Lu Xi berjalan pelan memutari meja, mengambil tempat di sisi Li Qian dan memepetnya dengan agresif. "Tak disangka… Pangeran ternyata begitu tampan," godanya sembari mengerjap-ngerjapkan kedua matanya.
Tianyu mengerjap dan terbelalak melihat adegan itu.
Li Qian tersenyum samar dan menuangkan secangkir teh untuk ditawarkannya pada Lu Xi.
Lu Xi menerimanya sembari mencolek jari Li Qian dengan ujung jarinya.
Li Qian tertawa dalam hatinya, namun raut wajahnya tidak berubah.
Tianyu menelan ludah di balik dinding transparan di sebelah Lu Xi.
Jiao membekap mulutnya dengan kepalan tangan menahan tawa.
Setelah meneguk tehnya, Lu Xi menaruh cangkirnya di meja, kemudian melirik wajah Li Qian sembari mengulum senyumnya.
Li Qian balas tersenyum. Raut wajahnya tetap tidak berubah.
Kenapa tidak terpancing? Apa masih kurang agresif? Lu Xi bertanya-tanya dalam hatinya.
Lalu entah bagaimana, Tianyu bisa mendengar suara Lu Xi sementara gadis itu belum menggerakkan mulutnya.
Apa yang terjadi? pikir Tianyu. Apa hanya perasaanku saja?
Tianyu mengintip lagi ke arah Lu Xi, kemudian mengerutkan keningnya. Ia bisa merasakan kegelisahan gadis itu dan melihat gurat kekhawatiran tergambar di raut wajahnya.
Gunakan cara lain!
Tianyu mendengar suara Lu Xi lagi. Ia mengamati gadis itu dengan mata terpicing. Tapi gadis itu masih membeku dengan mulut terkatup.
Apa sebenarnya yang terjadi? batin Tianyu terkejut.
"Dengar-dengar…" Lu Xi akhirnya membuka suara sembari berpaling sedikit dan tertunduk malu, tapi jemari tangannya merayap di permukaan meja, kemudian mengait jari Li Qian.
Li Qian hampir meledak tertawa.
"Katanya Pangeran menyukai tipe wanita elegan yang penuh inisiatif," tutur Lu Xi sembari mengerling ke arah Li Qian melalui sudut matanya. "Apakah aku memenuhi kualifikasi?" pancing Lu Xi dengan nada menggoda.
Tianyu menelan ludah. Itu tipe wanita yang paling kubenci, pikirnya. Dari mana dia mendapat ide murahan semacam ini? Apakah dia menanyakan tentang kriteria wanita kesukaanku pada seseorang? Orang itu pasti sengaja mengerjainya!
"Wanita adalah makhluk suci," tutur Li Qian dipenuhi kebijaksanaan. "Aku menyukai tipe apa pun."
Apa? Lu Xi memekik dalam hatinya.
Tianyu mendengarnya lagi. Suara terkejut Lu Xi yang terang-terangan. Ia mengintip Lu Xi dengan dahi berkerut-kerut. Mencoba memastikan ia tak salah dengar.
Bagaimana mungkin? Lu Xi membatin getir. Bukankah katanya dia membenci hampir semua wanita?
Sekali lagi, Tianyu mendengar suara hati Han Lu Xi. Apa-apaan ini? pikirnya tak yakin. Apakah aku bisa mendengar suara hatinya?
Tidak mungkin!
Lu Xi mengigit bibir bawahnya. Cara ini tidak berhasil, pikirnya muram.
Tidak salah lagi! pekik Tianyu dalam hatinya. Kali ini ia melihat jelas Han Lu Xi tidak bicara. Tapi ia mendengar suara gadis itu dalam gumaman pelan. Itu suara hatinya! Tianyu menyimpulkan. Pantas saja begitu jujur!
"Jadi…" Lu Xi menarik tangannya menjauh dari tangan Li Qian dan memaksakan senyum. "Aku tidak mengecewakan Pangeran?" tanyanya berbasa-basi.
"Aku menyukai sifatmu," jawab Li Qian jujur. "Bertindak berdasarkan situasi, bisa beradaptasi dengan mudah."
Yang benar saja? batin Lu Xi. Bisa beradaptasi apanya? Aku benci diatur-atur, tak mau belajar Tiga Kepatuhan, Empat Kebajikan, bermain kecapi, bermain catur, kaligrafi, melukis… sifatku yang mana sebenarnya yang kau sukai?
Tianyu hampir meledak tertawa.
"Kalau begitu terima kasih," ungkap Lu Xi mulai tak tahan, lalu memutuskan untuk segera kabur dari tempat itu. "Karena sudah tahu Pangeran tidak kecewa… aku pamit dulu."
Li Qian mengangguk dengan sopan.
Sejurus kemudian, Lu Xi sudah menghambur keluar dan bergegas menyeberangi pekarangan dengan langkah-langkah lebar sembari mengumpat sepanjang jalan.
Jiao meledak tertawa sembari menghambur keluar dari persembunyiannya. Tianyu mengekor di belakangnya sementara tatapannya terpaku pada punggung Lu Xi.
Li Qian hanya tersenyum tipis seraya menyesap tehnya. Tetap tenang seperti karang.
Tianyu duduk bersila di seberang meja di depan Li Qian. Wajahnya berkerut-kerut gelisah.
Jiao masih berdiri di belakangnya, membungkuk menekuk perutnya sembari terbahak-bahak.
Li Qian menatap Tianyu dengan alis bertautan, kemudian meletakkan cangkir teh di tangannya, "Adik?" tegurnya dengan suara tetap stabil. "Kau tidak apa-apa?"
Jiao berhenti tertawa. Kemudian menoleh pada Tianyu.
"Aku tidak apa-apa!" Tianyu menjawab cepat-cepat. "Hanya saja…" ia menggantung kalimatnya dan tercenung sesaat sebelum menambahkan, "Sepertinya… aku bisa mendengar suara hatinya," ungkapnya ragu-ragu.
"Apa?" Kedua kakaknya melengak bersamaan.
"Awalnya aku sendiri juga tak percaya," tutur Tianyu tanpa berani menatap kedua kakaknya. "Aku tahu ini terdengar… konyol!"
"Konyol?" sembur Jiao bernada tinggi. "Ini…" ia menggantung kalimatnya sesaat dan menambahkan, "Ajaib…" katanya dengan suara pelan.
Tianyu dan Li Qian bertukar pandang dengan ekspresi datar. Namun sorot mata keduanya memancarkan kegelisahan.
Tianyu lalu mengerjap dan tertunduk.
"Ceritakan!" Li Qian mendongakkan hidungnya ke arah Tianyu sembari bersedekap.
Tianyu menelan ludah, lalu berdeham. "Kukira… awalnya dia memujimu… lumayan tampan," cerita Tianyu terbata-bata.
"Dia bilang aku begitu tampan!" respons Li Qian. Seulas senyuman miring tersungging di sudut bibirnya.
"Aku mendengar dia mengatakannya ketika di depan pintu," lanjut Tianyu.
"Dia mengatakannya setelah duduk dan memepetku," timpal Li Qian.
Mata Jiao berpindah-pindah dari Tianyu ke arah Li Qian, lalu kembali ke arah Tianyu.
"Saat kau mempersilahkannya duduk… dia bilang ternyata kau juga begitu lembut, begitu berkharisma," Tianyu menambahkan.
"Aku tidak mendengar dia mengatakannya," Li Qian mengaku.
Sesaat seisi ruangan berubah bisu. Tapi Li Qian sudah bisa menyimpulkan adiknya tidak mengada-ada.
Tian Yu jarang sekali memuji orang. Ia mengatakannya dari sudut pandang seorang perempuan.
"Lalu?" Jiao menyela tak sabar. Memecah keheningan dalam ruangan.
"Lalu dia bilang persetan!" lanjut Tianyu.
Kedua kakaknya meledak tertawa.
"Lalu… setelah dia mencolek tanganmu sembari menerima cangkir…" Tianyu menjilat bibir bawahnya dan menyeringai, "Dia melirik wajahmu dan mengatakan, kenapa tidak terpancing?"
Jiao terbahak-bahak.
Li Qian menggeleng-geleng.
"Dia bertanya-tanya… apakah masih kurang agresif?" Tianyu melanjutkan. "Kemudian mencoba cara lain. Menanyakan secara langsung apakah benar kau menyukai wanita agresif. Dan kau mengatakan bahwa kau menyukai tipe apa pun. Dia benar-benar kalang-kabut!"
Kedua kakaknya kembali terkekeh.
"Tampaknya seseorang telah membocorkan rahasiaku padanya," Tianyu menyimpulkan. "Dia tahu pasti aku membenci tipe wanita yang dia perankan dengan berlagak gila. Sifat aslinya tidak seperti itu."
"Dengan kata lain…" Li Qian menyela Tianyu. "Adik Keempat mengenal baik Putri Han ini?"
"Lebih tepatnya mengetahui sisi buruknya!" tukas Tianyu.
"Tunggu sebentar!" Jiao menginterupsi. "Kalau begitu… tujuannya datang ke sini, dengan segala kegilaannya, hanya upaya konyol untuk membuatmu muak dan berinisiatif membatalkan perjodohan?" ia menyimpulkan.
"Tepat!" respons Tianyu dan Li Qian bersamaan.
"Mengenai kemampuanmu membaca pikiran… apakah itu juga berlaku padaku?" Li Qian penasaran.
Tianyu langsung terdiam. Kemudian menatap ke dalam mata Li Qian dengan mata terpicing dan memasang telinga.
Li Qian turut terdiam. Mencoba memikirkan sesuatu.
Tapi lalu Tianyu mendesah dan menggeleng. "Aku tidak mendengar apa pun," ia mengaku.
"Aku memang tidak memikirkan apa pun," jawab Li Qian menyebalkan. Tapi ia bahkan tidak tertawa saat mengatakannya.
Jiao kembali tergelak.
Tianyu membeliak sebal.
"Bagaimana denganku?" Jiao mengajukan diri.
Tianyu berpaling pada Jiao, kemudian mengawasinya dengan dahi berkerut-kerut. "Aku tahu!" desisnya setelah sejenak terdiam. "Kau sedang memikirkan seorang wanita!" terka Tianyu.
"Ternyata kau bisa mendengar pikiranku!" seru Jiao.
"Tentu saja," sahut Tianyu. "Tak butuh keahlian khusus untuk menebak isi otakmu!"
Giliran Li Qian sekarang terkekeh.
Jiao mendelik sebal. "Adik Keempat, aku kan tak pernah jahat padamu. Kenapa kau seketerlaluan ini padaku?"
Tianyu hanya tersenyum miring.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sry Handayani
haha ada ada aje
2024-07-01
0