it's hurt in here...

Sundan hanya lelaki biasa yang memiliki nafsu dan keinginan normal seperti laki-laki dewasa lainnya.

Namun 36 tahun bukan lagi usia muda. Setidaknya ia sudah memiliki kemampuan mengendalikan diri.

Sekuat tenaga Sundan mengendalikan seluruh tubuhnya untuk melawan gejolak panas yang mengaliri seluruh tubuhnya.

Sasa yang dengan sengaja mendekatinya, memeluk tubuh Sundan dengan keinginan tersembunyinya.

Fokus Sundan teralihkan ketika Sasa dengan berani meraba bagian paling berharga milik Sundan. Tangan Sasa hampir mendarat di anugerah terpenting dari Tuhan yang sudah bangun sejak tadi.

Dengan detak jantung yang semakin menggila, Sundan menangkap tangan Sasa dengan kedua tangan kokohnya.

Diputarnya tubuh Sasa sehingga membelakangi dirinya. Dengan sigap ditangkapnya pinggang Sasa, didorongnya tubuh Sasa menuju pintu.

"Dimana kau letakkan kuncinya?"tanya Sundan setengah sadar masih berjuang melawan gejolak panas dalam tubuhnya.

"Disini. Silahkan ambil kalau kamu membutuhkannya." kata Sasa semakin berusaha menggoda sambil menggoyangkan bagian dadanya.

"Berikan kuncinya sekarang!!!!!" bentak Sundan dengan pandangan yang sudah mulai kabur.

"Kau sudah benar-benar melupakan aku kah? Aku cinta pertamamu Sundan. Lihatlah aku baik-baik." Sasa kembali mendekati Sundan. Di pegangnya wajah Sundan dengan kedua tangannya.

Sundan berpegangan pada tembok. Tangan kanannya menghempaskan tubuh Sasa sehingga tubuhnya jatuh terjerembab kebelakang. Dan kunci yang sedari tadi disimpan Sasa di salah satu bagian tubuhnya terlempar menjauh ke bawah ranjang.

Sundan masih bertarung melawan dirinya sendiri. keringat mulai membasahi sekujur tubuhnya. Rasa gerah dan panas semakin menguasainya.

Sundan tetap dengan pendiriannya. Diseretnya tubuhnya yang mulai hampir kehabisan tenaga untuk melawan gejolak panas, merangkak menuju kunci pintu.

Sasa pun masih berusaha keras menjatuhkan benteng Sundan. Sasa memeluk tubuh Sundan yang sedang merangkak dari belakang.

Sundan berhasil menggapai kunci. Digenggamnya dengan erat. Sundan bangkit dengan Sasa masih memeluknya dari belakang.

Sundan menampar lagi pipinya berkali kali.

Rasa kram mulai menguasai tubuh bagian bawahnya. Nafasnya semakin berat dan terengah. Sundan sudah tak bisa lagi berdiri tegak.

Masih dengan Sasa yang menempel dipunggungnya, Sundan memegangi erat kedua tangan Sasa yang selalu berusaha meraih aset paling berharga ditubuh Sundan. Susah payah Sundan kembali berusaha berjalan menuju pintu.

Kali ini Sundan berhasil membuka pintu kamar.

Gejolaknya panasnya semakin tidak mampu dilawan, membuat Sundan semakin kewalahan.

Sasa akhirnya berhasil meraih tubuh Sundan. Saat Sundan kehilangan keseimbangan karena berusaha melepaskan tubuh Sasa, Sundan terhuyung dan jatuh.

Sasa tak melewatkan kesempatan itu. ia melompat menindih tubuh Sundan yang jatuh telentang. Sasa melancarkan jurus-jurus wanita nakalnya.

Sundan hampir kalah karena tenaganya sudah sangat terkuras. Sundan bernafas sesaat membiarkan Sasa menggerayangi sekujur tubuhnya.

Sundan kembali menguatkan dirinya, memanggil fokusnya dan berhasil menjauhkan tubuh Sasa darinya.

Sundan segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dengan rapat.

Sundan melepaskan bajunya yang sudah sangat basah oleh keringatnya. Ia melemparkan tubuhnya tengkurap di atas kasur.

Sayup- sayup ia masih mendengar suara Sasa menggedor pintu kamarnya.

"Sundan!!! Aku akan kembali. Aku tidak akan menyerah. Sadarlah!!! Aku cinta pertamamu."

"Dasar wanita gila.!!!! Pergi!!!" teriak sundan.

⁹⁹⁹⁹

"Ya... Aku akan keluar sebentar membeli minuman. Tapi akau akan segera kembali. Aku tahu kamu tidak akan bisa melawannya. Tak lama lagi kamu akan memanggilku dengan suka rela."

Sasa meninggalkan rumah Sundan untuk membeli beberapa barang yang dia butuhkan.

Sementar Sundan masih berjibaku melawan dirinya sendiri.

Dalam kekalutan dan kesengsaraan melawan gairah panas yang tidak segera menghilang itu,Sundan mencoba mengingat istrinya. Namun bukannya mereda, gejolak itu malah semakin menjadi-jadi.

"Sayang... Kamu dirumah?"

Sundan mendengar panggilan. Suara itu tak asing ditelinganya. Sundan merasa mendengar suara Sia.

Digigitnya sendiri lengan kirinya. Keringat semakin deras, Sundan menahan berbagai rasa sakit.

"Sayang!!! Kamu didalam?" terdengar lagi suara Sia sambil mengetuk-ngetuk pintu.

"Sia?!! Apa kamu bener Sia?" teriak Sundan.

"Iya... Aku mampir sebentar."

Sundan merangkak menuju pintu, membukanya. Dilihatnya Sia, istrinya berdiri di depan pintu.

"Sayang... Kamu kenapa?" Sia meraih tubuh Sundan yang telanjang dada dengan luka-luka kecil karena dicakar sendiri oleh Sundan.

"Sia... Tolong..." Sundan tampak lemah. Sia memapahnya masuk ke kamar dan membaringkannya.

"Kamu kenapa sayang? Apa yang salah?" Sia sangat khawatir.

"Tutup pintunya dan kunci." kata Sundan.

Sundan menjelaskan semua hal yang terjadi pada istrinya. Sundan tidak pernah menyembunyikan apapun. Ia memilih jujur dan menceritakan semua pada Sia.

"wkwkwkwk..." bukannya kasihan, Sia malah tertawa terkekeh mendengar cerita suaminya.

"Kenapa malah ketawa?"

"Habisnya kamu lucu. Harusnya tadi aku lihat pas kamu mau dinodai sama mantan pacarmu itu. Hahahah....." Sia tak bisa menghentikan tertawanya.

"Kamu nggak cemburu?"

"Kenapa harus cemburu. Aku percaya sama kamu kok. Tapi sayang... Kenapa pas aku dateng, kamu langsung sehat?"

"Ini nggak sehat sebenarnya."

"Terus?"

"Ya kan kamu yang bisa bikin sembuh."

"Eeeeiiisshh... Bagian mana yang kau rasa sakit?"

"Disini." kata Sundan manja menepuk ulu hatinya.

"Oookh...sayangku.... Cup...cup..." Sia memeluk sundan dan mengelus kepalanya dengan lembut.

Romantis sekali pasangan ini.

 Selanjutnya tidak perlu dijelaskan apa yang pasangan halal ini lakukan. Mereka berpisah hampir 2 minggu. Pasti rasa kangen menguasai mereka. Pada intinya mereka menghabiskan waktu bersama.

.........

"Trrrrrrt...trrrrrrt....ttttrrrrrrtttt..."

Hp Sia bergetar.

"Ya Tuhan!!!! Jam berapa ini Mas?... Mas?..mas?..." Sia terbangun karena getaran hpnya.

Sundan sudah tidak ada ditempat.

Sia membaca pesan singkat dari Suci.

"Kalian mau dibawakan apa?" bentar lagi acaranya selesai."

Sia keluar kamar mencari suaminya.

"Mas..?! Mas Sundan?.."

"Aku didepan." Sundan menjawab keras. Sundan nampak sudah segar dan sehat.

"Tadi Suci ngabari sudah mau arah kesini. Kamu mandi gih." kata Sundan tak berpaling dari hape ditangannya.

"Serius banget sama hape."

Sebuah taksi berhenti de depan asrama sundan.

"Sundaaan... Aku kembali." ternyata Sasa.

Sundan langsung berdiri menghampiri istrinya.

"Sasa, sebaiknya kamu pulang. Lihat!! Aku sungguh susah punya istri." kata Sundan tegas.

"Oh... Ini istri kamu? Biasa aja gini..." jawab Sasa ketus sambil memandang Sia dengan mimik wajah butuh tamparan.

Sia masih tersiam dengan mimik muka datar.

"Nyonya Sundan.... Suami kamu ini sssssshhhh.... Hmmmmm beuh... Mantap banget."

"Apa maksudnya? Kamu..." kalimat Sundan di cegah sang istri.

"Maaf ya mbak... Jangan cari perkara. Kami nggak ada urusan sama situ. Situ cuman mantan. Yang artinya situ cuma kenangan. Jadi please deh... Nggak usah kepedean." jawab Sia sangat tegas.

"Oh... Jadi suami kamu nggak bilang ya...kalau tadi itu kami..."

"Sasa.. Apa maumu?" Sundan menyela.

"Aku cuma mau ngomong jujur."

"Aku sudah menjelaskan semua yang terjadi dengan sangat jujur dan jelas. sebaiknya kamu nggak mengada-ada."

"Kamu jujur? Yakin kamu jujur semuanya sama istri kamu?" Sasa benar-benar berhati jahat..

Terjadilah perdebatan hebat. Antara mama cheetah dan mama heyna. Saling cakar, jambak, dan mulut tak lelah saling mencerca.

Sundan tak mampu melerai keduanya.

Pertempuran pun sangat sengit. Dan dimenangkan oleh Sia.

Namun Sia terpancing oleh kalimat-kalimat jahat Sasa. Hatinya yang teguh mempercayai Sundan mulai goyah perlahan.

Sundan tak lagi memiliki jalan untuk menenangkan hati Sia.

Suci yang biasanya bisa menenangkan Sia pun tak mampu banyak bicara.

Sejak hari itulah Sia tampak tidak bisa mempercayai Sundan lagi sepenuhnya.

Sasa yang memiliki niat jahat pun malah sering main ke rumah Sundan dan Sia.

Tanpa rasa malu, Sasa dengan terang-terangan menggoda Sundan. Bahkan Sasa sering berani menjemput Suni ke sekolah.

Akhirnya, Sundan berani membuat keputusan besar. dengan sangat tegas, Sundan membuat Sasa jera dengan melaporkannya sebagai penculik anaknya.

................

Sejak saat itulah Sia mulai sering merasa tertekan, mudah kecewa, bahkan tak jarang curiga berlebihan.

Mungkin berawal dari sana, sehingga pola makan dan tidur Sia, sangat tidak stabil.

..........

To be continue....

Terpopuler

Comments

Anyah aatma

Anyah aatma

trus, kalo dia biasa aja, kamu undergrade kan. 👎

2024-11-17

0

Anyah aatma

Anyah aatma

Ih jelasin dikit Napa Thor, nangung ini. wkwk

2024-11-17

0

Anyah aatma

Anyah aatma

coba sundan masuk kamar mandi trus berendam, pasti bisa reda.

2024-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!