7. Tour Melayang-layang

Sopinah terkejut melihat ini semua. Dia bertanya-tanya apakah dirinya sudah transmigrasi ke alam lain? Dia melihat ke sekeliling untuk mencari mas-mas berwajah seram berjubah hitam yang menggenggam cluriit panjang seperti dalam film 'Scream'.

Wujud itu dipercaya sebagai malaikat penjemput nyawa. Itu adalah jemputan yang ditakuti oleh semua orang yang masih hidup. Kadang dia kesal karena jemputannya tak ditunggu seperti jemputan pacar.

Nihil dari wujud hitam besar itu, mata Sopinah meneliti alat-alat yang berada di sekeliling tubuhnya. Tidak ada alat yang memonitor jantung seperti yang sering ia saksikan di film-film.

Dadanya kembang kempis membuat Sopinah lega. Setidaknya sekarang ia masih bernapas. Dia kemudian melihat proses operasi. Dia meringis, bersiap merasa jijik jika harus melihat hal-hal menjijikkan.

Lhoh, kirain operasinya bakal dibedah besar terus diodel-odel kayak ibu kalau lagi bersihin jeroan ayam. (Sopinah).

Operasi yang dilakukan bukanlah laparotomi atau operasi bedah terbuka. Operasi yang dilakukan pada Sopinah adalah laparoskopi yang hanya membutuhkan sayatan tidak terlalu besar.

Dokter memegang alat laparoskop yang telah tersemat kamera yang terhubung dengan layar besar. Pandangan mata dokter fokus pada layar itu.

"Oh, canggih bener jaman sekarang. Eh ...." Sopinah menutup mulutnya, takut dibilang norak karena baru tahu alat operasi ini.

Seperti tadi, tidak ada yang melihat dan mendengar Sopinah versi astral.

"Woy! Dokter ganteng! Hahahah, nggak ada yang bisa denger aku. Asyik juga."

Dia pun iseng turun dari meja operasi untuk berjalan-jalan. Dia terkaget dengan kakinya yang tetap utuh tapi berjalan melayang, terbang.

Dia mendekati para dokter, mencolek-colek mereka tapi tak bisa, selalu tembus. Dia menoleh ke sebuah mesin yang dioperasikan oleh dokter yang dijuluki dokter ologig.

"Oh ini Dokter Ologig? Lhoh name tagnya Dokter Antoni kok. Apa nama panjangnya Antoni Ologig?" Sopinah bebas ngoceh tanpa didengar siapa pun di sana. "Eh, dia ini dokter apaan sih kok nganggur? Terus ini mesin apaan?"

Sopinah melihat name tag sang dokter dengan seksama yang bertuliskan dr.Antoni, Sp.An.

"Akh, nggak bisa browsing di Mbah Tugel ini singkatannya apaan."

Dia melanjutkan touring kecilnya untuk berkeliling bebas di rumah sakit itu. Keluar dari ruang operasi tanpa menggunakan pintu, dia melihat pemandangan pertama adalah bapak ibunya yang panik di ruang tunggu.

Doa tak lepas mereka panjatkan untuk kesuksesan operasi dan kesembuhan Sopinah. Gadis itu sedih telah membuat kedua orang tuanya khawatir. Dia memeluk kedua orang itu tapi tak bisa.

"Kamu ngapain peluk-peluk?"

"Aaarrrggghhh ... Kun Kun!" Sopinah terkejut melihat sosok yang tak ingin ditemuinya, sesosok wanita melayang.

"Apaan sih panggilnya Kan Kun Kan Kun, ngerusak nama aja!"

Sopinah tak mampu berkata-kata dengan jelas dan baik. Dia hanya bisa menganga melihat penampakan jelas di depan matanya. Yang biasanya diam dan tertawa dengan nada tinggi pun kini berbicara lancar.

"Ngapain mangap-mangap, sesama hantu nggak usah sok takut gitu deh. By the way, namaku Rosi bukan Kunti. Oke?!" ucap wanita berambut panjang berdaster putih yang oleh manusia umum disebut kunti itu.

Sopinah mengangguk, tapi kemudian mengernyit. Mengapa dirinya disebut hantu padahal raganya jelas-jelas berada di meja operasi, masih bernapas dan jantungnya masih berdetak. Bagaimana bisa dia disetarakan dengan makhluk di depannya.

"Ta--tapi a--aku masih hidup deh. Aku manusia. Kayaknya ini cuma mimpi."

"Kamu nggak mimpi, dan kita ini sama aja."

"Beda lah," bantah Sopinah yang masih ragu dirinya berada di alam mimpi atau alam apa namanya ini.

"Kamu nggak mau disamain sama aku? Rasis juga ya kamu!"

Mata Sopinah melotot melihat sesosok lagi datang mendekati mereka. Sosok itu tak jauh beda dari Rosi alias Kunti. Hanya saja, wajahnya lebih berkeriput, rambutnya putih. Pastinya dia lebih senior.

"Rosi, udah sapu bagian situ belum?" tanya sosok kunti oldies itu.

"Sudah, Madam Monik. Oh iya, ini ada pendatang baru," kata Rosi sembari menunjuk Sopinah.

Madam Monik memandangi Sopinah. Wajah keriput pucat itu melengkungkan senyum. "Hai, Sopinah. Aku Madam Monik. Panggil aja Madam biar lebih akrab."

"I--iya, Mbah, eh Madam."

Tak lama Madam Monik menjauh, meninggalkan Sopinah dan Rosi. Sopinah menggeleng-gelengkan kepala, meyakini ini semua hanyalah mimpi yang ia alami. Mimpi ter-enggak banget deh!

Rosi mendengus. "Akh, biasa anak baru masih nggak percaya. Masih mikir ini mimpi ya, Pin?"

Sopinah tersadar bahwa Rosi dan Madam Monik telah mengetahui namanya. Apakah kunti-kunti itu diam-diam melihat akun sosmed milik Sopinah? Apakah mereka ngefans?

"Nggak usah heran, dari tadi kamu sliweran dari ruang itu ke ruang ini. Bapak ibumu sama dokter-dokter dari tadi nyebut namamu. Makanya aku sama Madam tahu namamu."

"O--oh."

Sopinah yang sedari tadi lebih banyak memandang ke arah Rosi secara lebih intens. Semakin diperhatikan, wajah itu semakin familiar.

"Hah ... Mbak Rusma?!"

"Rosi! Namaku Rosi, bukan Rusma."

Tak lama perawat bernama Rusma yang pernah ditemuinya kala menengok buliknya lewat.

"Nah itu! Kayak kembar!"

"Iya sih, tapi cantikkan aku, kan?" kata Rosi.

Sopinah memandangi Rosi yang berwajah sangat pucat dengan mata menghitam. Namun, dia tak tega mengatakan bahwa Rusma lebih cantik.

"Co--coba pakai eyeshadow yang warna terang aja," saran Sopinah yang memiliki referensi dandanan ala negeri yang penuh dengan idol cantik ber-make up natural. "Terus pakai liptint biar nggak pucet."

"Haish, kamu belum tahu aku yang asli makanya ngomong gitu."

Rosi mengajak Sopinah melayang-layang bersama. Sungguh enteng dan cepat. Untuk menuju ujung ke ujung, mereka hanya membutuhkan waktu 2 detik.

Sopinah membaca nama pasien yang sedang dirawat di sebuah bangsal VIP, 'Nn. Stella Putri Mandala.' Dia menembuskan kepalanya untuk melihat seperti apa ruangan dan pasien di dalamnya.

Rosi turut melakukan itu. "Pasien itu kemarin kena pecahan kaca."

Sopinah manggut-manggut. "Kakak itu pasti anak orang kaya ya? Dirawatnya di ruang VIP."

"Akh, kaya miskin cuma perspektif orang-orang rasis kayak kamu," jawab Rosi. "Semua ruangan di sini sama aja perasaan."

Rosi menarik Sopinah dari ruangan itu.

Seorang dokter tampan melewati mereka, Dokter Daniel. Di belakang dokter itu ada sosok yang mengikutinya, sangat mirip tapi pucat, bermata hitam seperti mata Rosi dan sedikit mengeluarkan darah di sudut mulutnya.

"Hai, Dani," sapa Rosi.

Lelaki pucat mirip Dokter Daniel itu tersenyum manis dan menjawab dengan sangat ramah. "Hai, Ros."

Tiba-tiba laju Sopinah berhenti. "Lhoh kok macet?"

Rosi bergumam, "Hmm, waktu tour kita udah habis deh kayaknya."

"Habis?"

"Iya. Bye bye, Sopinah. Besok ketemu lagi ya?"

Ingin menjawab 'tidak' tapi sekali lagi tak tega menyakiti hati Rosi. "Iya, daaah!"

Badan Sopinah melayang mundur perlahan ke arah ruang operasi. Semakin lama lajunya semakin cepat. Dia pun tersedot ke badannya.

***

"Sopinah ... bangun!" panggil seseorang disertai senggolan-senggolan di lengannya.

"Rosi, kamu pucet. Kamu itu kunti! Lain kali pake BB cream terus pake liptint biar bibirnya nggak pecah-pecah!" Dalam keadaan masih setengah sadar, Sopinah berteriak tak beraturan. "Hoy, Nida! Aku tahu tas kamu baru dan bagus! Tapi buat apa tas bagus-bagus kalau hatimu busuk!" *

"Dik Sopinah, bangun, Dik. Siapa yang hatinya busuk? Nida atau Rosi?"

Sopinah masih meracau yang tidak jelas. Setelah entah guncangan ke berapa, akhirnya gadis itu bangun.

"Dik, Rosi siapa yang mukanya pucet? Temen sekolah ya? Yang tasnya baru siapa tadi? Nida?" ledek seorang dokter yang jahilnya sedang kumat.

Astaga, kok dokter ini bisa tahu aib-aibku? (Sopinah). []

Bersambung ...

***

* Sp.An\= spesialis anestesi

* adegan Sopinah meracau\= bagi pasien yang baru saja dibius total, biasanya akan meracau tidak jelas, berteriak, bahkan ada yang bernyanyi.

Terpopuler

Comments

hanhan

hanhan

aku pernah dibius abis operasi, menggigil banget.. berasa kaya mau koit bener

2023-09-28

1

Ai Emy Ningrum

Ai Emy Ningrum

ceu @Andini Andana kadieu atuh ,ada dedemit newbie nih 👻👻👻/Shy/

2023-09-28

2

Ai Emy Ningrum

Ai Emy Ningrum

Kunti paruh baya ,kunti lansia jg 😂😂

2023-09-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!