"Lain kali jangan lakukan hal ini lagi," ratap Yue Yan saat mereka akhirnya bertukar pakaian. "Aku hampir mati karena serangan jantung."
"Kau terlalu khawatir!" tukas Lu Xi tanpa beban sedikit pun.
Setelah selesai, mereka keluar untuk menghirup udara segar dan berjalan-jalan di taman istana.
Tianyu muncul di ujung koridor bersama kakaknya, Pangeran Ketiga.
Melihat Lu Xi sedang berjalan menuju ke arah mereka, matanya spontan membulat, kemudian merenggut pergelangan tangan kakaknya dan menariknya berbelok ke lorong lain.
Pangeran Ketiga mengerling melewati bahunya. Senyuman penuh pemahaman melebar di sudut bibirnya.
Dari seberang koridor, Lu Xi mengawasi mereka dengan alis bertautan. "Orang-orang Zhujia benar-benar sombong!" gerutunya.
Saat jam makan malam, Kaisar Zhujia mengundang mereka untuk makan bersama di istana. Tapi tidak satu pun dari para pangeran muncul di perjamuan.
"Mau sembunyi sampai kapan?" Han Lu Xi bersungut-sungut setelah mereka kembali ke wisma tamu. "Dasar pengecut!" Kemudian merenggut hiasan kepalanya dan mencampakkannya ke tempat tidur.
Yue Yan segera merapikannya. Kemudian membantunya melucuti pakaian adat yang dikenakannya untuk menghadap Kaisar dan menggantinya dengan gaun yang lebih nyaman.
Lu Xi membaringkan tubuhnya tanpa berhenti menggerutu. Bahkan ketika mulai terkantuk-kantuk.
Setelah jatuh tertidur, ia pun masih meracau dalam gumaman tak jelas. Mengigau!
Keesokan harinya, setelah matahari meninggi, Lu Xi baru beranjak dari tempat tidurnya. Melahap sarapan yang disajikan pihak istana dengan rakus, kemudian berkeliling di taman seperti anak anjing yang lepas rantai.
An Zu dan Yue Yan mengayominya dengan setia.
Lagi-lagi Tianyu muncul di ujung koridor dan hampir berpapasan. Menyadari Lu Xi sedang berjalan ke arahnya, Tianyu segera berbalik dan melarikan diri.
Lu Xi memergokinya. "Lagi?" rutuknya tak senang hati. "Pria itu pasti jelek sekali," cerocosnya berapi-api.
Yue Yan menggamit lengan Lu Xi dan mengusap-usap pangkal lengan gadis itu untuk menenangkannya.
"Aku sungguh tak tahan lagi!" ratap Lu Xi setelah kembali ke kamarnya di wisma tamu. "Orang-orang di sini menghindariku. Menunjukkan ketidakpuasannya secara terang-terangan. Aku mau pulaaaaaaaang….!"
"Putri… Anda tidak boleh gegabah," An Zu berusaha membujuknya.
"Aku tak mau menikah dengan Pangeran Zhujia!" rengek Lu Xi semakin jadi. "Aku tak mau belajar Tiga Kepatuhan, Empat Kebajikan, bermain kecapi, bermain catur, kaligrafi, melukis…"
Bersamaan dengan itu, Han Luo memasuki kamarnya. "Belum tiga hari kau sudah banyak mengeluh!" erangnya seraya menghampiri Lu Xi.
"Pokoknya aku mau pulang!" rengek Lu Xi bersikeras.
"Lu Xi, kalau kau lari dari pernikahan, Bangsa Han takkan menerimamu," Han Luo menasihati.
"Kalau begitu, aku akan pergi berkelana, berkeliaran mencari nafkah sendiri," tukas Lu Xi dengan wajah cemberut.
Han Luo terkekeh tipis dengan sikap mencemooh. "Kau bahkan tak bisa mencuci bajumu sendiri, tak bisa bangun pagi, tak kuat menahan lapar!"
"Orang-orang di sini terlalu sombong," gerutu Lu Xi dalam gumaman tak jelas seperti orang sedang berkumur. "Mereka tidak menyukaiku. Mereka pasti akan memikirkan cara untuk menyiksaku sepanjang waktu. Apa kau tega membiarkanku hidup dalam kondisi buruk seperti ini?"
"Lu Xi!" Han Luo melingkarkan sebelah lengannya di bahu Lu Xi. "Kau memiliki darah Han di dalam dirimu. Setiap tetes darah Bangsa Han sangat berharga. Siapa pun yang menumpahkan darahmu akan membayar mahal!"
Lu Xi langsung terdiam.
Menurut legenda, keturunan murni Bangsa Han memiliki darah yang istimewa. Di mana setiap orang yang menumpahkannya akan terikat kutukan sehidup semati. Jika ia terluka, orang yang melukainya ikut terluka. Jika luka itu sampai merenggut nyawa, orang yang melukainya juga ikut meregang nyawa.
Ini disebut Kutukan Darah!
Satu-satunya cara untuk terhindar dari Kutukan Darah Han adalah dengan menghabisi mereka tanpa menumpahkan darahnya.
Itu adalah rahasia Bangsa Han.
Setelah kakaknya pergi, Lu Xi masih bersikeras mencari cara untuk membatalkan perjodohannya.
"Kalau tak bisa lari dari pernikahan, satu-satunya cara untuk membatalkan perjodohan ini adalah membuat mereka tak tahan menghadapiku," cerocos Lu Xi pada pelayan dan pengawalnya.
"Itu terlalu berisiko," protes An Zu keberatan. Ia tahu persis cara khas Lu Xi membuat orang tak tahan.
Itu artinya berbuat onar, melanggar tata krama, berlagak gila. Sama seperti yang dilakukannya pada ayahnya selama ini!
"Melanggar aturan bisa mendatangkan hukuman," An Zu menasihati.
"Kalau tidak melanggar aturan, bagaimana bisa membuat mereka tak tahan?" sergah Lu Xi beralasan.
"Di dalam setiap pertarungan, yang terpenting adalah menemukan kelemahan lawan," tutur An Zu dipenuhi makna.
"Menemukan kelemahan lawan?" Mata Lu Xi seketika berbinar-binar penuh harapan. Pikirannya yang terlalu aktif tidak membuang-buang waktu dalam menawarkan beberapa pilihan mengenai gagasan yang membuatnya kembali bersemangat.
Pikiran pertamanya tertuju pada pria yang akan melakukan perjodohan dengannya.
Aku harus tahu segala sesuatu yang paling dibencinya! pikir Han Lu Xi.
Beberapa saat kemudian, Lu Xi sudah mengendap-endap di sekitar Kediaman Pangeran Keempat.
Kediaman Raja Yu!
Tapi Tianyu adalah pecinta ketenangan di samping maniak kebersihan. Kediamannya dikelilingi tembok tinggi dengan gerbang ganda tertutup.
Lu Xi sampai harus memanjat dinding untuk sekadar mengintip pekarangannya.
Pria ini pasti sangat merepotkan, pikirnya seraya menarik tubuhnya ke puncak dinding dengan hanya bergantung pada kedua tangannya.
Ia berhasil menarik dirinya ke atas sembari terengah-engah, itu pun hanya sebatas bahu. Ia menarik kedua sikunya ke puncak pagar dinding itu dan memeluk ujungnya, kemudian melongokkan kepalanya ke bawah dengan bertumpu pada kedua sikutnya.
Dari keseluruhan situasi yang dilihatnya, Lu Xi sudah bisa menyimpulkan Pangeran Keempat sejenis maniak kebersihan dan kerapian.
Para pelayan dan pengawalnya tak hanya berpakaian rapi dan bersih, tapi juga berkelas dan sangat elegan. Para wanita mengenakan hanfu anggun yang tidak kalah dari kaum bangsawan. Para lelaki mengenakan jubah armor selutut berwarna gelap seperti bangsawan Barat.
Jangan-jangan penampilan Pangeran Keempat seperti Dracula! pikir Han Lu Xi.
Sentakan di ujung gaunnya, membuat Lu Xi nyaris tersedak air liurnya sendiri.
Seseorang menarik ujung gaunnya dari belakang.
Lu Xi meliukkan kepalanya ke samping, kemudian menatap ke bawah. Lalu terpekik kaget hingga cengkeraman tangannya lepas dan merosot ke bawah.
Orang di bawahnya spontan tersentak dan menghambur menangkap pinggang Lu Xi.
BRUK!
Keduanya jatuh terjengkang dan bertindihan.
Mulut Lu Xi terantuk sesuatu yang lembut dan hangat, namun bibirnya berdarah tergigit giginya sendiri.
Mata Lu Xi serentak membulat menyadari tubuhnya menindih seorang pria. Mulut mereka saling beradu satu sama lain. Tangan mereka saling bertautan seperti sedang berpelukan. Mata mereka terbelalak saling menatap.
Mereka membeku dengan posisi itu dalam waktu yang lama, hingga… sang pria mengerjap.
Lu Xi menarik wajahnya cepat-cepat.
Seraut wajah lancip rupawan mengernyit di bawahnya.
Zhu Tian Yu!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sry Handayani
laah /Shy//Shy/
2024-07-01
0
Suezie Anggel
woaaaaaahh🥰🥰🥰💝
2023-09-29
0