AKANE Love And Assassin
Desa kamui adalah desa kecil paling ujung selatan jepang yang terkenal dengan sebutan desa nelayan, warganya sejahtera dan damai. mata pencaharian mereka mencari ikan dan sebagian kecil Bertani, Inilah awal kisah ini.
Aku adalah Akane gadis kecil berusia 12 tahun dari keluarga sederhana yang sehari - hari hanya bermain dan membantu ibuku memasak.
Dan kakak laki - laki akane bernama Akamaru yang berusia 15 tahun selalu menjadi andalan ayah kami untuk membantu mencari ikan di laut dengan alat pancing sederhana
Di tahun 1902 ini, seluruh masyarakat Jepang sangat cemas karena adanya perang.
TENDO pasukan keshogunan yang ingin jepang menjadi negara pemerintahan. dan HAJIME pasukan pemberontak yang selalu menentang keshogunan untuk menjadi pemerintahan.
Perang terus terjadi dan banyak nyawa yang melayang, akan tetapi desa kami belum tersentuh adanya perang. Sumber daya kami melimpah
.........
Dan apa yang selama ini desa kamui takutkan terjadi, perang besar terjadi dipusat kota dan pasukan TENDO yang dipimpin oleh komandan Hayate dapat memukul mundur pasukan pemberontak HAJIME yang dipimpin oleh ketua Arashi
Perang terjadi selama 3 hari 2 malam tanpa henti, pasukan pemberontak HAJIME kocar kacir berlari menyelamatkan diri dari kejaran pasukan TENDO.
Dan beberapa pasukan HAJIME berhasil kabur dari kejaran pasukan TENDO dan 20 orang menyebrang lewat laut dengan perahu warga yang kebetulan di daerah pelabuhan, dengan kondisi yang terluka pasukan pemberontak yang di perahu mendayung sekuat tenaga untuk menemukan daratan.
Alhasil mereka menemukan desa kamui. Saat mereka sampai di daratan, warga desa membantu pasukan pemberontak yang terluka untuk diobati. Tapi susu dibalas air tuba, warga desa kamui malah diserang oleh pasukan pemberontak untuk dijarah.
Warga desa yang melawan langsung dibunuh tanpa ampun dan remaja wanita dibawa oleh mereka.
Aku dan kakakku Akamaru, berhasil kabur bersama kedua orang tua kami. Desa kami dibakar oleh pasukan pemberontak.
Desa yang awalnya damai dan sejahtera lenyap dalam semalam, mayat - mayat warga desa kamui banyak tergeletak di tanah.
Aku sekeluarga berlari menuju hutan, tetapi kami diketahui oleh salah satu pasukan pemberontak.
Kami sekeluarga dikejar dalam hutan oleh pasukan pemberontak, demi aku dan kakakku. Orang tua kami menyerang pasukan pemberontak.
"Lari....!!! Akamaru, Akane" teriak ibu
Ayah kami melawan dengan pedang yang dibawanya, tetapi pasukan pemberontak terlalu banyak. Kedua orang tua kami tertebas oleh pasukan pemberontak dan Kedua orang tua kami tewas
Aku dan kakakku berlari sambil melihat kebelakang dan menyaksikan kedua orang tua kami terbunuh, sambil menangis. Kakakku menarik ku sekuat tenaga karena aku ingin menolong kedua orang tuaku.
"Akane, cepat kita lari, kita takkan bisa melawan mereka" ucap kakakku sambil menarik ku kedalam hutan
"ayah.. Ibu .. "teriakku sambil menangis
Akhirnya aku dan kakakku berhasil kabur dari kejaran mereka, kami sampai disebuah kuil tua kosong. aku dan kakakku masuk dalam kuil itu.
"ayah.... Ibu..." ucapku sambil menangis
"bersabarlah Akane, jangan sia - siakan pengorbanan ayah dan ibu kita" ucap Akamaru sambil memeluk Akane
Keadaan diluar Hujan sangat lebat, suara guntur menggema di langit. aku dan kakakku tertidur dalam kuil sampai pagi hari
.....................
Suara kicau burung terdengar dan hujan telah berhenti, pagi telah tiba. kakakku Akamaru terbangun dari tidurnya dan melihat keluar jendela kuil untuk cek keadaan
"kkrrreeeeeekkkk" bunyi pintu kuil yang terbuat dari kayu
Akane mendengar suara langsung terbangun dari tidurnya.
"kakak mau kemana? Tanya akane
"sstttt,, kakak ingin melihat keluar apa sudah aman, tunggu disini" jawab Akamaru dengan nada pelan
Akamaru langsung pergi keluar mengelilingi kuil dan melihat sekitaran kuil, tak berselang lama Akamaru kembali kedalam kuil dan menutup pintu kuil.
"kita aman, ayo kita lihat desa" ajak Akamaru
Sambil menganggukkan kepala Akane langsung berdiri dan berjalan keluar dengan Akamaru. mereka berlari keluar hutan menuju desa Kembali
Dan diperjalanan Akane dan Akamaru melihat jasad ayah dan ibunya tergeletak penuh luka tebasan pedang, sontak Akane langsung berteriak menangis sambil memeluk jasad ibu. Akamaru yang juga ikut sedih menahan tangis sambil menenangkan adiknya akane
Akane dan Akamaru menggali tanah untuk menguburkan kedua orang tuanya, setelah semua selesai. Akane dan Akamaru melanjutkan perjalanan menuju desa sambil mengendap - endap agar tidak ketahuan pasukan pemberontak
Karena kondisi desa habis hangus terbakar, dan mayat warga desa kamui banyak tergeletak dijalan. tetapi para pemberontak tidak satupun terlihat di desa
Akane dan Akamaru memberanikan diri masuk desa untuk mencari makanan dan senjata. tak berselang lama terlihat kapal dari kejauhan, Akane dan Akamaru bergegas kembali lagi kehutan agar tidak tertangkap oleh mereka.
Hari demi hari mereka lalui dalam hutan, Akamaru menjaga adiknya dengan baik. Setiap hari Akamaru mencari makanan dengan berburu ataupun memancing di sungai hutan
Saat Akamaru pergi berburu dan meninggalkan Akane di kuil, Akane melihat dari dalam kuil seorang pria yang menggunakan baju khas ninja serba hitam dan penutup wajah sedang terluka dan membawa pedang dibelakang punggungnya.
Akane takut keluar kuil tetapi Akane kasihan dengan pria terluka diluar kuil, akhirnya Akane membuka pintu kuil dan menghampiri pria terluka tersebut.
Akane melihat pria tersebut pingsan, dan Akane menarik kedalam pria ninja tersebut. lalu Akane membuka penutup wajah ninja itu, ternyata ninja itu pria tua
Akane membersihkan lukanya dan mengobati lukanya dengan ramuan obat - obatan dari daun yang didapat dihutan selama ini, tak berselang lama suara Akamaru terdengar dari luar
"Akane , lihatlah tangkapan ku hari ini, banyak ikan sungai yang kakak dapat" panggil Akamaru
Akamaru langsung membuka pintu kuil dan begitu terkejutnya banyak darah yang membentuk memanjang kedalam seperti terseret, sontak Akamaru melepas ikan ditangannya langsung berlari mencari Akane.
"Akane dimana kamu, Akane?" teriak Akamaru
"iya kak, Akane disini" sahut Akane
sebelah patung dalam kuil
"Akane kamu tidak apa - apa?" tanya Akamaru
"iya kak" jawab Akane
"lantas darah siapa didepan pintu itu sampai kesini" tanya Akamaru
Akane langsung menunjuk kebelakang patung dalam kuil yang disembunyikan Akane
"siapa pria ini Akane?" tanya Akamaru
"tidak tahu kak, dia pingsan dan banyak luka ditubuhnya, jadi Akane obati" jawab Akane
"Hati - Hati Akane, siapa tahu dia pemberontak, saat sadar dia menyerang kita" ucap Akamaru karena masih teringat kejadian di desa
pria tua itupun akhirnya siuman dan membuka matanya berlahan, dengan sigap Akamaru menarik pedang dan menyuruh Akane kebelakang Akamaru
"siapa kamu, mau apa kamu?' tanya Akamaru
"air,, air... " ucap pria tua ninja itu
Lalu Akamaru mengambil gelas bambu berisi air dan memberikannya ke pria tua ninja itu, sambil pedang diarahkan ke pria tua ninja itu
"glekkk... Gleeekkkk.. Gleeekkkk" pria tua ninja itu minum
"apakah kalian yang mengobati aku?" tanya tua ninja itu
"benar, kalau sudah pulih, segeralah pergi dari kuil ini!" tegas Akamaru
Sambil memegang dada, pria ninja tua berterima kasih ke Akane dan Akamaru dan berjanji tidak akan menyerang. Akhirnya pria tua itu tinggal bersama Akane dan Akamaru
Hari demi hari pun berlalu akhirnya pria ninja itu pulih dan sehat kembali, karena pria ninja itu buronan pemerintah jadi dia putuskan untuk sembunyi di hutan desa kamui
"Anda siapa sebenarnya dan kenapa bisa terluka" tanya Akamaru
"aku adalah ninja bayaran yang menjalankan misi untuk menghabisi orang keshogunan" jawab ninja tua itu
"siapa nama anda?" tanya Akamaru
"namaku Hiroshi kamiya" jawab ninja tua itu
"saya Akamaru, dan ini adik saya Akane. Kami yatim piatu karena orang tua kami dibunuh pasukan pemberontak
"aku bukan ninja dari pasukan pemberontak, aku membunuh karena misi dan target yang sudah ditetapkan" ucap pria tua ninja itu
"baiklah, sebagai rasa terima kasihku kepada kalian karena menolongku saat aku terluka. Aku akan menjaga kalian dan mengajari ilmu bela diri dan ilmu ninja
Dan akhirnya Akane dan Akamaru dilatih oleh pria ninja tua itu, latihan keras dan sakit dilalui Akamaru dan Akane
Setiap hari mereka dilatih dengan penuh siksa dan luka, Akamaru berlatih menggunakan pedang (Shinobigatana)dan teknik penyamaran. Sedangkan adiknya akane berlatih menggunakan 2 pedang (wakizashi) dan teknik menghilang atau bayangan
.......................
Sisi lain mereka tidak mengetahui jika pasukan TENDO berhasil menguasai hampir seluruh daratan jepang, dan keshogunan berubah menjadi Pemerintahan.
Sistem yang mensejahterakan masyarakat juga kedamaian. larangan membawa katana (pedang) didepan umum adalah aturan pemerintahan yang harus diikui masyarakat, jika melanggar akan dipenjara atau dihukum
Pasukan TENDO dirubah menjadi kepolisian yang menjaga masyarakat dari serangan pasukan pemberontak HAJIME
Sistem pemerintahan berjalan baik dan masyarakat mendapatkan kedamaian, kota dan desa maju pesat. Tak terdengar lagi atau terjadi peperangan kembali
................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments