Hana dan Alya kecelakaan.

Aku dan Alya adu mulut karena aku merasa yang Alya mau tidak masuk akal. Alya pergi dengan marah dan saat aku mengejar dan memanggilnya dia tidak menghiraukannya. Sampai saat di ujang jalan Alya nyebrang begitu saja tanpa melihat kanan dan kiri. Aku melihat dari arah kanan ada sebuah mobil yang lagunya lumayan cepat, aku yang gak mau Alya kenapa-napa karena dia sedang hamil jadi aku langsung berlari mengejarnya dan mencoba mendorong Alya agar tidak tertabrak namun saat ini aku yang malah terjebak di tengah jalan dan tidak bisa terhindar dari kecelakaan itu. Aku merasa tubuhku melayang saat mobil menabrak ku dan aku terjatuh ke asal dengan aku bisa merasakannya tubuhku sakit dan semua orang mulai mengelilingi aku yang masih sadar kan diri.

"Astaghfirullahal 'adziim neng" teriak sopir yang mengantar aku.

"Pak tolong lihat keadaan Alya" ucap ku pada sang sopir.

Sopir pun mengangguk dan pandangan ku mulai buram dan entah apa yang terjadi lagi karena aku hanya mendengar sebuah suara ambulan.

****

Suasana kantor saat ini sedang sibuk karena memang sedang jam kerja. Aku yang sedang menerima tamu tiba-tiba sebuah panggilan di ponselku menginstruksi ku dan menghentikan pembicaraan dengan tamu.

"Sebentar saya angkat telepon dulu" ucap ku pada orang yang ada di hadapan ku. Saat melihat nama yang ada di layar ponselku perasaan ku mulai tidka enak karena yang menghubungiku pak Udin sopir yang aku perintahkan untuk mengantar Hana. Saat aku baru saja mengangkat telepon itu aku mendengar suara ambulan dan perasaan ku mulai tak enak.

"Ada apa pak? " tanya ku.

...............

"Apa? " teriak ku dan membuat aku duduk.

Bang Lutfi yang mendengar aku berteriak langsung menghampiriku.

"Ada apa? " tanya nya.

Namun aku tak menjawab dan dia langsung mengambil ponselku dan berbicara dengan pak Udin. Setelah tahu dia menutup panggilan itu dan langsung bicara pada tamu agar diskusi ini di lanjutkan nanti.

"Ayo gue antar lo" ajaknya dan aku langsung berdiri dengan lesu karena mendengar Hana kecelakaan. Kami langsing berangkat ke rumah sakit dan kami langsung mencari pak Udin.

"Pak" panggil bang Lutfi.

"Eh den, neng Hana sama neng Alya masih di dalam" beritahu nya.

"Alya? "

"Iya den, neng Hana sepertinya berantem sama non Alya karena saat keluar dari restoran neng Hana memanggil non Alya namun non Alya malah terus pergi dan saat di pinggir jalan non Alya langsung nyebrang begitu saja, tiba-tiba ada mobil. Neng Hana mendorong non Alya dan yang tertabrak malah neng Hana"penjelasan pak Udin.

Aku yang mendengar ini semua langsung lemas dan aku duduk di bangku tunggu.

"Al, tenangkan diri kamu" ucap bang Lutfi.

Tiba-tiba seorang suster keluar. Bang Lutfi langsung menghampiri nya .

"Maaf Pak disini yang suaminya pasien yang sedang hamil besar? " tanya suster.

"Dia belum datang suster" jawab bang Lutfi.

"Kami harus segara melakukan tindakan agar bayinya langsung lahir" ucap Suster.

"Lakukan saja saya abang nya" ucap bang Lutfi.

"Baik Pak" ucap suster.

"Tunggu suster, keadaan istri ku bagai mana? " tanya ku.

"Pasien yang satu sedang di tangani dokter karena lukanya lumayan parah" jawab sang suster membuat aku semakin tak karuan.

Tak lama Riko datang bersama mamanya, aku yang kesal langsung mendorong Riko ke dinding.

"Ini semua pasti rencana lo kan? " teriak ku.

"Maksud abang apa? " tanya nya dengan sedikit gagap karena lehernya aku cengkram.

"Al sudah, ini di rumah sakit" cegah kak Lutfi menarik tangan ku.

Aku pun melepaskannya dan Riko langsung batuk-batuk dan aku langsung duduk kembali.

"Kamu kenapa nyalahin Riko? " bentak mamanya Riki.

Aku yang masih emosi langsung berdiri dan menjawab pertanyaannya.

"Tante pasti yang menyuruh Alya untuk membujuk Hana agar aku membatalkan penurunan jabatan Riko kan? " dengan nada tinggi.

Mama Riko dia hanya tersenyum miring dan melangkah pergi. Aku yang kesal hendak mengejar namun keburu Dokter keluar.

"Maaf untuk keluarga pasien Alya, bayinya sudah lahir dengan jenis kelamin perempuan" ucap sang Dokter.

Aku tidak melihat ada rasa senang atau ukur dari Riko atau pun mamanya mereka hanya tersenyum saja. Otak ku langsung punya pikiran kotor tentang perlakuan mereka selama ini pada Alya. Mereka langsung pergi mengurus administrasi dan aku masih menunggu kabar Hana yang masih belum keluar.

"Maaf suami nya bu Hana yang mana? " tanya suster.

"Saya Sus" jawab ku mendekati suster.

"Bapak di suruh masuk untuk menemui dokter" ujarnya dan aku pun langsung mengangguk dan mengikuti suster tersebut.

Saat di dalam dokter menjelaskan keadaan Hana saat ini.

Hana mengalami patah tulang di kaki, dokter tidak bisa menyelamatkan bayi yang ada di kandungan Hana, Namun yang membuat aku merasa dunia runtuh adalah kondisi rahim Hana yang luka membuat Hana di vonis sulit untuk hamil lagi. Aku ya g mendengar itu semua hancur apa lagi Hana saat sadar nanti. Aku keluar dengan hati hancur dan saat aku keluar ternyata bunda sudah ada dan aku langsung memeluk bunda dan menangis

"Ada apa bang? " tanya nya.

Aku hanya diam karena aku hanya ingin menumpahkan kesedihan ku. Bunda terus mengusap pundak ku memberiku kekuatan. Aku belum memberitahu kondisi Hana saat ini karena aku ingin menyembunyikan semua ini dari semua orang agar tidak membuat Hana sedih.

"Ada apa bang? " tanya bunda lagi setelah aku melihat aku sedikit tenang.

"Hana, keguguran bun dan dokter bilang kakinya ada yang patah" jawab ku sedikit berbohong.

"Yang sabar sayang, mungkin kalian belum di percaya buat memiliki anak" ujar bunda dan langsung memeluk ku.

Kak Lutfi menepuk pundak ku bahkan Tira dia sudah menangis.

Hana pun di pindahkan ke ruangan perawatan dan hanya satu orang yang bisa masuk dan aku yang pertama melihatnya. Aku meneteskan air mata melihat keadaan Hana saat ini karena tubuhnya banyak di pasang alat karena dia belum sadar.

"Aku minta maaf karena tidak bisa menjaga kamu dengan baik" gumam ku.

Aku terus menatapnya dan mengusap tangannya yang bebas dari jarum infus. Setelah lumayan lama aku keluar karena bunda ingin masuk.

"Yang sabar , gue yakin akan ada hikmah di balik kejadian ini, Hana pasti kuat" ucap kak Lutfi.

Aku hanya mengangguk dan tak banyak bicara.

"Gue udah hubungi orang taunya dan aku juga sudah menyuruh pak Udin untuk menjemput mereka. " lanjutnya.

"Makasih kak" ucapku.

Setelah semua orang melihat keadaan Hana dan keadaan Alya mereka langsung pulang dan sekarang tinggal aku dan bunda yang menunggu di rumah sakit.

Episodes
1 Pertemuan pertama.
2 Ketemu lagi.
3 Alya Hamil.
4 Mengambil gambar nya.
5 Calon Suami.
6 Menikah
7 Jatuh dari Motor.
8 Masalah uang.
9 Siapa bang Arya?
10 Kebenaran bang Arya.
11 Datang ke kantor.
12 Penjelasan Tiara.
13 Di suruh ke Jakarta.
14 Ketemu Mantan.
15 Rumah yang besar.
16 Bang Arya masih marah.
17 Hamil.
18 Bertemu Alya.
19 Hana dan Alya kecelakaan.
20 Arya bercerita.
21 Hana sadar.
22 Marah pada keadaan.
23 Restoran mewah.
24 Arya terluka.
25 Hilang nya ingatan Arya.
26 Pulang.
27 Debaran.
28 kejadian janggal.
29 Ibu dan Bapak datang.
30 Foto.
31 Pergi ke Dokter.
32 Pergi dari rumah.
33 Bertemu kembali.
34 Penjelasan.
35 Rumah sakit.
36 Kedatangan bunda.
37 Semua terbongkar.
38 Rencana bunda.
39 Kembali ke kampung.
40 Alya sadar dengan kesalahannya.
41 Bapak tau aku sakit.
42 Opa meninggal.
43 Bertemu masa lalu.
44 Ancaman.
45 Cerita Hana..
46 Hamil lagi.
47 Melahirkan.
48 Pergi dengan tenang.
49 Kepergian Hana
50 Marisa jadi istri Arya pengganti Hana.
51 Pertemuan kembali. (Kiana)
52 Merasa kenal.
53 Kesal dengan sikap Elang.
54 Elang mencari Lia.
55 Elang jadi Atasan Kia.
56 Kerja sama.
57 Di sangka pacar
58 Kia Tega biar Elang tidur di mobil.
59 Elang marah.
60 Perjodohan.
61 Mencari kebenarannya.
62 Menyatakan perasaan.
63 Pertemuan
64 Menganggap Elang masih sama.
65 jujur.
66 Mulai terpecahkan.
67 Elang jatuh dari tangga.
68 Mencari tahu siapa yang mencelakai Elang.
69 Menjenguk Elang.
70 Elang mencoba mengingat semuanya.
71 Berujung di hotel. (Gifar dan Ria)
72 Gifar menghilang.
73 Gifar kembali.
74 Ria hamil.
75 Nomor tak dikenal kenal.
76 Bertemu mantan.
77 Di jebak.
78 Semua orang tahu...
79 Hadiah ancaman.
80 Foto-foto kejadian lama.
81 Tersebar.
82 Kecelakaan.
83 Kehilangan.
84 Manjanya Kia.
85 Hasil pemeriksaan.
86 Dalang dari masalah.
87 Nenek sakit
88 Dalangnya di tangkap.
89 Adrian marah.
90 Rencana Arya.
91 Undangan pasta.
92 Bertemu Rival.
93 tidak pernah mengharapkan hamil lagi.
94 Elang masuk rumah sakit.
95 Kia dan Elang bertengkar.
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Pertemuan pertama.
2
Ketemu lagi.
3
Alya Hamil.
4
Mengambil gambar nya.
5
Calon Suami.
6
Menikah
7
Jatuh dari Motor.
8
Masalah uang.
9
Siapa bang Arya?
10
Kebenaran bang Arya.
11
Datang ke kantor.
12
Penjelasan Tiara.
13
Di suruh ke Jakarta.
14
Ketemu Mantan.
15
Rumah yang besar.
16
Bang Arya masih marah.
17
Hamil.
18
Bertemu Alya.
19
Hana dan Alya kecelakaan.
20
Arya bercerita.
21
Hana sadar.
22
Marah pada keadaan.
23
Restoran mewah.
24
Arya terluka.
25
Hilang nya ingatan Arya.
26
Pulang.
27
Debaran.
28
kejadian janggal.
29
Ibu dan Bapak datang.
30
Foto.
31
Pergi ke Dokter.
32
Pergi dari rumah.
33
Bertemu kembali.
34
Penjelasan.
35
Rumah sakit.
36
Kedatangan bunda.
37
Semua terbongkar.
38
Rencana bunda.
39
Kembali ke kampung.
40
Alya sadar dengan kesalahannya.
41
Bapak tau aku sakit.
42
Opa meninggal.
43
Bertemu masa lalu.
44
Ancaman.
45
Cerita Hana..
46
Hamil lagi.
47
Melahirkan.
48
Pergi dengan tenang.
49
Kepergian Hana
50
Marisa jadi istri Arya pengganti Hana.
51
Pertemuan kembali. (Kiana)
52
Merasa kenal.
53
Kesal dengan sikap Elang.
54
Elang mencari Lia.
55
Elang jadi Atasan Kia.
56
Kerja sama.
57
Di sangka pacar
58
Kia Tega biar Elang tidur di mobil.
59
Elang marah.
60
Perjodohan.
61
Mencari kebenarannya.
62
Menyatakan perasaan.
63
Pertemuan
64
Menganggap Elang masih sama.
65
jujur.
66
Mulai terpecahkan.
67
Elang jatuh dari tangga.
68
Mencari tahu siapa yang mencelakai Elang.
69
Menjenguk Elang.
70
Elang mencoba mengingat semuanya.
71
Berujung di hotel. (Gifar dan Ria)
72
Gifar menghilang.
73
Gifar kembali.
74
Ria hamil.
75
Nomor tak dikenal kenal.
76
Bertemu mantan.
77
Di jebak.
78
Semua orang tahu...
79
Hadiah ancaman.
80
Foto-foto kejadian lama.
81
Tersebar.
82
Kecelakaan.
83
Kehilangan.
84
Manjanya Kia.
85
Hasil pemeriksaan.
86
Dalang dari masalah.
87
Nenek sakit
88
Dalangnya di tangkap.
89
Adrian marah.
90
Rencana Arya.
91
Undangan pasta.
92
Bertemu Rival.
93
tidak pernah mengharapkan hamil lagi.
94
Elang masuk rumah sakit.
95
Kia dan Elang bertengkar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!