
Kena!
31
Menunjukkan Ketulusan
32
Di Istana...
33
Perang Internal
34
Pangeran Kenapa?
35
Di Pengadilan...
36
Malam Ke Pagi...
37
Di Mingmey...
38
Celoteh Pengemis Kecil
39
Cari Gara-gara, Masuk Penjara!
40
Akhirnya... Dipenjara!
41
Sekarang Bagaimana?
42
Kembali Ke Istana...
43
Akhir Dari Sebuah Ketulusan
44
Hasil Investigasi
45
Ketika Keduanya Kebakaran Jenggot
46
Jaringan Antagonis
47
Yang Mana Yang Dalam Bahaya?
48
Ibu Kota, Di Luar Istana...
49
Cinta Sejati Yang Sesungguhnya
50
Alur Cepat
51
Menjelang Pelantikan Putra Mahkota
52
Kecil Namun Berarti
53
Ketika Permaisuri Emosional
54
Miris!
55
Membuat Tegang Saja!
56
Siapa Paling Berpengaruh?
57
Tidak Ada Habisnya
58
Masih Ada Lagi?
59
Menyerahkan Diri Sebagai Tumbal?
60
Permainan Baru Jaksa Qiu
61
Terjebak
62
Selintas Tentang Figuran
63
Kabar Baik Atau Kabar Buruk?
64
Dalam Perjalanan Menuju Maut
65
Di Ambang Kematian
66
Tidak Jadi Mati
67
Sementara Lu Xi Tertidur...
68
Menebus Malam Pertama
69
Efek Arak Pengantin
70
Kutukan Darah Han Kembali Lagi?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!