Akhirnya...

Li Qian beranjak dari tempat duduknya. "Hari sudah pagi!" katanya. "Aku ingin beristirahat." Lalu membangunkan Jiao. "Kau juga. Beristirahatlah!"

Setelah kedua kakaknya pergi, Tianyu merayap ke kamarnya dengan terpincang-pincang, kemudian membaringkan dirinya di tempat tidur sementara pikirannya melayang-layang.

Ia memandangi kakinya yang dibebat dengan kain kasa, kemudian menyentuh bibirnya. Seketika wajahnya kembali terasa panas.

Apa yang kau pikirkan? Ia memarahi dirinya, kemudian membekap wajahnya dengan selimut.

Tiga hari kemudian…

Tianyu menyingkap selimutnya, langsung menatap kakinya yang masih dibebat. Ia mencoba menggerakkannya. Sudah tidak terasa sakit. Ia membuka ikatannya dan memeriksanya. Lalu melangkah turun dari tempat tidurnya, mencoba menjejakkan kakinya di lantai.

Sudah tak sakit!

Apa dia sudah sembuh? Ia bertanya-tanya dalam hatinya. Tapi langsung menyesal dan memarahi dirinya lagi.

Apa pedulimu?

Li Qian sedang bergegas menuju kediaman Tianyu ketika seseorang tiba-tiba merenggut lengan hanfu-nya dan menariknya ke sudut koridor.

Li Qian menelan ludah dan terkesiap.

Lu Xi berdiri rapat di hadapannya dengan kedua tangan menekan dadanya.

Setelah gagal dengan misinya, Lu Xi akhirnya memutuskan untuk menjelaskan situasinya.

Tapi caranya muncul dengan tiba-tiba, membuat seorang Li Qian yang terkenal berkepribadian tenang mendadak tergagap-gagap.

Lu Xi menatap ke dalam mata pria itu dan mendesis tajam, 'Kita harus bicara!"

Li Qian mengerjap dan menjilat bibirnya, kemudian menggerak-gerakkan mulutnya dengan gelisah. Tapi tidak sepatah kata pun berhasil diucapkannya.

Bahkan seorang Li Qian dibuatnya salah tingkah!

Kedua tangan gadis itu masih menekan dada Li Qian.

Lorong di kiri-kanan mereka terlihat lengang. Kalau seseorang memergoki mereka, bisa saja terjadi kesalahpahaman.

Itulah yang membuat Li Qian merasa tak nyaman.

Situasi ini lebih mendebarkan dibanding situasi di medan perang.

Dan sebelum Li Qian sempat bereaksi, seseorang bergegas di koridor dan terkesiap. Lalu berhenti mendadak.

Li Qian nyaris tersedak air liurnya sendiri.

Seorang pengawal menatap mereka dengan mata dan mulut membulat.

Li Qian berdeham.

Pengawal itu mengerjap dan buru-buru membungkuk ke arah Li Qian, "Pangeran Ketiga," sapanya terbata-bata.

Giliran Lu Xi sekarang yang mengerjap dan terkesiap. Ia menyentakkan kepalanya ke samping, menatap pengawal itu dengan mata terpicing, kemudian kembali mendongak, menatap wajah Li Qian. "Pangeran Ketiga?" pekiknya dengan dahi berkerut-kerut. Kemudian menurunkan kedua tangannya dari dada Li Qian.

Pengawal tadi berbalik dan bergegas pergi.

Li Qian mendesah dan tersenyum tipis. Kembali menjadi dirinya.

Lu Xi juga mendesah dengan raut wajah tak berdaya. Menyadari situasinya, seketika ia berubah pikiran. Mengurungkan niatnya dan memohon diri, kemudian buru-buru pergi. Kedua bahunya menggantung lemas di sisi tubuhnya saat dia berjalan.

Satu kata yang mondar-mandir dalam benaknya hanyalah…

Gawat!

Gawat!

Gawat!

Waktu semakin mendesak, tapi Lu Xi tak juga menemukan cara untuk membatalkan perjodohannya.

Dua hari kemudian, pernikahan pun tak terhindarkan.

Pernikahan itu digelar di istana.

Akhirnya aku tak bisa lari! pikir Han Lu Xi ketika ia mulai melangkah memasuki pintu aula singgasana Kaisar, berdampingan dengan Tianyu yang memandang lurus ke depan selama ia berjalan.

Mereka mengenakan pakaian adat Zhujia. Baju pengantin berwarna merah bersulam sutra emas yang tampak meriah.

Tepi jubah mereka terseret di permukaan karpet hingga semeter ke belakang.

Lu Xi terus tertunduk memperhatikan langkahnya di bawah selubung kain merah kirmizi yang menutupi kepala hingga wajahnya.

Beruntung aku memakai penutup wajah! Kalau tidak, bisa saja aku tak bisa menahan diri untuk tidak melarikan diri saat ini juga kalau melihat wajahnya. Lu Xi terus membatin sementara Tianyu mendengar semua ocehan dalam kepala gadis itu.

Jangan melihatnya!

Jangan melihatnya! Perintah Lu Xi pada dirinya.

Perhatikan saja langkahmu!

Jangan sampai terkilir lagi!

Tianyu hampir meledak tertawa. Isi kepalanya ternyata lebih ramai dari pestanya! pikirnya geli.

Lebih baik tidak melihat wajahnya sekarang! Lu Xi masih mengoceh dalam benaknya. Setelah upacara selesai, baru pikirkan lagi.

Kalau dia lebih tampan dari Pangeran Ketiga, aku mungkin akan mempertimbangkannya.

Tapi kalau ternyata dia lebih jelek dari Pangeran Kedua, aku akan berterus terang, menjelaskan situasinya dan menawarkan kesepakatan.

Kalau dia menolak, aku akan memaksanya menandatangani perjanjian!

Kalau tak bisa memaksanya, aku akan menipunya. Menjeratnya. Apa saja!

Tianyu mendesah pelan. Mencoba menahan dirinya untuk tidak menoyor kepala gadis itu.

Ya, Tuhan… Lu Xi meratap dalam hatinya. Kenapa nasibku begitu sial?

Kau saja merasa sial, pikir Tianyu. Bagaimana denganku? Kutukan darah sialanmu saja sudah menjeratku. Masih mau mencoba menjeratku?

"Hormat kepada Langit dan Bumi!" instruksi pemandu acara setelah kedua mempelai berhenti di depan altar singgasana.

Tianyu dan Lu Xi berbalik bersamaan, lalu membungkuk ke arah pintu.

"Hormat kepada orang tua!" Pemandu acara melanjutkan.

Tianyu dan Li Xi memutar lagi, menghadap kembali ke altar singgasana, lalu membungkuk pada Kaisar dan Ibu Suri.

Terakhir, Tianyu dan Li Xi saling berhadapan setelah pemandu acara menginstruksikan, "Suami-istri saling memberi hormat!"

Lalu keduanya saling memberi hormat satu sama lain.

.

.

.

Malam harinya…

Deg! DEG!

Deg! DEG!

Jantung Han Lu Xi berdentum-dentum seiring langkah kaki pengantin pria yang kian mendekat. Ia duduk di tepi tempat tidur pengantin dengan kepala tertunduk meski wajahnya masih tertutup kain merah kirmizi. Kedua tangannya tertangkup di atas lututnya yang terasa goyah, jemarinya merenggut lapisan luar gaunnya hingga kusut.

Pria itu berhenti selangkah di depannya, kemudian mengulurkan sebelah tangannya ke bawah dagu Lu Xi, ujung telunjuknya hampir mengait tepi kain penutup wajah, tapi lalu berhenti beberapa inci.

Lu Xi mengatupkan kedua matanya rapat-rapat, tak siap melihat wajah pengantinnya.

Lalu…

PLETAK!

Pria itu menyentil dahi Lu Xi tanpa membuka penutup wajahnya.

Lu Xi tersentak dan merenggut sendiri kain penutup wajahnya, kemudian membelalakkan matanya, melontarkan tatapan tajam ke wajah pengantinnya dan terkesiap. "Kenapa kau lagi?" pekiknya tergagap-gagap.

Tianyu mendelik dan berbalik, kemudian melipat kedua tangannya ke belakang. "Mulai sekarang, kau tak boleh menghilang dari pandanganku!" Ia memperingatkan.

"Bicara omong kosong apa?" Lu Xi mencampakkan kain penutup wajahnya sembari beranjak berdiri. "Di mana pengantinku?"

Tianyu mengerling melewati bahunya dan tersenyum miring. Gadis bodoh! katanya dalam hati. Sudah sampai begini masih belum sadar situasi.

"Wajah Kaku!" Lu Xi menghambur ke arah Tianyu, bersiap merenggut lengan bajunya.

Merasa familier dengan situasi itu, Tianyu segera berbalik dan mengedikkan sedikit bahunya.

WUSSSHHH!

Tangan Lu Xi menggapai udara kosong.

Tianyu mengerling ke arah Lu Xi dan menyeringai tipis.

Lu Xi mengetatkan rahangnya dan mengayunkan tangannya lagi.

Tianyu menepisnya.

"Kau—" Lu Xi menggeram tak sabar, kemudian mengayunkan lututnya ke perut Tianyu.

Tianyu menepisnya lagi.

Lu Xi akhirnya menjatuhkan dirinya dengan tendangan memutar di lantai, mengincar pergelangan kaki Tianyu.

Tianyu melejit dengan memantulkan tubuhnya dan bersalto, kemudian mendarat ringan dengan kedua tangan terlipat ke belakang.

Terpopuler

Comments

Sry Handayani

Sry Handayani

lah berantem

2024-07-01

0

Suezie Anggel

Suezie Anggel

🥰🥰🥰💝💝💝

2023-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Dua Negara Menjalin Hubungan Diplomatik
3 Entah Yang Mana Yang Sial?
4 Yang Mana Yang Harus Dilindungi?
5 Kalah-menang Tetap Angkat Tangan! Angkat Kaki!
6 Lupakan Saja! Tuan Putri Yang Satu Ini Tak Butuh Perlindungan!
7 Yang Namanya Jodoh Memang Tak Akan Ke Mana. Hanya Saja Kenapa?
8 Tuan Putri Kalahnya Sama Tuan Putri!
9 Eh, Ketemu Lagi!
10 Apa Lagi Sekarang Ulahnya?
11 Tian Yu Bisa Membaca Pikiran?
12 Ini Jelas Bencana Sungguhan!
13 Akhirnya...
14 Malam Pertama
15 Bagaimana Rasanya Menikah?
16 Menikah Itu... B3---Babak Belur Bersama!
17 Menikah Itu... Membuat Kekacauan Bersama!
18 Tidak, Tidak! Ini Bukan Cinta!
19 Ada Lagi Saja Ulahnya!
20 Mulai Bermain Hati?
21 Gawat! Permaisuri Bisa Menghancurkan Seluruh Kediaman!
22 Isi Kepalanya Mulai Ramai Lagi
23 Masih Tidak Mengaku?
24 Saat Putri Sedang Serius
25 Memulai Aksi Bahaya
26 Membuat Cemas Saja!
27 Misi Penyelamatan
28 Persekongkolan Macam Apa Ini?
29 Kelap-kelip
30 Kena!
31 Menunjukkan Ketulusan
32 Di Istana...
33 Perang Internal
34 Pangeran Kenapa?
35 Di Pengadilan...
36 Malam Ke Pagi...
37 Di Mingmey...
38 Celoteh Pengemis Kecil
39 Cari Gara-gara, Masuk Penjara!
40 Akhirnya... Dipenjara!
41 Sekarang Bagaimana?
42 Kembali Ke Istana...
43 Akhir Dari Sebuah Ketulusan
44 Hasil Investigasi
45 Ketika Keduanya Kebakaran Jenggot
46 Jaringan Antagonis
47 Yang Mana Yang Dalam Bahaya?
48 Ibu Kota, Di Luar Istana...
49 Cinta Sejati Yang Sesungguhnya
50 Alur Cepat
51 Menjelang Pelantikan Putra Mahkota
52 Kecil Namun Berarti
53 Ketika Permaisuri Emosional
54 Miris!
55 Membuat Tegang Saja!
56 Siapa Paling Berpengaruh?
57 Tidak Ada Habisnya
58 Masih Ada Lagi?
59 Menyerahkan Diri Sebagai Tumbal?
60 Permainan Baru Jaksa Qiu
61 Terjebak
62 Selintas Tentang Figuran
63 Kabar Baik Atau Kabar Buruk?
64 Dalam Perjalanan Menuju Maut
65 Di Ambang Kematian
66 Tidak Jadi Mati
67 Sementara Lu Xi Tertidur...
68 Menebus Malam Pertama
69 Efek Arak Pengantin
70 Kutukan Darah Han Kembali Lagi?
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prologue
2
Dua Negara Menjalin Hubungan Diplomatik
3
Entah Yang Mana Yang Sial?
4
Yang Mana Yang Harus Dilindungi?
5
Kalah-menang Tetap Angkat Tangan! Angkat Kaki!
6
Lupakan Saja! Tuan Putri Yang Satu Ini Tak Butuh Perlindungan!
7
Yang Namanya Jodoh Memang Tak Akan Ke Mana. Hanya Saja Kenapa?
8
Tuan Putri Kalahnya Sama Tuan Putri!
9
Eh, Ketemu Lagi!
10
Apa Lagi Sekarang Ulahnya?
11
Tian Yu Bisa Membaca Pikiran?
12
Ini Jelas Bencana Sungguhan!
13
Akhirnya...
14
Malam Pertama
15
Bagaimana Rasanya Menikah?
16
Menikah Itu... B3---Babak Belur Bersama!
17
Menikah Itu... Membuat Kekacauan Bersama!
18
Tidak, Tidak! Ini Bukan Cinta!
19
Ada Lagi Saja Ulahnya!
20
Mulai Bermain Hati?
21
Gawat! Permaisuri Bisa Menghancurkan Seluruh Kediaman!
22
Isi Kepalanya Mulai Ramai Lagi
23
Masih Tidak Mengaku?
24
Saat Putri Sedang Serius
25
Memulai Aksi Bahaya
26
Membuat Cemas Saja!
27
Misi Penyelamatan
28
Persekongkolan Macam Apa Ini?
29
Kelap-kelip
30
Kena!
31
Menunjukkan Ketulusan
32
Di Istana...
33
Perang Internal
34
Pangeran Kenapa?
35
Di Pengadilan...
36
Malam Ke Pagi...
37
Di Mingmey...
38
Celoteh Pengemis Kecil
39
Cari Gara-gara, Masuk Penjara!
40
Akhirnya... Dipenjara!
41
Sekarang Bagaimana?
42
Kembali Ke Istana...
43
Akhir Dari Sebuah Ketulusan
44
Hasil Investigasi
45
Ketika Keduanya Kebakaran Jenggot
46
Jaringan Antagonis
47
Yang Mana Yang Dalam Bahaya?
48
Ibu Kota, Di Luar Istana...
49
Cinta Sejati Yang Sesungguhnya
50
Alur Cepat
51
Menjelang Pelantikan Putra Mahkota
52
Kecil Namun Berarti
53
Ketika Permaisuri Emosional
54
Miris!
55
Membuat Tegang Saja!
56
Siapa Paling Berpengaruh?
57
Tidak Ada Habisnya
58
Masih Ada Lagi?
59
Menyerahkan Diri Sebagai Tumbal?
60
Permainan Baru Jaksa Qiu
61
Terjebak
62
Selintas Tentang Figuran
63
Kabar Baik Atau Kabar Buruk?
64
Dalam Perjalanan Menuju Maut
65
Di Ambang Kematian
66
Tidak Jadi Mati
67
Sementara Lu Xi Tertidur...
68
Menebus Malam Pertama
69
Efek Arak Pengantin
70
Kutukan Darah Han Kembali Lagi?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!