Siapa bang Arya?

Setelah kejadian Ilham hari itu aku mulai sedikit aneh karena bang Arya selalu punya uang bahkan saat bapak punya masalah tentang sawah yang di kelokan ya di ambil orang bang Arya langsung memberikan bapak beberapa petak sawah.

"Bapak kelola saja sawah itu, bapak juga gak perlu mikirin bagi hasil dengan pemilik sawahnya" ucapnya saat itu.

"Makasih lo nak Arya udah bantuin bapak" ucap bapak.

"Bapak gak perlu sungkan, aku udah anggap bapak, bapak saya sendiri" balasnya.

Namun bang Arya tidak tahu saja kalau aku sudah mendengar dari warga kalau bang Arya membeli sawah salah satu warga di sini atas nama bapak. Mungkin bapak dan ibu tidak tahu tapi aku gak bisa di bohongi.

Saat bang Arya masuk kamar aku langsung menodongnya dengan pertanyaan.

"Abang jawab dengan jujur,sawah itu abang beli atas nama bapak kan? " tanya ku.

"Kamu kok nanya seperti itu? " tanya nya balik sambil membuka bajunya.

"Aku gak sengaja membaca pesan masuk yang ada di ponsel mu" ucap ku.

Bang Arya langsung berbalik ke hadapan ku dan menatap ku.

"Abang memang membeli sawah itu atas nama bapak kamu, karena abang gak mau melihat bapak sedih kepikiran terus" ucapnya.

"Tapi abang dapat uang dari mana? " tanya ku.

"Abang pinjam ke majikan abang dan untungnya di ngasih" jawab nya.

Aku langsung duduk di tempat tidur karena aku gak setuju dengan semua ini.

"Han, kamu jangan marah" ucapnya sambil jongkok di hadapan ku.

"Aku senang abang perhatikan keluarga aku, tapi aku gak mau jika dengan jalan seperti itu bang, lebih baik aku gak punya dari pada harus minjam" ucap ku.

"Abang minta maaf, abang janji gak akan mengulanginya" ucapnya. aku pun mengangguk dan langsung menyuruhnya untuk mandi karena dia baru pulang. Bang Arya pun masuk kamar mandi dan aku langsung memungut baju yang kotor untuk di simpan ke tempat cucian namun tiba-tiba dompet bang Arya jatuh dan terbuka. Saat aku mengambilnya aku di buat terkejut dengan isi dompetnya yang banyak kartu ATM dan bahkan ada kartu kreditnya. Namun aku gak mau punya pikiran macem-macem jadi aku langsung menyimpannya di meja rias ku.

Hari ini aku masuk pagi jadi aku bisa di antar bang Arya namun saat sampai di restoran bang Arya bersikap aneh yang biasanya di selalu membuka helm tapi hati ini dia tidak membukanya dan langsung pamit begitu saja.

"Hana" panggil seseorang dan saat aku lihat ternyata adik iparnya bang Bagas.

"Eh mbak Kania" ucapku.

"Yang tadi siapa? " tanya nya.

"Suami aku mbak" jawab ku.

"Kamu udah nikah kok gak ngundang? " ucapnya terkejut.

"Enggak peta besar mbak cuman ijab kabul saja" jawab ku.

Setelah bicara sebentar kami langsung masuk ke dalam dan hari ini mbak Kania ada acara makanya di datang ke restoran karena acaranya di restoran. Hari ini juga aku di buat sibuk bahkan saat makan siang aku tidak sempat membuka ponselku. Sekarang waktunya pulang dan saat keluar ternyata bang Arya sudah nunggu di depan. Aku langsung menghampirinya.

"Udah lama bang? " tanya ku.

"Lumayan, kamu sibuk sampai gak membalas pesan ku? " tanya nya.

"Maaf hari ini aku sibuk karena mbak Kania ngadain acara disini" jawab ku.

"Oh, ya udah ayo pulang" ajaknya.

Kami pun pulang dan saat sampai rumah aku melihat Ilham sedikit aneh saat aku dan bang Arya pulang. Bahkan sikap Ilham seperti sedikit canggung.

"Ilham kenapa? " tanya ku ada bang Arya.

"Mana aku tau" jawab nya sambil masuk kamar.

Semakin lama aku semakin merasa ada banyak hal yang di rahasiakan bang Arya. Hampir setiap malam bang Arya selalu tidur larut dan sibuk dengan ponsel dan leptopnya.

Karena merasa ada yang aneh akhirnya aku mengajak Anisa bertemu karena aku rasa Anisa tau sesuatu.

"Ada apa kamu ngajak aku bertemu? " tanya nya saat dia baru datang.

Aku mengajak dia bertemu di kafe yang dekat rumahnya Anisa.

"Salam dulu ke atau apa malah langsung nanya pada intinya" omel ku.

"Biar cepat kan kamu tau sendiri aku gak bisa lama karena anak aku tidur. " ucapnya.

"Aku mau menanyakan tentang bang Arya" ucapku membuat Anisa tersedak.

"Kalau minum tuh pelan-pelan" omel ku sambil membantunya.

"Kamu mau nanya apa tentang bang Arya? " tanya nya.

"Aku merasa ada sesuatu yang di sembunyikan dari aku" jawab ku.

"Apa? "

"Entah lah, mungkin kamu tau"

"Kalau masalah bang Arya banyak duit kamu gak usah heran, aku juga bingung dia bisa banyak duit padahal cuman kerja jadi sopir mobil sayuran" ujarnya.

"itu salah satunya, sebulan yang lalu dia beliin bapak sawah berapa petak" ujar ku.

"Serius kamu? " ucapnya dengan ekspresi kaget.

Aku hanya mengangguk.

Anisa langsung bersikap seperti sedang mikir. Namun saat aku melihat ke arah pintu masuk aku di buat terkejut melihat orang yang masuk ke kafe ini, dia datang bersama beberapa orang dengan pakaian resmi dan memakai jas.

"Bang Arya" gumam ku.

"Kamu bilang apa? " tanya Anisa.

"Kamu lihat itu" ucapku sambil nunjuk ke pintu masuk. Anisa langsung mengikuti arah yang aku sebutkan namun tak lama dia langsung menarik aku untuk pindah tempat duduk ke tempat yang paling pojok.

"Kamu ngapain narik aku tempat ini? " tanya ku.

"Udah diam kita perhatikan bang Arya dari sini saja. " jawabnya.

Anisa pun mengeluarkan ponselnya dan memotret bang Arya. Aku hanya bisa diam karena kaget juga. Cukup lama kami memperhatikan bang Arya sampai mereka pergi dan setelah mereka pergi baru lah aku dan Anisa keluar.

"Aku sudah kirimkan foto-fotonya, nanti kamu minta minta penjelasan sama bang Arya karena aku juga baru pertama kali melihat dia berpakaian seperti itu, seperti orang penting" ucapnya.

"Makasih ya Nisa" ucapku.

"Aku juga akan cari tau ke paman dan bibinya suami ku dan nanti aku akan kasih info sama kamu, aku pulang duluan" ucapnya lalu pamit.

Aku pulang dengan perasaan bingung dan banyak pertanyaan di otak ku tentang bang Arya. Namun aku teringat dengan nama belakang nya dan saat aku ingat kalau nama belakang suaminya Alya sama dengan bang Arya. Aku langsung menghubungi Alya namun tidak bisa terhubung. Sejak Alya menikah enam bulan lalu dia tidak pernah pulang atau pun menghubungi rumah karena dia gak mau membuat bapak marah. Aku pun langsung keluar kamar dan menemui ibu di belakang rumah.

"Bu" panggil ku.

"Loh kamu gak kerja teh? " tanya ibu setelah berbalik.

"Aku ambil libur bu" jawab ku sambil mendekati ibu yang sedang mengurus tanaman. Aku jongkok di samping ibu dan langsung bertanya.

"Ibu masih ingat nama suami Alya? "

Ibu langsung melihat ke arah ku dengan ekspresi bingung.

"Aku curiga sama bang Arya kalau dia bukan orang sembarang bu" ucap ku.

"Kamu kenapa punya pikiran sepeti itu? " tanya ibu.

Ku ceritakan semuanya dan ibu oun terkejut dan aku pun tidak lupa menu bukan foto yang tadi aku dapat dari Anisa.

"Kamu bicarakan baik-baik sama dia, jangan emosi dia pasti ada alasannya kenapa gak jujur sama kita" nasehat ibu.

Aku pun hanya mengangguk.

Episodes
1 Pertemuan pertama.
2 Ketemu lagi.
3 Alya Hamil.
4 Mengambil gambar nya.
5 Calon Suami.
6 Menikah
7 Jatuh dari Motor.
8 Masalah uang.
9 Siapa bang Arya?
10 Kebenaran bang Arya.
11 Datang ke kantor.
12 Penjelasan Tiara.
13 Di suruh ke Jakarta.
14 Ketemu Mantan.
15 Rumah yang besar.
16 Bang Arya masih marah.
17 Hamil.
18 Bertemu Alya.
19 Hana dan Alya kecelakaan.
20 Arya bercerita.
21 Hana sadar.
22 Marah pada keadaan.
23 Restoran mewah.
24 Arya terluka.
25 Hilang nya ingatan Arya.
26 Pulang.
27 Debaran.
28 kejadian janggal.
29 Ibu dan Bapak datang.
30 Foto.
31 Pergi ke Dokter.
32 Pergi dari rumah.
33 Bertemu kembali.
34 Penjelasan.
35 Rumah sakit.
36 Kedatangan bunda.
37 Semua terbongkar.
38 Rencana bunda.
39 Kembali ke kampung.
40 Alya sadar dengan kesalahannya.
41 Bapak tau aku sakit.
42 Opa meninggal.
43 Bertemu masa lalu.
44 Ancaman.
45 Cerita Hana..
46 Hamil lagi.
47 Melahirkan.
48 Pergi dengan tenang.
49 Kepergian Hana
50 Marisa jadi istri Arya pengganti Hana.
51 Pertemuan kembali. (Kiana)
52 Merasa kenal.
53 Kesal dengan sikap Elang.
54 Elang mencari Lia.
55 Elang jadi Atasan Kia.
56 Kerja sama.
57 Di sangka pacar
58 Kia Tega biar Elang tidur di mobil.
59 Elang marah.
60 Perjodohan.
61 Mencari kebenarannya.
62 Menyatakan perasaan.
63 Pertemuan
64 Menganggap Elang masih sama.
65 jujur.
66 Mulai terpecahkan.
67 Elang jatuh dari tangga.
68 Mencari tahu siapa yang mencelakai Elang.
69 Menjenguk Elang.
70 Elang mencoba mengingat semuanya.
71 Berujung di hotel. (Gifar dan Ria)
72 Gifar menghilang.
73 Gifar kembali.
74 Ria hamil.
75 Nomor tak dikenal kenal.
76 Bertemu mantan.
77 Di jebak.
78 Semua orang tahu...
79 Hadiah ancaman.
80 Foto-foto kejadian lama.
81 Tersebar.
82 Kecelakaan.
83 Kehilangan.
84 Manjanya Kia.
85 Hasil pemeriksaan.
86 Dalang dari masalah.
87 Nenek sakit
88 Dalangnya di tangkap.
89 Adrian marah.
90 Rencana Arya.
91 Undangan pasta.
92 Bertemu Rival.
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Pertemuan pertama.
2
Ketemu lagi.
3
Alya Hamil.
4
Mengambil gambar nya.
5
Calon Suami.
6
Menikah
7
Jatuh dari Motor.
8
Masalah uang.
9
Siapa bang Arya?
10
Kebenaran bang Arya.
11
Datang ke kantor.
12
Penjelasan Tiara.
13
Di suruh ke Jakarta.
14
Ketemu Mantan.
15
Rumah yang besar.
16
Bang Arya masih marah.
17
Hamil.
18
Bertemu Alya.
19
Hana dan Alya kecelakaan.
20
Arya bercerita.
21
Hana sadar.
22
Marah pada keadaan.
23
Restoran mewah.
24
Arya terluka.
25
Hilang nya ingatan Arya.
26
Pulang.
27
Debaran.
28
kejadian janggal.
29
Ibu dan Bapak datang.
30
Foto.
31
Pergi ke Dokter.
32
Pergi dari rumah.
33
Bertemu kembali.
34
Penjelasan.
35
Rumah sakit.
36
Kedatangan bunda.
37
Semua terbongkar.
38
Rencana bunda.
39
Kembali ke kampung.
40
Alya sadar dengan kesalahannya.
41
Bapak tau aku sakit.
42
Opa meninggal.
43
Bertemu masa lalu.
44
Ancaman.
45
Cerita Hana..
46
Hamil lagi.
47
Melahirkan.
48
Pergi dengan tenang.
49
Kepergian Hana
50
Marisa jadi istri Arya pengganti Hana.
51
Pertemuan kembali. (Kiana)
52
Merasa kenal.
53
Kesal dengan sikap Elang.
54
Elang mencari Lia.
55
Elang jadi Atasan Kia.
56
Kerja sama.
57
Di sangka pacar
58
Kia Tega biar Elang tidur di mobil.
59
Elang marah.
60
Perjodohan.
61
Mencari kebenarannya.
62
Menyatakan perasaan.
63
Pertemuan
64
Menganggap Elang masih sama.
65
jujur.
66
Mulai terpecahkan.
67
Elang jatuh dari tangga.
68
Mencari tahu siapa yang mencelakai Elang.
69
Menjenguk Elang.
70
Elang mencoba mengingat semuanya.
71
Berujung di hotel. (Gifar dan Ria)
72
Gifar menghilang.
73
Gifar kembali.
74
Ria hamil.
75
Nomor tak dikenal kenal.
76
Bertemu mantan.
77
Di jebak.
78
Semua orang tahu...
79
Hadiah ancaman.
80
Foto-foto kejadian lama.
81
Tersebar.
82
Kecelakaan.
83
Kehilangan.
84
Manjanya Kia.
85
Hasil pemeriksaan.
86
Dalang dari masalah.
87
Nenek sakit
88
Dalangnya di tangkap.
89
Adrian marah.
90
Rencana Arya.
91
Undangan pasta.
92
Bertemu Rival.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!