TRANG! TRANG! TRAAAAANG!
Suara-suara logam yang berbenturan berderak nyaring di dalam kegelapan.
Lu Xi memantul-mantul di tengah-tengah kepungan para pengawal Zhujia, menyapukan tendangan ke sana-kemari, mendaratkan pukulan di sana-sini, menyerampang seperti badai. Anzu menempel rapat di belakangnya seraya mengayun-ayunkan pedangnya, menghalau setiap serangan yang diarahkan pada Lu Xi.
Dua pengawal bayangan Tianyu, Shi Yi dan Shi Mo, memperhatikan pertarungan itu dari tempat tersembunyi.
"Kelihatannya… dia sama sekali tak butuh perlindungan kita," bisik Shi Yi terbata-bata.
Shi Mo tidak menjawab. Perhatiannya terpusat pada gerakan-gerakan Lu Xi. Putri Han ini tak sederhana, pikirnya.
Sekelebat bayangan gelap melesat melewati mereka.
WUSSSHHH!
Kedua pengawal kembar itu serentak membeku. Lalu saling melirik dengan waspada.
"Mungkin Pangeran," Shi Yi berbisik menenangkan saudaranya.
Lalu keduanya kembali bergerak.
WUSSSHHH!
Menyusul sosok lainnya.
Kedua pengawal itu kembali membeku dan menelan ludah.
"Itu jelas bukan Pangeran," bisik Shi Mo dengan suara tercekat.
BRUAK!
Suara berderak di seberang menyentakkan mereka.
Dua pengawal Zhujia terlempar dari atap.
Lu Xi mencelat keluar kepungan, kemudian melesat ke dalam kegelapan. Anzu berhasil menyusulnya tak lama kemudian.
Para tentara Zhujia memburu mereka dari berbagai arah.
Shi Yi dan Shi Mo mengikuti mereka sambil berusaha mempertahankan posisi mereka tetap dalam kegelapan.
Para tentara Zhujia merangsek ke ujung gang ketika Lu Xi dan pengawalnya melompat dari atap. Hampir berhasil mengepung mereka.
Tiba-tiba sebuah bom asap meledak di tengah-tengah kepungan.
WUSSSHHH!
Dua orang pria melesat ke tengah-tengah kepulan asap itu dan menyergap pinggang Lu Xi dan pengawalnya, kemudian melarikan mereka.
Bersamaan dengan itu, dua pria lainnya melemparkan dua tubuh berpakaian ninja ke tengah-tengah kepungan.
GRAAAKKKK!
Mata pedang para tentara Zhujia bertautan dalam kebutaan mereka.
Bersamaan dengan itu, dua pria di atap yang melempar dua ninja tadi melesat pergi dan menghilang bersama dua pria lainnya yang membawa Lu Xi dan mengawalnya.
Ketika kepulan asap memudar, dua tubuh berpakaian ninja sudah tergolek di gang buntu itu.
Para pengawal Zhujia menyeret mereka ke hadapan Zhu Qiao Wu, kemudian melucuti penutup wajah mereka.
Kedua pengawal Tianyu membeku di tempat persembunyiannya. Mengawasi mereka dengan dahi berkerut-kerut. Berpikir keras. Mencoba memahami situasinya.
Zhu Qiao Wu mengerjap gelisah dan menelan ludah dengan susah payah.
Dua pria berpakaian ninja yang dibawa para pengawal itu adalah pembunuh bayaran yang disewanya untuk menghabisi nyawa Han Lu Xi.
Bagaimana bisa mereka? Qiao Wu membatin getir.
Para pengawal mengawasinya dan bertukar pandang.
Mereka tertangkap! Qiao Wu menyimpulkan. Bangsa Han sedang berusaha mengirimkan peringatan dengan cara halus! pikirnya.
Bersamaan dengan itu, Pangeran Kedua Bangsa Han, kakak Lu Xi, Han Luo muncul dari perempatan, dikawal sepuluh ksatria berkuda.
Dengan sorot tajam dari seberang pasar malam, Han Luo membelokkan kudanya dengan derap langkah gagah.
Dan setengah dari pasukan tentara asing itu merasa seperti… mendapat peringatan.
Beberapa orang sebenarnya terkesiap.
Pangeran Kedua Bangsa Han itu tampak sama angkuhnya dengan Zhu Qiao Wu saat ia duduk dengan arogan seperti itu. Kudanya tampak seperti menari di bawahnya.
Sementara itu…
Lu Xi sudah kembali ke kediamannya.
Tapi…
"Mmmmm! Mmmmmm!" mulut gadis itu dibungkam saputangan yang diikat kencang di belakang kepalanya. Kedua tangannya diikat di belakang tubuhnya. Kedua kakinya diikat ketat jadi satu.
Lu Xi menggeliat-geliut dan meronta-ronta, mengentak-entakkan kakinya ke lantai sembari menggeram.
Pelayan pribadi dan pengawal bayangannya bertukar pandang di depan pintu di luar kamarnya dengan raut wajah tak berdaya.
Dua utusan Kaisar mengawasi mereka dengan ketat.
Kaisar memerintahkan mereka untuk mengurung Lu Xi dalam kamarnya sejak pulang dari pasar malam.
Dua pria yang melempar bom asap dan menyelamatkan Lu Xi dan pengawalnya, dua pria lain yang menukar mereka dengan utusan Zhujia yang tertangkap sedang mengendap-endap di kediaman Lu Xi, keempatnya adalah pengawal setia Pangeran Kedua. Tapi dua di antaranya juga kaki-tangan Kaisar.
Jadi misi mereka tak hanya menyelamatkan Lu Xi, tapi juga menangkapnya.
Sekarang Lu Xi tak bisa melarikan diri lagi.
Bahkan kakaknya tak bisa menolong!
Keputusan Kaisar adalah hukum. Tidak seorang pun bisa menentangnya.
Satu-satunya cara hanyalah meyakinkan Lu Xi bahwa perjodohan ini lebih menantang dari menyamar sebagai pria.
Jadi, Han Luo memutuskan untuk membujuknya.
Ia membuka pintu kamar adiknya dan melangkah masuk.
Mata Lu Xi spontan membulat dan berbinar-binar.
Han Luo membungkuk di atas kepala Lu Xi seraya tersenyum manis, kemudian menurunkan penutup mulut adiknya, tapi tidak melepaskan ikatan tangan dan kakinya.
"Kakak!" rengek Lu Xi semenyedihkan mungkin.
Han Luo mendudukkan dirinya di samping Lu Xi di tepi tempat tidurnya. "Sudahlah!" bujuknya. "Jangan membantah lagi! Kau tahu apa hukumannya menentang Dekret Kaisar?"
"Tapi—" Lu Xi mengatupkan mulutnya dengan cemberut. "Pangeran Zhujia itu bukan tipeku," katanya seraya tertunduk muram. "Penjahat itu saja masih jauh lebih tampan darinya," gerutunya dalam gumaman tak jelas.
"Penjahat apa?" tanya Han Luo.
"Tidak! Tidak!" elak Lu Xi cepat-cepat.
Han Luo menaikkan sebelah alisnya. "Kau sudah punya pacar?"
"Mana ada," gumam Lu Xi seperti sedang berkumur.
"Yang datang hari ini adalah Pangeran Kedua," Han Luo memberitahu. "Bukan orang yang akan melakukan perjodohan denganmu."
"Apa bedanya?" gerutu Lu Xi tak mau tahu. "Pria Zhujia sama sekali tidak menarik."
"Apa pentingnya menarik atau tidak?" Han Luo menasihati. "Pernikahan politik tidak melibatkan urusan pribadi. Yang perlu kau lakukan hanyalah menjalankan misi."
"Misi?" Lu Xi akhirnya mengangkat wajah dengan ketertarikan baru.
"Ya, Misi!" jawab kakaknya meyakinkan. "Ini disebut Misi Diplomatik. Sama halnya seperti kau dikirim ke markas musuh untuk menyamar. Mengandalkan taktik, bertindak diam-diam. Bukankah selama ini kau sudah cukup terlatih? Menyamar sebagai pria, sebagai penyamun, gelandangan, berandalan?"
"Aku mengerti!" seru Lu Xi bersemangat.
"Tapi—" Han Luo memotong cepat-cepat. "Di sini, kau akan berperan sebagai penggoda. Menaklukkan musuh dengan pesona. Mengorek informasi dengan cara halus, mencoba menemukan kelemahan lawan melalui pendekatan."
"Hmh!" Lu Xi mengangguk dengan semangat.
"Selama kau berada di sana. Jangan pernah menyamar sebagai penyamun lagi! Atau sebagai gelandangan, atau sebagai berandalan." Han Luo memperingatkan.
"Kenapa?" tanya Lu Xi setengah mengerang.
"Tidak ada yang akan membayar ganti rugi di belakangmu!" jawab Han Luo berterus terang.
"Apa?" Lu Xi mengerutkan keningnya.
"Benar," sela Luo serius. Raut wajahnya berubah drastis. "Selama ini, aku selalu membayar ganti rugi di belakangmu. Itulah sebabnya semua orang di sini tak pernah mempermasalahkan kejahatanmu!"
"Tapi—" Lu Xi tergagap-gagap.
"Semua orang di kota ini tidak berani melawanmu bukan karena takut padamu," sergah Han Luo seolah bisa membaca pikiran Lu Xi. "Tapi karena kau Putri Kaisar!"
Lu Xi langsung melemas.
"Di Zhujia nanti kau bukan lagi Putri Kaisar," Han Luo mengingatkan. "Tidak ada orang yang akan melindungimu. Ini adalah perjuangan yang sebenarnya!"
"Aku mengerti," potong Lu Xi menyerah.
Keesokan harinya, Lu Xi berangkat dengan patuh, membawa serta pelayan pribadi dan Pengawal Imut-nya.
Pangeran Kedua, Han Luo, mengantar langsung Han Lu Xi sampai ke ibukota Jiyou. Dipandu utusan Zhujia.
Zhu Tianyu dan kedua pengawalnya terus memantau perjalanan itu dari tempat tersembunyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Suezie Anggel
wooowww💝💝💝💝🥰🥰
2023-09-25
0