"Dengar!" kakak Han Lu Xi memperingatkan kedua pengawalnya setelah pelayan pribadinya selesai menata rambutnya, "Nanti malam… Tuan Putri… ingin keluar," ia menjelaskan dengan hati-hati. "Kalian tahu apa yang harus dilakukan? Jangan buat kegaduhan. Jika kalian menemukan gerak-gerik penyusup yang mencurigakan… pura-pura saja tidak melihat."
"Baik!" Kedua pengawal itu membungkuk dengan kedua tangan tertaut di depan wajah. Lalu keduanya memohon diri dan menyebarkan perintah itu pada para penjaga secara diam-diam.
Begitu malam tiba, para penjaga itu melihat pergerakan mencurigakan di tembok benteng di pekarangan belakang kediaman Lu Xi. Seseorang mengenakan pakaian serba hitam, lengkap dengan jubah gelap dengan tudung kepala dan penutup wajah mengendap-endap dalam kegelapan, menggelantung dan merayap di dinding benteng.
Dua penjaga yang sedang patroli serentak berhenti.
Seseorang yang sedang menggelantung di dinding benteng itu seketika membeku.
Dua pengawal itu menggulirkan mata mereka dan berbalik cepat-cepat. Pura-pura tidak melihat.
Celakanya, penyusup di tembok benteng itu adalah penyusup sungguhan.
Tuan Putri mereka belum selesai berdandan.
Melihat reaksi para pengawal itu, si penyusup mengerutkan keningnya.
Tak lama kemudian, dua pengawal lain muncul dari sisi lain.
Penyusup itu segera melompat ke atas.
Tapi reaksi kedua pengawal itu juga sama saja. Berbalik cepat-cepat dan bergegas pergi.
Ada apa dengan para penjaga ini? Penyusup itu bertanya-tanya dalam hatinya.
Tiba-tiba seseorang dengan pakaian ninja, lengkap dengan ikat kepala kain hitam yang menjadi satu dengan selubung wajah meletakkan tangga dari bambu ke dinding benteng, tepat di bawah penyusup itu, kemudian menaiki tangga dan menyergap pergelangan tangan si penyusup.
Penyusup itu spontan membeku.
Seorang pencuri bekerja sama dengan orang dalam! Penyusup itu menyimpulkan.
Penyusup yang membawa tangga itu menarik dirinya ke atas dengan menjadikan tangan penyusup yang pertama sebagai pegangan. Kemudian mendudukkan dirinya di sisi penyusup yang pertama sembari terengah-engah.
Penyusup pertama meliriknya dengan mata terpicing. Apakah pencuri ini mengira aku rekannya? pikirnya.
Penyusup kedua yang membawa tangga itu adalah Han Lu Xi, dan ia mengira penyusup di sampingnya pengawal bayangannya yang tampan dan setia. Lalu dengan tanpa ragu, Lu Xi menarik lengan penyusup itu ketika ia merayap turun ke luar benteng dengan menggunakan tali yang sudah diikatkan pada sebatang pohon di dekat tembok benteng.
Penyusup itu mengikutinya saja untuk mencegah kehebohan. Dasar pencuri amatir! pikirnya.
Lu Xi menarik lengan baju penyusup itu ke ujung gang dan membawanya berlari.
Penyusup itu menyentakkan tangannya, mencoba melepaskan diri.
Tapi Lu Xi mengetatkan cengkeramannya dan memaksanya untuk terus berlari.
Di samping sebuah kedai makanan, Lu Xi akhirnya berhenti dan melepaskan cengkeramannya. Lalu melepaskan penutup wajahnya seraya membungkuk menekuk perutnya dengan napas tersengal.
Penyusup itu tersentak, ia mengenali wajah Han Lu Xi. Beberapa hari lalu gadis itu mencuri kantong uangnya. "Bocah Tengik!" geramnya seraya menyambar tangan Han Lu Xi.
Lu Xi terperanjat dan tergagap-gagap. "An Zu, kau kenapa?" tanyanya tak mengerti.
Penyusup itu merenggut penutup wajahnya dan mengetatkan rahangnya.
Mata Lu Xi spontan membulat. Tatapannya sekarang terpaku pada wajah lancip rupawan dengan sepasang mata rubah di atas hidung mancung mendongak.
Zhu Tian Yu!
"Kenapa bisa kau?" Lu Xi terpekik dan tergagap. Matanya mengerjap-ngerjap dengan ekspresi konyol.
Sebenarnya, Tianyu menyelinap ke kediaman Lu Xi hanya untuk memastikan Pangeran Kedua tidak mengirim orang untuk mencelakai calon mempelainya. Siapa sangka calon mempelai yang diduganya sebagai anak laki-laki liar yang suka mencuri itu malah merusak rencananya.
Tianyu mendesah kasar dan menyentakkan tangannya dari cengkeraman Lu Xi.
Lu Xi terhuyung dan tergagap-gagap. "Di mana An Zu? Bagaimana bisa kau ada di sini?"
"Kau yang menarikku!" hardik Tianyu tak sabar.
"Tunggu dulu," tiba-tiba saja Lu Xi memicingkan matanya, kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Tianyu.
Tianyu menarik wajahnya menjauh.
"Apa yang kau lakukan di benteng rumahku?" tanya Lu Xi sembari menudingkan telunjuk di depan wajah Tianyu.
"Rumahmu?" Tianyu menautkan alisnya.
"Aku tahu…" desis Han Lu Xi bernada menuduh. "Kau pasti sedang mencuri!"
Tianyu mengeplak telunjuk Lu Xi, menyingkirkannya dari depan hidungnya.
"Katakan! Apa yang kau curi dari rumahku?" desak Han Lu Xi sembari meraba-raba pinggang Tianyu.
Tianyu menyergap kedua tangan gadis itu dan menyentakkannya. "Kau kira aku percaya itu rumahmu," dengusnya. "Kau sendiri seorang pencuri!"
"Aku tidak mencuri di rumahku sendiri!" sergah Lu Xi tanpa beban sedikit pun.
"Minggir!" sembur Tianyu sembari mendorong Lu Xi.
"Hei—" Lu Xi merenggut jubah Tianyu dan menahannya. "Siapa yang mengizinkanmu pergi?" geramnya.
Tianyu mendesah kasar dan memutar-mutar bola matanya dengan eskpresi sebal. "Lepaskan!" desaknya seraya menepiskan cengkeraman Lu Xi.
Bersamaan dengan itu, pengawal bayangan Lu Xi menyeruak dari ujung gang, membawa perangkat panahan dengan tergopoh-gopoh. "Putri!" panggilnya terengah-engah.
Putri? Tianyu tersentak dan terbelalak. Lalu menoleh ke arah Lu Xi dengan mata terpicing. Bocah tengik ini…
"Ssssttt!" Lu Xi mendesis ke arah pengawalnya seraya membungkuk, menempelkan telunjuk ke mulutnya.
Pengawal itu berhenti dan tergagap, kemudian melirik ke arah Tianyu. Pengawal berwajah imut itu terperangah dengan mata dan mulut membulat. Ia mengenali wajah Tianyu.
Tianyu juga mengenalinya. Bocah tengik kedua yang menghalangiku sewaktu aku berusaha menangkap pencuri kecil ini, pikirnya.
Pengawal itu menghambur ke arah Tianyu, bersiap untuk mengatakan sesuatu.
Tapi Lu Xi buru-buru menahan pengawal itu dengan merentangkan tangannya di depan Tianyu. Lalu ia merenggut lengan baju Tianyu dan menariknya menjauh dari pengawal itu, kemudian menjambak kerah mantelnya hingga membungkuk, "Kau harus membantuku," bisiknya bernada mengancam. "Kalau tidak…" ia menyorongkan wajahnya ke wajah Tianyu.
Tianyu menarik kepalanya ke belakang, menjauhkan wajahnya sambil mengernyit.
"Aku akan menyuruh An Zu membawamu ke pengadilan," ancam Lu Xi sembari menunjuk pengawalnya dengan ekor matanya.
Tianyu mengerang dalam hatinya.
"Apa kau mengerti?" Kuku Lu Xi menancap di lengan Tianyu.
"Baiklah, baiklah!" sahut Tianyu sambil meringis.
Lu Xi melepaskan cengkeramannya sembari mendesah dan menyeringai, menampakkan ekspresi senang seorang anak kecil.
Tianyu mendengus tipis dan membeliak sebal. Kenapa nasibku begitu sial? pikirnya. Calon permaisuriku ternyata seorang penyamun tak masuk akal!
Sampai-sampai aku sendiri pernah menjadi korban.
Tak mungkin karena kekurangan uang, kan?
Dia putri kaisar! Tianyu tak habis pikir.
Apa jadinya pernikahan kami? Tianyu bergidik membayangkan masa depannya.
An Zu mengawasi Tianyu dengan curiga, tapi tidak berani berkomentar.
"Sekarang katakan apa yang harus kulakukan?" tanya Tianyu bernada jengkel. Pasti sedang merencanakan pencurian lagi, pikirnya.
Lu Xi mengerling ke arah pengawalnya. Kemudian pengawal itu menghampiri mereka dan menyerahkan perangkat panahan yang dibawanya.
Lu Xi merenggut lengan baju Tianyu sekali lagi, dan mendekatkan wajahnya lagi, "Kau bisa memanah?" tanyanya seraya menaik-naikkan sebelah alisnya.
"Hmh!" Tianyu menjawab singkat sembari menarik wajahnya menjauh.
"Baguslah!" seru Lu Xi bersemangat, kemudian menyampirkan quiper ke punggungnya dan menenteng busurnya di tangan kiri. Lalu menarik Tianyu ke bagian belakang kedai makanan tadi.
Tianyu mengerang lagi. Paling tidak keselamatannya masih terjamin, pikirnya. Kalau bukan karena adikku akan dihukum jika terjadi sesuatu padamu, aku takkan peduli! rutuknya dalam hati. Kemudian mengerling melewati bahunya.
Anzu tidak mengikuti mereka.
"Sebenarnya toko apa yang ingin kau rampok?" tanya Tianyu acuh tak acuh. "Toko senjata? Toko perhiasan?"
"Ssssttt!" Lu Xi mendesis seraya mengetatkan cengkeramannya di lengan Tianyu. "Kecilkan suaramu. Kita bukan mau merampok!"
"Lalu kenapa kita mengendap-endap?" Tianyu balas mendesis sembari memelototinya.
"Ini namanya misi pembantaian," bisik Lu Xi dengan dramatis.
Tianyu tertawa dalam hatinya. Sebenarnya dia idiot jenis apa? pikirnya merasa tergelitik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Suezie Anggel
horeeeeee💝🥰🥰
2023-09-25
0