Aku turun menuruni tangga karena dari tadi aku mencium bau yang sangat enak. Aku berjalan ke dapur dan kulihat bibi sedang sibuk.
"Bibi lagi buat apa? " tanya ku.
"Masya allah neng buat kaget saja" ucap bibi sambil memegang dadanya.
Aku hanya tersenyum.
"Bibi si suruh buat kue sama ibu" jawabnya sambil membuka open.
"Wangi banget bi, kayanya enak deh" ujar ku sambil mengambil kue yang baru di ambil dari oven.
Namun tak lama aku langsung mual dan berlari ke kamar mandi.
"Neng gak apa-apa? " tanya bibi khawatir.
Aku menggelengkan kepala lalu bangkit.
"Bibi lanjutkan saja" ucap ku.
Bibi pun pergi dan aku berjalan ke luar dari dapur namun tiba-tiba aku bertemu Tiara.
"Eh ada bumil, kok wajahnya di tekuk gitu? " tanya nya.
"Kesel mbak, padahal kayanya enak makan kue yang masih panas tapi malah balik lagi" jawab ku.
Semenjak aku hamil aku, makanan yang masuk pasti akan balik lagi dan aku hanya makan buah saja, namun anehnya aku gak berasa lemas atau apa.
"Wajar lo kan lagi hamil, gue juga dulu kaya gitu" ucap Tiara.
"Oya nih gue bawa mangga muda, tadi ada yang ngasih ruko sebelah baru metik dari pohon" ujarnya.
"Mana? " tanya ku langsung semangat mendengar mangga muda.
Mbak Tiara menu bukan dan dia langsung berteriak minta bibi buatkan bumbu rujaknya. Aku senang karena merasa ada teman jadi aku tidak kesepian. Mbak Tiara banyak bercerita kalau saat ini di kantor sedang ribut karena mempermasalahkan tentang jabatan.
"Kenapa di ributkan kan mbak? " tanya ku.
"Orang tuanya Riko pengen Riki anaknya yang jadi CEO tapi kakek gak mau karena kakek gak percaya sama dia. " jawab nya.
"Jadi itu yang membuat Alya gak suka sama aku" gumam ku.
"Kenapa? " tanya mbak Tiara.
Aku hanya menggelengkan kepala.
Sorenya bang Araya pulang dan aku langsung memberikan banyak pertanyaan pada dia karena ingin tau juga.
"Kamu tau dari mana? " tanya nya.
"Mbak Tiara" jawab ku.
"Kamu gak usah pikirin apa-apa karena ini urusan kantor yang penting kamu jaga kandungan mu baik-baik jangan sampai kenapa-napa" pesannya sambil memegang kedua pipi ku lalu di ke cup nya bibit ku.
"Abang ih" kesal ku.
Dia malah langsung memeluk ku dari belakang dan aku hanya bisa pasrah.
"Kamu sudah makan? " tanya nya.
Aku menggelengkan kepala karena memang belum makan apa-apa. Bang Arya langsung membelikan tubuh ku.
"Kenapa gak makan? " tanya nya.
"Males bang, kalau udah makan pasti balik lagi" jawab ku sambil berjalan ke tempat tidur dan duduk.
"Ya kamu tetap harus makan, biar dia kuat" ucapnya dengan berjongkok di hadapan ku.
Aku diam tidak menjawab dan bang Arya langsung menarik ku keluar dan menyuruh aku duduk di meja makan.
"BI tolong bawakan makanan ke meja" teriak nya.
Tak lama bibi membawa makanan yang sudah dia masak dan bang Arya nyuruh aku pilih dan aku pilih ikan karena pengen banget makan ikan. Bang Arya menyuapi ku dan entah kenapa aku makan biasa saja tanpa ada rasa mual atau apa.
"Kamu bisa makan sayang? " tanya bunda.
"Eh bun, bisa bunda"jawab ku.
" Dari pagi Hana gak makan bang"ujar mama memberitahu bang Arya.
Bunda pun pergi lagi dan aku selesai makannya. Tiba-tiba mertuanya Alya datang dengan berteriak memanggil bang Arya.
"Rival, sini kamu" teriak nya.
"Siapa bang? " tanya ku.
"Paling ibunya Rico" jawabnya dengan santai lalu beranjak menghampirinya. Aku mengikut dari belakang dan ternyata bunda, ayah dan mbak Tiara juga keluar.
"Ada apa ini? " tanya ayah.
"Aku cuman ingin bertanya.Maksud kamu apa dengan menurunkan jabatan Riko? " bentaknya membuat aku kaget.
"Maaf tante itu bukan keputusan ku, itu keputusan petinggi perusahaan jadi tante tidak harus mempermasalahkan ini" jawab nya dengan santai.
Saat mamanya Riko hendak bicara bang Arya mendahuluinya.
"Satu lagi tante, seharusnya tante tanya sama Riko kenapa dia bisa di turunkan bukan pada saya" lanjutnya lalu pergi naik tangga menuju kamar.
Ku lihat mamanya Riko kesal dan dia langsung menghampiri ayah.
"Bang, saya minta kamu bicara sama Rival agar dia bisa membatu Riko dalam masalah ini" ucapnya.
Namun entah kenapa aku melihat dia malah melihat ke arah ku dengan tatapan tidak suka. Aku yang merasa di tatapan seperti itu langsung pergi dari ruangan itu mengejar bang Arya. Saat masuk kamar aku melihat bang Arya duduk di balkon dengan memegang rokok. Ku hampiri dia namun bang Arya langsung melarang aku mendekat biarkan dia habiskan dulu rokoknya. Aku pun kembali masuk dan rebahan di kasur. Tak lama dia masuk dan duduk di tepi ranjang. Aku langsung bangun dari rebahan dan mendekatinya.
"Ada apa? " tanya ku.
"Aku bingung, di sisi lain aku kasihan pada Riko, tapi jika di biarkan perusahaan akan bangkrut. " ujarnya.
Aku yang tak mengerti apa-apa hanya bisa diam dan mendengarkan saja.
"Jika nanti tante menemui kamu, aku harap kamu cukup bilang tidak tahu" ucapnya sambil merangkul ku.
Aku pun mengangguk.
Besoknya Alya menghubungi ku dia bilang ingin bertemu dan aku pun menyetujuinya. Aku sebelum pergi meminta izin pada bang Arya dan untungnya bang Arya mengizinkan. Aku langsung bersiap untuk menemui Alya di salah satu restoran yang sudah di beritahukan oleh Alya. Bang Arya minta aku diantarkan sopir dan sopir suruh menunggu. Setelah siap aku turun dan bertemu dengan bunda.
"Mau kemana sayang? " tanya bunda.
"Aku mau bertemu Alya bun, dia bilang ingin di tani belanja" jawab ku lalu mencium punggung tangan bunda dan pamit.
Tak butuh lama aku sudah sampai di restoran dan saat aku masuk Alya sudah menunggu.
"Assalamu'alaikum" ucap salam ku.
Alya langsung menengok dan langsung menyuruh aku duduk. Alya juga tak lupa memesankan minuman untuk ku dan aku hanya diam saja.
"Ada apa? " tanya ku the poin.
"Sabar dong teh, minum dulu atau makan dulu kek" ujarnya.
"Aku gak bisa makan kalau tidak di suapi bang Arya" ucapku.
"Manja banget"
"Aku bukan manja, mungkin bawaan bayinya saja yang mau dimanja ayahnya"
Alya hanya tersenyum kecut mendengar jawaban ku.
Alya pun mengutarakan maksud dari dia ingin bertemu dan ternyata ini masih tentang Riko yang di turunkan jabatannya.
"Al, teteh ga tau masalah ini jadi kita sebagai istri gak usah ikut campur, lagian ini urusan keluarga mereka kita disini hanya sebagai menantu" ucap ku.
"Ya aku gak mau kalau suami aku harus merasa tertekan dengan pekerjaannya" ujarnya.
Aku terus berusaha untuk memberitahunya namun entah kenapa aku merasa Alya seolah-oleh banyak tekanan dari seseorang. Alya sampai marah saat aku bersikeras gak mau ikut campur dan dia langsung pergi walau aku terus mengejar namun dia malah pergi begitu saja, sampai-sampai dia gak melihat jalan saat nyebrang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments