BAB 16 PATAH HATI

Akane merasa marah dan kecewa, teman yang baru dikenal (sakhi) dan Kubo menunjukkan kemesraan didepan Akane, begitupun sebaliknya Kubo merasa bersalah dan marah pada sakhi karena merusak hubungan dia dengan Akane.

Kubo merasa bingung dan ingin menyelesaikan masalah dia dengan sakhi secepatnya, Kubo akan temui Akane dan bicara dengan dia agar tidak salah paham.

Malam telah tiba, Kubo bergegas menuju kedai untuk pulang bersama Akane. Saat dikedai Kubo melihat Akane membersihkan meja dan raut wajahnya sangat sedih. Kubo sembunyi dibalik pintu dan mengambil nafas dalam - dalam dan masuk kedalam kedai.

"selamat malam, Akane apa sudah siap pulang sama - sama" ajak Kubo sambil tersenyum

Akane hanya menatap Kubo dengan penuh kemarahan, lap meja Akane ambil dan melempar ke arah Kubo.

"apa yang anda inginkan?" tanya Akane

"Akane, saya bisa jelaskan. Anda salah paham!" jawab Kubo

"mari kita pulang dan dijalan kita bicara" ucap Kubo

Setelah kedai ditutup dan para pekerja pulang, Akane jalan dulu didepan Kubo agak cepat dan Kubo mengikuti Akane dari belakang.

"Akane, tunggu saya bisa jelaskan?" ucap Kubo

"jelaskan apa? Anda diam saja saat dirayu wanita itu, saya tidak apa - apa. Saya bukan siapa - siapa" ujar Akane dengan marah

"saya mau ceritakan masalah sebenarnya, tolonglah! Dengarkan saya" Kubo pun memegang tangan Akane

Kubo lantas menceritakan asal mula dia bertemu sakhi.

"saya bertemu sakhi saat dia terjatuh di jalanan dan saya menolong dia terus mengantar ke tempat kerjanya di club malam hayaka, setelah itu saya diajak minum sambil makan sama dia dan boss club malam disana, setalah itu. Saya mabuk dan tak ingat apa - apa. Setelah tersadar saya sudah tidur disamping sakhi." ucap Kubo Hayate

Akane mendengar cerita itu langsung marah besar ke Kubo Hayate, Akane menampar Kubo Hayate di pipi sebelah kanan.

"apa anda bilang? Tidur dengan sakhi?!" marah Akane

"anda tahu sakit hati wanita paling sakit adalah dikhianati oleh pria yang dicintai" ucap Akane sambil meneteskan air mata

"tolonglah, maaf kan saya. Saya tidak ingat apapun saat itu" memohon Kubo sambil memegang tangan Akane

"cukup sudah, cukup! wakil kepala polisi Kubo Hayate. Mulai malam ini kita tidak usah bertemu lagi dan tidak usah lagi menjemput saya dikedai. Biarkan saya hidup tenang dan hiduplah anda dengan yang anda inginkan?!" tegas Akane ke Kubo

Kubo langsung melepas tangan Akane dan merasa patah hati karena Akane tidak mau bertemu dengannya lagi.

Hujan pun turun dan Akane meninggalkan Kubo Hayate pulang, kubo hanya terdiam meratapi kesalahannya. lalu berjalan pulang dengan wajah menunduk kebawah dan basah kuyup seluruh badan karena kehujanan.

Sesampai dirumah, Akane melihat kakaknya duduk diruang tamu sambil melihat Akane masuk rumah, Akane mengusap air mata didepan kakaknya dan mencoba seperti biasa dan tidak menunjukkan kesedihan yang mendalam depan kakaknya Akamaru.

"Akane pulang kak, kakak belum tidur? Maaf jika Akane membangunkan kakak tidur" ucap Akane

"Akane, kemarilah duduk sebelah kakak!" ajak Akamaru

Akane mengambil handuk dan mengelap kepalanya yang kebasahan karena hujan, lalu duduk disebelah kakaknya Akamaru.

"Ceritakan masalah Akane ke kakak, ada apa?" tanya Akamaru

"tidak ada apa - apa kak" jawab Akane

"tidak usah bohong! Kakak tahu hanya melihat dari raut wajahmu saja" ucap Akamaru

"Orang tua kita tiada, kakak yang menggantikan beliau merawat kamu dari kecil sampai besar. Jadi sekecil apapun kamu sembunyikan sesuatu dari kakak, pasti kakak akan merasakannya juga" sahut Akamaru

Akane langsung menangis dipelukan kakaknya, dan menceritakan hubungannya dengan Kubo sedang tidak baik - baik saja.

"kubo mengkhianati Akane kak!" ucap Akane sambil menangis

"Kakak sudah bilang dulu, suatu hubungan akan ada batasnya. dan kamu harus siap untuk ditinggalkan atau meninggalkan!"

"Kubo sudah berani jujur denganmu, belum tentu Kubo salah! Mungkin kubo mabuk atau dijebak?! Akan tetapi perbuatannya tidak dibenarkan sama sekali" Akamaru menjelaskan dengan bijak dan menenangkan Akane

"jernihkan pikiranmu, selesaikan masalah dengan baik - baik. Jika tidak bisa diselesaikan, berpisah lah dengan baik pula" ucap Akamaru

"Sudah malam, ganti bajumu yang basah ini dan tidurlah, tidak usah difikirkan. Istirahat lah" suruh Akamaru

Disisi lain, Kubo yang patah hati dan seperti orang hilang arah telah tiba dirumah. Kubo disambut ibunya didepan pintu rumahnya. ibunya mengambil payung dan berlari ke kubo yang basah kuyup seluruh tubuhnya.

"kenapa kamu hujan - hujan nak, kan ada jas hujan (jerami yang disusun seperti baju dan ada topi terbuat dari daun lebar) dikantor polisi?" tanya ibu Kubo

Namun Kubo tidak merespon ibunya yang bertanya, Kubo tetap berjalan menuju pintu rumahnya. Ibunya pun bingung apa yang terjadi dengan Kubo.

didalam rumah, ayah Kubo terkejut melihat Kubo basah kuyup masuk dalam rumah.

"kenapa Kubo? ada masalah apa?!"tanya ayah Kubo Hayate

"tidak ada apa - apa" jawab Kubo dengan tatapan kosong

Kubo langsung masuk kekamar dan mengunci kamar, ayah dan ibu Kubo saling bertanya satu sama lain ada apa dengan anaknya.

"Ayah, ada masalah apa dengan Kubo dikantor polisi?" tanya ibu Kubo

"tidak ada, namun akhir - akhir ini Kubo terlihat seperti banyak pikiran. entah ada apa dengan anak itu" ucap Hayate

"apa ada hubungannya dengan Akane?" tanya ibu Kubo

"entahlah...!" jawab Hayate

Didalam kamar Kubo meratapi hubungannya dengan Akane akan berakhir, Kubo merasa bersalah karena perbuatannya dengan sakhi malam itu.

"saya yang bersalah, saya pantas menerima ini!" ujar Kubo

"Akane wanita baik, saya yang jahat telah membuatnya menangis"

"saya tak pantas dimaafkan" gumam Kubo

Terdengar ketukan pintu kamar Kubo dari luar dan suara ibu Kubo memanggil.

"Kubo, makan dulu nak. Nanti kamu sakit" panggil ibu Kubo

"tok ... Tok... Tok...."

Namun Kubo tidak menjawab panggilan ibunya.

"sudahlah, biarkan dia sendiri dulu, agar hati dan pikiran nya tenang" ucap ayah Kubo Hayate

"tapi yah.."

"sudah,. Biarkan dia " ajak ayah Kubo agar ibunya tidak menggangu anaknya

Malampun berlalu..

Pagi hari ibu Kubo mengetuk pintu kamar Kubo kembali, membangunkan anaknya untuk sarapan dan bersiap berangkat kerja.

"Kubo, bangun nak! Sudah pagi" panggil ibu Kubo sambil mengetuk pintu kamar Kubo

"Kubo bangun nak!"

"kita sarapan sama - sama dulu" ajak ibu Kubo

Kubo tak merespon panggilan ibunya, Kubo masih diatas kasur tapi dia sudah bangun, namun dia hanya diam saja dalam kamar.

"biarkan saja, nanti kan dia keluar sendiri jika lapar" ucap Hayate

"tapi ibu kawatir dengan Kubo, anak kita dalam masalah. Kita sebagai orang tua harus memperhatikannya" sahut ibu Kubo

"aku tahu, tapi mau gimana lagi?! Anak kita sudah besar bukan anak kecil lagi"

....................

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!