pertolongan pertama

Sia hanya bisa fokus mengatur nafas yang terasa sangat berat. Tangis kedua anaknya membuat nafasnya semakin berat.

Namun ia tak mampu lagi menggerakkan tubuhnya. Bahkan hanya sekedar melambaikan tangannya. Pandangan mata mulai kabur. Dan seluruh badan melemah tak memiliki tenaga.

Semua orang panik melihat Sia tak sadarkan diri dengan darah segar merembes dari lubang hidungnya.

Beberapa perawat memberikan pertolongan pertama, sambil menunggu kedatangan dokter.

Tak lama dokter Sam tiba. Setelah memeriksa beberap hal, para petugas medis memindahkan Sia ke ruangan ICU.

"Mama kenapa Nenek. 😭😭😭" tangis Sean tak bisa dihentikan lagi.

"Jangan khawatir sayang..... Dokter sedang mengobati mamah. Sebentar lagi mamah pasti bisa sehat lagi." bibir bu Samsi tampak bergetar menjawab pertanyaan Sean.

Dipaksanya dirinya untuk tegar mengurus kedua cucu kesayangannya. Bu Samsi menggigit bibir bawahnya menahan tangis dan rasa khawatir.

Sedangkan Suni, tampak lebih tenang namun wajahnya dipenuhi rasa khawatir. Pandangan matanya tak lepas dari pintu ruangan yang bertuliskan ICU. Dimana ibunya sedang diperiksa disana.

"Tuhan,,, Suni janji akan jadi anak yang sangat mandiri. Suni akan membantu semua pekerjaan mamah. Suni akan jadi kakak yang baik untuk Sean. Suni akan rajin belajar. Tapi sembuhkan mamah, Tuhan. Kembalikan mamah untuk kami."

Doa Suni dalam hati, sambil terus menatap pintu ruang ICU, berharap mamahnya segera keluar dan membawanya pulang.

"Suni,,, jangan khawatir. Mamah akan pasti bisa sembuh." kata Suci saat melihat Suni yang begitu tenang, namun terus menatap ke tempat yang sama.

"Iya ,Tante. " jawab Suni masih tak memalingkan pandangannya.

Suci menyadari watak ponakannya itu. Dirangkulnya tubuh mungil Suni. Air mata perlahan membasahi pipi kedua perempuan beda usia itu. Suni yang dari tadi tampak tenang pun, mulai menitikkan air mata.

"Menangislah sayang... Jangan ditahan... Suni boleh menangis semaunya." kalimat Suci membuat semua yang disana terdiam dan larut dalam suasana haru.

"Kakak..." Sean yang dari tadi dipangku neneknya pun turun menghampiri kakaknya dan memeluknya erat.

Sungguh pemandangan yang indah, namun menyakitkan. Kakak beradik itu tampak larut dalam tangisan dipenuhi rasa khawatir.

Tak ada kalimat apapun keluar dari mulut semua orang. Hanya Isak tangis kedua bocah itu yang memenuhi ruang tunggu.

Air mata haru menghiasi semua orang yang ada disana. Keluarga sundan seluruhnya memeluk kedua bocah itu. Suasana semakin haru.

.........

Kita melihat kondisi Sia dalam ruang ICU.

"Semua mulai membaik dokter, detak jantung, ritme nafas, dan nadi mulai stabil." kata seorang perawat.

"Bagaimana tekanan darahnya?" tanya dokter Sam.

"Masih 100/60."

"Kita pantau dulu. Aku akan stand di sini. Kalian lanjutkan yang lainnya. Ah, perawat sisil , kamu siaga di sini." dokter Sam memberi aba-aba pada perawat-perawat yang membantunya tadi.

Para perawat terlatih itu sudah tahu tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan sigap dan cepat tanggap.

"Dokter tampak mengenal baik Bu Sia?" perawat Sisil memberanikan diri membuka obrolan sambil meneruskan pekerjaannya.

"Aku pikir aku mengenalnya dengan baik. Tapi ternyata ada yang lebih mengenalnya dengan baik." jawaban dokter Sam membuat perawat Sisil menghentikan aktivitasnya sejenak

"Dokter Sam mantan pacarnya?" tatapan tajam perawat Sisil tertuju pada wajah dokter Sam yang dari tadi berdiri di samping Sia menatap lurus ke wajah Sia.

"Mudah ditebak ya?"

"Dia sudah berkeluarga ,Dokter. Jangan macam-macam." ledek perawat Sisil.

"Tidak ada yang tidak mungkin, Sisil. Kalau ada kesempatan, akan aku gunakan sebaik mungkin."

"Dokter Sam.... Niatnya itu loh...."

"Apa yang kamu pikirkan... Aku tidak sejahat itu. Melihatnya bahagia itu prioritasku sejak dahulu. Meskipun bukan bersamaku."

"Oh... Kirain Dokter Sam mau merebut Bu Sia dari suaminya."

Dokter Sam menghela nafas panjang. Lalu meraih kursi dan duduk disamping Sia.

"Jangan menyentuh wajahnya!!! Jangan membelainya!!!!"teriakan perawat Sisil mengagetkan dokter Sam yang memang sedang mengulurkan tangannya kearah kepala Sia.

Sontak dokter Sam menariknya kembali dan berdiri dengan salah tingkah.

"Jangan teriak... Ini pasien."

"Maaf. Aku reflek dokter "

"Aku tidak akan menyentuhnya. Aku hanya akan membetulkan ventilatornya saja."

"Maaf...."

"Jangan asal berpikir. Aku tidak semudah itu "

"Dari tadi dokter memandanginya terus. Kalimat dokter juga membuatku salah sangka."

" Aku masih waras. Masih tahu mana yang boleh mana yang tak boleh."

"Iya, maafkan saya, Dokter. "

Dokter Sam memang terkenal baik. profesional saat bekerja. Tidak membedakan pasien. Semua dia tangani dengan baik dan penuh perhatian. Begitu juga dengan seluruh rekannya, dokter Sam dekat dengan semua rekan kerjanya.

Obrolan-obrolan random dan lucu membuatnya disukai banyak orang. sehingga tak ada rasa canggung. Ditambah wajahnya yang menawan. Semua akan betah mengobrol lama dengan dokter Sam.

...****************...

To be continue....

Terpopuler

Comments

Anyah aatma

Anyah aatma

para mantan knp susah move on

2024-11-18

0

Anyah aatma

Anyah aatma

😭😭😭

2024-11-18

0

Anyah aatma

Anyah aatma

kagum bet sm suni

2024-11-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!