Penjelasan Tiara.

Saat melihat jam tangan ternyata sudah hampir sore dan aku masih berada di tangga darurat di kantor bang Arya. Tas ku tertinggal di dalam ruangan bang Arya dan sekarang aku bingung harus gimana karena aku tidak tahu jalan keluarnya. Akhirnya aku nyoba turun lagi dan aku melihat ada pintu terbuka, aku pun keluar dan aku tidak tahu ini dimana karena ini bukan lantai bawah gedung ini.

"Aku dimana" pikirku dan di sekeliling banyak orang yang sibuk bekerja. Tiba-tiba ada orang lewat depan ku dan aku hentikan.

"Mbak maaf, kalau ke lantai bawah masih jauh? " tanya ku.

"Lantai bawah masih dua lantai dari sini mbak" jawab nya.

"Mbak nyasar? " tanya nya.

Aku pun mengangguk walau dengan wajah malu juga.

"Ya sudah aku antar mbak" ucap orang itu.

Aku oun mengangguk dan langsung mengikuti orang itu dan dia mengantar ku ke lantai bawah dan saat sampai bawah aku langsung berjalan ke luar namun saat hendak keluar aku langsung di cegat satpam.

"Bu maaf dari tadi pak Rivaldi nyariin ibu" beritahu nya.

Aku diam tak menjawab karena aku juga bingung kalau pulang harus naik apa. Tak lama bang Arya datang dan dia langsung memeluk ku.

"Kamu dari mana saja? " tanya nya.

Aku diam tak menjawab kerena masih marah.

"Maaf Pak sepertinya mbak ini tadi kesasar" ucap wanita yang mengantarkan aku tadi.

"Tapi kamu gak apa-apa kan? " tanya nya.

"Aku mau pulang" ucap ku.

"Iya kita pulang sekarang" jawab bang Arya dan langsung merangkul aku keluar dan sekarang kaki pulang naik mobil dan aku gak bertanya juga karena aku masih marah. Sesampainya rumah ibu kaget karena aku pulang naik mobil.

"Motor kalian mana? kok pulang naik mobil? " tanya ibu.

Namun aku gak menjawab, aku langsung masuk kamar dan menguncinya. Aku marah dan kesal apa lagi melihat penampilan cewek yang tadi dan aku teringat akan kejadian dua tahun lalu yang membuat aku batal nikah. Aku gak mau kejadian itu terulang lagi. Kepalaku mulai pusing dan tubuhku mulai lemas. Namun aku mendengar ibu mengetuk pintu dan aku pun membukanya namun saat aku membuka pintu tiba-tiba pandangan ku gelap dan aku tidak tahu apa yang terjadi.

******

POV Arya.

Aku masih berdiri di tengah rumah saat ibu mengetuk pintu kamar karena pintunya di kunci dari dalam oleh Hana.

"Teh buka pintunya" teriak ibu. Namun tidak ada jawaban.

"Tolong buka ibu mau bicara" teriak ibu lagi.

Aku pun mendengar suara kunci di buka dan pintu pun terbuka namun tiba-tiba Hana ambruk dan aku langsung menghampirinya.

"Hana kenapa bu? " tanya ku.

"Ibu gak tau nak Arya" jawab ibu sambil mencoba membangunkan Hana.

"Ya sudah bu kita angkat ke tempat tidur saja" ucapku lalu menggendong Hana ke tempat tidur.

Ibu langsung mengambil minyak angin dan di dekatkan ke hidung nya agar Hana sadar dan tak lama benar saja Hana sadar.

"Han, kamu gak apa-apa? " tanya ku.

Hana tidak menjawab dia malah memeluk ibu nya dan menangis.

"Nak Arya tunggu di luar biar ibu bicara sama Hana" ucap ibu menyuruh aku keluar kamar. Aku pun keluar dengan perasaan bersalah. Saat di luar aku langsung menghubungi Tiara dan aku maki dia karena sudah membuat keributan dan membuat Hana marah pada ku.

Tiara dia istri dari kakak sepupuku Lutfi, karena saat ini dia sedang ada acara di dekat kantor ku yang di Bandung jadi dia mampir ke kantor bermaksud menemui ku. Setelah menghubunginya aku ibu pun keluar dan dia langsung menghampiriku.

"Ibu ingin bicara sama kamu" ucapnya.

"Silahkan bu" balas ku.

"Hana, dia memiliki trauma karena dua tahun lalu dia batal nikah gara-gara calon suaminya selingkuh dengan wanita yang lebih cantik dan modern dari Hana, kamu tau sendiri penampilan Hana sederhana"

"Aku tau bu" balas ku.

"Kamu dan Hana mungkin belum mengenal satu sama lain jadi ibu harap kamu bisa mulai menceritakan siapa kamu sebenarnya agar kesalahan paham tidka terjadi lagi" ucap ibu.

"Wanita tadi yang datang ke kantor itu, dia istri dari kakak sepupuku, dia tau kalau Hana itu istriku dan dia sengaja ngerjain Hana dan aku sempat melarangnya tapi dia malah melakukannya" penjelasan ku.

"Ya sudah temui Hana sana, dia sekarang sudah tenang jadi kami bisa jelasin sama dia" ujar ibu.

Aku pun beranjak dan berjalan ke kamar dan ternyata Hana sudah duduk dan aku langsung mendekatinya.

"Aku minta maaf dan akan aku jelasin semuanya" ucap ku.

Hana diam saja tak membalas ucapan ku.

"Tiara itu istri dari kakak sepupuku, kak Lutfi" ucap ku.

Hana melirik ke arah ku dan aku langsung mengambil foto pernikahan kak Lutfi dan Tiara agar dia percaya.

"Ibu sidah cerita semuanya dan aku juga sudah tau dari Anisa jadi aku cuman ingin bilang sama kamu kalau aku benar-benar sayang sama kamu dan aku tidak mau kamu sedih. " ucapku.

Akhirnya Hana tersenyum dan itu membuat aku lega. Namun tiba-tiba Ilham masuk kamar dan memberitahuku kalau ada tamu.

"Aku keluar duku, mungkin itu Tiara karena aku suruh dia datang untuk jelasin sama kamu" ucapku lalu langsung keluar kamar.

"Hai" ucap nya.

"Gak usah basi-basi, sekarang lo jelasin semuanya sama Hana" ucapku kesal.

"Tar dulu napa, gue harus nyapa tante dulu" tolaknya sambil menarik tangannya.

Aku hanya bisa ngalah karena ternyata ibu keluar dari dapur.

"Ini Tira bu, istri kakak ku" ucapku mengenalkannya.

Sekarang Tira memakai baju yang sopan tidka seperti tadi saat datang ke kantor. Sebelah bicara sebentar kami langsung masuk kamar dan Tira langsung mengajak Han bicara dan menjelaskan semuanya. Namun bukan hanay itu dia malah ceritain aku dan aku tidak bisa mencegahnya.

"Oya Al, kakak mu nanti jemput aku jadi kamu kasih lokasinya pada dia" ucapnya.

"Lo gak bawa mobil? " tanya ku kaget karena kakak Lutfi akan datang.

"Engga sengaja gue biar kalian ketemu" jawab nya.

"Sialan lo" umpat ku sambil keluar kamar.

Tiara itu teman kuliah ku dan dulu aku sempat suka sama dia namun dia lebih memilih kak Lutfi karena dia hanya anggap aku sebagai temannya. Tak lama bang Lutfi menghubungi ku dan meminta alamat rumah ini. Saat aku nunggu bang Lutfi tiba-tiba Ilham datang dan duduk di samping ku.

"Abang itu harus bikin teh Hana bahagia karena dia selalu menderita dan aku gak mau jika dia harus menderita lagi" ucapnya tiba-tiba.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***